Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Sindrom muntah siklik adalah suatu kondisi yang ditandai dengan episode muntah berat yang penyebabnya tidak diketahui. Episode muntah ini dapat berlangsung berjam-berjam atau berhari-hari dan diselingi
Daftar isi
Sindrom Muntah Siklik merupakan kelainan dengan episode muntah berulang dan belum jelas etiologi maupun patologisnya [1].
Sindrom Muntah Siklik ini secara klasik dinilai sebagai gangguan pediatrik berupa mual dan muntah parah yang berulang dan berkepanjangan, mulai dari berjam-jam hingga berhari-hari [1, 2].
Sindrom Muntah Siklik ini diketahui dapat terjadi atau dialami oleh semua orang pada semua umur namun paling sering terjadi pada anak anak [2].
Pada beberapa kasus, orang yang menderita Sindrom Muntah Siklik diketahui juga memiliki gangguan neurologis atau neuromuskuler, di mana kondisi ini disebut sebagai Sindrom Muntah Siklik plus [2].
Sindrom Muntah Siklik yang mengakibatkan muntah dan mual yang berlangsung berkepanjangan ini umumnya juga akan menimbulkan penderitanya kekurangan cairan yang berbahaya atau dehidrasi [3].
Oleh karena itu, Sindrom Muntah Siklik ini bukan merupakan gangguan yang dapat diremehkan melainkan harus segera mendapat penanganan yang tepat agar kondisi tidak semakin memburuk.
Gejala Sindrom Muntah Siklik diketahui dapat dimulai pada pagi hari berupa [4]:
Penyebab yang mendasari Sindrom Muntah Siklik hingga kini masih belum tidak diketahui secara pasti. Namun, beberapa kemungkinan penyebabnya termasuk [4]:
Adapun dengan mengidentifikasi pemicu muntah diketahui akan dapat membantu mengelola Sindrom Muntah Siklik [4].
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang meningkatkan risiko mengembangkan Sindrom Muntah Siklik [4]:
Hubungan antara migrain dan sindrom muntah siklik hingga kini mungkin masih belum diketahui dengan jelas.
Namun, beberapa kasus yang telah terjadi menunjukkan bahwa penderita Sindrom Muntah Siklik juga memiliki riwayat keluarga migrain.
Selain itu, beberapa kasus juga menunjukkan bahwa penderita Sindrom Muntah Siklik juga mengalami migrain sendiri ketika usianya bertambah tua.
Penggunaan ganja kronis (Cannabis sativa) dapat menyebabkan kondisi yang disebut sindrom hiperemesis ganja, di mana gejalanya berupa muntah yang terjadi secara terus-menerus tanpa periode intervensi normal.
Namun sindrom hiperemesis ganja berbeda dengan sindrom muntah siklik, di mana jika konsumsi ganja atau mariyuana dihentikan selama satu hingga dua minggu maka muntahnya akan berkurang.
Jika tidak muntah tersebut tidak berkurang dan tetap terjadi secara berulang maka dokter dapat melanjutkan pengujian untuk Sindrom Muntah Siklik.
Sindrom Muntah Siklik diketahui dapat menyebabkan komplikasi tertentu jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat, termasuk [4]:
Sindrom Muntah Siklik salah satu gejala utamanya yaitu penderita akan mengalami muntah yang berlebihan, berulang dalam waktu hitungan jam atau bahkan berhari hari.
Muntah yang berlebihan ini kemudian dapat menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan atau air dengan cepat sehingga terjadilah komplikasi berupa dehidrasi yang parah.
Ketika dehidrasi yang parah ini terjadi maka penderita tersebut mungkin perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat, mengingat dehidrasi jika dibiarkan akan berbahaya.
Seseorang yang menderita Sindrom Muntah Siklik akan mengalami muntah berulang dalam rentan waktu jam maupun hari ini diketahui juga akan menyebabkan asam lambung yang dapat merusak saluran yang menghubungkan mulut dan lambung (kerongkongan).
Jika hal ini terjadi maka pada beberapa kasus kerongkongan bahkan dapat menjadi sangat teriritasi hingga berdarah.
Asam lambung yang naik bersama dengan muntahan akibat Sindrom Muntah Siklik ini diketahui dapat menyebabkan komplikasi tidak hanya pada kerongkongan namun juga pada gigi.
Mengingat, asam lambung yang ditemukan dalam muntahan dapat merusak enamel gigi.
Jika mengalami muntah yang disertai dengan beberapa gejala berikut ini, maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri atau anak kedokter agar dapat mendapatkan penanganan yang tepat [4]:
Sindrom Muntah Siklik sejauh ini termasuk dalam salah satu penyakit yang sulit untuk didiagnosis oleh dokter. Dalam mendiagnosis Sindrom Muntah Siklik ini dokter akan melakukan beberapa hal termasuk [5]:
Adapun dalam mendiagnosis Sindrom Muntah Siklik ini, seorang dokter dapat berpedoman juga berdasarkan beberapa kriteria tertentu seperti [5]:
Sindrom Muntah Siklik hingga kini belum ditemukan secara pasti cara penyembuhannya, sehingga yang dapat dilakukan untuk pengobatannya adalah dengan meredakan gejalanya [5].
Untuk meredakan gejala Sindrom Muntah Siklik, beberapa metode pengobatan dapat dilakukan termaduk [5]:
Dokter umumnya akan memberikan resep pada penderita Sindrom Muntah Siklik yang bisa terdiri dari satu atau lebih obat obatan berikut ini [5] :
Dalam metode perawatan Sindrom Muntah Siklik ini, penemuan dosis, obat dan kombinasi obat yang tepat mungkin akan membutuhkan waktu bagi masing masing pasien [5].
Dengan demikian, konsumsi obat ini harus atas izin dan dalam pengawasan dokter.
Seseorang dengan Sindrom Muntah Siklik yang mengalami mual dan muntah yang sangat parah umumnya membutuhkan perawatan dirumah sakit dengan melakukan rawat inap.
Rawat inap ini menjadi sangat penting jika penderita Sindrom Muntah Siklik mengalami mual dan muntah hingga mengakibatkan dehidrasi atau komplikasi lainnya.
Dengan melakukan perawatan di rumah sakit, penderita Sindrom Muntah Siklik tersebut mungkin menerima infus – IV, obat-obatan, cairan, dan nutrisi untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi menjadi lebih serius.
Perubahan gaya hidup diketahui juga dapat sengat membantu proses meredakan gejala Sindrom Muntah Siklik.
Adapun hal hal yang dapat dilakukan dalam perubahan gaya hidup tersebut antara lain [5]:
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam pengaturan pola makan dan minum untuk membantu proses meredakan gejala Sindrom Muntah Siklik antara lain [5]:
Pencegahan terhadap Sindrom Muntah Siklik hingga kini dinilai sebagai suatu hal yang tidak mungkin. Namun, langkah-langkah berikut dapat dilakukan untuk mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan mual dan muntal akibat Sindrom Muntah Siklik [5]:
1. Bhanu Sunku. Cyclic Vomiting Syndrome. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2009.
2. Anonim. Cyclic vomiting syndrome. Raredisease National Institutes of Health; 2021.
3. Anonim. Cyclic vomiting syndrome. Medlineplus; 2021.
4. Anonim. Cyclic vomiting syndrome. Mayo Clinic; 2021.
5. Jayne Leonard & Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N., CNE, COI. How is cyclic vomiting syndrome treated?. Medical News Today; 2020.