Tinjauan Medis : dr. Hadian Widyatmojo, SpPK
Transplantasi adalah suatu tindakan mengganti organ yang tidak berfungsi baik dengan organ lain yang memiliki fungsi serupa namun dengan kondisi yang sehat. Salah satu kegiatan transpalntasi yang paling
Daftar isi
Ginjal adalah salah satu organ tubuh yang sangat penting untuk manusia agar tetap bisa hidup.
Kebanyakan orang terlahir dengan dua ginjal yang terletak di kedua sisi tulang belakang, di belakang perut, dan di bawah tulang rusuk.
Ginjal memiliki beberapa fungsi utama agar manusia bisa bertahan hidup. [2]
Ginjal yang berhenti bekerja dan tidak berfungsi normal lagi disebut sebagai kegagalan ginjal.
Jika gagal ginjal ini masuk pada tahap/stadium akhir (kronis) dengan akumulasi limbah beracun dalam tubuh, maka perlu dilakukan perawatan seperti hemodialisis, dialisis peritoneal, atau transplantasi ginjal. [2]
Hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal adalah tipe tindakan medis yang dapat membantu mengatasi kegagalan ginjal, namun tidak dapat menyembuhkan total. [2]
Penyebab umum dari gagal ginjal tahap akhir adalah: [2]
Transplantasi ginjal adalah operasi yang dilakukan untuk menggantikan ginjal yang sakit dengan ginjal baru yang sehat yang berasal dari pendonor.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa transplantasi ginjal tidak dapat menyembuhkan, namun transplantasi adalah pilihan yang lebih baik dari dua pilihan lainnya.
Karena ginjal yang telah rusak digantikan dengan yang lebih sehat, maka pilihan ini adalah tindakan yang paling mendekati kehidupan normal.
Meskipun begitu, pasien yang telah melakukan transplantasi ginjal harus tetap meminum obat untuk memastikan ginjal baru tetap sehat serta tetap harus kontrol ke dokter dengan rutin. [2,7]
Alasan lainnya yang membuat transplantasi lebih dipilih yaitu: [1]
Perlu diingat oleh setiap pendonor organ apapun, termasuk ginjal, bahwa donor organ sifatnya sukarela, dan bukan untuk mencari uang. Karena banyak sekali orang yang ingin menjual ginjalnya demi uang, dan menurut hukum ini salah.
Telah disebutkan pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 18 Tahun 1981 bahwa, “Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas sesuatu kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi.” [10]
Dan disebutkan juga bahwa, “Dilarang memperjual belikan alat dan atau jaringan tubuh manusia.” [10]
Pada Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 33 ayat 2 dijelaskan tentang hukuman bagi siapapun yang melakukan transaksi jual beli organ, “Barang siapa dengan sengaja melakukan perbuatan dengan tujuan komersial dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh atau jaringan tubuh atau transfuse darah dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).” [11]
Maka dari itu, pendonor maupun keluarga pendonor tidak boleh mengharapkan kompensasi apapun. Transplantasi ginjal bisa dari pendonor yang masih hidup, maupun yang sudah meninggal dunia.
Pendonor yang Masih Hidup
Dikenal dengan istilah (living donors). Pendonor hidup adalah setiap orang pemberi ginjal yang masih hidup, sehat, dan dengan ginjal yang sehat pula.
Berikut beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan oleh pendonor hidup: [2,3]
Operasi yang akan dijalani oleh pendonor dan penerima donor adalah jenis operasi besar. Pendonor yang sehat masih bisa hidup normal hanya dengan satu ginjal saja, namun ia harus tetap mempertimbangkan segala kemungkinan risiko yang ada. [6]
Pendonor yang Sudah Meninggal
Dikenal dengan istilah (deceased donor). Ginjal yang diperoleh dari pendonor yang sudah meninggal haruslah dari pendonor yang sebelumnya meninggal dunia karena menderita kematian otak. [3]
Namun, pendonoran ini harus terlebih dahulu disetujui oleh keluarga almarhum, baru dapat diberikan.
Pendonor yang sudah meninggal juga harus berasal dari orang dengan rentang usia 18 hingga 20 tahun. [3]
Syarat Pasien/Penerima Donor Ginjal
Kebanyakan pasien yang membutuhkan transplantasi ginjal bisa melakukan proses transplantasi tanpa pandang umur, selama pasien tersebut: [2]
Meskipun begitu, ada beberapa hal yang menyebabkan pasien yang mengalami gagal ginjal tidak dapat menerima operasi transplantasi ginjal. Hal ini disebabkan oleh:[1, 2, 7]
Syarat Pendonor Ginjal
Sedangkan untuk pendonor ginjal, pendonor diwajibkan orang yang sehat dan berumur minimal 18 tahun.
Tidak hanya itu, golongan darah serta tipe jaringan dari pendonor juga harus sama dengan pasien yang akan menerima donor ginjal.
Sama seperti penerima donor, ada juga beberapa hal yang dapat menghalangi seseorang bisa menjadi pendonor ginjal. Hal-hal tersebut adalah: [2]
Ada beberapa tahapan yang harus dipersiapkan serta dipertimbangkan oleh pasien untuk melakukan transplantasi ginjal.
Jika pasien sudah membulatkan keputusan untuk melakukan transplantasi ginjal, dokter kemudian akan memberikan rekomendasi rumah sakit atau pusat transplantasi ginjal yang ada.
Pasien bebas menentukan tempat berdasarkan rekomendasi tersebut.
Beberapa hal yang biasanya dipertimbangkan adalah biaya pengobatan mulai dari biaya pengobatan keseluruhan, biaya transportasi, dan biaya lainnya.
Selain itu juga pasien juga membertimbangkan komitmen, teknologi, serta teknik rumah sakit yang akan dipilih. [1]
Pada tahap evaluasi, pasien akan diperiksa apakah ia memenuhi kelayakan atau tidak.
Evaluasi ini meliputi kesehatan pasien cukup untuk mentoleransi obat-obatan seumur hidup, serta pasien bersedia dan mampu melakukan petunjuk tim operasi untuk transplantasi.
Tahap evaluasi adalah: [1, 2]
Pada tahap persiapan ini, ada tiga pemeriksaan yang harus dijalani oleh pasien dan pendonor ginjal untuk bisa melakukan operasi transplantasi ginjal, yaitu:
Kecocokan golongan darah antara pendonor dan penerima lebih disarankan dalam proses transplantasi ginjal.
Perbedaan golongan darah juga bisa saja terjadi, namun akan membutuhkan perawatan dan pengobatan tambahan sebelum dan sesudah transplantasi untuk menghindari penolakan terhadap ginjal baru. [1, 2]
Berikut kecocokan golongan darah yang diperbolehkan:[2]
Cek Tipe Jaringan
Jika golongan darah sudah cocok, maka tahap selanjutnya adalah cek tipe jaringan atau yang dikenal dengan HLA (Human Leukocyte Antigen).
Antigen adalah penanda yang dapat ditemukan di banyak sel tubuh. Jika pasien dan pendonor memiliki penanda atau antigen yang sama, maka kondisi ini menandakan kecocokan. [2]
Biasanya kecocokan ini lebih banyak ditemukan jika pendonor adalah saudara kandung. [2]
Tes Kecocokan (Crossmatch)
Crossmatch dilakukan dengan mencampurkan darah pasien penerima dengan pendonornya.
Jika hasil positif, maka transplantasi tidak dapat dilakukan karena berarti ada antibodi pada pendonor. Jika hasil negatif, maka transplantasi dapat dilakukan.
Crossmatch dilakukan 48 jam sebelum transplantasi dilakukan. [1, 2]
Beberapa tahapan yang akan dilalui pasien saat menjalani operasi translantasi ginjal secara umum adalah sebagai berikut: [7]
Harus diingat, bahwa pasien yang telah menjalani transplantasi ginjal tetap harus meminum obat imunosupresan seumur hidupnya.
Setelah melalui operasi transplantasi ginjal, pasien biasanya akan dirawat di rumah sakit selama tiga hingga tujuh hari untuk membuat keadaan fisik pasien kembali pulih.
Pada bulan pertama setelah operasi, biasanya pasien harus datang ke rumah sakit untuk pemeriksaan rutin sebanyak dua atau tiga kali dalam semiggu.
Jika dalam satu tahun tidak ada masalah serius yang terjadi, maka pasien hanya akan menjalani pemeriksaan rutin setiap tiga atau enam bulan sekali. Pasien juga bisa kembali berkegiatan normal seperti biasa setelah beberapa bulan usai operasi. [1, 3]
Setelah melalui operasi transplantasi, sebelum diperbolehkan pulang ke rumah, pasien akan membuat rencana pengobatan selanjutnya dengan dokter.
Pengecekan dan jadwal pertemuan tersebut dilakukan untuk memeriksa seberapa baik ginjal baru bekerja dan tidak mengalami penolakan transplantasi. [5]
Hasil tes darahlah yang akan menunjukkan ginjal mengalami penolakan atau tidak. Tekanan darah tinggi atau pembengkakan akan menjadi gejala awal.
Jika hal ini terjadi, maka pasien mungkin akan diminta untuk menjalani dialisis atau kembali menunggu mendapatkan ginjal kedua.
Beberapa orang yang mengalami gagal ginjal dan penolakan ginjal baru dapat menjalani operasi kedua untuk transplantasi ginjal.
Meskipun begitu, karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, kondisi penolakan tubuh terhadap transplantasi ginjal baru jarang terjadi. [5]
Setelah pasien menjalani operasi transplantasi ginjal, pasien disarankan untuk menghubungi kembali dokter apabila ada beberapa gejala atau sakit yang dialami. Gejala tersebut adalah: [5]
Operasi transplantasi ginjal dapat menyebabkan beberapa risiko komplikasi. Di antaranya adalah: [1, 3]
Salah satu obat yang harus diminum oleh pasien setelah melalui transplantasi ginjal adalah obat anti-penolakan atau yang disebut dengan obat imunosupresan.
Ketika pasien meminum obat ini, maka kemungkinan terjadinya risiko atau efek samping akan semakin besar. Beberapa efek samping yang kemungkinan dialami oleh pasien adalah: [1, 5]
Tingkat keberhasilan transplantasi ginjal bergantung pada organ yang didonasikan bersumber dari donatur yang masih hidup atau donatur yang sudah meninggal dunia.
Ginjal yang didapat dari pendonor yang masih hidup, umumnya bertahan lebih lama. Rata-rata pasien dapat bertahan hidup 12 hingga 20 tahun untuk ginjal dari pendonor yang masih hidup. [8]
Sedangkan untuk pasien dengan ginjal yang dari pendonor yang sudah meninggal dunia bertahan 8 hingga 12 tahun. [8]
Tingkat keberhasilan dan harapan hidup pasien transplantasi ginjal dapat dilihat pada tabel di bawah ini dalam bentuk presentase. [2]
Tipe Donor | Jenis | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun | 10 Tahun |
Living Donor | Tingkat keberhasilan | 95% | 88% | 80% | 57% |
Kelangsungan hidup | 98% | 95% | 90% | 64% | |
Deceased Donor | Tingkat keberhasilan | 90% | 79% | 67% | 41% |
Kelangsungan hidup | 95% | 88% | 81% | 61% |
Olahraga
Pasien disarankan melakukan kegiatan latihan fisik untuk meningkatkan kesehatan fisik maupun kesehatan mental.
Olahraga dapat mengatasi masalah berat badan, mengurangi stres dan mencegah komplikasi yang timbul setelah operasi seperti tekanan darah tinggi atau kolesterol.
Mengenai olahraga, pasien bisa berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan saran terbaik yang dibutuhkan oleh kondisi tubuh pasien.
Biasanya olahraga bisa dilakukan dengan durasi 30 menit dalam satu hari. Kegiatan olahraga yang bisa dilakukan beragam, seperti bersepeda, jalan santai, berenang dan latihan kekuatan ringan lainnya. [1]
Diet
Pasien akan diminta untuk mengatur ulang pola makan atau pola diet setelah menjalani operasi.
Beberapa obat yang harus diminum setelah transplantasi dapat membuat nafsu makan meningkat, namun pasien tetap harus menjaga pola makannya, menghitung jumlah konsumsi kalori, gula, dan lemak setiap harinya. [1]
Beberapa saran yang akan diberikan oleh dokter adalah: [1]
Harga transplantasi ginjal berbeda-beda di berbagai rumah sakit, karena bisa dipengaruhi oleh layanan rumah sakit, fasilitas, dan obat yang diberikan.
BPJS Kesehatan pada situs resminya memberikan informasi bahwa jika sesuai dengan amanat Undang-Undang, BPJS akan menanggung biaya kesehatan untuk transplantasi ginjal sebesar Rp 250.000.000. [9]
Maka, jika biaya yang dibutuhkan untuk transplantasi ginjal lebih dari ini, pasien harus membayar dengan uang sendiri.[9]
1. Mayo Cinic Staff. 2020. Mayo Clinic. Kidney Transplant.
2. Anonim. Diakses 2020. USF Transplant Surgery Departement of Surgery. Kidney Transplant.
3. Anonim. 2018. NHS UK. Kidney Transplant.
4. Healthwise Staff & Anne c. Pionier. 2018. HealthLink BC. Kidney Transplant.
5. Anonim. 2018. National Institute of Diabetes and Digetive and Kidney Diseases. Kidney Transplant.
6. Anonim. Diakses 2020. National Kidney Foundation. Kidney Transplant.
7. Anonim. Diakses 2020. John Hopkins Medicine. Kidney Transplant.
8. Anonim. Diakses 2020. Beth Israel Deaconess Medical Centre. Kidney Transplant.
9. Dee. 2014. BPJS Kesehatan, Badan penyelenggara Jaminan Sosial. BPJS Tanggung Biaya Transplantasi Ginjal di RSHS hingga Rp 250 Juta.
10. Anonim. Diakses 2020. Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1981 Tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia.
11. Ady Bintoro. Diakses 2020. Jurnal Orientasi Baru, Volume 25, Nomor 01, April 2016. Memahami Nilai Etika dan Moral Donasi Organ.