Kanker Vulva : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Vulva merupakan area terluar dari kelamin wanita, sehingga kanker vulva adalah pertumbuhan sel-sel abnormal dari area ini. Terdapat beberapa jenis kanker vulva, dengan penanganan dan prognosis yang berbeda-beda... pula. Faktor risiko untuk kanker vulva meliputi usia, dimana semakin tua usia wanita semakin tinggi risiko untuk menderita kanker vulva yang lebih invasif; Human papillomavirus (HPV); merokok; adanya lesi pre-kanker yang sudah ada terlebih dahulu; dan kanker serviks. Untuk langkah pencegahan maka seorang wanita dapat melakukan pemeriksaan rutin ke dokter. Pemeriksaan ini diperlukan terutama bagi wanita yang sudah aktif secara seksual, 1-5 tahun sekali, tergantung dari usia dan faktor risiko wanita tersebut. Semakin tinggi risikonya, maka pemeriksaan rutin sebaiknya dilakukan lebih sering. Wanita juga dapat melakukan pemeriksaan sendiri terhadap alat kelaminnya dengan menggunakan bantuan cermin. Anda dapat memperhatikan jika ada pertumbuhan yang tidak biasa, benjolan, atau luka. Ini dapat menjadi tanda adanya lesi pre-kanker. Jika ditemukan adanya kelainan, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Pilihan terapi untuk kanker vulva bervariasi, tergantung dari jenis dan stadium kanker tersebut. Terapi ini meliputi pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi. Read more

Apa Itu Kanker Vulva?

Kanker vulva merupakan kanker yang tumbuh dan berkembang di permukaan luar vagina dan kanker ini lebih rentan dialami oleh wanita pasca menopause [1,2,3,4,8,9,10,14].

Vulva sendiri merupakan salah satu bagian luar vagina yang meliputi kelenjar Bartholin, klitoris, dan labia (mayora dan minora) [1,2].

Jika pertumbuhan tumor terjadi di bagian tersebut, kondisi ini akan ditandai dengan luka terbuka pada vulva, terdapat benjolan bila disentuh, dan juga timbul rasa gatal [1,2].

Tinjauan
Kanker vulva adaka jenis kanker yang tumbuh pada vulva (meliputi kelenjar Bartholin), klitoris dan labia) yang dapat menyebar bila semakin parah.

Fakta Tentang Kanker Vulva

  1. Kanker vulva adalah jenis kanker dari keganasan ginekologi yang tergolong langka dan sangat jarang dijumpai terjadi pada wanita [1].
  2. Terdapat sekitar 80% kasus wanita usia 35-65 tahun yang mengidap vulvar intraepithelial neoplasia yang kemudian menderita kanker vulva [2].
  3. Pada beberapa kasus lain, 15% dari seluruh kasus kanker vulva diderita oleh para wanita yang usianya bahkan belum mencapai 40 tahun [2].
  4. Pada zaman dulu, faktor penyakit menular seksual, penyalahgunaan narkotika dan status ekonomi rendah sangat mampu meningkatkan risiko kanker vulva pada wanita [2].
  5. Pasien kanker vulva usia 55-85 tahun menunjukkan risiko infeksi HPV yang tergolong rendah, bahkan sangat jarang dijumpai kasus kanker vulva pada kelompok usia tersebut yang disebabkan oleh neoplasia serviks [2].
  6. Di Indonesia, prevalensi kasus kanker vulva belum diketahui secara jelas karena ketiadaan data nasional yang spesifik.

Jenis Kanker Vulva

Terdapat dua jenis kondisi kanker vulva menurut jenis sel di mana awal sel kanker timbul.

Berikut ini merupakan dua jenis kanker vulva yang dimaksud dan tergolong paling umum :

Vulva Karsinoma Skuamosa

Kanker vulva jenis ini berawal dari sel tipis yang melapisi permukaan vulva; rata-rata kasus kanker vulva adalah jenis kanker vulva karsinoma skuamosa [2,3].

Vulva Melanoma

Kanker vulva jenis ini berawal dari sel penghasil pigmen yang ada di bagian kulit vulva [2,4].

Penyebab Kanker Vulva

Kanker vulva terjadi dari sel-sel dalam DNA yang berubah atau bermutasi [5].

Mutasi pada sel-sel ini menyebabkan pertumbuhan sel tak terkendali dan berakibat pada perkembangan sel yang semakin luas.

Jika bermetastasis atau menyebar, sel-sel kanker dapat kemudian menyebar hingga jaringan dan organ penting lainnya.

Hanya saja, hingga kini penyebab mutasi DNA itu sendiri belum diketahui secara jelas.

Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang mampu meningkatkan risiko seseorang terkena kanker vulva, yaitu antara lain :

  • Kebiasaan Merokok

Kebiasaan merokok secara aktif dan berlebihan dalam jangka panjang tak hanya mampu memicu kanker tenggorokan, kanker lidah, maupun kanker paru-paru [1,6].

Merokok maupun terkena paparan asap rokok terlalu sering dapat pula menjadi salah satu pemicu kanker vulva pada wanita.

  • Faktor Usia

Usia 65 tahun ke atas sangat rentan terhadap kanker vulva [1,2].

Risiko kanker ini pada wanita semakin tinggi semakin bertambah tuanya usia walaupun kanker vulva sendiri dapat terjadi pada wanita usia berapapun.

  • Riwayat Kanker Tertentu

Wanita dengan riwayat kanker leher rahim, kanker vagina, atau melanoma memiliki risiko lebih tinggi terserang kanker vulva [1,2].

Maka jika pernah mengalami salah satu kondisi tersebut, pengecekan kesehatan rutin sangat dianjurkan.

  • Penyakit Kulit

Mengalami atau pernah memiliki kondisi penyakit kulit di area vulva juga menjadi peningkat risiko kanker vulva.

Lichen sclerosus adalah salah satu jenis penyakit kulit yang dimaksud [1,2].

  • Riwayat Prankanker di Vulva

Kondisi prakanker yang terjadi pada daerah vulva yang dimaksud di sini adalah vulvar intraepithelial neoplasia [1,2].

Risiko kanker vulva meningkat ketika seorang wanita memiliki riwayat penyakit tersebut.

Ini karena pada banyak kasus, vulvar intraepithelial neoplasia kerap berkembang menjadi kanker tanpa disadari.

  • Kekebalan Tubuh Lemah

Kekebalan tubuh yang lemah tidak hanya disebabkan oleh bertambah tuanya usia.

Para wanita yang memiliki kondisi HIV serta menggunakan obat penekan sistem imun (imunosupresan) terutama mereka yang baru saja menjalani transplantasi organ berisiko lebih tinggi [7,8].

Peluang terkena kanker vulva jauh lebih besar pada wanita-wanita ini.

HPV adalah jenis infeksi menular seksual yang sangat dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker [1,2,7,8].

Tak hanya kanker vulva, risiko kanker serviks pun lebih tinggi bila seorang wanita terkena infeksi HPV.

Para wanita muda lebih rentan terkena infeksi HPV meskipun rata-rata dapat sembuh dengan sendirinya, namun infeksi ini juga tetap perlu diwaspadai karena mampu menyebabkan perubahan sel dalam tubuh.

Tinjauan
- Penyebab kanker vulva hingga kini belum diketahui jelas walaupun berkaitan dengan mutasi DNA.
- Beberapa faktor seperti kebiasaan merokok, penyakit tertentu, faktor usia, sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan faktor infeksi HPV dapat meningkatkan risiko kanker vulva.

Gejala Kanker Vulva

Kanker vulva terutama pada stadium awal biasanya tak menyebabkan keluhan apapun.

Tidak terdapat gejala pada rata-rata kasus kanker vulva yang masih awal sehingga penyakit ini sulit terdeteksi dini.

Namun seiring kanker terus berkembang, berikut ini adalah beberapa gejala yang bisa dialami penderita pada stadium lanjut [1,2] :

  • Buang air kecil terasa sakit
  • Warna kulit di area vulva mengalami perubahan
  • Perdarahan di luar siklus haid
  • Vulva terasa perih atau sakit
  • Terdapat luka terbuka pada vulva
  • Vulva dan area sekitarnya terasa gatal yang sangat hebat
  • Terdapat benjolan pada vulva yang mirip dengan kutil
  • Penebalan terjadi pada kulit area vulva yang disertai perubahan warna yang semakin gelap

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Bila gejala-gejala tersebut terjadi, maka sudah seharusnya penderita segera ke dokter dan memeriksakan diri.

Terutama pada wanita dengan faktor-faktor risiko yang telah disebutkan, sebaiknya temui dokter dan berkonsultasilah.

Deteksi penyakit yang semakin dini semakin mudah untuk menanganinya dan semakin besar pula kemungkinan pasien untuk sembuh.

Bahkan usai diagnosa dan pengobatan, pasien kanker vulva sebaiknya tetap memeriksakan diri secara rutin ke dokter.

Kanker selalu dapat timbul kembali, maka untuk meminimalisir risiko tersebut, pemeriksaan rutin pasca menjalani pengobatan sangat dianjurkan.

Tinjauan
Gejala-gejala utama dari kanker vulva antara lain meliputi nyeri ketika buang air kecil, warna kulit di area vulva berubah, perdarahan di luar siklus haid, vulva terasa perih atau sakit, luka terbuka pada vulva, vulva dan area sekitarnya terasa gatal yang sangat hebat, benjolan pada vulva yang mirip dengan kutil, serta adanya penebalan terjadi pada kulit area vulva yang disertai perubahan warna yang semakin gelap.

Pemeriksaan Kanker Vulva

Ketika memeriksakan diri ke dokter, akan ada sejumlah metode diagnosa yang dokter terapkan untuk menegakkan diagnosa yaitu :

  • Pemeriksaan Fisik

Dokter mengawali pemeriksaan dengan pemeriksaan fisik, yaitu dengan tujuan mengetahui apakah terdapat kelainan pada vulva pasien [1,9].

Jika terdapat kelainan, maka dokter kemudian akan mencari tahu letak kelainan tersebut secara pasti.

  • Pemeriksaan Riwayat Kesehatan

Dokter akan menanyakan beberapa pertanyaan seputar riwayat gejala yang selama ini pasien alami [1,9].

Sudah berapa lama, sejak kapan, dan apa saja gejala yang timbul dan dirasakan perlu diketahui oleh dokter.

Selain itu, dokter juga menanyakan seputar kebiasaan hubungan seksual yang pasien pernah lakukan.

Untuk menegakkan diagnosa, dokter pun perlu mengetahui riwayat penyakit serta pengobatan yang pasien pernah tempuh.

Kolposkopi adalah sebuah metode pemeriksaan penunjang untuk mengecek adanya keabnormalan sel di vagina pasien [9].

Tidak hanya sel abnormal pada vagina, proses pemeriksaan ini juga mengidentifikasi adanya sel abnormal di leher rahim serta vulva.

Metode pemeriksaan dengan mengambil sampel jaringan juga perlu ditempuh oleh pasien [1,2,4].

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah sel kanker telah menyebar, khususnya hingga ke kelenjar getah bening.

  • Tes Pemindaian

Serangkaian tes pemindaian juga menjadi tes penunjang untuk membantu dokter dalam penegakan diagnosa.

Beberapa jenis tes pemindaian yang perlu ditempuh pasien antara lain adalah MRI scan, PET scan, dan CT scan [1,2,10].

Seringkali USG juga perlu dilakukan untuk mengetahui sudah seberapa luas tingkat penyebaran kanker di organ dan jaringan tubuh lain [2,10].

  • Tes Organ Panggul

Dokter kemungkinan juga menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan panggul [2].

Metode diagnosa satu ini bertujuan untuk mengecek penyebaran kanker sudah sampai mana.

Tinjauan
Metode diagnosa yang kerap digunakan oleh dokter untuk memeriksa kondisi pasien kanker vulva adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, tes pemindaian, tes organ panggul, kolposkopi, dan biopsi. 

Stadium Kanker Vulva

Kanker vulva seperti kanker lainnya, terdiri dari empat tahap kondisi atau yang disebut dengan istilah stadium.

Stadium kanker pasien ditentukan dari hasil rangkaian pemeriksaan yang telah disebutkan sebelumnya.

Dokter akan menentukan stadium tersebut untuk kemudian dapat memutuskan jenis pengobatan yang perlu diberikan kepada pasien.

Berikut adalah empat stadium kanker vulva yang perlu diketahui [1,2,8] :

  • Stadium I

Kanker pada stadium ini masih sangat awal, karena tumor tumbuh hanya di bagian vulva atau area antara anus dan vagina.

Tumor masih berukuran sangat kecil dan penyebaran ke kelenjar getah bening maupun organ lain belum terjadi.

  • Stadium II

Pada stadium II kanker vulva, penyebaran tumor terjadi di organ sekitar vulva.

Biasanya tumor sudah mencapai saluran kencing bagian bawah atau uretra, anus, serta vagina.

  • Stadium III

Pada stadium III kanker vulva, kanker menyebar semakin luas, yaitu sampai ke kelenjar getah bening.

Namun biasanya, pada stadium ini kelenjar getah bening yang paling dekat dengan vulvalah yang terkena penyebarannya.

  • Stadium IV

Stadium IV kanker vulva terdiri dari dua jenis kondisi, yaitu stadium IVA dan IVB.

Pada stadium IVA, penyebaran kanker sudah semakin luas, termasuk sampai ke kelenjar getah bening, bagian atas uretra dan vagina.

Namun pada beberapa kasus lain, penyebaran tumor justru hingga tulang pelvis, rektum, dan saluran kencing.

Sementara pada stadium IVB, penyebaran kanker sudah sampai ke organ-organ yang letaknya jauh dari vulva, begitu pula dengan kelenjar getah bening lain yang lebih jauh.

Tinjauan
Stadium kanker vulva terdiri dari empat tahap kondisi, yaitu stadium I hingga stadium IV di mana stadium I adalah awal tumbuhnya kanker dengan kondisi ukuran kanker masih kecil dan belum menyebar, sedangkan kanker vulva stadium IV sudah menyebar lebih luas dan sangat serius.

Pengobatan Kanker Vulva

Pasien kanker vulva memperoleh perawatan sesuai dengan tingkat keparahan kanker, usia pasien, kondisi kesehatan menyeluruh, dan jenis kanker vulva.

Beberapa metode pengobatan yang umumnya digunakan untuk mengatasi kanker vulva adalah sebagai berikut :

1. Prosedur Operasi

Dokter kemungkinan akan merekomendasikan sejumlah jenis operasi sesuai dengan kebutuhan kondisi pasien.

Berikut adalah jenis-jenis operasi yang diperuntukkan bagi pasien kanker vulva [1,2,4,8,9,10] :

  • Operasi pengangkatan jaringan kanker yang tumbuh di vulva; jika memang diperlukan, operasi pengangkatan sebagian kecil jaringan sehat yang berada di sekeliling jaringan kanker juga akan dilakukan.
  • Operasi pengangkatan sebagian besar vulva yang sudah terjangkit kanker. Pada operasi ini, satu atau kedua labia dapat ikut diangkat, begitu juga bagian klitoris apabila sudah terserang kanker juga.
  • Operasi pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar getah bening pada selangkangan. Prosedur ini akan diterapkan apabila penyebaran kanker vulva sudah sampai ke kelenjar getah bening yang dekat dengan vulva berada.
  • Operasi pengangkatan bagian vulva seluruhnya. Pada prosedur ini, bagian dalam dan luar labia maupun klitoris dapat ikut serta diangkat.

2. Radioterapi

Terapi radiasi atau radioterapi merupakan prosedur penanganan kanker yang banyak digunakan dengan memanfaatkan sinar-X [1,2,4,8,9,10].

Tujuan radioterapi adalah sebagai pembasmi sel-sel kanker.

Pada stadium awal, radioterapi dapat diterapkan untuk menyusutkan sel kanker, bahkan tanpa atau sebelum operasi.

Radioterapi juga kerap digunakan usai operasi untuk membunuh sisa-sisa sel kanker, termasuk memusnahkan sel kanker pada kelenjar getah bening yang tertinggal saat operasi.

Radioterapi terdiri dari beberapa tahap karena penanganan kanker vulva tidak dapat dilakukan dalam sekali prosedur.

Radioterapi umumnya perlu ditempuh pasien berminggu-minggu dengan jadwal seminggu 5 kali, tergantung juga dari hasil diskusi dengan dokter [11].

3. Kemoterapi

Kemoterapi atau terapi obat merupakan pengobatan kanker vulva yang umumnya digunakan sebagai pembasmi sel kanker yang seringkali dikombinasi dengan radioterapi [1,2,4,8,9].

Pemberian obat selama kemoterapi dapat dilakukan baik oral maupun injeksi [2].

Penyebaran kanker vulva hingga ke kelenjar getah bening biasanya memerlukan penanganan kombinasi antara radioterapi dan kemoterapi [9].

Kombinasi kedua prosedur tersebut bertujuan utama memperkecil ukuran sel kanker sebelum operasi.

Guna pasien menempuh kombinasi kedua prosedur ini sebelum operasi justru adalah sebagai peningkat peluang kesuksesan operasi pengangkatan kanker vulva [12].

4. Imunoterapi

Pada terapi ini, pasien akan melawan sel-sel kanker di dalam tubuhnya menggunakan sistem imunnya sendiri [13].

Meski demikian, proses melawan sel kanker tidak dilakukan secara langsung oleh sistem imun.

Sistem imun hanya akan menghambat proses produksi protein oleh sel kanker di mana protein tersebut menyembunyikan sel-sel kanker dari sel-sel sistem imun.

Tinjauan
Penanganan kanker vulva meliputi operasi pengangkatan kanker maupun jaringan tubuh yang terpengaruh, kemoterapi, radioterapi, dan imunoterapi bila diperlukan.

Komplikasi Kanker Vulva

Risiko komplikasi kanker vulva yang paling perlu diwaspadai adalah metastasis dan serangan kembali [1,2,4,8,9].

Kanker vulva dapat bermetastasis atau menyebar semakin luas bila gejala tidak segera diatasi dan stadium semakin tinggi.

Kanker vulva sekalipun telah diatasi dengan operasi dan berbagai tindakan medis lain tetap dapat tumbuh kembali [2,14].

Oleh karena itu, pasien perlu memeriksakan diri secara rutin bahkan ketika usai menjalani pengobatan dan sudah dinyatakan sembuh.

Pemeriksaan yang paling dianjurkan adalah pemeriksaan panggul, bahkan setelah menjalani operasi sekalipun.

Anjuran pemeriksaan adalah setiap 3-6 bulan di 2 tahun pertama dan setiap 6-12 bulan di 3-5 tahun berikutnya [14].

Selain pemeriksaan panggul berkala, dokter juga menganjurkan skrining kanker untuk pemantauan kondisi.

Tinjauan
Metastasis adalah risiko komplikasi kanker vulva apabila tak segera mendapatkan pengobatan. Namun usai pengobatan dan dinyatakan sembuh sekalipun, risiko komplikasi berupa tumbuh kembalinya kanker dapat terjadi pada pasien.

Pencegahan Kanker Vulva

Kanker vulva dapat dicegah dengan cara memperbaiki pola hidup agar lebih sehat.

Berikut ini adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan sebagai peminimalisir risiko kanker vulva sekaligus risiko infeksi HPV :

  • Memperoleh vaksinasi HPV
  • Menghindari kebiasaan merokok
  • Menerapkan pola diet sehat dan seimbang
  • Menghindari hubungan seksual berganti-ganti pasangan
  • Memakai alat pengaman (kondom) setiap melakukan hubungan intim
  • Melakukan rutin pemeriksaan panggul agar penyakit atau kelainan pada vulva dapat terdeteksi secara dini. Pastikan adalam proses pemeriksaan juga melakukan konsultasi mengenai adanya risiko terkena kanker vulva.
Tinjauan
Pencegahan kanker vulva dapat dilakukan melalui vaksinasi HPV, menghindari aktivitas merokok, menghindari hubungan seksuak berganti-ganti pasangan, menerapkan aktivitas seksual dengan pengaman, diet sehat, dan pemeriksaan panggul rutin.
fbWhatsappTwitterLinkedIn

Add Comment