Makanan, Minuman dan Herbal

Bayam Selandia Baru: Manfaat – Efek Samping dan Tips Konsumsi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bayam merupakan sayuran hijau yang sangat kaya akan manfaat kesehatan. Sepertinya hampir semua orang telah mengetahui manfaat bayam secara turun temurun sejak zaman nenek moyang.

Bayam telah banyak dibudidayakan, terutama di wilayah Asia, sehingga mudah untuk didapatkan. Termasuk salah satunya, bayam Selandia Baru.

Bayam Selandia Baru (Tetragonia tetragonoides)

Tentang Bayam Selandia Baru

Bayam Selandia Baru termasuk salah satu sayuran atau tanaman berbunga dari keluarga ara-ara (Aizoaceae). Bayam ini sudah menjadi sayuran populer di Selandia Baru, Australia, dan Kepulauan Pasifik pada abad ke-18. Sebagian sumber mengatakan bayam ini mungkin berasal dari Cina dan Korea hingga Jepang, Australia dan Selandia Baru.[1,2,5]

Meski khas pesisir, bayam Selandia Baru juga ditemukan di tanah berpasir di daerah Brigalow, juga tercatat di Menindee. Dan saat ini persebarannya sudah meluas ke Eropa juga Amerika.[1,2]

Bayam Selandia Baru adalah tanaman tahunan yang tumbuh lebat. Daunnya berwarna hijau agak tua, cukup lebar sekitar 50-500 mm, sukulen, tersusun spiral, sederhana, tanpa bintik dan berbulu halus.[1,2,3]

Tangkai daun bayam Selandia Baru sekitar 10-30 mm, bilahnya berwarna hijau tua di atas dan hijau pucat di bawah, dengan bentuk bulat telur-belah ketupat agak segitiga. Tanaman bayam Selandia Baru berbunga di ketiak daunnya, berwarna kuning hingga kehijauan dengan diameter sekitar 2-10 mm, bulat telur sampai setengah bundar.[1,2,12]

Bayam Selandia Baru tumbuh dengan baik di bukit pasir, pantai, rawa asin, tebing pantai dan lokasi pantai lainnya. Walaupun bayam ini dinaturalisasi di iklim pantai bebas embun beku, tetapi tetap bertahan setelah budidaya di iklim dingin, seperti di Amerika Serikat bagian utara dan Eropa.[2]

Fakta Menarik Seputar Bayam Selandia Baru

  • Bayam Selandia Baru dikenal juga dengan bayam Maori, warrigal cabbage, warrigal greens, tsuruna, kokihi, paraihia, tetragon dan masih banyak lagi nama lainnya.[1,2,3]
  • Bayam Selandia Baru tidak termasuk dalam sayuran komersial yang penting karena penjualannya kalah dengan bayam umumnya dan penanaman benih serta bijinya yang cukup sulit.[1,2]
  • Bayam Selandia Baru tidak tahan beku seperti bayam sejati. Kedua tanaman tersebut tidak berhubungan tetapi dapat digunakan mentah atau dimasak dengan cara yang sama.[13]
  • Meskipun namanya bayam Selandia Baru, ia tidak termasuk dalam kerabat bayam pada umumnya melainkan termasuk keluarga ara-ara.[3,5,11]
  • Berbeda dengan bayam lainnya, bayam Selandia Baru memiliki buah yang kering, tidak bercabang dengan bentuk kerucut dan biji yang halus sekitar 4-10.[1,2]
  • Daun bayam Selandia Baru juga tampak lebih kecil dan lebih halus dibandingkan bayam biasa.[13]
  • Tekstur dan rasa bayam Selandia Baru sangat mirip dengan bayam biasa saat muda, tetapi menjadi pahit dan tajam saat matang sepenuhnya.[3,5]
  • Bayam Selandia Baru lebih sering ditemukan ditanam sebagai sayuran kebun rumah skala kecil.[1,2]

Kandungan Gizi Bayam Selandia Baru

Berikut informasi nilai gizi yang terkandung dalam 100 gram sajian bayam Selandia Baru.[4]

NamaJumlahSatuan Unit
Total kalori32.7kJ
Total karbohidrat1.4g
Sera makanan~~
Gula~~
Lemak total0.1g
Total asam lemak ⍵-337.0mg
Total asam lemak ⍵-67.3mg
Protein0.8g
Vitamin A2464IU
Vitamin C16.8mg
Vitamin D~~
Vitamin E~~
Vitamin K~~
Thiamin0.0mg
Riboflavin0.1mg
Niacin0.3mg
Vitamin B60.2mg
Folat8.4mcg
Vitamin B120.0mg
Asam pantotenat0.2mg
Kalsium32.5mg
Zat besi0.4mg
Magnesium21.8mg
Fosfor15.7mg
Kalium72.8mg
Natrium72.8mg
Zinc0.2mg
Tembaga0.1mg
Mangan0.4mg
Selenium0.4mcg

Bayam Selandia Baru rendah akan lemak jenuh, dan sangat rendah kolesterol. Selain itu, bayam ini merupakan sumber thiamin, niacin, folat, fosfor, kalium dan sumber yang sangat baik untuk Vitamin A, Vitamin C, riboflavin, Vitamin B6, kalsium, besi, magnesium, tembaga dan mangan.[4]

Kandungan Senyawa Dalam Bayam Selandia Baru

  • Beberapa senyawa seperti diterpenes, flavonol glikosida, glikosil imidat, dan lignan amida telah diisolasi dan ditemukan pada bayam Selandia Baru.[5]
  • Bayam Selandia Baru dilaporkan mengandung cerebroside dan steryl glukosida yang telah diidentifikasi sebagai senyawa yang dapat melindungi lambung.[5]
  • Turunan asam kumarat dan turunan N-kumaroyltiramine dari bayam Selandia Baru menunjukkan aktivitas pembersihan radikal bebas yang signifikan.[5]
  • Senyawa asam ferulik, asam transferulik, asam p-methoxycinnamic, dan asam trans-isoferulik juga ditemukan dalam bayam Selandia Baru.[6]
  • Bayam Selandia Baru juga dilaporkan terdiri dari senyawa gliserol, asam stearat, dan gugus β-D-galaktopiranosa.[5]

Manfaat Bayam Selandia Baru Untuk Kesehatan

  • Mencegah Penuaan Kulit (Anti-aging)

Penuaan kulit adalah hasil dari interaksi kompleks antara seluruh lapisan kulit yang menyebabkan pigmentasi, pembentukan kerutan, kulit kering, dan aktivitas lain yang disebabkan oleh stres oksidatif (jumlah radikal bebas dalam tubuh berlebihan).[6]

Bayam Selandia Baru telah dilaporkan berpotensi sebagai makanan yang berfungsi untuk memutihkan kulit dan mencegahan kerutan.[6]

Asam ferulik dilaporkan memiliki aktivitas pencegahan radang, aktivitas pembersihan radikal bebas, dan pencegahan kerusakan kulit yang diakibatkan oleh sinar matahari sehingga menunjukkan kemungkinan bahwa bayam Selandia Baru mungkin memiliki pencegahan pigmentasi dan efek anti-kerut.[6]

Asam ferulik terbukti menghambat pembentukan melanin dan enzim tirosinase dalam sel tikus penderita kanker kulit yang telah diberikan rangsangan dengan hormon perangsang melanosit (sel penghasil melanin).[6]

Melanin sendiri adalah pigmen gelap yang mengatur warna kulit. Jika melanin dalam tubuh terlalu banyak, maka warna tubuh akan semakin gelap.

Selain itu, asam ferulik juga terbukti dapat memicu pembentukan kolagen dan asam hialuronat untuk megembalikan kelembaban kulit yang terhambat pada sel fibroblast kulit manusia yang telah distimulasi dengan UV-B.[6]

Sebuah studi oleh Lee dkk menunjukkan bahwa bayam Selandia Baru memberikan efek anti-obesitas, pencegahan peningkatan kadar lemak, dan pencegahan peningkatan kadar asam urat pada tikus obesitas yang diberikan diet tinggi lemak.[7]

Penelitian lain melaporkan penurunan yang bermakna pada lemak jaringan perut, buah zakar, dan jaringan lemak ginjal pada tikus yang diberi ekstrak etanol dan ekstrak yang larut dalam air bayam Selandia Baru.[9]

Bayam Selandia Baru terbukti mampu menurunkan pertambahan berat badan, total jaringan lemak putih yang berperan dalam penyimpanan energi dalam bentuk lemak, bobot hati, dan ukuran jaringan lemak.[7]
  • Menurunkan Kadar Kolesterol

Bayam Selandia Baru dilaporkan mampu mengurangi kadar serum trigliserid dalam darah, asam lemak, dan lemak jahat LDL, sementara itu meningkatkan kadar plasma lemak baik HDL yang dapat menguntungkan tubuh.[7,9]

Hasil penelitan menunjukkan bahwa bayam Selandia Baru dapat secara efisien mengatur penumpukan serum trigliserid di hati dan plasma lemak, yang menunjukkan bahwa bayam Selandia Baru dapat memperbaiki hati berlemak dan kondisi lemak berlebihan dalam tubuh.[7]

Terutama lemak baik HDL dianggap bermanfaat bagi kolesterol, dan peningkatan kadar lemak baik HDL dapat mengurangi risiko tersumbatnya pembuluh darah akibat tumpukan plak karena lebih sedikit kolesterol yang tersedia untuk menempel pada pembuluh darah.[7]

Mengonsumsi makanan dengan ekstrak dari bayam Selandia Baru dilaporkan dapat mempengaruhi kadar serum serotonin pada tikus. Efek antidepresan maksimal dari ekstrak bayam Selandia Baru (TTK) diperoleh dengan diet TTK 1%, dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara 1% dan 2% TTK.[8]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bayam Selandia Baru (TTK) meningkatkan kemampuan gerak secara bebas dalam uji renang paksa, menunjukkan senyawa bermanfaat dari ekstrak TTK berpotensi untuk memperbaiki kondisi depresi pada tikus.[8]

  • Mengatasi Kelainan Sistem Reproduksi

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) adalah salah satu kelainan sistem endokrin yang umum terjadi pada wanita usia subur dan hiperandrogenisme (kelainan hormon pada ovarium dan kelenjar adrenal wanita usia subur) yang dapat mengakibatkan gagal pembuahan dan infertilitas atau mandul.[10]

Ekstrak bayam Selandia Baru dilaporkan secara signifikan dapat mengembalikan hormon menjadi normal dan mengurangi gejala PCOS pada tikus PCOS yang dirangsang dengan pemberian letrozol (terapi untuk masalah hormon pada wanita pasca menopause).[10]

Efek Samping Bayam Selandia Baru

Bayam Selandia Baru tidak jarang dikonsumsi sebagai pengganti bayam, namun untuk memasaknya perlu persiapan agar efeknya tidak berubah menjadi merugikan.

  • Tinggi Oksalat

Kandungan oksalat yang cukup tinggi pada bayam Selandia Baru mungkin menjelaskan mengapa orang Aborigin dan Maori tidak mengonsumsi bayam ini.[3,11]

Oksalat yang masih ada meskipun bayam Selandia Baru telah dimasak berpotensi mengurangi penyerapan nutrisi lain seperti zat besi dan niacin yang ada dalam makanan lain yang dimakan pada waktu yang sama. Asam oksalat juga dapat mempercepat perkembangan batu ginjal.[3,11]

Selain oksalat, bayam Selandia Baru juga mengandung saponin, alkaloid, (tercatat 14-16% berat keringnya) dan kadang-kadang menghimpun nitrat. Kadar oksalat dan nitrat yang lebih tinggi biasanya terdapat pada tanaman yang masih muda.[12]

Gejala yang mungkin timbul antara lain kelesuan, pusing berputar, sesak napas. Biasanya terjadi pada orang dan hewan yang belum terbiasa terpapar bayam Selandia Baru.[12]

Tips Konsumsi Bayam Selandia Baru

Bayam Selandia Baru dimakan dan dimasak sebagai sayuran berdaun hijau. Bayam ini dapat digunakan dalam banyak hidangan sama seperti bayam sejati, bayam amaranth atau sayuran berdaun lainnya dengan rasa lembut yang netral. Meskipun bayam Selandia Baru memiliki rasa agak pahit yang khas.[1,11]

Ide Penyajian Bayam Selandia Baru

Bayam Selandia Baru dapat digunakan seperti bayam pada umumnya dalam berbagai aplikasi; mentah, ditumis, dikukus, atau direbus.[1,3]

  • Bayam Selandia Baru yang masih segar mentah bisa dibuat salad atau digunakan sebagai alas untuk daging dan ikan.[1,3]
  • Tumis bayam Selandia Baru dan kombinasikan dengan keju dan bumbu untuk mengisinya dengan ayam atau daging.[3]
  • Tambahkan daun bayam Selandia Baru ke dalam sup atau semur atau tambahkan bayam Selandia Baru yang sudah dimasak ke hidangan lasagna.
Sebelum memasaknya, daun bayam Selandia Baru harus direbus dalam air mendidih setidaknya selama satu menit, didinginkan dalam air dingin yang segar, lalu dimasak secara normal. Proses ini mengurangi kadar oksalat.[3,11]

Tips Penyimpanan Bayam Selandia Baru

Daun bayam Selandia Baru tidak bertahan dengan baik jika disimpan lebih dari satu hari pada suhu kamar. Sebaiknya bayam ini segera dikonsumsi setelah panen atau diletakkan di ruangan yang sejuk.[1]

Namun bayam Selandia Baru yang disimpan dalam lemari es mungkin dapat bertahan hingga satu minggu. Bayam Selandia Baru juga dapat dibekukan atau dikeringkan bijinya.[13]

Bayam Selandia Baru memiliki daun yang lebih kecil dan lebih halus bila dibandingkan dengan bayam sejati. Keduanya pun tidak berhubungan, karena bayam Selandia Baru berasal dari keluarga ara-ara. Namun penggunaannya sama dengan bayam pada umumnya, disamping tekstur dan rasanya yang juga sangat mirip. Kandungan dari bayam Selandia Baru bagus untuk peremajaan kulit, mencegah obesitas, menurunkan kolesterol dan depresi.

1. G.J.H. Grubben. Tetragonia tetragonioides (Pall.) Kuntze. PROTA (Plant Resources of Tropical Africa / Ressources végétales de l’Afrique tropicale); 2004.
2. Christopher Buddenhagen. Tetragonia tetragonioides (New Zealand spinach). CAB International; 2020.
3. Anonym. New Zealand Spinach. Specialty Produce; 2020.
4. Condé Nast. New Zealand spinach, raw Nutrition Facts & Calories. The Self Nutrition Data; 2018.
5. Hwan Seong Choi, Jeong-Yong Cho, Mi Rim Jin, Yu Geon Lee, Seon-Jae Kim, Kyung-Sik Ham, and Jae-Hak Moon. Phenolics, Acyl Galactopyranosyl Glycerol, And Lignan Amides From Tetragonia tetragonioides (Pall.) Kuntze. 25(5): 1275–1281. Food Science and Biotechnology; 2016.
6. Park, Hye-Jin, J. Cho, Shin-Hyub Hong, D. Kim, H. Jung, In-kyu Kang and Young-Je Cho. Whitening and anti-wrinkle activities of ferulic acid isolated from Tetragonia tetragonioides in B16F10 melanoma and CCD-986sk fibroblast cells. 72: 127-135. Journal of Natural Medicines; 2018.
7. Lee YS, Kim SH, Yuk HJ, Lee GJ, Kim DS. Tetragonia tetragonoides (Pall.) Kuntze (New Zealand Spinach) Prevents Obesity and Hyperuricemia in High-Fat Diet-Induced Obese Mice. 10(8): 1087. Nutrients; 2018.
8. Hyun Yang, Hye Jin Kim, Eui-Ju Hong, Bo-Jeong Pyun, Byung-Seob Ko, and Hye Won Le. Antidepressant Effect of Tetragonia tetragonoides (Pall.) Kuntze Extract on Serotonin Turnover. 2019. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine; 2019.
9. GJ Lee, SH Kim and DS Kim. Extracts from New Zealand spinach (Tetragonia tetragonioides) conferring anti-obesity effects. 82(01): S1-S381. Planta Medica; 2016.
10. Bo-Jeong Pyun, Hyun Yang, Eunjin Sohn, Song Yi Yu, Dongoh Lee, Dong Ho Jung, Byoung Seob Ko and Hye Won Lee. Tetragonia tetragonioides (Pall.) Kuntze Regulates Androgen Production in a Letrozole-Induced Polycystic Ovary Syndrome Model. 23(5): 1173. Molecules; 2018.
11. Alison Downing, Kevin Downing & Brian Atwell. Tetragonia tetragonioides Warrigal Greens, New Zealand Spinach, Botany Bay Spinach. Macquarie University; 2014.
12. Anonym. New Zealand Spinach Tetragonia tetragonoides (Pallas) Kuntze. HerbiGuide Australia; 2020.
13. Steve Albert. How To Grow New Zealand Spinach. Harvest to Table; 2020.

Share