Susu dan produk susu merupakan bahan makanan yang menjadi salah satu sumber protein berkualitas tinggi yang dibutuhkan tubuh [1].
Susu sapi sendiri bahkan telah menjadi salah satu makanan pokok yang dikonsumsi sehari hari bagi banyak orang [2].
Mengingat, protein yang terkandung didalamnya sangat baik bagi kesehatan, seperti pemeliharaan berat badan dengan efek mengenyangkan yang tinggi [1].
Namun, penelitian terbaru secara mengejutkan menunjukkan bahwa, ada kemungkinan konsumsi susu dapat memberikan efek negatif bagi tubuh [2].
Lalu, hal atau faktor apa yang membuat susu dapat bermanfaat atau bahkan berisiko menimbulkan efek negatif? Simak penjelasan selengkapnya.
Daftar isi
Waktu konsumsi susu diketahui dapat menjadi salah satu faktor penting yang menentukan efek susu terhadap tubuh [3].
Adapun waktu terbaik minum susu menurut pengobatan Ayurveda (sistem kesehatan alternatif di India) yaitu pada waktu malam hari [3].
Konsumsi susu pada malam hari akan memberikan manfaat untuk meningkatkan kualitas tidur karena susu dinilai dapat merangsang tidur [3].
Sebaliknya, tidak cocok jika konsumsi susu dilakukan pada pagi hari dan mungkin dapat menimbulkan efek negatif karena selain merangsang tidur, susu juga dinilai sebagai salah satu sumber makanan sulit dicerna [3].
Selain itu, ada juga studi yang menyebutkan bahwa, untuk mendukung pertumbuhan otot dan peningkatan komposisi tubuh waktu terbaik minum susu yaitu setelah melakukan olahraga [3].
Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa, wanita yang minum susu bebas lemak lima hari per minggu setelah olahraga mengalami peningkatan lebih besar pada massa otot dan penurunan berat badan dibandingkan yang tidak minum susu [3].
Berikut ini merupakan beberapa manfaat dari minum susu [4] :
Susu diketahui mengandung kalsium yang merupakan nutrisi penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi yang kuat. Selain itu, kalsium juga sangat berperan penting dalam pergerakan otot, dan sinyal saraf.
Selain itu, susu juga mengandung vitamin D yang merupakan nutrisi lain untuk menunjang kesehatan tulang.
Jadi tidak salah jika otoritas kesehatan merekomendasikan konsumsi susu untuk mencegah patah tulang dan osteoporosis terjadi.
Susu diketahui juga mengandung sumber mineral seperti kalium yang dapat membantu pembuluh darah membesar dan menurunkan tekanan darah.
Asupan kalium yang mencukupi akan dapat mengurangi asupan natrium (garam) yang baik untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Namun, perlu diketahui juga bahwa susu sapi juga mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung jika dikonsumsi secara berlebihan.
Untuk itu, jangan berlebihan dalam mengonsumsi produk susu dan olahan susu agar efek negatif tersebut dapat dicegah.
Susu diketahui mengandung kalsium yang tidak hanya baik untuk menjaga kesehatan tulang namun juga bermanfaat untuk melindungi lapisan usus untuk mengurangi risiko kanker usus besar (kanker rektum).
Selain itu, kandungan nutrisi lain dalam susu seperti Vitamin D mungkin berperan dalam regulasi pertumbuhan sel yang bemanfaat untuk [4]:
Namun, ada beberapa penelitian yang mengaitkan vitamin D yang tinggi dapat juga meningkatkan risiko kanker pankreas, dan kalsium terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko kanker prostat.
Meskipun demikian, peneliti masih membutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui secara pasti efek pada kanker tersebut. Mengingat banyak faktor yang dapat mempengaruhi risiko kanker.
Konsumsi susu yang mengandung kadar vitamin D yang cukup dapat mendukung produksi hormon serotonin yang diasosiasikan dengan suasana hati, nafsu makan, dan tidur.
Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan adanya keterkaitan antara kekurangan vitamin D dengan depresi klinis. Sehingga, konsumsi susu dengan kadar vitamin D yang cukup juga dapat mencegah depresi.
Susu sapi mengandung protein kualitas tinggi dengan semua asam amino esensialnya ini jika dikonsumsi akan dapat membantu pembentukan otot.
Selain itu, susu murni diketahui juga kaya sumber energi dalam bentuk lemak jenuh yang dapat mencegah penggunaan massa otot sebagai energi.
Osteoartritis lutut mungkin tidak bisa disembuhkan, namun dengan minum susu setiap hari diketahui dapat menurunkan perkembangan penyakit Osteoartritis lutut tersebut.
Manfaat susu sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya memang banyak, namun ada beberapa orang yang harus membatasi susu karena risiko negatif yang mungkin dapat ditimbulkan. Orang yang harus membatasi minum susu antara lain [3, 4]:
Orang yang memiliki intoleransi terhadap laktosa diketahui tidak mampu mencerna gula utama dalam susu.
Oleh karena itu, orang dengan intoleransi laktosa harus membatasi minum susu karena dapat menimbulkan efek negatif bagi tubuh seperti timbulnya gas, kembung, dan diare.
Penderita diabetes umumnya mengalami kondisi kontrol gula darah yang buruk sehingga membatasi konsumsi susu yang mengandung laktosa akan dapat berkontribusi pada kadar gula darah tinggi.
Berbeda dengan intoleransi laktosa, alergi susu atau hipersensitivitas, menunjukkan tubuh bereaksi terhadap protein dalam susu.
Seseorang yang memiliki alergi susu jika mengonsumsi susu akan dapat menyebabkan gejala seperti [4]:
Oleh karena itu, seseorang yang memiliki alergi susu sangat disarankan untuk tidak mengonsumsi susu agar reaksi alergi tidak terjadi.
Berikut ini merupakan beberapa kemungkinan efek buruk minum susu bagi kesehatan sehingga perlu menghindari konsumsi susu secara berlebihan [4]:
Sebagaimana telah diketahui, susu kaya akan kandungan lemak jenuh yang menurut The American Heart Association (AHA) dapat meningkatkan kadar kolesterol jika terlalu banyak dikonsumsi tubuh.
Efeknya, jika kadar kolesterol meningkat maka dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami penyakit jantung dan stroke.
Artinya, terlepas dari susu memang memberikan banyak manfaat namun jika konsumsinya terlalu banyak maka akan menimbulkan lemak jenuh dalam tubuh berlebih hingga mengakibatkan efek buruk.
Untuk mencegah efek buruk ini terjadi, AHA merekomendasikan agar orang mendapatkan tidak lebih dari 5-6% dari total kalori yang dibutuhkan dari lemak jenuh.
Konsumsi susu yang kaya akan kalium secara berlebihan dapat menyebabkan kadar kalium yang berlebihan dalam tubuh hingga terjadi kondisi yang disebut sebagai hipekelamia.
Hal ini menunjukkan bahaya yang dapat terjadi akibat mengonsumsi susu secara berlebihan, khususnya bagi orang yang telah memiliki masalah ginjal.
Konsumsi susu yang kaya kalsium secara berlebihan dapat menimbulkan kondisi di mana kadar kalsium terlalu banyak dalam tubuh atau disebut juga sebagai hiperkalsemia.
Jika seseorang mengalami hiperkalsemia maka dapat menyebabkan gangguan kesehatan tertentu seperti sembelit, batu ginjal, atau bahkan gagal ginjal.
Susu sapi mungkin mengandung residu hormon dan antibiotik, serta dioksin dan polychlorinated biphenyls (PCBs) yang berdampak negatif bagi kesehatan manusia.
Residu yang terkandung dalam susu tersebut dapat memberikan dampak buruk pada sistem saraf, sistem reproduksi, dan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, kandungan residu dalam susu tersebut juga berpotensi meningkatkan risiko beberapa jenis kanker tertentu.
1. Thorning Tanja Kongerslev, Raben Anne, Tholstrup Tine, Soedamah-Muthu Sabita S., Givens Ian & Astrup Arne. Milk and dairy products: good or bad for human health? An assessment of the totality of scientific evidence. Food & Nutrition Research; 2016.
2. Noreen Iftikhar & Shilpa Amin, M.D., CAQ, FAAP. Pros and Cons of Drinking Cow’s Milk. Healthline; 2020,
3. Lizzie Streit & Adda Bjarnadottir, MS. Is There a Best Time to Drink Milk?. Healthline; 2019.
4. Megan Ware & Katherine Marengo LDN, R.D. What to know about milk. Medical News Today; 2020.