Pencernaan adalah sebuah proses pemecahan makanan menjadi nutrisi yang dapat digunakan tubuh. Sistem ini dimulai dari mulut dan berakhir pada ujung terminal ileum (usus kecil). Melihat dan mencium bau makananlah yang menjadi dorongan pertama tubuh untuk memulai kerja sistem pencernaan. Sebagai respon, tubuh anda akan membuat air liur lebih yang mengandung enzim untuk mencerna makanan yang anda konsumsi. [1]
Artikel ini akan membahas mengenai waktu, proses, dan gangguan pencernaan beserta rekomendasi cara pengobatannya. [1,2,3]
Daftar isi
Pencernaan makanan komplit membutuhkan waktu 24 hingga 72 jam. Laju kerja pencernaan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, termasuk [1,2,3] :
Makanan yang mengandung banyak protein dan lemak, seperti ikan dan daging, memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna tubuh daripada makanan tinggi serat, misalnya buah dan sayur. Permen dan makanan manis lainnya, termasuk kue dan biskuit, termasuk makanan yang cepat dicerna. Air dan cairan lainnya merupakan jenis makanan yang paling cepat dicerna. [1,2]
Karbohidrat sederhana, seperti nasi putih, pasta, atau gula sederhana, memiliki waktu sekitar 30 menit di dalam lambung. Namun jika anda menaruh lapisan selai kacang tebal, telur, atau alpukat di atas roti, makanan tersebut dapat melewati sekitar 2-4 jam di lambung. Penambahan daging bacon di atas roti tersebut membuat laju makanan menjadi lebih lama. [1]
Sebuah studi tahun 1980an mengatakan bahwa laju makanan dalam usus besar lebih lama pada wanita (47 jam) dibandingkan pada pria (33 jam). [2]
Pertama, laju makanan berlangsung cukup cepat di sistem pencernaan. Dalam waktu 6-8 jam, makanan telah berpindah melalui lambung, usus kecil, dan usus besar. Saat sudah di usus besar, laju makanan menjadi lebih lama karena sedang diproses menjadi lebih halus lagi. [3]
Rentang waktu transit yang normal adalah sebagai berikut, dengan total 10-73 jam, yaitu [3] :
Sistem pencernaan terbuat dari 5 bagian penting, yaitu [3] :
Saat anda mengunyah, kelenjar-kelenjar di mulut mengeluarkan air liur. Cairan ini mengandung enzim-enzim yang dapat memecah sari pati dalam makanan. Hasilnya, makanan akan menjadi lunak, disebut bolus, dan lebih mudah ditelan untuk masuk ke kerongkongan. [3]
Setelah ditelan, makanan akan masuk ke kerongkongan, atau disebut juga esofagus. Organ ini berbentuk pipa yang menghubungkan mulut dan lambung. Sebuah gerbang otot, atau yang disebut sphincter esofageal, akan membuka dan memindahkan bolus ke lambung. [3]
Asam dalam lambung akan memecah makanan menjadi lebih kecil lagi. Prosedur ini akan mencampurkan makanan dengan asam lambung menajdi chyme. Campuran inipun kemudian berlanjut untuk pindah ke usus kecil. [3]
Di usus kecil, pankreas dan hati memberikan kontribusinya dalam cairan pencernaan. Cairan dari pankreas akan memecah karbohidrat, lemak, dan protein. Empedu dari dari kantung empedu akan melarutkan lemak. Vitamin, nutrisi lainnya, dan air akan berpindah dari dinding usus halus ke pembuluh darah. Sisa makanan yang belum tercerna akan dipindahkan ke usus besar. [3]
Usus besar akan menyerap sisa-sisa air dan nutrisi yang tersisa dalam makanan. Ampas makanan ini akan menjadi buangan padat yang disebut feses/tinja. Rektum akan mengumpulkan feses sampai anda siap untuk buang air besar. [3]
Beberapa kondisi dapat mengganggu pencernaan hingga menyebabkan efek samping yang tidak nyaman, seperti nyeri ulu hati, gas, konstipasi, diare. Beberapa kemungkinan masalah pencernaan adalah [2,3] :
Jika anda mengalami gejala demam, feses berdarah, penurunan berat badan tanpa sebab, muntah terus menerus, dan perasaan saluran pencernaan tersumbat, segeralah pergi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai. [2]
Beberapa tips yang dapat anda lakukan untuk menjaha laju pencernaan dengan baik dan mencegah gangguan pencernaan adalah [3] :
Sayur-sayuran, buah-buahan, dan gandum utuh merupakan makanan sumber serat yang cukup banyak. Serat dapat membantu makanan lebih mudah dan cepat dicerna tubuh. [3]
Beberapa studi mengatakan bahwa daging merah menghasilkan senyawa tertentu yang berhubungan dengan penyakit jantung. [3]
Probiotik menyediakan bakteri bermanfaat yang dapat mendorong kuman jahat di saluran pencernaan. Anda dapat menemukan probiotik dalam beberapa makanan, termasuk yogurt, kefir, dan suplemen makanan. [3]
Menggerakan tubuh dapat membantu saluran cerna anda tetap bekerja dengan baik. Berjalan kaki sebentar setelah makan dapat mencegah gas dan kembung (perut begah). Olahraga juga dapat menjaga berat badan ideal, dimana secara tidak langsung juga mengurangi risiko kanker tertentu dan penyakit saluran pencernaan lainnya. [3]
Kekurangan tidur memiliki hubungan dengan obesitas, dimana dapat berkontribusi terhadap gangguan pada saluran pencernaan. [3]
Stres yang berlebihan dapat memperburuk kondisi saluran pencernaan, termasuk nyeri ulu hati dan sindrom iritasi pencernaan. Teknik pereda stres, termasuk meditasi dan yoga, dapat membantu anda dalam menenangkan pikiran. [3]
Karena pencernaan dimulai dari mulut, masalah dengan gigi dapat mengganggu keseluran pencernaan. Anda perlu untuk menyikat gigi dengan baik, menggunakan benang gigi, dan melakukan kontrol ke dokter gigi secara rutin. [2]
1. Cleveland Professional Healthcare. How Long Does It Take to Digest Food?. Cleveland Clinic; 2021.
2. Natalie Butler, R.D. & L.D. & Jayne Leonard. Tips for Better Digestion - How Long Does It Take?. Medical News Today; 2017.
3. Saurabh Sethi, M.D. MPH & Stephanie Watson. How Long Does It Take to Digest Food? All About Digestion. Healthline; 2020.