Penyakit & Kelainan

Regurgitasi: Gejala – Penyebab dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa itu regurgitasi?

Regurgitasi terjadi saat campuran dari cairan lambung, dan terkadang dengan makanan yang belum tercerna, kembali naik dari lambung ke kerongkongan dan mulut dengan usaha minimal dan mual. [2,3]

Pada orang dewasa, regurgitasi involunter adalah gejala umum untuk asam lambung dan penyakit asam lambung GERD. Hal ini juga dapat menjadi gejala dari kondisi langka yang disebut gangguan ruminasi. Pada bayi, regurgitasi adalah normal pada tahun pertama. [3]

Jika anda mengalami regurgitasi, hal ini dapat dikatakan seperti [2] :

  • Muntah tanpa usaha / tenaga
  • Tidak ada rasa mual
  • Nyeri perut
  • Konstipasi
  • Kembung
  • Nyeri kerongkongan dan masalah gigi karena erosi asam lambung

Gejala Regurgitasi

Gejala dari regurgitasi bervariasi tergantung penyebab yang mendasarinya. Perhatikan kemunculan gejala spesifik saat regurgitasi terjadi pada bayi. [3]

Dewasa

Banyak gejala yang menyertai regurgitasi yang berhubungan dengan kondisi yang mendasari, seperti asam lambung dan GERD. [3]

Gejala asam lambung dan GERD termasuk [3] :

  • Rasa panas dalam perut atau nyeri dada
  • Rasa pahit atau asam pada ujung kerongkongan
  • Kesulitan menelan
  • Merasa ada benjolan di kerongkongan
  • Terjadinya regurgitasi dari asam lambung atau makanan yang belum tercerna

Saat regurgitasi sering terjadi dengan sendirinya tanpa gejala atau asam lambung naik atau GERD, kemungkinan besar disebabkan karena sindrom ruminasi. [3]

Gejala sindrom ruminasi antara lain [3] :

  • Sering regurgitasi seteleh makan
  • Rasa perut penuh
  • Bau mulut
  • Mual
  • Kehilangan berat badan

Anak

Karena ukuran kerongkongan bayi dan anak-anak, regurgitasi adalah hal yang sering terjadi di tahun-tahun pertama hidup mereka. [3]

Jika anak anda memiliki regurgitasi, anda akan menyadari beberapa gejala berikut [3] :

  • Sering regurgitasi, paling tidak 2 kali sehari
  • Regurgitasi selama 3 minggu
  • Terjadi di tahun pertama kehidupannya

Umumnya tidak ada gejala lain yang menyertai kondisi ini diluar dari regurgitasi. Walau demikian, jika regurgitasi adalah sebuah gejala dari GERD, hal ini akan disertai dengan [3] :

  • Kesulitan menelan makanan atau cairan, dimana dapat menyebabkan tersedak
  • Cepat marah, melengkungkan badannya, atau menghindar saat makan
  • Batuk dan pneumonia

Jika anda menyadari bahwa anak anda memiliki gejala lain, hal ini dapat menjadi indikasi dari kondisi yang lebih serius. Perhatikan pula ada tidaknya [3] :

  • Darah atau empedu pada regurgitasi
  • Masalah makan
  • Menangis berlebihan
  • Masalah pernapasan

Penyebab Regurgitasi

Penyebab regurgitasi bervasiasi tergantung menyerang anak atau orang dewasa. [3]

Dewasa

  • Naiknya Asam Lambung

Naiknya asam lambung adalah kondisi yang dikarakteristikan sebagai refluks, rasa panas dalam perut, dan bau mulut. Pemicu umumnya termasuk makan makanan porsi besar, makan makanan tertentu, dan berbaring setelah makan. [3]

  • GERD

Saat asam lambung naik terjadi beberapa kali dalam seminggu, hal ini dikenal dengan penyakit asam lambung (GERD). Naiknya asam lambung dan GERD sama-sama menyebabkan regurgitasi asam lambung atau makanan. [3]

  • Sindrom Ruminasi

Sindrom ruminasi adalah sebuah kondisi langka yang disebabkan karena sering mengalami regurgitasi makanan yang belum terdigesti. Regurgitasi ini terjadi langsung setelah makan. [3]

Hingga saat ini, dokter belum tahu secara penuh mengenai penyebab dari sindrom ruminasi. Faktor resiko sindrom ruminasi termasuk memiliki kondisi kesehatan mental atau pengalaman yang sangat stres. [3]

  • Penyebab Lain

Regurgitasi dari cairan yang tidak berasa dan mengandung lendir atau makanan yang belum tercerna dapat menjadi hasil dari penyempitan atau penyumbatan esofagus atau dari kantong abnormal di esofagus yang disebut Divertikulum Zenker. [1]

Penyumbatan dapat menjadi hasil dari kerusakan esofagus akibat asam lambung, menelan zat kaustik, kanker kerongkongan, atau kontrol saraf yang abnormal yang mengganggu koordinasi antara esofagus dan sfingternya pada permukaan lambung (akalasia). [1]

Anak

Regurgitasi adalah hal yang sering pada anak dan bayi. Namun, beberapa anak mengalami regurgitasi yang terlalu sering. [3]

Saat regurgitasi ini tidak disertai dengan gejala lain, hal ini dikenal dengan regurgitasi fungsional anak. Kondisi ini dikarakteristikan dengan regurgitasi yang sering, lebih dari 1 kali sehari pada tahun pertama kehidupannya. [3]

GERD juga dapat terjadi pada anak, walaupun tidak sesering pada orang dewasa. Karena kerongkongannya yang masih pendek, anak-anak dengan GERD umumnya mengalami regurgitasi daripada refluks saja. [3]

Kapan Harus ke Dokter?

Jika anda atau anak anda mengalami regurgitasi yang membuat kesulitan untuk menelan makan atau disertai dengan gejala lain, inilah saatnya untuk pergi ke dokter. [3]

Dokter anda akan membantu mengurangi penyebab terjadi regurgitasi yang sering itu dengan melihat riwayat penyakit dan tes diagnostik. [3]

Saat penyebab sudah ditemukan, anda dan dokter anda dapat bekerjasama untuk menemukan medikai dan perubahan gaya hidup yang cocok untuk membantu mengurangi regurgitasi. [3]

Jika regurgitasi anda adalah gejala dari gangguan makan seperti bulimia, ada beberapa sumber yang dapat membantu anda. Carilah dokter untuk membantu gangguan makan anda. [3]

Diagnosis Regurgitasi

Dewasa

Naiknya asam lambung adalah kondisi sementara yang tidak membutuhkan diagnosis formal. Namun, karena GERD memerlukan pengobatan dan manajemen gaya hidup, dokter anda mungkin memerlukan beberapa tes diagnostik, diantaranya [3]:

  • X-ray
  • Endoskopi saluran pencernaan atas
  • Gambaran kerongkongan

Tes-tes tersebut dapat membantu dokter untuk menentukan kerusakan kerongkongan dan komplikasi akibat GERD. [3]

Untuk mendiagnosa sindrom ruminasi, dokter anda akan mengeliminasi kemungkinan dari kondisi lain terlebih dahulu, seperti GERD. Tes tambahan yang mungkin diperlukan adalah tes EGD dan tes lambung kosong. [3]

Tes-tes ini akan melihat apakah ditemukan adanya sumbatan atau perlambatan cerna yang menyebabkan regurgitasi. [3]

Anak

Regurgitasi pada anak adalah hal yang normal akibat efek samping dari makan pada tahun awal kehidupannya. [3]

Sulit bagi dokter untuk melakukan tes pada regurgitasi fungsional anak. Namun, jika terdapat gejala tambahan, diagnosa dapat ditentukan jika regurgitasi berlangsung 2 kali sehari selama 3 minggu pada tahun pertama kehidupannya. [3]

Tes fungsional yang sama pada pendiagnosaan GERD orang dewasa dapat digunakan pada anak, termasuk [3] :

Seperti yang anda bayangkan, tes ini dapat invasif pada anak. Dokter terkadang menggunakannya hanya pada kasus GERD anak yang menengah atau parah. [3]

Pengobatan Regurgitasi

Dewasa

Medikasi adalah opsi pengobatan terpopuler pada penderita asam lambung dan GERD. Ada beberapa obat yang dapat digunakan, diantaranya [3] :

  • Antasida, seperti Rolaid, dimana dapat meredakan gejala GERD ringan
  • H2 blockers, seperti Pepsid, dimana dapat mengurangi produksi asam lambung
  • PPIs, seperti Prilosec, dimana dapat mengurangi produksi asam lambung untuk jangka waktu yang lama

Terkadang, dokter anda mungkin meresepkan prokinetik dan antibiotik untuk meningkatkan pengosongan lambung dan mengurangi resiko regurgitasi. [3]

Belum ada pengobatan yang digunakan untuk sindrom ruminasi, melainkan pengobatan bergantung pada perubahan gaya hidup. [3]

Anak

Tidak ada pengobatan atau operasi yang digunakan untuk regurgitasi fungsional pada anak. Namun, jika anak anda memiliki regurgitasi karena GERD, dokter anda dapat merekomendasikan obat yang sama seperti GERD pada dewasa. [3]

Pencegahan Regurgitasi

American Acaemy of Allergy, Asthma & Immunology menyarankan untuk melakukan beberapa perubahan hidup untuk mengurangi kemungkinan gejala GERD seperti [3] :

  • Memiliki berat badan yang ideal
  • Berhenti merokok
  • Membatasi asupan kafein dan alkohol
  • Saat makan, makanlah dalam porsi kecil, kunyahlah makanan dengan benar, dan tidak berbaring setelah makan selama 2 sampai 3 jam.
  • Saat berbaring di malam hari, Naikkan kepala dan leher anda dengan bantal tambahan

Opsi penanganan untuk sindrom ruminasi bertujuan untuk melakukan perubahan pada kebiasaan yang menyebabkan regurgitasi, seperti [3] :

  • Melatih kembali diafragma agar rileks setelah makan
  • Tetaplah tegak selama dan setelah makan
  • Mengurangi stres selama makan

Untuk anak-anak dengan regurgitasi yang sering, dokter akan menyarankan beberapa perubahan gaya hidup, seperti [3] :

  • Memberi makan anak anda dalam diam di lokasi yang tidak terganggu untuk mengurangi stres dan rewel saat memberi makan.
  • Memperkental formula atau susu dengan 1 sendok makan sereal per ons cairan untuk membantu pencernaanya
  • Tidak memberi makan anak anda terlalu banyak. Pemberian makan yang berlebihan dapat meningkatkan regurgitasi.

1. Jonathan Gotfried. Regurgitation and Rumination. MSD Manual; 2020.
2. Rachel Maday & Jeffrey M. Rothschild, MD, MPH. 9 Regurgitation Causes, Symptoms & Treatment Options. Buoy Health; 2020.
3. Saurabh Sethi, MD, MPH & Eleesha Lockett, MS. What is Regurgitation, and Why Does It Happen? Healthline; 2019.

Share