Brojo lintang merupakan tanaman yang sering disebut juga dengan bunga jamaka atau semprit dan sering dijadikan tanaman hias pada pekarangan rumah. Namun, tanaman ini ternyata memiliki beberapa khasiat dan berguna untuk kesehatan[1].
Daftar isi
Brojo lintang adalah tanaman yang berasal dari keluarga Iridaceae dan memiliki nama ilmiah Belamcanda Chinensis. Namun, beberapa ahli taksonomi mengelompokkan tanaman ini menjadi bagian Iris, sehingga nama ilmiah berganti menjadi Iris domestica[1].
Brojo lintang berasal dari Asia Timur dan sudah menyebar ke Indonesia dan beberapa negara lain seperti Myanmar, Vietnam, India, Filipina, Rusia, Nepal, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Karibia[1].
Brojo lintang memiliki berbagai nama sebutan lain seperti blackberry lili, leopard lily, atau leopard flower dalam bahasa Inggris, sebutan she gan di Cina, sebutan pompuchae di Korea, dan lain sebagainya[1].
Brojo lintah merupakan tanaman yang tumbuh di daerah sub tropis dan beberapa kawasan seperti padang rumput, daerah pegunungan, tepi jalan, lereng bukit, ladang kosong, dataran pantai, tepi hutan atau di semak belukar[1].
Beberapa ciri-ciri fisik dari tanaman brojo lintang adalah sebagai berikut[1]:
Bagian dari brojo lintang yang sering digunakan dan diuji menjadi pengobatan tradisional adalah akar rimpang. Namun, daun juga beberapa kali digunakan dan diuji sebagai pengobatan tradisional[1].
Kandungan senyawa aktif yang dimiliki oleh akar rimpang brojo lintang adalah sebagai berikut[2,3,4]:
Kandungan senyawa dari daun brojo lintang adalah senyawa glikosida, senyawa isoflavonoid, dan polisakarida[5].
Kandungan senyawa yang dimiliki oleh rimpang, akar atau daun brojo lintang yang membuat tanaman ini digunakan sebagai pengobatan tradisional dan diuji untuk memastikan khasiat yang dimiliki.
Beberapa manfaat dari brojo lintang yang berguna untuk tubuh adalah sebagai berikut:
Ekstrak daun brojo lintang telah diuji terhadap tikus percobaan yang terkena diabetes dan tikus sehat. Hasil menunjukkan bahwa senyawa glikosida yang dimiliki ekstrak daun ini berhasil menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan konsentrasi insulin dalam tubuh tikus diabetes dan tikus sehat[5].
Ekstrak rimpang brojo lintang juga telah diuji pada tikus diabetes dan mampu menurunkan kadar gula darah, kolesterol, dan kadar trigliserida dan lemak dalam darah[15].
Berdasarkan penelitian, ekstrak rimpang brojo lintang memiliki senyawa yang mampu untuk mencegah kematian sel kulit yang disebabkan oleh sinar ultraviolet B dan radikal bebas yang masuk ke kulit serta mengatasi radang pada kulit[6].
Penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak rimpang brojo lintang mampu untuk mencegah kerusakan sel – sel dalam kulit, mengatasi radang kulit, menjaga kesehatan kulit dan mencegah penuaan dini[6].
Berdasarkan pengujian, ekstrak akar rimpang brojo lintang memiliki senyawa aktif yang berperan sebagai anti tumor dan mencegah pertumbuhan tumor. Akar rimpang ini telah digunakan sebagai pengobatan tradisional kanker di Cina[4].
Rimpang brojo lintang juga mampu untuk mencegah pertumbuhan kanker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rimpang dari tanaman ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker payudara pada manusia di Thailand[7].
Akar rimpang brojo lintang telah diuji dan digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk mengatasi gangguan pada paru – paru serta masalah pada pernapasan seperti faringitis akut hingga kronis, radang tenggorokan, batuk kering serta batuk berdahak, dan juga asma[4,8].
Ekstrak tanaman brojo lintang memiliki senyawa aktif yang dapat melawan parasit Trypanosoma brucei. Parasit ini dapat menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Ini membuktikan bahwa ekstrak tanaman brojo lintang dapat mengatasi penyakit tidur[9].
Ekstrak dari rimpang brojo lintang telah diuji terhadap tikus yang menderita radang pada usus besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak ini mampu mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh radang pada usus besar[10].
Ekstrak rimpang brojo lintang memiliki sifat anti radang yang kuat sehingga dapat menyembuhkan berbagai radang dalam tubuh termasuk radang usus[10].
Ekstrak akar rimpang brojo lintang memiliki berbagai senyawa isoflavonoid yang memberikan sifat antioksidan yang kuat. Ekstrak ini mampu mencegah berbagai radikal bebas masuk ke dalam tubuh, menghambat lemak tidak jenuh, dan melindungi sel – sel dalam tubuh[11].
Ekstrak rimpang brojo lintang telah diuji pada tikus betina dan menunjukkan bahwa ekstrak ini aman untuk wanita menopause karena dapat menghambat sekresi LH yang menyebabkan rasa panas atau hot flushes pada wanita menopause[12].
Selain itu, ekstrak ini juga meningkatkan kepadatan tulang dan mencegah osteoporosis pada wanita pasca menopause. Jadi, ekstrak ini sangat berguna untuk wanita yang akan mengalami masa menopause[12].
Ekstrak rimpang brojo lintang telah diuji pada tikus yang mengalami keracunan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak ini memiliki senyawa yang menurunkan kadar racun dan menghambat kerusakan hati dari tikus[13].
Rimpang brojo lintang dapat menjaga hati dan mencegah kerusakan hati yang disebabkan oleh berbagai racun atau radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh[13].
Ekstrak rimpang brojo lintang juga telah diuji terhadap tikus yang mengalami radang usus dan menunjukkan bahwa ekstrak ini juga mampu mengatasi gangguan pencernaan seperti diare, buang air besar berdarah, dan nyeri pada perut[10].
Ekstrak rimpang brojo lintang memiliki senyawa yang dapat menurunkan demam dan meredakan rasa nyeri. Tanaman ini telah lama digunakan sebagai pengobatan tradisional di Cina untuk mengatasi demam dan nyeri[14].
Ekstrak rimpang brojo lintag telah diuji terhadap tikus untuk melihat efek yang diberikan pada saluran darah dan jantung. hasil menunjukkan ekstrak ini mampu mencegah trombosis dan terjadinya pembekuan darah. Sehingga, tanaman ini dapat mencegah gangguan pada jantung seperti serangan jantung hingga stroke[15].
Ekstrak akar rimpang brojo lintang telah diuji dan terbukti memiliki sifat anti bakteri dan mampu mengatasi berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti E.coli, streptoccocus, dan staphylococcus aureus[15].
Ekstrak akar rimpang brojo lintang telah diuji dan mampu melawan jamur dan melawan virus yang masuk dalam tubuh seperti jamur aspergillus phyllotreta dan virus influenza. Ekstrak ini juga dapat menghambat perkembangan dari virus yang menyebabkan herpes simpleks tipe II[15].
Ekstrak rimpang brojo lintang telah diuji dan digunakan sebagai pengobatan tradisional di Cina untuk mengatasi penyakit gondok, gangguan pada ginjal karena alkohol, dan mengatasi sembelit[15].
Beberapa efek samping yang ditemukan dalam penelitian brojo lintang adalah sebagai berikut:
Beberapa pasien di Cina menunjukkan reaksi alergi setelah empat hari diberikan perawatan dengan brojo lintang. Gejala yang diberikan adalah ruam kulit dan luka pada kulit, leher dan punggung.
Pengujian alergi perlu dilakukan sebelum menggunakan tanaman brojo lintang sebagai pengobatan tradisional[15].
Seorang pasien di Cina menunjukkan gangguan pada otot leher, kaki, dan perut serta mengalami gangguan bicara setelah menggunakan tanaman brojo lintang sebagai pengobatan[15].
Berdasarkan penelitian, tanaman brojo lintang memiliki tiga komponen senyawa yang memiliki aktivitas iktiotoksin yang dapat membunuh ikan dan dapat menyebabkan keracunan pada manusia bila dikonsumsi secara terus menerus atau setiap hari dan jangka lama[15].
Beberapa cara penggunaan brojo lintang sebagai pengobatan tradisional adalah sebagai berikut :
Akar rimpang brojo lintang dicuci dan dipotong kecil. Lalu, potongan ini dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 3 hari atau dikeringkan pada oven dengan suhu 40 hingga 120 celcius. Setelah akar rimpang ini benar-benar kering, lalu ditumbuk hingga menjadi serbuk.
Serbuk ini dapat diseduh dengan air panas dan diminum untuk mengatasi gangguan paru-paru dan pernapasan, mengatasi gangguan pencernaan, demam, mencegah kerusakan hati, serta diabetes[16].
Rimpang brojo lintang dibersihkan dan dicuci. Lalu, rimpang ini direbus dengan air hingga mendidih. Air seduhan ini disaring dan diminum untuk mengatasi berbagai penyakit termasuk gondok dan demam.
Air seduhan ini didinginkan dan dioleskan pada kulit yang mengalami radang atau bagian kulit yang nyeri[15].
Daun brojo lintang dicuci dan direbus dengan air hingga mendidih. Air ini disaring dan diminum untuk mengatasi diabetes[5].
Berikut ini beberapa cara penyimpanan brojo lintang agar tetap segar dan tidak mudah layu [1,16].
Brojo lintang adalah tanaman yang kaya akan antioksidan dan anti bakteri serta memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, tanaman ini memiliki efek samping bila dikonsumsi secara berlebihan. Bagi pasien yang menderita penyakit kronis disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
1) Anonim. Iris domestica (blackberry lily). CAB International Invasive Species Compendium. Diakses 2020.
2) Yeon Sil Lee, Seon Ha Kim, Jin Kyu Kim, Sanghyun Lee, Sang Hoon Jung & Soon Sung Lim. Preparative Isolation and Purification of Seven Isoflavones From Belamcanda Chinensis. National Institute of Health. 2011.
3) Jun Li, Winnie Z.M Li, Wen Huang, Anna W.H Cheung, Cathy W.C Bi, Ran Duan, Ava J.Y Guo, Tina T.X Dong & Karl W.K Tsim. Quality Evaluation of Rhizoma Belamcandae (Belamcanda Chinensis (L.) DC.) by Using High-Performance Liquid Chromatography Coupled With Diode Array Detector and Mass Spectrometry. National Institute of Health. 2009.
4) Mingchuan Liu, Shengjie Yang, Linhong Jin, Deyu Hu, Zhibing Wu & Song Yang. Chemical Constituents of the Ethyl Acetate Extract of Belamcanda chinensis (L.) DC Roots and Their Antitumor Activities. Switzerland : National Insitute of Health. 2012.
5) Chongming Wu, Yan Li, Yan Chen, Xinyuan Lao, Linghui Sheng, Rongji Dai, Weiwei Meng & Yulin Deng. Hypoglycemic Effect of Belamcanda Chinensis Leaf Extract in Normal and STZ-induced Diabetic Rats and Its Potential Active Faction. China : Elsevier. 2011.
6) Dongjin Noh, Jin Gyu Choi, Eugene Huh & Myung Sook Oh. Tectorigenin, a Flavonoid-Based Compound of Leopard Lily Rhizome, Attenuates UV-B-Induced Apoptosis and Collagen Degradation by Inhibiting Oxidative Stress in Human Keratinocytes. Switzerland : National Institute of Health. 2018.
7) Orawan Monthakantirat, Wanchai De-Eknamkul, Kaoru Umehara, Yohko Yoshinaga, Toshio Miyase, Tsutomu Warashina & Hiroshi Noguchi. Phenolic Constituents of the Rhizomes of the Thai Medicinal Plant Belamcanda Chinensis With Proliferative Activity for Two Breast Cancer Cell Lines. National Institute of Health. 2005.
8) Patricia Diaz, Sang Chul Jeong, Samiuela Lee, Cheang Khoo & Sundar Rao Koyyalamudi. Antioxidant and anti-inflammatory activities of selected medicinal plants and fungi containing phenolic and flavonoid compounds. China : Chinese Medicines - BMC. 2012.
9) Anuradha Liyana Pathiranagea, Jeannie Moore Stubblefield, Xiaolei Zhou, Jianhua Miao, Anthony.L, Newsome & Norma Dunlapad. Antitrypanosomal activity of iridals from Iris domestica. Elsevier. 2016.
10) Marta Szandruk, Anna Merwid-Ląd & Adam Szeląg. The impact of mangiferin from Belamcanda chinensis on experimental colitis in rats. Springer. 2018.
11) Dorota Wozniak, Bogdan Janda, Ireneusz Kapusta, Wiesław Oleszek & Adam Matkowski. Antimutagenic and Anti-Oxidant Activities of Isoflavonoids From Belamcanda Chinensis (L.) DC. Poland : Elsevier. 2010.
12) D Seidlová-Wuttke, O Hesse, H Jarry, G Rimoldi, P Thelen, V Christoffel & W Wuttke. Belamcanda Chinensis and the Thereof Purified Tectorigenin Have Selective Estrogen Receptor Modulator Activities. Germany : Elsevier. 2004.
13) Sang Hoon Jung, Yeon Sil Lee, Soon Sung Lim, Sanghyun Lee, Kuk Hyun Shin & Yeong Shik Kim. Antioxidant Activities of Isoflavones From the Rhizomes of Belamcanda Chinensis on Carbon Tetrachloride-Induced Hepatic Injury in Rats. Springer : 2004.
14) Zhang, Kunhua Wei, Jianping Xu, Dawei Yang, Chunhong Zhang, Zhipeng Wang & Min hui Li. Belamcanda chinensis (L.) DC-An ethnopharmacological, phytochemical and pharmacological review. China : Elsevier. 2016.
15) Rui- Hua Xin, Ji-Fang Zheng, Long Cheng & Wen-Jing Peng. Belamcanda chinensis (L.) DC: Ethnopharmacology, phytochemistryand pharmacology of an important traditional Chinese medicine. African Journal of Traditional, Complementary and Alternative Medicines. 2015.
16) Yan Zhu, Bing-Qing Pu, Guo-Yong Xie, Mei Tian,Fang-Yun Xu & Min-Jian Qin. Dynamic Changes of Flavonoids Contents in the Different Parts of Rhizome of Belamcanda chinensis During the Thermal Drying Process. Molecules Journal. 2014