Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Sesak napas, termasuk yang terjadi ketika tidur, merupakan hal yang menyeramkan bagi banyak orang. Salah satu penyebabkan mungkin merupakan gangguan pada jantung dan paru. Namun ternyata tidak terbatas
Semua orang butuh tidur untuk mengistirahatkan tubuh sekaligus memberinya kesempatan untuk memperbaiki bagian-bagian yang “rusak” seperti saat terjadi luka, peradangan, juga melawan virus saat demam.
Idealnya, waktu tidur adalah 8 jam di malam hari, dan keesokan harinya tubuh akan terasa lebih segar saat bangun. Tapi, ada beberapa orang yang tidak bisa tidur nyenyak akibat gangguan kesehatan. Salah satu masalah yang cukup mengkhawatirkan adalah sesak napas saat tidur.
Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab orang terbangun di malam hari karena sesak napas, mulai dari pola tidur yang tidak normal hingga gangguan kesehatan yang lebih serius.
Daftar isi
Banyak hal yang bisa menyebabkan sesak napas saat tidur di malam hari. Sesak napas kronis terjadi bila kondisi ini berlangsung lebih dari satu bulan, dan sekitar 85% dipicu oleh masalah yang berhubungan dengan kesehatan paru-paru, jantung, bahkan mental. [4]
Apa saja gangguan kesehatan yang mungkin memicu sesak napas saat tidur?
1. Asam lambung naik ke tenggorokan
Kondisi ini disebut gastroesophageal reflux disease (GERD), yaitu ketika isi perut naik ke esophagus – saluran yang menghubungkan tenggorokan dengan usus.
Hal ini bisa terjadi jika katup antara esophagus dan perut melemah atau tidak bekerja maksimal sehingga cairan dari perut bisa mengalir lagi ke atas terutama saat tubuh dalam posisi rebah. [1]
Asam lambung yang naik ini bisa menyebabkan sensasi panas di dada, rasa asam di mulut, dan bahkan bagi beberapa orang mengarah ke penyempitan saluran napas hingga akhirnya terasa sesak.
Jika tidak diobati, GERD bisa terus kambuh dengan gejala sakit dada, batuk yang terus menerus, dan gangguan tidur akibat sesak napas. [1]
2. Asma
Penderita asma akan terpicu sesak napasnya bila terpapar alergen semacam bulu binatang, debu, udara dingin, dan sebagainya.
Alergen ini akan menyebabkan saluran napas membengkak sehingga jalan udara dari paru-paru menyempit. Inilah yang kemudian menimbulkan gejala seperti napas berbunyi, nyeri dada, batuk, dan sesak napas. [1, 2, 3]
Asma cenderung memburuk di malam hari karena tubuh melepaskan lebih banyak cortisol – sejenis hormon stress – yang bisa memperparah peradangan di saluran napas. Selain itu, saat tidur, debu atau bulu binatang peliharaan yang mungkin menempel di bantal dan selimut bisa terhirup dan memicu asma. [1, 2]
Selain alergen, posisi tidur yang menyebabkan tekanan pada diafragma, memakai baju yang terlalu ketat saat tidur, serta menumpuknya lendir di tenggorokan (biasanya saat sedang flu) juga bisa menyebabkan serangan asma saat tidur. [5]
3. Sleep apnea
Gangguan tidur ini adalah kondisi yang berbahaya karena menyebabkan napas terhenti selama beberapa saat ketika tidur.
Salah satu penyebab terjadinya sleep apnea adalah otot tenggorokan yang melemah ketika tidur kemudian menyebabkan saluran napas menyempit hingga menyebabkan kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Akibatnya, penderita akan terbangun karena rasa tersedak, kesulitan bernapas, dan sesak. [1]
Penyebab sleep apnea lainnya adalah gagalnya otak mengirim sinyal ke otot pernapasan, sehingga ada saat dimana napas terhenti ketika tidur. Penderita biasanya selalu mendengkur cukup keras diikuti dengan bangun secara tiba-tiba karena sesak napas. [1]
4. Penyakit jantung dan paru-paru
Masalah kesehatan semacam gagal jantung atau pulmonary edema (berlebihnya cairan di paru-paru) bisa juga menyebabkan sesak napas saat tidur.
Namun, jika masalahnya terletak pada jantung, maka gejala sesak napas bisa terjadi tidak hanya saat tidur dan biasanya diikuti tanda-tanda lain seperti detak jantung yang tidak teratur, batuk yang terus menerus, pembengkakan di kaki, dan sebagainya.
Pulmonary edema, di sisi lain, menjadi parah hanya ketika penderita dalam poisisi rebah. Cairan akan memenuhi rongga paru-paru yang akibatnya menyebabkan sesak napas saat tidur. Gejala lainnya termasuk napas berbunyi, batuk berdarah, demam, dan jantung berdebar tiba-tiba. [1, 6]
5. Serangan panik (panic attack)
Bukan hanya masalah kesehatan secara fisik yang bisa menyebabkan sesak napas saat tidur, tapi juga secara mental. Panic attack terjadi bila seseorang menderita kecemasan atau ketakutan yang amat sangat hingga akhirnya tubuh ikut bereaksi.
Gejala-gejalanya termasuk jantung berdebar, berkeringat, gemetar, sesak napas, pusing, sakit dada, kram perut, dan mual. Orang yang rentan terkena serangan ini juga bisa mengalaminya saat sedang tidur; napas menjadi sesak tiba-tiba hingga akhirnya terbangun. [1, 2, 6]
Untuk memastikan apa penyebab sesak napas yang terjadi ketika tidur, tentu harus dilakukan pemeriksaan yang mendetil melalui dokter atau rumah sakit.
Langkah ini penting karena kadang-kadang seseorang baru tahu bahwa dirinya menderita penyakit yang cukup serius setelah pemeriksaan sesak napas.
Gangguan napas saat tidur bisa disebabkan oleh masalah syaraf, pernapasan, jantung, juga kondisi yang berhubungan dengan anemia atau kecemasan. Untuk bisa menentukan secara lebih spesifik apa penyakit atau kelainan yang mendasari sesak napas ini, dibutuhkan pemeriksaan yang cukup kompleks. [7]
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan kondisi kesehatan pasien secara umum dan sejarah penyakit dalam keluarga untuk menentukan penyebab sesak napasnya.
Seringkali, dokter sudah bisa mendiagnosa kondisi pasien hanya dari pemeriksaan awal jika masalahnya tidak terlalu serius. Jika dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, maka akan meliputi: [6, 7]
Yang bisa dilakukan untuk membantu melonggarkan napas yang tiba-tiba sesak saat tidur tentu tergantung pada penyebabnya. Masing-masing dari faktor yang sudah disebutkan diatas harus ditangani dengan cara yang berbeda. [1]
Sama seperti pertolongan pertama, pencegahan terjadinya kesulitan bernapas saat tidur juga berbeda tergantung pada penyebabnya: [5]
Meskipun penyebab terbesar dari gangguan napas saat tidur bukanlah bagaimana seseorang berbaring, namun ada posisi yang disarankan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya serangan yang berhubungan dengan penyakit yang menyebabkan sesak napas saat tidur, seperti asma atau gangguan jantung dan paru-paru.
Posisi Tidur 1: [4]
Posisi Tidur 2: [4]
Secara umum, sesak napas adalah tanda bahwa tubuh kekurangan kadar oksigen dalam darah. Menurunnya oksigen bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti yang sudah disebutkan di atas.
Ketika serangan ini terjadi, penderita akan menjadi panik dan merasa napasnya akan terhenti. Kondisi seperti ini tentu terasa gawat, namun tidak semua sesak napas mengarah pada kematian.
Jika penyebabnya adalah panic attack, maka sesak akan hilang dengan sendirinya setelah terbangun dan mengatur napas selama beberapa menit. [1]
Yang harus diwaspadai adalah jika sesak napas diikuti oleh tanda-tanda berikut: [6]
Jika kondisi diatas terjadi, maka harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dan bantuan pernapasan sebelum kadar oksigen benar-benar turun dan mengganggu kerja otak yang akhirnya akan mengancam keselamatan jiwa si penderita.
Jika sesak napas saat tidur ini terus berulang atau sering terjadi dalam waktu satu bulan, maka harus segera diperiksakan untuk mengetahui dengan pasti apa penyebabnya agar tidak semakin memburuk dan membahayakan nyawa.
1) Korin Miller. 2018. Self com. 7 Reasons You Might Wake Up Gasping for Air.
2) SONIA EASAW, M.S., MPH. 2018. Molekule Science. What Is Causing You to Have Shortness of Breath at Night?
3) Anonim. National Heart, Blood, and Lung Institute. Asthma.
4) Anonim. 2018. Lung Institute. Best Positions to Reduce Shortness of Breath.
5) Natalia Silver, Gerhard Whitworth, RN. 2019. HealthLine. Why Do I Have Shortness of Breath at Night?
6) The American Lung Association Scientific and Medical Editorial Review Panel. 2016. American Lung Association. Shortness of Breath Symptoms, Causes and Risk Factors.
7) STEVEN A. WAHLS, MD. 2012. American Family Physician. Causes and Evaluation of Chronic Dyspnea.