Tinjauan Medis : dr. Christine Verina
arteriosklerosis atau dikenal dengan penyakit plak pada pembuluh darah arteriola (cabang dari pembuluh darah arteri) dimana pembuluh darah menjadi keras dan tersumbat oleh plak darah tidak bisa mengalir
Daftar isi
Arteriosklerosis adalah kondisi pembuluh darah arteri yang mengalami pengerasan karena dinding arteri besar dan menengah menjadi tempat akumulasi plak [1,3,4,5,6,7,8,9].
Ketika pembuluh arteri mengeras, peredaran darah ikut terpengaruh dan tak lagi dapat mengalir ke seluruh tubuh secara lancar.
Padahal, aliran darah membawa oksigen serta nutrisi ke seluruh jaringan tubuh agar bisa bekerja dengan maksimal.
Bila aliran darah terganggu, otomatis fungsi organ tubuh tidak mendapat cukup darah maupun oksigen yang pada akhirnya berakibat pada gagal fungsi.
Pembuluh arteri sendiri normalnya memiliki sifat elastis, namun semakin usia bertambah tua ditambah dengan pola hidup yang kurang sehat, pembuluh darah menjadi lebih keras dan cenderung kaku.
Arteriosklerosis kerap dianggap sama dengan kondisi aterosklerosis, namun walau sama-sama merupakan penumpukan plak pada dinding arteri, keduanya berbeda.
Apa perbedaan arteriosklerosis dan aterosklerosis? [10]
Arteri terdiri dari arteri besar, menengah dan kecil di mana arteri kecil disebut juga dengan arteriola.
Aterosklerosis merupakan suatu proses bagaimana kondisi ketika dinding arteri besar atau menengah (jarang terjadi pada arteri kecil) yang fleksibel menjadi kaku karena penumpukan lemak.
Sementara itu, arteriosklerosis adalah sebuah kondisi berkurangnya elastisitas dan fleksibilitas dari dinding pembuluh darah arteri.
Arteriosklerosis adalah akibat dari proses penebalan pada dinding pembuluh darah oleh plak.
Tinjauan Arteriosklerosis juga disebut dengan aterosklerosis, yaitu pengerasan pembuluh darah arteri yang terjadi karena plak terakumulasi pada dinding arteri. Bila dibiarkan, aliran darah semakin tidak lancar dan fungsi organ tubuh dapat terganggu.
Penyebab pasti dari arteriosklerosis belum diketahui jelas, hanya saja terdapat dugaan kuat bahwa kondisi ini berkembang pada usia muda seseorang.
Dari gaya hidup yang kurang sehat sedari muda, arteriosklerosis ini semakin mudah berkembang lebih serius dan gejalanya akan dirasakan saat semakin tua.
Dinding bagian dalam arteri yang rusak akan menyebabkan arteriosklerosis di mana sebagai akibatnya plak terbentuk dan menumpuk sehingga pembuluh darah tersumbat.
Beberapa faktor yang mampu meningkatkan risiko arteriosklerosis adalah sebagai berikut [1,3,4,5,6,7,8] :
Tinjauan Arteriosklerosis bersifat progresif di mana gejala berkembang seiring usia bertambah tua. Beberapa faktor seperti kurang olahraga, obesitas, hipertensi, kebiasaan merokok, faktor riwayat kesehatan keluarga, hingga kolesterol/trigliserida tinggi dapat memicu arteriosklerosis.
Arteriosklerosis tidak langsung dapat dirasakan gejalanya karena gejala baru akan timbul biasanya seiring pertambahan usia menjadi lebih tua.
Arteriosklerosis berkembang secara bertahap dan pada tahap ringan, biasanya kondisi ini tidak menimbulnya gejala apapun.
Bila kondisi arteri sudah sangat menyempit, tersumbat dan mengeras, maka gejala baru akan timbul karena jaringan dan organ dalam tubuh tak lagi memperoleh darah dan oksigen yang cukup.
Beberapa gejala berikut ini timbul pada kondisi arteriosklerosis dengan tingkat keparahan sedang hingga parah [7,8].
Kenali pula gejala-gejala stroke maupun serangan jantung karena kedua penyakit ini seringkali berawal dari kasus arteriosklerosis.
Dengan mengenali secara dini gejala stroke maupun penyakit jantung, maka arteriosklerosis juga berpotensi dapat diatasi dengan cepat.
Berikut ini adalah gejala-gejala penyakit stroke yang wajib diwaspadai :
Sementara itu, sejumlah gejala-gejala serangan jantung yang juga wajib dikenali antara lain adalah :
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Bila beberapa gejala arteriosklerosis, gejala stroke ataupun gejala serangan jantung di atas mulai dialami, jangan ragu untuk segera menemui dokter dan berkonsultasi.
Mati rasa dan nyeri pada bagian kaki hingga rasa sakit di bagian dada bukan gejala biasa, sebab ini adalah tanda aliran darah kurang lancar.
Menemui dokter sedini mungkin akan membantu menghasilkan diagnosa awal yang juga memudahkan dokter dalam memberikan penanganan pada pasien.
Penanganan dokter sejak dini akan mencegah perburukan kondisi gejala sekaligus akan meminimalisir risiko serangan jantung serta komplikasi jantung lainnya.
Tinjauan Gejala arteriosklerosis mulai timbul pada tingkat keparahan sedang hingga serius, seperti halnya tubuh cepat lelah, nyeri dan mati rasa pada tubuh, kelemahan otot, sesak nafas, dada sakit hingga mengalami linglung. Waspadai juga gejala-gejala stroke dan penyakit jantung karena dapat menjadi tanda arteriosklerosis telah terjadi.
Bila memeriksakan gejala arteriosklerosis, umumnya beberapa metode diagnosa di bawah ini yang akan dilakukan oleh dokter [1,7,8] :
Pemeriksaan fisik selalu dilakukan di awal di mana dokter akan memeriksa denyut nadi pasien apakah dalam kondisi lemah atau tidak.
Dokter memeriksa fisik pasien juga dengan tujuan untuk mendengarkan suara pada arteri menggunakan stetoskop maupun mengecek adanya pengurangan tekanan darah pada bagian tubuh yang terpengaruh.
Dari hasil pemeriksaan fisik, biasanya dokter dapat memperoleh beberapa tanda bahwa arteri sedang mengeras, membesar, atau menyempit.
Namun pemeriksaan fisik saja belum cukup sehingga beberapa tes lanjutan perlu ditempuh oleh pasien.
Angiogram atau katerisasi jantung adalah metode pemeriksaan yang dokter lakukan untuk mengecek apakah pembuluh darah jantung mengalami sumbatan.
Tes ini bertujuan untuk merekam sinyal listrik jantung yang akan menunjukkan adanya gangguan pada jantung.
Metode pemeriksaan ini juga digunakan untuk menunjukkan apakah pasien memiliki riwayat serangan jantung.
Tes ini digunakan dokter biasanya sebagai cara untuk mengukur tekanan darah khususnya pada bagian kaki dan sepanjang lengan pasien.
Pengukuran tekanan darah ini sangat diperlukan untuk dokter dapat mengetahui tingkat keparahan sumbatan pada arteri.
Dokter juga biasanya merekomendasikan pasien untuk menempuh tes darah untuk mengetahui kadar gula darah dan kolesterol.
Namun sebelum tes dilakukan, selama 12 jam pasien harus berpuasa tanpa makan dan minum apapun kecuali air putih.
Tes pemindaian seperti MRA (magnetic resonance angiography) ataupun CT (computerized tomography) scan dilakukan untuk dokter dapat mendeteksi adanya pengerasan ataupun penyempitan pada arteri pasien.
Dokter juga biasanya ingin mengetahui seberapa bagus fungsi jantung ketika pasien melakukan aktivitas fisik, maka tes stres ini pun diterapkan.
Tinjauan Beberapa tes yang dilakukan dokter untuk mendiagnosa arteriosklerosis antara lain adalah tes pemindaian, tes stres, tes darah, USG Doppler, angiogram, elektrokardiografi dan pemeriksaan fisik.
Dalam mengatasi arteriosklerosis, tiga metode akan dianjurkan oleh dokter.
Tak hanya obat-obatan maupun operasi, perubahan gaya hidup juga perlu dilakukan oleh pasien untuk mengatasi arteriosklerosis [1,6,7,8],.
Pemberian obat-obatan oleh dokter biasanya bertujuan untuk memperlambat perkembangan arteriosklerosis dan mencegah komplikasi.
Beberapa jenis obat yang umumnya diresepkan antara lain adalah :
Pada kasus arteriosklerosis yang sudah sangat parah, maka langkah operasi biasanya direkomendasikan oleh dokter.
Arteriosklerosis yang tak ditangani dengan cepat bila dibiarkan semakin lama dapat berakibat pada kerusakan jaringan dan otot kulit pasien.
Beberapa jenis operasi yang dapat ditempuh oleh pasien antara lain adalah :
Baik sebelum diresepkan obat oleh dokter, maupun setelah menjalani prosedur operasi sekalipun, perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat sangat dianjurkan.
Sebelum arteriosklerosis menjadi terlalu parah atau bahkan ketika arteriosklerosis sudah sangat serius, penerapan pola hidup sehat seperti berikut akan bermanfaat :
Tinjauan Pengobatan arteriosklerosis adalah berdasarkan kondisi yang memicunya. Namun umumnya, dokter akan memberi resep obat-obatan, merekomendasikan operasi bila kondisi sudah sangat parah, maupun anjuran diet dan perubahan pola hidup.
Arteriosklerosis dapat memicu berbagai kondisi komplikasi di mana komplikasi terjadi tergantung dari arteri yang mengalami sumbatan [1,6,7,8].
Arteriosklerosis pada dasarnya dapat selalu dicegah dengan menjalani pola hidup sehat setiap hari di mana hal ini dianjurkan bagi orang-orang berusia muda [9].
Tinjauan Pencegahan terbaik agar arteriosklerosis tidak menyebabkan penyakit degeneratif lebih serius adalah dengan menjaga pola hidup sehat. Olahraga, tidak merokok, makan makanan sehat, menjaga berat badan (menghindari obesitas), serta mengecek kesehatan rutin.
1) Roma Pahwa & Ishwarlal Jialal. 2019. National Center for Biotechnology Information. Atherosclerosis.
2) Diyan Yunanto Setyaji, Yayi Suryo Prabandari, & I Made Alit Gunawan. 2018. Jurnal Gizi Klinik Indonesia Aktivitas fi sik dengan penyakit jantung koroner di Indonesia.
3) Mahmoud Rafieian-Kopaei, Mahbubeh Setorki, Monir Doudi,2 Azar Baradaran, & Hamid Nasri. 2014. International Journal of Preventive Medicine. Atherosclerosis: Process, Indicators, Risk Factors and New Hopes.
4) Anonim. 2017. American Heart Association.
5) Aldons J. Lusis. 2000. HHS Public Access. Atherosclerosis.
6) Raja B Singh, MD, Sushma A Mengi, PhD, Yan-Jun Xu, MD PhD, Amarjit S Arneja, MD, & Naranjan S Dhalla, PhD MD (Hon) DSc (Hon). 2002. Experimental & Clinical Cardiology. Pathogenesis of atherosclerosis: A multifactorial process.
7) S. C. Bergheanu, M. C. Bodde, & J. W. Jukema, 2017. Netherlands Heart Journal. Pathophysiology and treatment of atherosclerosis.
8) Anonim. National Heart, Lung, and Blood Institute. Atherosclerosis.
9) Glenn Gandelman MD MPH, Lu Cunningham, & Mandy Snyder APRN. University of Rochester Medical Center. What You Can Do to Prevent Atherosclerosis.
10) Health & Medicine | Khan Academy. 2012. YouTube: khanacademymedicine. Arteriosclerosis, arteriolosclerosis, and atherosclerosis.