Peppermint atau biasa disingkat dengan mint saja merupakan daun segar yang kerap kali dijadikan tambahan dalam berbagai hidangan karena rasa dan baunya yang sangat khas.
Tanaman ini memang dikenal cukup luas karena selain memiliki cita rasa unik dan menyegarkan, tanaman peppermint juga memiliki khasiat untuk tubuh. Simak ulasan terkait dengan tanaman unik satu ini:
Daftar isi
Berikut fakta menarik tentang peppermint:
Berikut uraian dari kandungan nutrisi dan gizi yang terdapat pada 100 gram daun peppermint atau mint :
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Peppermint, [mint] segar | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 70 | Kalori Dari Lemak: | 7.9 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 0.9 g | 1.45 % | |
Lemak Jenuh | 0.2 g | 1.23 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 31 mg | 1.29 % | |
Total Karbohidrat | 14.9 g | 4.96 % | |
Serat | 8 g | 32 % | |
Gula | 0 | ||
Protein | 3.7 g | 7.5 % | |
Vitamin A | 84.95 % | Vitamin c | 53 % |
Kalsium | 24.3 % | Zat besi | 28.22 % |
Src : Peppermint, [mint] segar *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Top 10 Gizi | |||
---|---|---|---|
Penyajian 100gr | %Kebutuhan Harian | ||
Vitamin A | 4247 IU | 85 % | |
Mangan | 1.2 mg | 59 % | |
Vitamin C | 31.8 mg | 53 % | |
Serat makanan | 8 g | 32 % | |
Folat | 114 mcg | 29 % | |
Besi | 5.1 mg | 28 % | |
Kalsium | 243 mg | 24 % | |
Magnesium | 80 mg | 20 % | |
Kalium | 568.9 mg | 16 % | |
Tembaga | 0.3 mg | 16 % | |
Src : Peppermint, [mint] segar |
Terlihat bahwa kandungan gizi daun mint sangat tinggi terutama vitamin A dan juga vitamin C serta kandungan mangan. Tanaman ini sangat layak dijadikan dalam menu asupan diet sehari-hari.
Kandungan nutrisi dari peppermint sangat beragam, sehingga wajar jika tanaman ini memiliki banyak khasiat serta manfaat untuk kesehatan. Berikut beberapa manfaat tanaman peppermint untuk kesehatan tubuh :
Kandungan yang terdapat pada peppermint memiliki beragam khasiat yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan termasuk mencegah serangkaian penyakit.
Berikut beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan konsumsi peppermint :
Irritable bowel syndrome (IBS) atau sindrom iritasi usus merupakan penyakit kronis. Penyakit ini ditandai dengan adanya nyeri pada perut yang kerap kambuh serta perubahan kebiasaan buang air besar. Gejalanya bisa berupa diare, sembelit, bahkan keduanya [2].
Minyak peppermint (PO) adalah tanaman yang memiliki kandungan monoterpene serta L-menthol yang dapat mencegah saluran kalsium pada otot, sehingga menghasilkan efek antispasmodik pada saluran gastrointestinal [2].
Minyak peppermint mengandung antimikrobial, anti-peradangan, antioksidan, pengatur imun, dan juga aktivasi anestesi yang mungkin relevan digunakan untuk mengatasi penyakit IBS [2].
Rasa gatal atau masalah kulit biasanya kerap muncul ketika memasuki masa kehamilan. Bahkan secara umum hampir 8% ibu hamil mengalami masalah gatal-gatal yang disebut dengan pruritus [4].
Masalahnya kondisi ini jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan infeksi, sedangkan ibu hamil cenderung menghindari pengobatan yang bersifat sintetik karena takut mengganggu janin yang berkembang atau efek negatif lainnya [4].
Peppermint yang mengandung menthol diketahui memiliki efek yang dapat digunakan untuk menenangkan kulit serta mengurangi rasa gatal akibat pruritus. Minyak pepermin dapat digunakan untuk mengatasi gatal-gatal yang timbul saat kehamilan serta memiliki efek analgesik meskipun dalam kadar yang cukup rendah [4].
Staphylococcus Aerus adalah bakteri yang dapat ditemui hampir dimana saja. Bakteri ini dapat menyebabkan serangkaian infeksi baik pada jaringan lunak maupun kulit luar [5].
Selain menyebabkan hal tersebut, bakteri ini juga dapat memicu morbiditas dan mortalitas tinggi dan mengakibatkan toxic shock syndrome (TSS) atau sindrom syok toksis dan juga pneumonia nekrosis [5].
Bakteri ini semakin sulit untuk diatasi namun menurut penelitian kandungan menthone, isomenthone, neomenthol, methol, dan menthyl acetate yang sangat tinggi pada minyak peppermint mampu memberikan reaksi penurunan terhadap produksi dan perkembangan bakteri S. Aerus tersebut [5].
Rhinitis alergi atau juga disebut dengan demam hay merupakan salah satu bentuk peradangan pada membran hidung yang muncul ketika tubuh terpapar oleh alergi atau zat yang dapat mencetuskan reaksi alergi [6].
Ekstrak ethanol dari daun dan batang peppermint memiliki aktivitas penghambat histamine. Pemberian ekstrak peppermint secara oral dapat menekan rekasi alergi rhinitis.
Termasuk menghambat gejala hidung dan permeabilitas pembuluh darah hidung sehingga peppermint sangat bermanfaat untuk pengobatan klinis rhinitis alergi [6].
Kandungan vitamin C pada daun peppermint cukup tinggi dan ini sangat penting bagi tubuh. Vitamin C memang dikenal memiliki kemampuan dalam menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh.
Vitamin C juga memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi dan mampu menurunkan risiko berbagai penyakit. Termasuk di dalamnya adalah penyakit kanker payudara, kanker usus, kanker perut, dan kanker paru-paru yang dipicu oleh radikal bebas [10].
Selain mampu mencegah penyakit kanker, vitamin C juga diketahui memiliki aktivitas yang dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular [10].
Asupan vitamin C pada dosis tertentu dan cukup dapat mencegah penyakit yang berhubungan dengan jantung karena adanya aktivitas antioksidan pada vitamin C tersebut [10].
Berikut ulasan terkait manfaat lain dari tanaman peppermint :
Kandungan vitamin A yang cukup tinggi pada tanaman peppermint merupakan sumber nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh mata. Vitamin A memiliki peran sangat penting untuk menjaga dan merawat jaringan epithelia terutama yang berada pada area sekitar mata dan telinga [3].
Vitamin A juga berperan dalam pergantian sel kulit mati serta memastikan bahwa jaringan pada tubuh terlindungi dari infeksi. Vitamin ini juga berperan untuk mempertahankan kesehatan mata meskipun dalam kondisi kurang cahaya serta meningkatkan imunitas tubuh secara keseluruhan [3].
Tanaman peppermint khususnya ekstrak minyak esensial dari tanaman tersebut memiliki aktivitas antifungal atau antifungi, sehingga dapat digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur [1].
Kandungan utama yang berkontribusi terhadap aktivitas antifungal diantaranya adalah menthol (41.7%) dan juga menthone (21.8%). Dan bereaksi cukup kuat terhadap serangkaian patogen seperti C. krusei, C. glabrata. Selain itu ekstrak dari tanaman peppermint juga bereaksi terhadap Candida spp, C. neofarmans, T. mentogrophytes [1].
Aktivitas antifungal yang ditunjukkan oleh peppermint sendiri diketahui memiliki efek yang bahkan jauh lebih baik dibandingkan obat-obatan lainnya. Tanaman ini merupakan antifungal alami alternatif yang potensial untuk dikembangkan [1].
Selain memiliki kandungan antifungal, peppermint juga memiliki aktivitas antimikrobial. Kandungan yang diindikasikan memiliki aktivitas tersebut adalah menthol dan juga menthone yang merupakan senyawa utama pada pepermin [1].
Ekstrak minyak esensial dari tanaman peppermint, mampu menghambat produksi Candida dan juga mikroba lainnya termasuk C. neofarmans, S. cerevisiae. dan P. carsonii [1].
Kandungan L-menthol serta monoterpene pada tanaman peppermint menghasilkan aktivitas anti peradangan yang dapat digunakan untuk merawat berbagai efek negatif yang timbul akibat peradangan pada tubuh [2].
Terdapat beberapa hal yang perlu anda ketahui sebelum mengkonsumsi peppermint. Meskipun relatif aman dikonsumsi namun anda harus berhati-hati karena peppermint dapat menimbulkan efek samping.
Berikut penjelasan mengenai efek samping dari peppermint maupun produk olahannya [7] :
Karena beberapa hal di atas, maka sangat disarankan jangan mengkonsumsi peppermint dalam jumlah yang berlebihan. Jika muncul reaksi alergi sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Untuk memanfaatkan peppermint secara optimal, anda dapat mencoba langkah penyimpanan di bawah ini [9] :
Lalu apa yang harus anda lakukan untuk dapat menyajikan peppermint?
Tentu saja sangat bisa, karena peppermint dapat anda gunakan untuk berbagai hal, diantaranya sebagai berikut [9] :
1. Vivian Tullio, Janira Roana, Daniela Scalas, and Narcisa Mandras. Evaluation of the Antifungal Activity of Mentha x piperita (Lamiaceae) of Pancalieri (Turin, Italy) Essential Oil and Its Synergistic Interaction with Azoles. Volumen 24 (17). Molecules - National Center for Biotechnolgy Information; 2019.
2. N. Alammar, L. Wang, B. Saberi, J. Nanavati, G. Holtmann, R. T. Shinohara, and G. E. Mullin. The impact of peppermint oil on the irritable bowel syndrome: a meta-analysis of the pooled clinical data. National Center for Biotechnology Information; 2019.
3. Clare Gilbert. What is vitamin A and why do we need it? Volume 28 (84). Community Eye Health - National Center for Biotechnology Information; 2013.
4. Marjan Akhavan Amjadi, Faraz Mojab, and Seyedeh Bahareh Kamranpoura. The Effect of Peppermint Oil on Symptomatic Treatment of Pruritus in Pregnant Women. Volume 11 (4). Iran J Pharm Res - National Center for Biotechnology Information; 2012.
5. Jing Li, Jing Dong, Jia-Zhang Qiu, Jian-Feng Wang, Ming-Jing Luo, Hong-En Li, Bing-Feng Leng, Wen-Zhi Ren, and Xu-Ming Deng. Peppermint Oil Decreases the Production of Virulence-Associated Exoproteins by Staphylococcus aureus. Volume 16 (2). Molecules - National Center for Biotechnology Information; 2011.
6. Toshio Inoue, Yukio Sugimoto, Hideki Masuda, and Chiaki Kamei. Effects of Peppermint (Mentha piperita L.) Extracts on Experimental Allergic Rhinitis in Rats. Volume 24 (1). Biol. Pharm, Bull - Pharmaceutical Society of Japan; 2001.
7. Anonim. Peppermint Oil. National Center for Complementary and Integrative Health; 2020.
8. Soumya S Nath, Chandrakant Pandey, and Debashis Roy. A near fatal case of high dose peppermint oil ingestion-lessons learnt. Volume 56 (6). Indian J Anaesth - National Center for Biotechnology Information; 2012.
9. Anonim. Peppermint. The World's Healthiest Foods; 2020.