√ Scientific BasePass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info
Scientific review by: Tim Riset IDNmedis
Sinusitis merupakan salah satu gangguan kesehatan yang umum dikeluhkan pasien pada daerah Amerika. Penyakit ini dapat menyerang orang dari berbagai umur, mulai dari anak-anak hingg orang dewasa dengan kisaran umur 25-64 tahun. Menurut penelitian, sinusitis menyerang 16% populasi amerika per tahun. [1]
Sinusitis merupakan suatu penyakit di mana terjadi pembengkakkan pada daerah sinus. Sinus merupakan rongga diantara batang hidung dan area kepala.
Pada kondisi ini mukus dapat menumpuk pada area sinus menyebabkan pasien mengalami kesulitan bernafas. Pada kondisi ini, sinusitis akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. [1]
Fakta Sinusitis
Onset Sinusitis Berkaitan dengan Asma
Pada beberapa kasus, penyakit asma sering berkaitan dengan infeksi sinus kronis. Penelitian menyebutkan bahwa kemunculan sinusitis dapat dipicu oleh gangguan pernafasan jalur rendah. Pengobatan terhadap sinusitis juga diketahui dapat memperbaiki penyakit asma pada pasien. [2]
Prevalensi Sinusitis Dipengaruhi Gender dan Ras
Walaupun sinusitis dapat terjadi pada berbagai kalangan umur dan berbagai region, terdapat prevalensi yang tinggi pada penduduk daerah selatan, dan tengah-barat. Wanita juga memiliki potensi yang lebih tinggi mengidap sinusitis dibandingkan pria. [3]
Jenis Sinusitis
Jenis sinusitis dapat diklasifikasikan berdasarkan durasi penyakit dan onset terjadinya penyakit, antara lain: [3]
Rhinosinusitis Akut Penyakit sinusitis terjadi tiba-tiba dan dapat sembuh dalam kurun waktu kurang dari 4 minggu.
Rhinosinusitis Subakut Penyakit rhinosinusitis berlangsung secara konstan dalam jangka waktu kurang dari 12 minggu.
Rhinosinusitis Akut Berulang Penyakit rhinosinusitis akut berulang hingga 4 kali atu lebih, di mana setiap periode membutuhkan waktu penyembuhan sekitar 7 hari.
Rhinosinusitis Kronis Gejala rhinosinusitis berlangsung hingga 12 minggu atau lebih.
Bagaimana Mekanisme Sinusitis dalam Tubuh
Pada dasarnya sinusitis ditandai dengan keberadaan edema dan inflamasi pada saluran hidung sehingga memproduksi mukus yang tebal. [3]
Mukus tersebut kemudian menghalangi area paranasal sinus. Bakteri dapat masuk ke area sinus pada saat batuk dan bernafas, mukus pada area sinus kemudian menjadi tempat bakteri tumbuh. [3]
Pada kondisi ini, bakteri dapat menginfeksi selama 5-10 hari dan memperburuk kondisi sinusitis pada pasien. [3]
Penyebab Sinusitis
Sinusitis disebabkan oleh berbagai macam faktor, baik faktor internal maupun faktor lingkungan. Beberapa penyebab tersebut antara lain: [4, 5]
Infeksi Virus Infeksi virus diketahui sebagai penyumbang terbesar terhadap risiko sinusitis. Walaupun pada umumnya infeksi virus menjadi pemicu utama sinusitis, infeksi bakteri dapat menjadi infeksi sekunder dari sinusitis pasca infeksi virus.
Gangguan Pada Area Saluran Hidung Keberadaan polip, keretakan, dan trauma pada area sinus dan sekitarnya dapat memicu sinusitis.
Gangguan Saluran Pencernaan Refluks gastro-esophageal dan disfungsi hati diketahui dapat menyebabkan sinusitis [5].
Gangguan Hormonal Sensitivitas yang tinggi terhadap estrogen dapat memicu kemunculan sinusitis.
Alergi Alergi dapat disebabkan oleh konsumsi makanan yang mengandung allergen seperti alkohol atau cokelat. Menghirup senyawa yang bersifat allergen seperti cat dan pelarut tertentu juga diketahui dapat memicu sinusitis.
Pasien Defisiensi Imun Pengidap HIV, diabetes mellitus, atau kanker yang sedang menjalani kemoterapi memiliki potensi lebih tinggi terhadap sinusitis.
Polusi Polusi udara dari asap industri, kendaraan bermotor, dan asap rokok dapat memicu iritasi pada area sinus dan memicu sinusitis. Bau termbakau yang melekat pada pakaian juga dapat menjadi iritan dan menyebabkan sinusitis.
Gejala Sinusitis
Terdapat beberapa gejala yang dapat mengindikasikan sinusitis antara lain: [4]
Rasa sakit pada wajah.
Keberadaan nanah pada hidung.
Hidung tersumbat.
Hyposmia: Hyposmia merupakan kondisi di mana seseorang mengalami penurunan kemampuan mendeteksi bau dan aroma.
Pasien disarankan untuk ke dokter jika gejala sinusitis terjadi lebih dari 10 hari dan tidak kunjung sembuh. Gejala sinusitis yang terjadi berulang juga perlu diperiksakan ke dokter.
Pasien dengan gejala sakit kepala yang parah juga disarankan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. [4]
Komplikasi dan Risiko Sinusitis
Walaupun sinusitis merupakan penyakit yang umum terjadi, komplikasi parah disebabkan sinusitis jarang terjadi. Namun, pada umumnya komplikasi terjadi akibat infeksi akut bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Staphylococcus.
Berdasarkan area komplikasi dari sinusitis, jenis komplikasi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis antara lain: [6]
Komplikasi Lokal Sinusitis kronis dapat memicu mucoceles (lesi pada area mukosa oral). Lesi ini sering ditemukan pada kelenjar saliva pada rongga mulut. Pada tahap awal lesi ini tidak memiliki gejala khusus, hingga beberapa tahun pasien mengalami sakit kepala terus menerus.
Komplikasi Orbital Infeksi orbital terjadi jika infeksi menjalar ke area orbital septum seperti area mata, lipatan mata. Pada beberapa kasus yang lebih parah, komplikasi orbital dapat mempengaruhi daya pengelihatan.
Komplikasi Intrakranial Pada komplikasi orbital yang parah, infeksi bakteri dapat menjalar melalui pembuluh darah menuju organ lain yang terhubung dengan pembuluh darah terkait dengan sistem orbital, termasuk otak. Pada komplikasi ini, pasien dapat mengalami meningitis (infeksi selaput otak), dan memicu kematian.
Deteksi Dini dan Diagnosis Sinusitis
Observasi Keluhan Pasien Tim medis akan menanyakan gejala sinusitis pada pasien seperti, keberadaan nanah pada hidung, sakit pada kepala, batuk, hidung tersumbat, disertai dengan durasi gejala. Pada anak-anak, penyakit sinusitis dapat disertai dengan muntah. [1]
Observasi Riwayat Pasien Tim dokter juga akan melakukan observasi terhadap riwayat pasien terhadap penyakit sinusitis sebagai data pendukung hasil diagnosis sementara. [1]
Observasi Klinis Tim dokter akan melakukan evaluasi terhadap area sinus pasien untuk melihat pembengkakkan sinus, edema pada area mukosa hidung, sekresi nanah, dan pergerakan nafas pasien. Observasi ini juga ditambah dengan pengamatan klinis lain seperti keberadaan lingkaran hitam pada mata pasien dan edema periorbital. [1]
Endoksopi Nasal Endoskopi nasal diperlukan untuk melakukan pengamatan lebih spesifik terhadap eritema mukosa dan sekresi nanah pada area nasal. Keberadaan polip pada area hidung juga dapat dideteksi melalui endoskopi. [1]
Cara Mengobati Sinusitis
Penggunaan nasal saline spray Nasal saline spray dapat dilakukan untuk membersihkan sisa mukus pada area sinus dan melembabkan membrane mukosa. Penggunaan spray dapat dilakukan setiap pagi dan malam saat membersihkan gigii. [7]
Steroid topikal Steroid topikal dapat diaplikasikan untuk mengurangi edema pada area mukosa hidung. Namun, pengobatan ini lebih efektif pada pasien dengan sinusitis yang disebabkan oleh alergi. [3]
Antibiotik Penggunaan antibiotik hanya dilakukan jika dokter mendiagnosis sinusitis karena infeksi bakteri. Konsumsi amoxicillin selama 14 hari dapat digunakan sebagai tahap awal pengobatan. Namun, pada beberapa kasus, efektivitas amoxicillin dapat kurang dari 70%. [3]
Sementara itu, penggunaan antibiotik metronidazole dapat diaplikasikan untuk membasmi bakteri anaerob. Penggunaan metronidazole selama 3-6 minggu dapat ditambahkan jika pasien tidak kunjung sembuh setelah pengobatan dengan amoxicillin selama 5-7 hari. [3]
Cara Mencegah Sinusitis
Berikut di bawah ini adalah cara mencegah sinusitis: [4, 8]
Menghindari sumber alergen: Salah satu faktor penyebab sinusitis adalah alergen, oleh karena itu, menghindari sumber alergen adalah salah satu cara mencegah sinusitis yang disebabkan alergi.
Menghindari lingkungan dengan kelembaban rendah: Jika Anda hidup di daera beriklim kering, usahakan untuk menyediakan humidifier untuk menjaga area rongga hidup tetap lembab. Pastikan mesin humidifier bersih dan terbebas dari bakteri dan jamur.
Konsumsi air putih yang cukup: Konsumsi air putih yang cukup akan menjaga tubuh tetap terhidrasi sehingga mampu menjaga kelembapan area mukosa sinus.
Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi: Jika anda tidur dengan posisi kepala lebih rendah, maka cairan mukus dapat menumpuk pada daerah sinus dan menyebabkan hidung tersumbat. Usahakan untuk meletakan bantal lebih tinggi sehingga posisi kepala saat tidur menjadi lebih tinggi.
1. Raymon G Slavin MD, Sheldon L Spector MD, I Leonard Bernstein MD. The diagnosis and management of sinusitis: A practice parameter update. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2005.
2. S. Ragab, G. K. Scadding, V. J. Lund, H. Saleh. Treatment of chronic rhinosinusitis and its effects on asthma. European Respiratory Journal; 2006.
3. Amanda S Battisti, Pranav Modi, Jon Pangia. Sinusitis. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2020.
4. Anonim. Sinus infection (Sinusitis). Centers for Disease Control and Prevention; 2019.
5. Jean-Pierre Barral, Alain Croibier. Chapter 30-Sinusitis. Science Direct; 2009.
6. Martin Wagenmann MD, Robert M Naclerio MD. Complications of sinusitis. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health; 1992.
7. Daniel L Hamilos MD. Chronic Sinusitis. National Center for Biotechnology Information, U.S National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2000.
8. Anonim. What to do abous sinusitis: A step-by-step approach to treating and preventing sinusitis starts with a simple nasal wash. Harvard Health Publishing; 2020.