Obat

Bolehkah Makan Rujak Setelah Minum Obat?

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Makanan dapat menciptakan interaksi dengan obat di dalam tubuh. Beberapa jenis makanan dapat mempengaruhi obat sehingga obat tidak bekerja seperti seharusnya. Terkadang makanan juga dapat menyebabkan efek

Efek suatu obat terhadap tubuh bisa terganggu bila diminum bersamaan dengan obat lain atau makanan, minuman, dan suplemen tertentu. Hal ini disebut interaksi obat.

Diantara makanan yang bisa mempengaruhi cara kerja obat adalah beberapa jenis buah-buahan.

Di Indonesia, tidak sedikit orang yang suka mengonsumsi rujak yang terdiri dari berbagai macam buah. Untuk itu, ada baiknya untuk mengetahui buah apa saja yang bisa berinteraksi dengan obat bila dimakan setelah minum obat.

Apa Itu Interaksi Obat?

Banyak jenis obat mengandung bahan yang berinteraksi dengan tubuh manusia melalui cara yang berbeda. Apa yang kita makan serta gaya hidup kadang-kadang bisa berdampak pada obat-obatan.

Interaksi obat adalah keadaan dimana suatu zat mempengaruhi aktivitasi obat tertentu, misalnya meningkatkan atau mengurangi efek obat, atau menghasilkan suatu efek baru. [1, 2, 3, 4, 5]

Umumnya, orang menganggap hanya satu jenis obat dengan obat lainnya saja yang bisa berinteraksi. Padahal, interaksi juga bisa terjadi antara obat dan makanan, juga obat dan herbal. Hal ini bisa terjadi karena penggunaan yang salah atau akibat kurangnya pengetahuan tentang bahan aktif yang ada dalam obat, makanan atau herbal tertentu.

Interaksi antara makanan dan obat bisa mengurangi atau meningkatkan efek obat. Beberapa jenis herbal, buah-buahan serta alkohol bisa menyebabkan gagalnya obat bekerja hingga dapat mengganggu kondisi kesehatan pasien.

Buah-Buahan yang Mengganggu Kerja Obat

Jeruk Bali Merah

Jeruk bali merah adalah persilangan antara jeruk dengan jeruk bali, sehingga teksturnya seperti jeruk bali namun wakrnya lebih merah atau jingga.

Sayangnya, jeruk bali jenis ini adalah salah satu jenis buah yang paling luas interaksinya dengan obat. Jus dari buah ini bisa menghambat enzim di usus yang bisa mengurangi metabolisme obat dan meningkatkan risiko terjadinya efek samping. [1, 2, 3, 4, 5]

Ada banyak jenis obat yang bisa berinteraksi dengan jeruk bali. Contohnya termasuk statin penurun kolesterol, obat penurun tekanan darah, pil KB yang mengandung estrogen, antidepresan trisiklik, serta obat antimalaria. [5]

Apel

Buah yang sangat umum dikonsumsi ini juga bisa berinteraksi dengan obat. Apel akan berkompetisi dengan obat untuk diserap oleh tubuh, sehingga bisa menurunkan kadar obat yang diserap ke dalam aliran darah.

Penyerapan fexofenadine, suatu jenis antihistamin, bisa berkurang dalam kadar yang cukup banyak jika diminum dengan jus apel atau jika apel dikonsumsi setelah minum obat. [1, 3, 4, 5]

Jeruk

Interaksi yang disebabkan oleh konsumsi buah jeruk atau jus jeruk serupa dengan yang terjadi bila mengonsumsi jeruk bali setelah minum obat. Hal ini karena jeruk mengandung konsentrasi flavonoid yang cukup banyak.

Jeruk bisa mengurangi penyerapan beberapa jenis antibiotik oleh tubuh, misalnya ciprofloxacin, levofloxacin, dan celiprolol. Hal ini tentu bisa berdampak pada perlawanan tubuh terhadap bakteri yang sedang menyebabkan infeksi, sehingga perlu hati-hati. [1, 2, 3, 4, 5]

Anggur

Kandungan aktif dan paling penting dari buang anggur adalah resveratrol, yang diketahui memiliki kemampuan mengobati beberapa jenis penyakit. [1]

Tetapi, resveratrol juga bisa menyebabkan interaksi terhadap obat karena bisa berpotensi melemahkan aktivitas obat dalam tubuh. Konsumsi buah anggur segar maupun jus anggur sebaiknya dihindari bila sedang minum obat.

Mangga

Salah satu buah yang paling banyak digemari di Indonesia ini memiliki manfaat termasuk anti inflamasi. Flavonoid yang terkandung dalam mangga bersifat antioksidan, antimikrobial, antitumor, antihipertensi, serta anti peradangan.

Tetapi, penelitian menemukan bahwa mangga dan komponennya bisa menghambat enzim P450 yang ada dalam metabolisme obat dan mengganggu penyerapannya oleh tubuh. [1]

Jambu Batu

Sejumlah metabolit seperti phenolics, flavonoid, carotenoid, terpenoid dan triterpene telah diketahui termasuk ke dalam kandungan jambu batu. Ekstrak dan metabolit dari tanaman ini, terutama dari daun dan buahnya, memiliki aktivitas farmakologi yang bermanfaat.

Tetapi, ekstrak jambu batu bisa berinteraksi dengan digoxin, fexofenadine, indinavir, vincristine, colchicine, topotecan, serta paclitaxel di dalam usus kecil. [1]

Karena ini, buah jambu batu harus dikonsumsi dengan hati-hati oleh pasien yang sedang minum obat.

Pepaya

Sebuah survey menunjukkan bahwa pepaya sudah umum digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit, termasuk gangguan pencernaan, nyeri, malaria, diabetes, obesitas, infeksi, serta keracunan obat oral.

Buah pepaya adalah sumber nutrisi serta beberapa fitokimia yang baik, seperti beta-kriptoxanthin dan benzyl isothiocyanates. Tetapi, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pepaya bisa menurunkan kadar plasma gula baik pada orang yang sehat maupun penderita diabetes tipe 2. [1]

Untuk itu, orang yang rutin minum obat antidiabetes harus berhati-hati bila mengonsumsi pepaya karena berpotensi menyebabkan interaksi obat.

Pisang

Tidak sedikit orang yang terbiasa menelan obat bersamaan dengan pisang karena dianggap lebih mudah dibanding minum dengan air putih. Padahal, pisang bisa menimbulkan interaksi dengan beberapa jenis obat.

Bagi mereka yang minum obat antidepresan, makanan yang mengandung tyramine seperti yang ada dalam pisang matang, bisa menghasilkan kirisi hipertensi. [5]

Makan Rujak Setelah Minum Obat

Dari penjelasan diatas kita bisa ketahui bahwa bukan rujak itu sendiri yang berbahaya bila dimakan setelah minum obat, tetapi jenis-jenis buah di dalamnya.

Bila ingin makan rujak atau makan buah setelah konsumsi obat, berikut beberapa hal yang harus diperhatikan: [4, 5]

  • Tanyakan pada dokter, apoteker, atau cari informasi yang valid mengenai interaksi obat dengan jenis buah yang hendak dimakan. Hati-hati terutama dengan buah-buahan citrus seperti jeruk atau jeruk bali merah.
  • Baca kemasan obat dan leaflet yang ada di dalam kemasan untuk mengetahui potensi interaksi obat dengan makanan, buah-buahan atau minuman tertentu.
  • Sama seperti obat, buah yang dimakan perlu diserap melalui dinding perut atau usus kecil. Karena itu, adanya buah dalam saluran cerna bisa mengurangi penyerapan obat. untuk menghindari hal ini, beri jarak 1 hingga 2 jam setelah minum obat sebelum makan buah atau minum jus.

1. Lourdes Rodríguez-Fragoso, Jorge Reyes-Esparza. Fruit/Vegetable-Drug Interactions: Effects on Drug Metabolizing Enzymes and Drug Transporters. Intechopen; 2013.
2. Drug Office. Drug Interactions with Foods and Beverages. Hong Kong Department of Health; 2020.
3. Jones S., Preston C.L., Sandhu H. How fruit juice interacts with common medicines. Pharmaceutical Journal; 2014.
4. NCC Team. Grapefruit and Other Citrus Fruits Can Cause Serious Health Problems With Some Medications. The North Carolina Consumers Council; 2021.
5. Rabia Bushra, Nousheen Aslam, Arshad Yar Khan. Food-Drug Interactions. Oman Medical Journal; 2011.

Share