Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina. Kondisi ini terjadi ketika kadar bakteri dan jamur di vagina menjadi tidak seimbang, misalnya karena infeksi, perubahan hormonal, dan penggunaan
Daftar isi
Vulvovaginitis merupakan suatu kondisi gangguan ginekologi berupa peradangan pada area genital yang umumnya paling sering pada anak perempuan [1].
Vulvovaginitis atau juga dikenal sebagai vulvitis dan vaginis ini adalah peradangan atau infeksi yang terjadi pada daerah yang disebut vulva dan vagina [2].
Vulvovaginitis ini dapat terjadi akibat adanya beberapa kondisi seperti penutup introitus yang relatif kurang protektif oleh labis majora [1].
Selain itu, iritasi dan infeksi pada mukosa vagina dapat juga terjadi akibat konsentrasi estrogen yang rendah [1].
Vulvovaginitis ini dapat terjadi pada wanita dengan berbagai usia, mulai dari anak anak hingga wanita dewasa [2]. Untuk penjelasan lebih lanjut, simak selengkapnya berikut ini.
Seseorang yang mengalami Vulvovaginitis, secara umum akan menunjukkan gejala gejala sebagai berikut [3]:
Adapun beberapa gejala ini juga mungkin dialami oleh beberapa wanita yang menderita Vulvovaginitis [3]:
Vulvovaginitis ini diketahui dapat disebabkan oleh beberapa hal mulai dari bakteri hingga paparan bahan kimia tertentu sebagai berikut [2]:
Bakteri diketahui secara normal memang dapat ditemukan pada area vagina, salah satunya yaitu Gardnarella.
Bakteri ini diketahui dapat berkembang biak dan jika mengalami pertumbuhan yang berlebihan maka akan dapat menyebabkan masalah, termasuk infeksi vagina Vulvovaginitis.
Selain itu, pertumbuhan bakteri pada vagina yang terlalu berlebihan juga dapat menyebabkan vaginosis bakterialis.
Gardnarella diketahui bukan satu satunya bakteri yang dapat ditemukan di vagina, melainkan ada Streptococcus atau Staphylococcus yang juga mungkin ditemukan pada vagina.
Bedanya, Streptococcus atau Staphylococcus ini biasanya tidak menyebabkan infeksi.
Tanda telah terjadi infeksi bakteri pada area vagina yaitu keluarnya cairan berwarna putih keabu-abuan yang menyebabkan bau amis.
Salah satu penyebab Vulvovaginitis yang paling umum yaitu jamur yang salah satu jenisnya adalah Candida albicans.
Tanda telah terjadi infeksi oleh jamur ini yaitu adanya gejala berupa gatal pada kelamin dan keputihan kental berwarna putih dengan tekstur seperti keju cottage.
Infeksi jamur ini dapat terjadi pada beberapa wanita setelah menggunakan antibiotik. Mengingat, antibiotik bisa membunuh bakteri antijamur yang secara alami hidup di vagina.
Virus diketahui dapat menjadi salah satu penyebab Vulvovaginitis, yang umumnya ditularkan secara seksual.
Adapun virus virus yang dapat menyebabkan Vulvovaginitis melalui penularan seksual termasuk herpes dan human papillomavirus (HPV).
Vulvovaginitis yang merupakan peradangan pada vulva dan vagina wanita diketahui dapat disebabkan juga oleh adanya parasit seperti cacing kremi, kudis, dan kutu.
Faktor lingkungan seperti kebersihan dan alergen yang buruk dapat juga menyebabkan Vulvovaginitis. Selain itu, pakaian ketat juga dapat menyebabkan iritasi ketika bergesekan dengan kulit.
Pakaian yang ketat juga dapat memerangkap kelembaban di area tertentu seperti area genital. Kondisi kulit yang teriritasi dan lembab sangat renta menyebabkan Vulvovaginitis terjadi.
Infeksi menular seksual seperti trichomonas vaginitis diketahui dapat menyebabkan Vulvovaginitis dan ketidaknyamanan alat kelamin, gatal serta keluarnya cairan yang banyak.
Selain itu, infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, dan herpes juga dapat menyebabkan vaginitis.
Beberapa bahan kimia tertentu yang ditemukan dalam sabun, semprotan feminin, parfum, dan kontrasepsi vagina diketahui dapat menyebabkan reaksi alergi termasuk:
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, Vulvovaginitis ini juga disebut sebagai vaginitis di mana terjadi pembengkakan atau infeksi pada vulva dan vagina [4].
Berikut ini merupakan beberapa faktor-faktor yang meningkatkan risiko mengembangkan vaginitis meliputi [5]:
Adapun komplikasi yang dapat diakibatkan oleh Vulvovaginitis yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat antara lain [5]:
Vulvovaginitis merupakan salah satu gangguan yang umum terjadi pada wanita, namun jika dibiarkan maka dapat menjadi hal yang serius nantinya [3].
Oleh karena itu, jika mengalami gejala Vulvovaginitis, memeriksakan diri kedokter merupakan hal yang sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan penanganan yang tepat [3].
Diagnosis Vulvovaginitis umumnya akan dilakukan berdasarkan [2, 3]:
Beberapa jenis Vulvovaginitis diketahui dapat diobati sendiri, namun agar mendapatkan penanganan yang tepat maka konsultasi dengan dokter sebelum melakukan pengobatan adalah pilihan yang tepat [2].
Umumnya, pengobatan yang tepat untuk Vulvovaginitis akan bergantung pada jenis infeksi dan organisme yang menyebabkan kondisi ini terjadi. Adapun metode pengobatan Vulvovaginitis ini sendiri ada bermacam macam, termasuk [2]:
Pengobatan rumahan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengobati Vulvovaginitis yang disebabkan oleh infeksi jamur di masa lalu.
Adapun pengobatan rumahan ini dilakukan dengan menggunakan produk yang dijual secara bebas di apotek mana pun, termasuk:
Selain menggunakan produk produk tersebut, pengobatan rumahan untuk Vulvovaginitis dapat juga dilakukan dengan cara membuat sendiri, yaitu dengan membuat campuran bawang putih yang dihaluskan dengan minyak kelapa.
Bawang putih dan minyak kelapa dalam hal ini digunakan karena sifat antibakterinya, yang dapat membantu mengatasi Vulvovaginitis.
Lebih lanjut, pengobatan rumahan Vulvovaginitis dapat juga dilakukan dengan cara duduk di bak mandi sitz atau bak mandi hangat yang hanya merendam hingga area pinggul.
Duduk di bak mandi sitz ini diketahui dapat meredakan beberapa gejala Vulvovaginitis. Untuk membantu membunuh bakteri, ketika melakukan duduk di bak mandi sitz dapat juga ditambahkan minyak pohon teh atau sedikit cuka atau garam laut.
Namun, hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengobatan rumahan duduk di bak mandi sitz ini yaitu waktu. Di mana, seseorang tidak boleh terlalu lama duduk di bak mandi sitz dan harus segera mengeringkan area yang terkena.
Berdasarkan diagnosis Vulvovaginitis yang dilakukan, dokter akan dapat mengidentifikasi jenis organisme yang menyebabkan Vulvovaginitis dan meresepkan obat tertentu sesuai dengan kondisi pasien. Adapun obat obatan tersebut meliputi [2]:
Penyembuhan Vulvovaginitis dan mencegahnya terjadi kembali dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan area genital secara tepat, seperti menyeka dengan benar setelah menggunakan toilet.
Selain itu, beberapa hal berikut ini juga dapat dilakukan untuk membantu penyembuhan Vulvovaginitis [2] :
Pencegahan terhadap Vulvovaginitis dapat dilakukan dengan cara [5]:
1. A Jaquiery, A Stylianopoulos, G Hogg & S Grover. Vulvovaginitis: clinical features, aetiology, and microbiology of the genital tract. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 1999.
2. Kathryn Watson & Carolyn Kay, M.D. Vulvovaginitis. Healthline; 2020.
3. Lana Barhum & Elaine K. Luo, M.D. Can you treat vulvovaginitis at home?. Medical News Today; 2018.
4. Anonim. Vaginitis - self-care. Medilineplus; 2021.
5. Anonim. Vaginitis. Mayo Clinic; 2021.