Polip hidung merupakan suatu struktur mirip daging yang tumbuh di dalam rongga hidung dan sinus. Struktur ini menghalangi rongga hidung. Polip dipicu oleh inflamasi membran mukosa dalam hidung. Selain itu, polip hidung dapat pula berkembang dari kondisi medis kronis misalnya alergi rhinitis, sinusitis kronis, asma, dan alergi aspirin. [1]
Polip hidung merupakan penyakit yang relatif umum dijumpai dan terjadi pada 1-4% pada populasi. Akan tetapi, polip hidung pada anak adalah penyakit yang jarang terjadi. Kebanyakan kasus polip hidung pada anak terjadi bersama dengan penyakit sistemik lainnya yaitu fibrosis sistik. [2]
Kejadian polip hidung pada anak berkisar 0,1% di Amerika Serikat. Pada anak dengan fibrosis sistik presentasenya sebesar 6-48%. Dan presentase yang sama berlaku untuk di seluruh dunia. Polip hidung dapat terjadi pada segala ras dan seluruh tingkat sosial. [3]
Daftar isi
Beberapa gejala yang dapat terlihat bila anak Anda menderita polip hidung yaitu: [1]
Perkembangan polip telah dikaitkan dengan inflamasi kronis, disfungsi sistem saraf otonom (saraf yang mengatur kerja tubuh tanpa disadari), dan predisposisi genetik (kondisi genetik yang membuat Anda lebih rentan terhadap penyakit tertentu). [3]
Kebanyakan teori mengemukakan bahwa polip hidung pada anak merupakan perwujudan akibat inflamasi kronis. Oleh karena itu, kondisi yang berujung pada inflamasi kronis pada rongga hidung dapat berujung pada pertumbuhan polip hidung. [3]
Kondisi berikut ini dihubungkan dengan polip: [3]
Kebanyakan penelitian mengemukakan bahwa polip berkaitan lebih kuat dengan penyakit nonalergi dibandingkan dengan penyakit alergi. Secara statistik, polip hidung lebih umum pada pasien dengan asma nonalergi (13%) dibandingkan dengan pasien asma alergi (5%) dan hanya 0,5% dari 3000 individu dengan kecenderungan asma mengidap polip hidung. [3]
Dokter biasanya dapat membuat diagnosis berdasarkan jawaban anak Anda tentang gejala yang dirasakan, pemeriksaan fisik secara umum, dan pemeriksaan pada hidung anak. Polip dapat terlihat dengan bantuan alat sederhana. Beberapa uji yang dilakukan termasuk: [4]
Tes ini bertujuan untuk memeriksa hidung dan sinus anak secara rinci. Sebuah tabung kecil yang dilengkapi dengan lensa pembesar dan lampu atau kamera kecil (endoskop nasal) digunakan dalam tes ini.
Citra yang diperoleh dari scan CT dapat membantu dokter menentukan ukuran dan lokasi polip pada bagian sinus dalam dan menilai pembengkakan dan iritasi yang terjadi. Uji ini membantu dokter untuk mencari tahu kemungkinan area yang tertutup di dalam rongga hidung.
Dokter akan memerintahkan tes alergi untuk melihat apakah alergi berperan andil terhadap inflamasi kronis. Uji tusuk kulit dilakukan dengan menusukkan setetes kecil alergen pada kulit di bagian lengan atau punggung atas. Jika uji ini tak bisa dilakukan, dokter akan meminta uji darah untuk mengetahui alergen dan antibodi yang bertanggung jawab terhadap alergi.
Dokter akan meminta tes untuk menguji adanya kelainan fibrosis sistik pada anak yang berperan dalam pertumbuhan polip. Uji standar untuk penyakit fibrosis sistik adalah dengan uji keringat noninvasif. Uji ini untuk menentukan apakah keringat anak Anda lebih asin dibandingkan keringat kebanyakan orang.
Dokter akan memerintahkan pengujian kadar vitamin D dalam tubuh. Polip hidung dikaitkan dengan kadar vitamin D yang rendah.
Pengobatan yang umum diberikan pada penderita polip hidung adalah: [5]
Dokter akan meresepkan steroid baik spray atau tetes hidung untuk mengecilkan polip dengan cara mengurangi inflamasi. Pengobatan ini lebih umum pada pasien dengan polip kecil.
Pada kasus ukuran polip besar atau inflamasi yang terjadi parah, dokter akan memberikan tablet steroid. Pemberian ini dapat berupa tablet steroid saja ataupun bersama dengan steroid spray/ tetes hidung.
Obat lain dapat diberikan untuk menangani kondisi yang membuat inflamasi semakin memburuk. Misalnya antihistamin untuk alergi, antibiotik untuk infeksi bakteri, dan antifungal untuk alergi jamur.
Pembedahan dilakukan hanya bila polip besar atau pengobatan cara lain tidak memberikan dampak yang diharapkan. Prosedur bedah ini disebut polipektomi. Polip diangkat menggunakan peralatan bedah. Setelah operasi selesai dilakukan, dokter akan memberikan kortikosteroid semprot untuk hidung. Hal ini bertujuan mencegah polip kambuh.
Tidak setiap anak dapat mencegah terjadinya polip. Akan tetapi, ada beberapa cara untuk mengurangi terjadinya inflamasi pada hidung yaitu: [4,6]
Ikuti anjuran dokter dalam menangani alergi dan asma. Jika gejala yang dialami tidak terkendali dengan baik, diskusikan dengan dokter untuk melakukan pengubahan rencana perawatan.
Sebisa mungkin hindari menghirup bahan yang disebarkan melalui udara atau iritan yang dapat berujung pada inflamasi hidung dan rongga sinus. Bahan-bahan ini dapat berupa alergen, asap rokok, uap kimia, debu, dan serpihan halus.
Bisa dilakukan dengan mencuci tangan secara berkala dan menyeluruh. Hal ini merupakan cara terbaik untuk mencegah infeksi dari bakteri atau virus yang dapat menyebabkan peradangan pada hidung dan rongga sinus.
Gunakan humidifier untuk melembabkan saluran pernapasan, meningkatkan aliran lendir dari rongga sinus, dan membantu mencegah penyumbatan dan inflamasi. Bersihkan humidifier setiap hari untuk mencegah bakteri tumbuh.
Gunakan larutan garam baik berupa spray atau cairan pembersih hidung untuk membilas rongga hidung. Pembilasan ini bertujuan meningkatkan aliran lendir dan menghilangkan alergen atau iritan lainnya.
1. Anonim. Sinus, Polyps & Allergy. ENT Care; 2021.
2. D. Caimmi, E Matti, G. Pelizzo, A. Marseglia, S. Caimmi, E. Labò, A. Licari, F. Pagella, A. M. Castellazzi, A. Pusateri, G. B. Parigi, & G. L. Marseglia. Nasal polyposis in children. Journal of Biological Regulators and Homeostatic Agents; 2012.
3. John E. McClay. Pediatric Nasal Polyps. Medscape; 2021.
4. Anonim. Nasal polyps. Mayo Clinic; 2021.
5. Yvette Brazier & Deborah Weatherspoon. All about nasal polyps. Medical News Today; 2017.
6. Anonim. Nasal Polyps. My Cleveland Clinic; 2021.