Penyakit & Kelainan

Batu Empedu: Penyebab – Gejala dan Penanganan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa Itu Batu Empedu?

Batu Empedu (img : Cleveland Clinic)

Batu empedu adalah suatu penyakit yang juga dikenal dengan istilah kolelitiasis yang ditandai utamanya dengan perut yang terasa sakit karena terdapat batuk di dalam kantong empedu [1,2,3,4,5,6,7].

Kantong empedu sendiri merupakan organ dengan ukuran kecil yang berada di bawah organ hati yang berfungsi sebagai penghasil dan penyimpan cairan empedu.

Cairan empedu adalah cairan yang mendukung proses pencernaan (salah satunya adalah kolesterol).

Namun, kolesterol yang tak berhasil dicerna dapat mengendap yang kemudian endapan ini membentuk batu empedu.

Kolesterol yang mengendap akan menjadi keras dan akhirnya terbentuk batu.

Batu empedu adalah penyakit yang bersifat ringan, namun ketika tidak segera ditangani komplikasi dapat terjadi.

Tinjauan
Batu empedu adalah sebuah penyakit di mana terdapat pembentukan batu dari kolesterol yang tidak berhasil dicerna oleh cairan empedu. Kolesterol yang mengendap dan mengeras ini kemudian disebut dengan batu empedu.

Fakta Tentang Batu Empedu

  1. Di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 25 juta penderita batu empedu di mana sebagian besar adalah wanita dengan persentase 65-75% [1,4].
  2. Sekitar 80% orang dapat mengalami batu empedu tanpa gejala yang disebut dengan istilah silent gallstones [2].
  3. Pada kasus silent gallstones, dokter baru mengetahui terdapat batu empedu di dalam tubuh pasien saat pemeriksaan rontgen perut atau justru pada waktu prosedur operasi perut dilakukan [2,5].
  4. Prevalensi batu empedu di beberapa negara barat diestimasi sekitar 10-15% yang dapat terus meningkat seiring bertambahnya usia dan memasuki usia lanjut [3].
  5. Sementara itu, di Indonesia data atau informasi prevalensi batu empedu masih belum diketahui jelas karena terbatasnya publikasi [3].

Penyebab Batu Empedu

Pada kebanyakan kasus batu empedu, batu berasal dari kolesterol yang mengendap dan mengeras.

Namun sebenarnya, batu empedu juga dapat berasal dari bilirubin atau garam kalsium [1,2,4,5,6,7].

  • Kolesterol Berlebihan : Kolesterol yang terlalu banyak di dalam kantong empedu dan tak sempat dicerna oleh empedu akan mengalami pengendapan lalu mengeras.
  • Bilirubin Berlebihan : Tak hanya kolesterol, kadar bilirubin yang berlebihan di dalam kantong empedu dapat juga mengalami pengerasan setelah mengendap.

Agar tetap bekerja dengan maksimal dan selalu sehat, kantong empedu normalnya harus mengosongkan diri dari bilirubin ataupun kolesterol agar tidak terjadi pengendapan.

Cairan empedu yang gagal melarutkan atau mencerna bilirubin serta kolesterol yang organ hati terus produksi, maka penumpukan terjadi.

Walau awalnya batu empedu berukuran kecil, selalu ada risiko untuk berkembang menjadi lebih besar.

Pada beberapa kasus, di dalam kantong empedu dapat terbentuk satu batu saja, namun sebagian kasus lain penderitanya mengalami pembentukan beberapa batu empedu di saat yang sama.

Faktor Risiko Batu Empedu

Meski pembentukan batu empedu berasal dari ketidakseimbangan kadar kolesterol dan bilirubin di dalam kantong empedu, kenali beberapa faktor lain yang mampu meningkatkan risiko batu empedu [1,2,4,6,7].

  • Faktor jenis kelamin, yaitu wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami batu empedu.
  • Wanita yang sudah memiliki anak.
  • Wanita yang menempuh terapi estrogen dalam dosis tinggi.
  • Faktor usia, di mana usia 40 tahun ke atas jauh lebih berpotensi mengalami batu empedu.
  • Penggunaan jenis antibiotik tertentu, seperti ceftriaxone.
  • Baru saja berhasil menurunkan berat badan melalui diet ketat atau prosedur sedot lemak.
  • Memiliki anggota keluarga inti yang juga menderita batu empedu.
  • Penderita sirosis hati.
  • Penderita sindrom iritasi usus besar.
  • Penderita penyakit Crohn.
  • Obesitas atau kelebihan berat badan.
  • Kehamilan
  • Diet rendah serat, tinggi kolesterol dan tinggi lemak.
  • Penggunaan obat tertentu, khususnya penurun kadar kolesterol.

Mengapa wanita memiliki risiko lebih tinggi mengalami batu empedu? [1,2]

Hormon estrogen di dalam tubuh wanita mampu menjadi faktor yang membuat kadar kolesterol meningkat pada kantong empedu.

Sementara itu, progesteron adalah hormon di dalam tubuh wanita yang memperlambat proses pengosongan kantong empedu.

Kedua hormon pada tubuh wanita tersebut menjadikan wanita lebih rentan mengalami batu empedu.

Tinjauan
- Penyebab batu empedu pada dasarnya adalah penumpukan kolesterol atau bilirubin di dalam kantong empedu karena cairan empedu tak mampu melarutkannya sementara organ hati terus menghasilkan kolesterol.
- Wanita dan orang-orang berusia 40 tahun ke atas memiliki risiko lebih tinggi mengalami batu empedu.
- Anggota keluarga yang mengalami batu empedu serta gaya hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan pula risiko seseorang memiliki batu empedu.

Gejala Batu Empedu

Batu empedu dapat menimbulkan rasa sakit terutama pada perut bagian atas dan sakitnya akan sangat terasa ketika mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung lemak tinggi.

Rasa nyeri pun dapat bertahan selama beberapa jam yang berpotensi disertai dengan gejala-gejala lain seperti [1,2,3,4,5,6,7] :

  • Gangguan pencernaan
  • Diare
  • Sakit perut
  • Warna feses seperti tanah liat
  • Urine berwarna gelap
  • Mual disertai muntah
  • Berkeringat lebih banyak
  • Sering bersendawa
  • Rasa nyerinya dapat membuat penderita terbangun di malam hari

Rasa nyeri dan sejumlah gejala lain dapat timbul hanya ketika batu empedu menghambat gerakan empedu dari kantong empedu.

Namun ada sejumlah kondisi lain yang dapat timbul ketika batu empedu menyumbat aliran empedu dalam jangka waktu yang lebih lama.

Batu empedu pun berpotensi berpindah ke usus kecil maupun pankreas sehingga gejala lanjutan seperti berikut dapat dialami :

  • Detak jantung lebih cepat.
  • Nyeri yang dirasakan jauh lebih persisten dan dirasakan berjam-jam lebih lama.
  • Demam tinggi dengan suhu tubuh 38 derajat Celsius ke atas.
  • Menggigil
  • Jaundice atau kondisi menguningnya bagian putih mata serta kulit.
  • Penurunan selera makan
  • Menjadi linglung atau sering bingung
  • Kulit mengalami gatal-gatal.

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Ketika rasa nyeri pada bagian perut tengah atau atas bertahan di atas 8 jam secara persisten, maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Terlebih bila demam dan tubuh menggigil menyertai, ditambah dengan tanda-tanda jaundice, jangan tunggu terlalu lama untuk mendapatkan pertolongan medis.

Nyeri perut yang terlalu intens merupakan suatu tanda bahwa ada yang tak beres di dalam tubuh.

Bila cara mengatasi sakit perut secara mandiri bahkan tak efektif, hubungi dokter untuk segera ditangani secara lebih tepat.

Tinjauan
Gejala utama batu empedu adalah rasa nyeri di bagian perut atas atau tengah selama berjam-jam. Namun beberapa kondisi lain seperti jaundice, mual dan muntah, serta gangguan pencernaan dapat menyertai.

Pemeriksaan Batu Empedu

Sejumlah metode pemeriksaan berikut adalah yang pada umumnya dokter gunakan untuk mengonfirmasi batu empedu di dalam tubuh pasien [1,2,3,4,5,6,7].

  • Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan meliputi pengecekan tanda-tanda jaundice. Dokter akan mendeteksi perubahan warna pada kulit dan mata pasien.
  • CT Scan : Tes pemindaian ini difokuskan pada bagian perut untuk mengetahui kondisi area perut dan hati melalui gambar yang dihasilkan.
  • Tes Darah : Untuk mengetahui kadar bilirubin di dalam darah pasien dan seberapa baik fungsi hati, dokter perlu memeriksa darah pasien
  • Ultrasound : Dokter perlu mengetahui kondisi perut pasien dan mengonfirmasi keberadaan batu empedu, metode ini sering digunakan.
  • ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography) : Prosedur pemeriksaan ini memanfaatkan sinar-X dan kamera untuk mengecek masalah yang ada pada saluran pankreas dan kantong empedu. Keberadaan batu empedu di saluran empedu pun dapat diketahui melalui pemeriksaan ERCP ini.
  • Gallbladder Radionuklida Scan/Pemindaian Radionuklida Kantong Empedu : Pemeriksaan yang dapat berjalan sekitar 1 jam ini menggunakan radioaktif yang disuntikkan ke pembuluh darah pasien untuk mengetahui keberadaan infeksi atau sumbatan di saluran empedu karena pembentukan batu.
Tinjauan
Pemeriksaan fisik, tes darah, tes pemindaian radionuklida kantong empedu, CT scan, ERCP, dan ultrasound adalah metode diagnosa yang umumnya digunakan untuk mengonfirmasi batu empedu di dalam tubuh pasien.

Penanganan Batu Empedu

Batu empedu dapat ditangani dengan dua metode, yaitu tanpa operasi dan dengan prosedur operasi tergantung dari adanya gejala atau tidak.

Penanganan Tanpa Operasi

Pada tahap yang sangat ringan umumnya tidak menimbulkan gejala berupa nyeri sama sekali.

Jika demikian, maka penanganan medis khusus tidaklah diperlukan oleh penderita sebab batu empedu berpotensi keluar dengan sendirinya saat buang air kecil.

Perubahan gaya hidup dapat menjadi cara menjaga kesehatan kantong empedu, khususnya juga bagi para penderita batu empedu tanpa gejala [1,6].

  • Menjaga berat badan tetap di angka ideal; hindari obesitas.
  • Melakukan olahraga secara teratur
  • Mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung anti-inflamasi.
  • Menghindari penurunan berat badan drastis yang terlalu cepat, seperti melalui diet ketat/ekstrem maupun prosedur operasi untuk menurunkan berat badan.
  • Mengonsumsi suplemen yang sudah dikonsultasikan lebih dulu dengan dokter (contohnya adalah vitamin C untuk menurunkan risiko batu empedu).
  • Mengonsumsi jus lemon dan minyak zaitun yang dapat membuang batu empedu secara alami.

Bagi penderita batu empedu dan mengalami beberapa gejala namun tak dapat menempuh tindakan operasi, terapi obat adalah metode penanganan batu empedu tanpa operasi lainnya [1,2,5,6].

Ursodiol adalah jenis obat yang dapat melarutkan batu empedu yang berasal dari pengerasan kolesterol.

Obat tersebut perlu dikonsumsi setiap hari 2-4 kali, tergantung dari resep dan anjuran dokter.

Untuk dapat benar-benar menghilangkan batu empedu menggunakan obat ini pun bisa sampai bertahun-tahun.

Hanya saja, penggunaan obat tidak menjadi jaminan bahwa batu empedu tidak dapat terbentuk lagi.

Lithotripsy gelombang kejut adalah metode lain yang dapat menangani batu empedu.

Gelombang kejut dari mesin lithotripter akan membantu memecah batu empedu yang sudah cukup besar menjadi kecil-kecil sehingga lebih mudah dikeluarkan dari dalam tubuh.

Penanganan dengan Operasi

Prosedur operasi yang umumnya dilakukan atau digunakan untuk mengeluarkan batu empedu adalah kolesistektomi laparoskopik [1,2,3,4,5,6,7].

Tindakan pengobatan ini dokter akan rekomendasikan karena risiko komplikasinya jauh lebih kecil sehingga dianggap jauh lebih aman.

Pada proses operasi ini, dokter membuat beberapa sayatan kecil dan biasanya juga memanfaatkan laparoskop (sebuah alat berbentuk tabung yang dilengkapi kamera).

Setelah sayatan dibuat, maka alat ini akan dimasukkan melalui satu sayatan tersebut.

Guna kamera pada laparoskop akan memberikan dokter gambaran kantong empedu pasien.

Lalu melalui sayatan kecil lainnya, dokter baru dapat mengambil, mengangkat dan membuang batu empedu dari dalam tubuh pasien.

Kolesistektomi laparoskopik menjadi tindakan pengobatan yang direkomendasikan oleh dokter ketika pasien mengalami beberapa kondisi seperti berikut :

  • Hamil tua
  • Diduga memiliki kanker kantong empedu
  • Memiliki kondisi gangguan perdarahan
  • Memiliki kondisi penyakit hati
  • Memiliki gangguan jantung
  • Memiliki gangguan pernafasan
  • Mengalami peradangan pada kantong empedu yang sudah tergolong serius

Bila kantong empedu harus diangkat, apakah memengaruhi fungsi pencernaan?

Sama sekali tidak, sebab untuk mencerna makanan dengan lancar tidak diperlukan kantong empedu.

Jika kantong empedu harus sampai diangkat, maka aliran empedu berjalan dari hati melewati saluran hati dan saluran empedu untuk menuju usus kecil sehingga pencernaan akan tetap berfungsi baik.

Pantangan Makanan Penderita Batu Empedu

Untuk pemulihan yang lebih maksimal, penting untuk memerhatikan asupan makanan.

Pantangan makanan berikut dapat diikuti untuk kesembuhan yang sempurna [1,6].

  • Makanan dengan kandungan lemak tinggi.
  • Makanan dengan kandungan minyak tinggi/gorengan.
  • Produk olahan susu tinggi lemak
  • Makanan dan minuman yang terlalu manis
  • Makanan dan minuman berkafein
  • Makanan dengan porsi besar
Tinjauan
- Tidak ada penanganan khusus bagi batu empedu tanpa gejala, namun dengan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, batu empedu yang terbentuk dapat keluar dari tubuh dengan sendirinya.
- Penanganan batu empedu dengan gejala biasanya adalah dengan pemberian obat ataupun operasi pengangkatan batu empedu yang diikuti dengan pantangan makanan tertentu agar cepat pulih.

Komplikasi Batu Empedu

Beberapa risiko komplikasi batu empedu yang perlu diwaspadai antara lain adalah [4,5,6] :

  • Nyeri pada punggung
  • Nyeri pada bahu
  • Nyeri perut yang semakin persisten
  • Mual dan muntah
  • Nyeri pada dada
  • Perut kembung
  • Infeksi saluran empedu
  • Sepsis atau infeksi darah
  • Infeksi kantong empedu
  • Iritasi dan peradangan pada pankreas
  • Jaundice

Pencegahan Batu Empedu

Batu empedu dapat dicegah melalui gaya hidup yang sehat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dapat mulai diupayakan untuk tidak mengalami batu empedu antara lain [1,5,6] :

  • Membatasi makan makanan berlemak tinggi.
  • Membatasi makan gorengan.
  • Mencukupi kebutuhan serat dengan mengonsumsi sayur dan buah setiap hari.
  • Membatasi makanan dan minuman manis.
  • Membatasi asupan produk olahan susu berlemak tinggi.
  • Membatasi minuman berkafein.
  • Banyak mengonsumsi air putih, sekitar 8 gelas per hari atau setara 2 liter.
  • Daripada mengonsumsi makanan berporsi besar dalam sekali makan, dianjurkan makan beberapa kali dalam sehari namun masing-masing dengan porsi kecil.
  • Menjaga berat badan dan menghindari obesitas.
  • Rajin berolahraga; pilih jenis olahraga yang disukai dan pastikan tubuh tetap aktif.
  • Melakukan diet yang sehat dan seimbang; hindari diet ketat dan ekstrem.
  • Berkonsultasi dengan dokter bila menemukan kesulitan dalam menurunkan berat badan.
Tinjauan
Pencegahan batu empedu dapat dilakukan dengan memiliki pola hidup dan kebiasaan sehat. Mulai dari berdiet sehat, asupan makanan bergizi seimbang, menjaga berat badan, berolahraga, hingga minum air putih cukup dapat diterapkan.

1) Anonim. 2011. Harvard Health Publishing - Harvard Medical School, What to do about gallstones.
2) Anonim. American College of Gastroenterology. Overview - Gallstones in Women.
3) Ario Perbowo Putra, Griskalia Christine, Zulkifli Amin, & Achmad Fauzi. 2015. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. Pendekatan Diagnosis dan Tatalaksana Sindrom Mirizzi.
4) Laura M. Stinton & Eldon A. Shaffer. 2012. PubMed Central. US National Library of Medicine National Institutes of Health. Epidemiology of Gallbladder Disease: Cholelithiasis and Cancer.
5) Anonim. 2017. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Gallstones.
6) Anonim. 2018, National Health Service. Overview-Gallstones.
7) Anonim. 2000. American Academy of Family Physicians. Gallstones: What Are They? How Are They Treated?

Share