Anak muntah adalah salah satu masalah kesehatan anak yang membuat panik dan cemas orang tua.
Kondisi anak muntah sendiri sebenarnya adalah hal yang wajar, terutama jika masih usia bayi atau balita.
Meskipun anak sudah berusia lebih dewasa, para orang tua pun tidak perlu terlalu panik dan bisa menghadapinya dengan tenang.
Meski anak muntah tanpa demam, para orang tua sebaiknya segera mencari tahu apa saja kemungkinan penyebab untuk bisa segera mengatasinya.
Daftar isi
Gastroenteritis atau flu perut atau muntaber adalah salah satu gejala di mana anak bisa muntah-muntah tanpa demam namun disertai dengan diare [1,2,3].
Bayi dan anak-anak yang lebih besar bisa mengalami hal ini dan orang tua boleh memerhatikan apakah diare terjadi pada si kecil [1,2,3].
Beberapa gejala gastroenteritis yang menyertai muntah pada anak biasanya meliputi [2,3] :
Jika anak masih usia bayi, orang tua perlu waspada terhadap akibat dari seringnya muntah, yakni dehidrasi [3].
Bayi dengan kondisi mengarah pada dehidrasi akan ditandai dengan beberapa gejala ini [4] :
Orang tua perlu segera membawa anak ke dokter jika tanda-tanda dehidrasi sudah mulai timbul.
Infeksi telinga adalah penyakit yang lebih rentan terjadi pada anak-anak, termasuk di usia bayi [1,2].
Seringkali, infeksi telinga dapat menimbulkan tanda-tanda berupa mual dan muntah tanpa demam [1,2].
Walau infeksi biasanya identik dengan demam, demam ada kalanya tidak terjadi.
Namun biasanya, beberapa gejala lain yang menyertai muntah adalah [5] :
Infeksi telinga pada anak biasanya tidak terlalu berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya tanpa ditangani secara medis [5].
Namun pada kasus lebih parah, demam bisa saja terjadi dan pendengaran anak bisa mengalami kerusakan.
Intususepsi merupakan gangguan pencernaan yang amat langka karena diketahui hanya 1 dari 1200 bayi yang mengalaminya [6,7].
Anak usia 3 bulan ke atas adalah yang berisiko mengalami intususepsi dengan salah satu gejala berupa muntah tanpa demam [6,7].
Kondisi intususepsi sendiri adalah ketika virus atau gangguan kesehatan tertentu merusak usus anak [6,7].
Berikut ini adalah tanda-tanda lain yang bisa saja diduga mengarah pada intususepsi [6,7] :
Stenosis pilorus atau pyloric stenosis merupakan kondisi langka lainnya yang ditandai pula dengan muntah tanpa demam [1,2,6].
Stenosis pilorus adalah kondisi saat bukaan antara usus dan perut terlalu sempit atau mengalami sumbatan [8].
Beberapa gejala lain yang umumnya menyertai muntah adalah [8] :
Pada usia bayi, muntah tanpa demam lebih sering terjadi karena mereka masih belajar untuk makan dan mencerna makanan [6].
Bahkan untuk menelan susu yang bertekstur cair sekalipun, bayi terutama usia sekitar 4 minggu tidak sebaiknya terlalu cepat atau terlalu banyak [6].
Muntah setiap sehabis diberi makan biasanya tidak berkepanjangan, namun orang tua perlu menyesuaikan porsinya saja; beri suapan sedikit-sedikit pada bayi agar tidak mudah muntah [6].
Intoleransi susu juga dapat menjadi salah satu penyebab anak muntah tanpa disertai demam [6].
Galaktosemia adalah istilah untuk intoleransi susu ini dan biasanya terjadi pada bayi, terutama bayi yang lahir tanpa enzim pemecah gula yang terkandung dalam susu di tubuhnya [6].
Ketika bayi masih menyusui, ASI pun bisa menjadi terlalu sensitif bagi tubuhnya sehingga menyebabkan muntah setiap sehabis menyusu [6].
Tidak hanya dari ASI, susu apapun yang dikonsumsi si kecil mampu menyebabkan sejumlah gejala galaktosemia, seperti [6] :
Para orang tua wajib mengecek bahan-bahan yang terkandung di dalam susu formula apabila si kecil sudah mulai mengonsumsinya, tak terkecuali protein susu [6].
Balita biasanya tidak mudah mengalami mabuk perjalanan, namun beberapa bayi lebih rentan terhadap kondisi ini [6].
Jika melakukan perjalanan dengan mobil atau kereta, biasanya anak bisa saja muntah tanpa demam sebab ia mengalami mabuk perjalanan [6].
Selain muntah, anak akan merasa pusing dan mual terus-menerus; ditambah pada beberapa kasus, perut akan terasa penuh oleh gas dan sembelit [6].
Berada dalam perjalanan dengan jalan yang tidak rata, terpapar angin kencang dan terpapar bau menyengat akan lebih mudah lagi membuat anak rewel dan muntah-muntah [6].
Biasanya, rasa mual juga memicu anak mengeluarkan air liur lebih banyak, maka orang tua juga sebaiknya memerhatikan hal tersebut [6].
Anak-anak, khususnya bayi dan balita, belum mengetahui bahaya memasukkan barang ke dalam mulut [1].
Jika sampai tertelan, hal ini bisa menyebabkan anak muntah-muntah yang tentunya tidak disertai demam [1].
Benda asing tersebut bisa saja berupa mainan berukuran kecil, tersedak potongan makanan, menelan duri ikan, atau koin [1].
Ketika terjebak di tenggorokan, benda-benda tersebut mampu menyebabkan anak muntah-muntah; segera bawa ke dokter THT jika perlu [1].
Mengonsumsi makanan setengah matang atau mentah dapat menyebabkan keracunan pada tubuh anak yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus, Shigella, Salmonella, dan/atau Escheria coli [1].
Keracunan makanan biasanya ditandai dengan rasa mual, muntah, hingga diare [1].
Hanya saja pada keracunan makanan, demam tidak akan dialami oleh penderita [1].
GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung tak hanya berisiko terjadi pada orang dewasa [1,6].
Anak-anak termasuk bayi juga bisa mengalaminya dan mual maupun muntah adalah tanda utama kondisi ini [1,6].
Tanda bahwa anak mengalami kenaikan asam lambung adalah rasa mual dan muntah tepat setiap sehabis makan dan tanpa disertai demam [1,6].
Gastritis atau penyakit radang dinding lambung juga dapat menjadi pemicu muntah-muntah pada anak tanpa disertai demam [1].
Anak dapat mengalami radang ini karena infeksi virus atau dipicu oleh asupan makanan pedas [1].
Perbedaannya dari kenaikan asam lambung, gastritis menyerang lapisan pelindung lambung (dinding lambung) dengan tanda adanya pembengkakan [9].
Walau tidak berbahaya, anak perlu memperoleh pengobatan dan melakukan perubahan pada pola makannya [1].
Kepala terbentur atau terpukul benda tumpul dapat menjadi salah satu sebab anak muntah namun tidak demam [1,2].
Pada kasus cedera kepala, anak dapat muntah-muntah disertai rasa ngantuk yang berlebihan dan sakit kepala [1,2].
Cedera kepala dapat memicu adanya masalah pada otak atau tengkorak anak, pastikan setelah kecelakaan, orang tua bisa membawa anak memeriksakan diri ke dokter [1,2].
Anak pengguna obat tertentu dapat mengalami muntah sebagai efek sampingnya, namun tidak disertai demam [1].
Beberapa jenis obat yang mampu memicu mual maupun muntah pada anak adalah [1] :
Jika anak mengonsumsi salah satu jenis obat tersebut dan mulai terjadi muntah-muntah, segera bawa ke dokter dan konsultasikan mengenai obat alternatif yang lebih aman [1].
Anak paling rentan mengalami pilek dan masuk angin karena sistem imun mereka masih lemah [6].
Seringkali, bersin dan hidung tersumbat atau berair adalah gejala utama, namun terkadang balita (khususnya bayi) bisa mengalami muntah [6].
Terlalu banyaknya lendir di dalam hidung akan menyumbat saluran nafas dan kemudian mengganggu bagian tenggorokan [6].
Ini menjadi pemicu muntah pada anak tanpa demam; walaupun pada beberapa anak, flu atau pilek bisa ditandai dengan demam [6].
Ketika anak muntah tanpa disertai demam, memastikan penyebabnya adalah hal terpenting; oleh sebab itu, segera bawa anak ke dokter untuk diperiksakan.
Penanganan untuk muntah pada anak pun dapat disesuaikan dengan penyebabnya [1,2,3,4,5,6,7,8].
Pada beberapa kasus anak muntah karena penyakit bawaan tentu tidak dapat dihindari.
Namun ketika muntah terjadi karena infeksi atau radang, itu artinya orang tua perlu memastikan bahwa anak memperoleh asupan bernutrisi tinggi untuk menjaga kesehatannya [6].
Menghindarkan anak dari konsumsi makanan mentah dan setengah matang juga merupakan cara mencegah keracunan makanan dan infeksi bakteri [6].
Mengajarkan anak untuk mencuci tangan sebelum makan atau sebelum mengolah makanan juga akan menghindarkannya dari berbagai macam infeksi [6].
1. Pallavi Suyog Uttekar, MD & Shaziya Allarakha, MD. Why Is My Child Throwing Up With No Fever?. MedicineNet; 2021.
2. Amita Shroff, MD. Why Is My Child Throwing Up With No Fever?. WebMD; 2021.
3. Nancy S. Graves, MD. Acute Gastroenteritis. Primary Care: Clinics in Office Practice; 2013.
4. Roy M. Vega & Usha Avva. Pediatric Dehydration. National Center for Biotechnology Information; 2021.
5. Amina Danishyar & John V. Ashurst. Acute Otitis Media. National Center for Biotechnology Information; 2021.
6. Carissa Stephens, R.N., CCRN, CPN & Noreen Iftikhar, MD. Why Is My Baby Throwing Up When They Don’t Have a Fever?. Healthline; 2019.
7. Shobhit Jain & Micelle J. Haydel. Child Intussusception. National Center for Biotechnology Information; 2021.
8. Karen Garfield & Shane R. Sergent. Pyloric Stenosis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
9. Stephanie. The Difference Between Gastritis and GERD. Health Central; 2010.