Daftar isi
Uvula merupakan daging yang menggantung di tengah langit-langit lunak tepatnya di bagian belakang tenggorokan. Uvula yang bengkak dapat membuat tenggorokan menjadi terasa sakit, kemerahan bahkan kesulitan bernapas [1, 2].
Uvula yang bengkak mungkin dapat juga menjadi pertanda bahwa tubuh sedang tidak dalam keadaan yang baik-baik saja, sehingga perlu untuk mengetahui penyebabnya [2].
Bengkak yang termasuk peradangan umumnya terjadi sebagai bentuk respon dari tubuh terhadap infeksi, alergi, penyakit maupun cedera tertentu [1].
Uvula bengkak mungkin akan membuat seseorang merasa bahwa ada yang tersangkut di bagian belakang tenggorokannya hingga gejala berikut pun muncul [1]:
Penyebab Uvula bengkak ada beragam, antara lain [2]:
Salah satu penyebab uvula bengkak yaitu infeksi. Adapun infeksi ini dapat berupa flu, mononukleosis, croup, dan radang tenggorokan.
Jika uvula bengkak disebabkan oleh infeksi, maka beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain [2]:
Gejala tersebut akan bergantung pada jenis infeksi yang menyebabkan uvula bengkak. Jika gejala tidak menunjukkan tanda membaik setelah berlangsung lebih dari satu minggu maka segera periksakan diri kedokter.
Uvula juga dapat menjadi bengkak akibat alergi musiman, seperti alergi terhadap [2]:
Mengingat, gejala umum alergi dapat meliputi kulit atau jaringan yang membengkak. Jika uvula bengkak disebabkan alergi maka gejala berikut ini mungkin akan muncul [2]:
Uvula yang bengkak dapat juga disebabkan oleh cedera tertentu. Cedera sendiri dapat disebabkan oleh banyak hal. Pertama, cedera dapat disebabkan oleh prosedur medis tertentu seperti [2]:
Selain itu, prosedur pengangkatan amandel dapat menimbulkan komplikasi berupa cedera yang mungkin akan menyebabkan uvula bengkak.
Kondisi medis seperti refluks asam (GERD) atau sering muntah dapat juga menyebabkan cedera yang akan menimbulkan uvula bengkak.
Konsumsi obat-obatan tertentu dapat menyebabkan seseorang mengembangkan uvula bengkak. Adapun obat-obatan yang dapat menyebabkan pembengkakan uvula antara lain [2]:
Jika konsumsi obat-obatan tertentu dapat menyebabkan uvula bengkak, dokter mungkin akan menggantinya dengan alternatif obat lainnya.
Kebiasaan mendengkur diketahui dapat juga menjadi penyebab uvula menjadi bengkak. Mengingat, suara dengkuran mungkin dapat menggetarkan uvula dengan kuat hingga terjadi iritasi atau pembengkakan.
Kebiasaan mendengkur ini dapat juga berkaitan dengan kondisi medis lain seperti sleep apnea obstruktif. Di mana, dengkuran akan menjadi keras dan berhenti ketika bernapas.
Jika uvula bengkak disebabkan oleh dengkuran akibat sleep apnea, gejala berikut ini mungkin juga akan muncul [2]:
Uvula bengkak mungkin juga dapat disebabkan oleh faktor genetik yang diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Salah satu gangguan genetika yang mungkin menyebabkan uvula bengkak yaitu Angioedema herediter.
Angioedema herediter sendiri merupakan suatu kondisi langka di mana dapat menyebabkan berkumpulnya cairan di sekitar pembuluh darah, bahkan menghentikan ncairan getak bening di tubuh.
Cairan yang terkumpul tersebutlah yang kemudian akan menyebabkan pembengkakan jaringan. Jika uvula bengkak disebabkan oleh Angioedema herediter maka pembengkakan mungkin juga akan terjadi di bagian tubuh lain seperti [2]:
Uvula bengkak pada beberapa kasus mungkin akan dapat hilang dengan sendirinya bahkan tanpa pengobatan apapun. Namun, beberapa kasus lain membutuhkan perawatan khusus sesuai dengan penyebab yang mendasarinya [3].
Oleh karena itu, jika uvula bengkak diikuti oleh beberapa hal berikut ini, maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter [3]:
Ketika memeriksakan diri kedokter, pastikan juga untuk memberitahukan informasi seperti [3]:
Dalam melakukan diagnosis terhadap uvula bengkak, dokter mungkin akan melakukan beberapa tes seperti [3]:
Pemeriksaan fisik merupakan tes utama yang akan dilakukan dalam mendiagnosis uvula bengkak.
Dokter mungkin juga akan mengambil sampel sekresi dengan menyeka tenggorokan maupun hidung pasien. Hal ini dapat membantu mengetahui jika ada infeksi bakteri, jamur maupun influenza yang menjadi penyebab uvula bengkak.
Tes darah mungkin akan dilakukan jika hasil uji sekresi belum benar-benar meyakinkan. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi makanan atau zat penyebab reaksi hingga uvula bengkak.
Jika uvula bengkak disebabkan oleh flu ringan, maka pembengkakannya mungkin akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus sekalipun [3].
Adapun pengobatan uvula bengkak umumnya akan fokus pada pengobatan dari penyebab yang mendasarinya. Untuk itu, masing-masing uvula bengkak akan memiliki jenis pengobatan berbeda-beda menurut penyebabnya, sebagai berikut [2, 3, 4]:
Jika pembengkakan uvula disebabkan oleh infeksi virus maka gejalanya mungkin akan dapat hilang dengan sendirinya. Mengingat, infeksi virus dapat sembuh bahkan jika tanpa pengobatan sekalipun.
Perlu diketahui juga bahwa, sebagian besar infeksi virus belum memiliki pengobatan yang efektif. Hingga kini, satu-satunya infeksi virus yang memiliki obat antivirus hanya influenza.
Oleh karena itu, infeksi virus cenderung hanya bisa ditunggu hingga periodenya berlalu. Selama proses menunggu tersebut pasien disarankan untuk [2]:
Jika uvula bengkak disebabkan oleh infeksi bakteri maka dokter mungkin akan memberikan antibiotik untuk pengobatannya. Penting untuk menghabiskan antibiotik seseuai dengan resep dokter bahkan jika gejala sudah menghilang sekalipun.
Jika memiliki kondisi yang berisiko menular, maka sangat disarankan juga agar tetap di rumah hingga dokter menyatakan aman untuk kembali beraktivitas.
Jika pembengkakan uvula disebabkan oleh alergi tertentu, maka dokter mungkin akan memberikan obat-obatan seperti antihistamin atau steroid.
Untuk membantu proses pengobatan, sangat disarankan juga agar menghindari alergen atau hal-hal yang dapat memicu alergi semakin parah.
Namun, jika alergi parah seperti anafilaksis yang menjadi penyebab uvula bengkak, maka dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan epinefrin.
Jika uvula bengkak disebabkan oleh cedera, maka dokter mungkin akan meresepkan obat pereda nyeri maupun obat antiinflamasi untuk meredakan gejala.
Jika pembengkakan uvula disebabkan oleh kebiasaan mendengkur saat tidur maka dokter mungkin akan menyarankan beberapa hal untuk dilakukan, seperti [2]:
Beberapa hal tersebut dapat membantu mengurangi kebiasaan mendengkur ketika tidur, sehingga pembengkakan tidak akan bertambah parah.
Jika uvula bengkak disebabkan oleh kelainan genetika seperti angioedema herediter maka dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa obat berikut ini [3]:
Dalam membantu proses pengobatan uvula yang bengkak, seseorang mungkin dapat melakukan beberapa kiat-kiat pengobatan rumahan berikut ini [2]:
Pencegahan uvula bengkak mungkin dapat dilakukan dengan mencegah penyebab yang mendasarinya, seperti dengan [2]:
1. Valencia Higuera & Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N., CNE, COI. What causes a swollen uvula?. Medical News Today; 2020.
2. Rachel Reiff Ellis & Hansa D. Bhargava, MD. What Causes a Swollen Uvula?. WebMD; 2019.
3. Ann Pietrangelo & Daniel Murrell, M.D. Uvulitis: Causes and Treatment for Swollen Uvula. Healthline; 2018.
4. Kristin Hayes, RN & Benjamin F. Asher, MD. What Causes a Swollen Uvula?. Verywell Health; 2021.