Bayi muntah terus-menerus memang merupakan kondisi wajar, namun hal ini seringkali membuat orang tua panik.
Bayi usia beberapa minggu lebih rentan mengalami sering muntah karena proses adaptasi perutnya dengan asupan ASI atau susu formula [1,2].
Meski demikian, bayi muntah terus-menerus tidak selalu disebabkan oleh gangguan pencernaan [1,2,3,4].
Untuk bisa mengatasinya, para orang tua perlu mengetahui kondisi apa saja yang kira-kira menjadi penyebab muntahnya bayi berkelanjutan.
Daftar isi
Salah satu sebab bayi muntah terus-menerus adalah kondisi intoleransi susu, yaitu reaksi akibat tubuh bayi tak mampu mencerna laktosa dengan normal [1,2,5].
Laktosa sendiri adalah gula alami yang terkandung di dalam susu di mana tak semua tubuh bayi bisa cocok dan menerima asupan ini.
Apabila mengarah pada intoleransi susu, maka beberapa gejala dari intoleransi susu selain muntah adalah [1,2,5] :
Gejala-gejala yang disebutkan sebagai penanda intoleransi susu atau laktosa pada bayi bisa saja muncul beberapa jam setelah minum susu (khususnya bila bayi minum susu formula) [5].
Namun, ada pula bayi yang mengalami gejala beberapa menit usai minum susu.
Segera bawa ke dokter apabila orang tua menyadari adanya kondisi seperti ini.
Meningitis atau radang yang menyerang lapisan pelindung otak serta saraf tulang belakang yang disebut dengan meningen adalah salah satu kemungkinan sebab bayi muntah terus-menerus [3,6].
Meningitis sendiri merupakan jenis penyakit dengan gejala yang cukup umum sehingga tak mudah terdeteksi [6].
Selain mual dan muntah terus-menerus, bayi dengan kondisi meningitis juga akan mengalami beberapa gejala ini [6] :
Bayi umumnya bisa mengalami gejala-gejala tersebut sebab gejala pada penderita yang berusia kurang dari 2 tahun dengan penderita usia lebih dari 2 tahun [6].
Anak juga akan mengalami gangguan tidur sehingga mudah rewel dan menangis [6].
Biasanya, orang tua pun saat menyentuh bagian kepala akan terasa ada benjolan di sana [6].
Penyebab dari meningitis sendiri bermacam-macam, yakni meliputi infeksi bakteri, infeksi parasit, infeksi jamur hingga infeksi virus [6].
Pada beberapa kasus, meningitis pun bisa dipicu oleh beberapa jenis tindakan medis, seperti operasi otak atau justru karena efek samping obat tertentu [6].
Kemungkinan penyebab bayi muntah terus-terusan adalah karena penyakit usus buntu, yakni ketika usus buntu atau apendiks yang mengalami radang [3,7].
Usus buntu sendiri merupakan organ dalam tubuh manusia yang terhubung dengan usus besar dan memiliki bentuk menyerupai kantong tipis dan kecil [3,7].
Umumnya, usus buntu ditandai dengan rasa nyeri pada area perut bawah sebelah kanan [3,7].
Pada dasarnya, usus buntu bukan disebabkan langsung oleh makanan tertentu, melainkan infeksi pada rongga usus. Beberapa kemungkinan lain yang mendasari usus buntu bisa terjadi adalah [7] :
Bayi bisa mengalami muntah terus-menerus karena usus buntu, dan para orang tua perlu mengenali adanya gejala lain selain muntah dan nyeri perut sisi kanan bawah seperti [7] :
Tanda bahwa orang tua perlu segera membawa si kecil ke dokter adalah ketika anak semakin rewel, terutama jika bayi menangis saat perut kanan disentuh atau ditekan.
Infeksi saluran kemih pun bisa menjadi alasan bayi mengalami muntah terus-menerus [3].
Infeksi saluran kemih terdiri dari dua jenis kondisi, yakni infeksi saluran kemih bawah dan atas [8].
Pada infeksi saluran kemih bawah, infeksi meneyrang area bawah kandung kemih, yaitu uretra dan kandung kemih itu sendiri [8].
Sementara pada infeksi saluran kemih atas, infeksi menyerang ureter dan ginjal [8].
Mual dan muntah-muntah menjadi dua gejala utama yang umum terjadi pada kondisi infeksi saluran kemih, namun biasanya juga diikuti dengan beberapa tanda lain seperti [8] :
Orang tua perlu segera memeriksakan si kecil ke dokter apabila tanda-tanda sering muntah disertai gejala lain seperti yang sudah disebutkan.
Infeksi saluran kemih tidak bisa sembuh sendiri, oleh sebab itu pastikan orang tua membawa anak ke dokter supaya bisa mendapatkan penanganan medis yang sesuai dengan kondisinya.
Gastroenteritis atau flu perut atau juga seringkali lebih dikenal dengan istilah muntaber merupakan kondisi yang juga bisa dialami oleh bayi [1,2,9].
Tanda utama dari penyakit ini adalah diare dan muntah-muntah dikarenakan adanya radang atau infeksi menyerang dinding saluran pencernaan [9].
Infeksi virus adalah penyebab utama dari kondisi ini, yakni Astrovirus, Adenovirus, Rotavirus dan Norovirus [9].
Namun selain virus, bakteri tertentu seperti Campylobacter bacterium, parasit seperti Crystosporidium dan Entamoeba histolytica, efek obat seperti kemoterapi, antasida dan antibiotik, hingga paparan logam berat bisa menjadi penyebab lain gastroenteritis [9].
Bayi menjadi lebih rentan terhadap penyakit ini terutama karena daya tahan tubuh masih lemah sehingga infeksi mudah menyerang [9].
Selain muntah terus-menerus, orang tua perlu perhatikan apakah beberapa gejala berikut turut terjadi sebab mampu mengarah pada kondisi gastroenteritis [9] :
Muntaber adalah kondisi yang sebenarnya bisa sembuh dengan sendirinya secara cepat.
Namun bila dalam beberapa hari gejala tak kunjung reda, lalu si kecil demam tinggi dan muntah lebih dari 2 hari, segera ke dokter [9].
Ada kalanya BAB pun bisa berdarah dan anak muntah darah; jika sudah begini, pastikan untuk membawanya langsung ke dokter [9].
Penyakit asam lambung tidak hanya dapat diderita oleh orang dewasa [1,2,3,4].
Bayi pun bisa saja muntah terus-menerus sebagai tanda penyakit asam lambung karena otot antara lambung dan kerongkongan masih dalam proses perkembangan [1,2,10].
Selain muntah, tanda bahwa si kecil mengalami penyakit asam lambung adalah cegukan; ini karena makanan naik dari lambung ke kerongkongan [1,2,10].
Lambung bayi masih kecil sehingga jika orang tua tidak menjaga asupan makannya bisa berbahaya [1,2,10].
Berikut ini adalah gejala umum dari penyakit asam lambung pada bayi yang orang tua perlu kenali dan waspadai [10] :
Apabila muntah terus-menerus pada bayi disertai keluhan lain yang mengarah pada penyakit asam lambung, segera bawa ke dokter untuk diperiksakan supaya anak mendapatkan penanganan secepatnya.
Alergi makanan atau susu sapi dapat menjadi kondisi yang mendasari bayi muntah terus-menerus [1,2,3,4].
Bayi berpotensi memiliki alergi protein atau alergi terhadap susu formula sehingga orang tua perlu mengamati apakah muntah terjadi setelah bayi menyusu [1,2,3,4].
Alergi susu sendiri adalah kondisi reaksi alergi yang terjadi pada bayi ditandai dengan diare, muntah atau gatal serta ruam yang timbul pada permukaan kulit [1,2,11].
Namun selain ketiga tanda tersebut, alergi makanan atau susu (terutama susu sapi) bisa menimbulkan sejumlah gejala seperti [1,2] :
Alergi susu walaupun mirip dengan intoleransi laktosa sebenarnya kedua adalah kondisi berbeda [1,2].
Alergi susu pada dasarnya merupakan kondisi saat sistem imun bayi bereaksi terhadap protein dalam susu secara berlebihan [1,2].
Sementara pada intoleransi laktosa, bayi mengalami gejala karena tubuhnya tak mampu mencerna laktosa secara normal [1,2,5].
Jika gejala-gejala alergi susu pada bayi mulai nampak, orang tua perlu segera membawa anak ke dokter untuk meminimalisir risiko memburuknya gejala.
Stenosis pilorus merupakan kondisi ketika bagian penghubung lambung dan usus dua belas jari mengalami penyempitan [12].
Penghubung tersebut disebut juga dengan istilah pilorus [12].
Bayi yang paling rentan mengalami kondisi ini adalah yang masih berusia 2-8 minggu dengan tanda-tanda seperti [1,2,12]:
Belum diketahui hingga kini faktor yang menyebabkan penyempitan pilorus terjadi, namun segera bawa si kecil ke dokter bila gejala-gejala tersebut mulai nampak.
Ukuran lambung bayi masih dalam tahap perkembangan dan masih sangat kecil, oleh sebab itu, orang tua perlu memerhatikan porsi asupan susu atau makanannya [1].
Sesuaikan dan pastikan agar tidak berlebihan karena bayi yang makan terlalu banyak bisa menyebabkannya muntah terus-menerus [1].
Orang tua perlu mengidentifikasi lebih dulu penyebab dari muntah tersebut agar penanganan bisa lebih tepat.
Berikut ini adalah sejumlah penanganan yang diberikan kepada bayi yang muntah terus-menerus [1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12].
Jika bayi muntah terus-menerus dan disertai gejala-gejala lain yang membuat bayi tak nyaman dalam jangka panjang, segera bawa ke dokter dan memeriksakannya.
1. Carissa Stephens, R.N., CCRN, CPN & Noreen Iftikhar, MD. Why Is My Baby Throwing Up When They Don’t Have a Fever?. Healthline; 2019.
2. Karen Gill, M.D. & Noreen Iftikhar, MD. Help! Why Is My Baby Throwing Up Formula and What Can I Do?. Healthline; 2020.
3. Better Health Channel. Children and vomiting. Better Health Channel; 2021.
4. Seattle Children’s Hospital. Vomiting (0-12 Months). Seattle Children’s Hospital; 2021.
5. Talia F. Malik & Kiran K. Panuganti. Lactose Intolerance. National Center for Biotechnology Information; 2021.
6. Kenadeed Hersi; Francisco J. Gonzalez; & Noah P. Kondamudi. Meningitis. National Center for Biotechnology Information; 2021.
7. D J Humes & J Simpson. Acute appendicitis. British Medical Journal; 2006.
8. Jerry R. Balentine, DO, FACEP & Melissa Conrad Stöppler, MD. Urinary Tract Infection (UTI). MedicineNet; 2021.
9. Nancy S. Graves, MD. Acute Gastroenteritis. Primary Care; 2013.
10. Alexander KC Leung, MBBS, FRCPC, FRCP (UK and Irel), FRCPCH, FAAP & Kam Lun Hon, MD, FAAP, FCCM. Gastroesophageal reflux in children: an updated review. Drugs in Context; 2019.
11. Christopher W. Edwards & Mohammad A. Younus. Cow Milk Allergy. National Center for Biotechnology Information; 2021.
12. Karen Garfield & Shane R. Sergent. Pyloric Stenosis. National Center for Biotechnology Information; 2021.