Daftar isi
Sindrom DiGeorge merupakan suatu kombinasi antara tanda dan gejala yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan pada perkembangan struktur dari lengkungan faring selama proses embryogenesis [1].
Sindrom DiGeorge ini termasuk dalam 22q11 deletion syndromes bersama dengan sindrom lainnya seperti sindrom Shprintzen-Goldberg, sindrom velocardiofacial, sindrom kardiofasial Cayler, sindrom Sedlackova, sindrom wajah anomali konotruncal [1].
22q11 deletion syndromes sendiri adalah penghapusan kromosom manusia yang kasus kejadiannya sekitar 1 : 3000 kelahiran hidup [2].
Sindrom DiGeorge diketahui pertama kali dideskripsikan ciri cirinya pada tahun 1965 oleh Dr. Angelo DiGeorge [1].
Adapun ciri ciri dari Sindrom DiGeorge menurut Dr. Angelo DiGeorge sebagai uji klinis yang mencakup defisiensi imun, hipoparatiroidisme, dan penyakit jantung bawaan [1].
Seseorang yang memiliki ciri ciri Sindrom DiGeorge ini harus segera mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat agar tidak menjadi semakin memburuk [1, 2].
Untuk itu simak beberapa informasi lebih lanjut terkait dengan Sindrom DiGeorge mulai dari fakta, gejala hingga pencegahannya berikut ini.
Berikut ini merupakan beberapa fakta terkait dengan Sindrom DiGeorge yang perlu diketahui [2, 3]:
Berikut ini merupakan beberapa gejala yang mungkin ditunjukkan oleh anak yang mengalami Sindrom DiGeorge [3]:
Lebih lanjut dijelaskan bahwa gejala gejala Sindrom DiGeorge tersebut dapat terlihat jelas saat lahir, pada masa bayi, atau selama masa kanak-kanak [3].
Oleh karena itu, orang tua sebaiknya mengetahui gejala dan selalu memperhatikan tumbuh kembang anaknya [3].
Penyebab Sindrom DiGeorge sendiri diketahui berkaitan dengan 22q11 deletion syndromes di salah satu dari dua Salinan kromosom 22 [3].
22q11 deletion syndromes tersebut diketahui mempengaruhi sekitar 30 hingga 40 gen, di mana daru gen tersebut hingga kini belum sepenuhnya dipahami [3].
Sindrom DiGeorge ini merupakan kejadian yang terjadi secara acak yang dimulai selama proses pembuahan dan selama masa perkembangan janin [3].
Sindrom DiGeorge ini dapat berasal dari pihak ibu maupun dari pihak ayah, di mana sekitar 10% kasus diturunkan dari orang tua ke anak [3].
Namun, sebagian kasus Sindrom DiGeorge diketahui tidak diturunkan [3].
Umumnya, setelah lahir kondisi bayi yang menunjukkan kelainan jantung yang parah, celah langit-langit atau kombinasi dari faktor-faktor lain yang khas dari sindrom DiGeorge akan segera dilakukan diagnostik [4].
Namun, jika setelah keluar dari rumah sakit orang tua merasa ada gejala gejala Sindrom DiGeorge pada anaknya, termasuk kombinasi penyakit atau gangguan yang menjadi jelas dari waktu ke waktu maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan anak kedokter [4].
Diagnosis Sindrom DiGeorge umumnya dilakukna dengan tes darah yang disebut analisis IKAN (Fluorescent In Situ Hybridization) [3].
Selain itu, diagnosis Sindrom DiGeorge dapat juga berkaitan dengan tanda-tanda cacat jantung [3].
Mengingat, jenis kelainan jantung tertentu sangat terkait dengan kondisi Sindrom DiGeorge [3].
Sindrom DiGeorge terjadi karena adanya penghapusan kromosom 22 yang sangat berperan dalam perkembangan sejumlah sistem tubuh [4].
Oleh karena ini, Sindrom DiGeorge ini dapat menimbulkan komplikasi masalah akibat kesalahan perkembangan Janis berikut ini [4]:
Sindrom DiGeorge diketahui dapat menyebabkan kerusakan atau cacat jantung hingga tidak tercukupinya suplai darah kaya oksigen.
Kerusakan atau cacat jantung yang ditimbulkan Sindrom DiGeorge ini termasuk terdapat lubang di antara ruang bawah jantung (kelainan septum ventrikel); hanya memiliki satu pembuluh darah yang mengarah ke luar jantung (truncus arteriosus); atau dapat juga berupa kombinasi dari empat struktur jantung abnormal (tetralogy of Fallot).
Sindrom DiGeoroge diketahui dapat mengakibatkan kelenjar paratiroid lebih kecil dari normal dehingga hormone paratiroid yang keluar sangat sedikit (hipoparatiroidisme).
Hipotiroidisme ini diketahui dapat mengakibatkan rendahnya kadar kalsium dan tingginya kadar fosfor dalam darah.
Sindrom DiGeorge diketahui dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kelenjar timus pada anak anak.
Oleh karena itu, anak dengan Sindrom DiGeorge umumnya memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk dan berisiko mengalami infeksi parah.
Sindrom DiGeorge diketahui dapat menyebabkan langit langit mulut yang sumbing sehingga anak akan mengalami kesulitan menelan atau mengeluarkan suara tertentu saat berbicara.
Sindrom DiGeroge diketahui dapat menyebabkan masalah dengan perkembangan dan fungsi otak, termasuk masalah pembelajaran, sosial, perkembangan atau perilaku.
Sindrom DiGeorge diketahui juga dapat mengakibatkan munculnya gangguan spektrum autisme pada anak.
Bahkan, Sindrom DiGeorge ini dapat menimbulkan risiko depresi dan gangguan kesehatan mental lain dikemudian hari.
Sindrom DiGeorge diketahui dapat mengakibatkan gangguan autoimun karena timus yang kecil atau hilang.
Gangguan autoimun yang dapat diakibatkan oleh Sindrom DiGeorge tersebut termasuk rheumatoid arthritis atau penyakit Graves.
Pengobatan Sindrom DiGeorge ini diketahui membutuhkan perawatan dan manajemen interprofesional yang intensif [1].
Berikut ini merupakan beberapa metode pengobatan Sindrom DiGeorge sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien [1]:
Sindrom DiGeorge diketahui sebagai gangguan yang terjadi secara acak namun dapat juga diturunkan dari orang tua kepada anak [4].
Untuk itu, pencegahan yang dapat dilakukan oleh mereka yang mengalami atau mempunyai anak yang terkena Sindrom DiGeorge adalah dengan berkonsultasi pada ahli dan dokter khususnya pada bidang kelainan genetik [4].
Dengan demikian, jika orang yang mengalami Sindrom DiGeroge dapat berkonsultasi pada ahli genetika untuk mendapatkan bantuan dalam perencanaan. kehamilan di masa depan [4].
1. Alexandra E. Lackey & Maria Rosaria Muzio. DiGeorge Syndrome. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2020.
2. Fomin Angela BF, Pastorino Antonio Carlos, Kim Chong Ae, Pereira CA, Carneiro-Sampaio Magda & Abe-Jacob Cristina Miuki. DiGeorge Syndrome: a not so rare disease. Clinics; 2010.
3. Lori Smith. What's to know about DiGeorge syndrome?. Medical News Today; 2018.
4. Anonim. DiGeorge syndrome (22q11.2 deletion syndrome). Mayo Clinic; 2020.