Tinjauan Medis : dr. Katya Saphira, M.Gizi
Buah merah Papua banyak digunakan di Indonesia sebagai obat alternatif. Buah ini mengandung cukup banyak vitami, mineral, omega 3 dan 9, serta senyawa antioksidan. Buah merah bermanfaat sebagai antioksidan,
Buah merah Papua adalah salah satu buah tradisional yang berasal asli dari Indonesia. Buah merah Papua sering digunakan sebagai makanan pada pesta adat di Papua, tetapi buah merah ini ternyata memiliki banyak khasiat yang berguna untuk tubuh manusia.
Daftar isi
Buah merah Papua adalah buah yang berasal dari keluarga pandan atau pandanaceae dan memiliki nama ilmiah yaitu Pandanus conoideus Lam[1].
Buah merah Papua banyak ditemukan di Papua New Guinea dan beberapa daerah di Indonesia meliputi Papua, Jawa, Maluku, Kalimantan, serta Sumatera. Tanaman ini memiliki sebutan lain seperti marita di Papua New Guinea, red fruit dalam bahasa Inggris atau kuansu di Papua[1].
Buah merah Papua dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah hingga tinggi atau sekitar 2.500 meter di atas permukaan laut, dengan kesuburan tanah yang rendah, dan di sekitaran aliran sungai[1].
Pada umumnya, buah merah Papua memiliki umur 10 tahun bila ditanam sendiri. Beberapa ciri – ciri fisik dari buah merah papua adalah sebagai berikut[1]:
Kandungan gizi dari 100 gram buah merah papua segar dan mentah adalah sebagai berikut[2]:
Nama | Jumlah | Unit |
---|---|---|
Energi | 87 | kal |
Kandungan air | 81.2 | gram |
Protein | 2.6 | gram |
Lemak | 2.7 | gram |
Karbohidrat | 13.1 | gram |
Serat | 4.0 | gram |
Abu | 0.4 | gram |
Kalsium | 30 | miligram |
Besi | 1.1 | miligram |
Natrium | 110 | miligram |
Kalium | 140 | miligram |
Tembaga | 0.1 | miligram |
Seng | 0.3 | miligram |
Thiamin (Vitamin B1) | 1.5 | miligram |
Riboflavin (Vitamin B2) | 0.1 | miligram |
Niasin | 0.2 | miligram |
Vitamin C | 15 | miligram |
Kandungan dari 100 gram minyak sari buah merah adalah sebagai berikut[1,3]:
Nama | Jumlah | Unit |
---|---|---|
Lemak | 94.2 | gram |
Karbohidrat | 5.1 | gram |
Vitamin E (alfa – tokoferol) | 21.2 | miligram |
Sodium | 3 | miligram |
Alfa – karoten | 130 | mikrogram |
Beta – karoten | 1.98 | mikrogram |
Beta – Cryptoxanthin | 1.46 | mikrogram |
Asam palmitat | 19.7 | persen |
Asam oleat (Omega 9) | 64.9 | persen |
Asam linoleat (Omega 3) | 8.6 | persen |
Asam palmitoleat | 0.78 | persen |
Asam dekanoat | 2 | persen |
Buah merah papua yang mengandung vitamin, omega 3, dan omega 9, membuatnya menjadi buah yang baik dikonsumsi untuk kesehatan.
Beberapa manfaat dari buah merah Papua adalah sebagai berikut:
Minyak buah merah Papua telah diuji kepada tikus dan menghasilkan bahwa minyak ini dapat meningkatkan produksi oksida nitrat yang berguna sebagai vasodilator yang dapat menurunkan tekanan darah[4].
Selain itu, minyak buah merah juga telah diuji pada tikus hamil yang terkena penyakit preeklampsia. Hasil yang ditunjukkan adalah adanya penurunan tekanan darah dan protein dalam urin sehingga mencegah preeklampsia[5].
Ini menunjukkan bahwa minyak buah merah Papua mampu mencegah hipertensi dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Penyakit preeklampsia adalah penyakit pada wanita hamil karena adanya peningkatan tekanan darah dan terdapat protein dalam urin.
Pengujian ekstrak buah merah Papua dilakukan dengan cara memberikannya kepada tikus yang telah diinfeksi parasit Plasmodium berghei.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak ini dapat menurunkan angka parasitemi dan menyembuhkan tikus tersebut dari penyakit malaria[6].
Ini menunjukkan bahwa buah merah Papua dapat digunakan untuk mengatasi penyakit malaria pada manusia.
Plasmodium berghei adalah jenis parasit yang menyebabkan penyakit malaria pada hewan dan memiliki kesamaan dengan plasmodium falciparum yang menyebabkan malaria pada manusia.
Ekstrak buah merah Papua telah diuji pada tikus putih yang memiliki penyempitan pembuluh darah karena kadar kolesterol LDL yang tinggi.
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak ini dapat menurunkan kadar LDL dalam darah, mengurangi penyempitan pembuluh darah arteri, dan mencegah terjadinya penyakit jantung dan stroke[7].
Ekstrak buah merah Papua juga memiliki efek vasodilator yang dapat memperlebar pembuluh darah dan melancarkan aliran darah dalam tubuh. Ini dapat mencegah terjadinya penyakit stroke[4].
Ekstrak buah merah Papua telah diuji pada tikus dan menunjukkan bahwa ekstrak ini dapat menurunkan kadar kolesterol dan lemak dalam darah.
Penurunan kolesterol dapat terjadi secara signifikan bila digabungkan dengan diet tanpa lemak[7,8].
Ekstrak buah merah Papua telah diuji pada tikus yang telah diberikan glukosa dan memiliki kadar gula darah yang tinggi.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak ini mampu menurunkan kadar gula darah dan trigliserida serta meningkatkan produksi insulin dalam tubuh[9].
Ini membuktikan bahwa buah merah papua aman untuk pasien diabetes dan dapat mencegah seseorang terkena penyakit diabetes.
Ekstrak buah merah Papua telah diuji pada tikus yang diinduksi sel kanker paru-paru. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak buah merah Papua dapat mencegah pertumbuhan sel kanker paru-paru yang telah ada dalam tubuh[10].
Selain itu, ekstrak buah merah juga dapat memulihkan sel yang rusak dan menghambat kematian sel pada tubuh penderita penyakit kanker khususnya pada kanker payudara[11].
Ekstrak buah merah Papua telah diuji pada pasien yang terkena penyakit HIV dan pengujian dilakukan dengan menambahkan ekstrak ini dalam terapi antiretroviral.
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak ini membantu untuk meningkatkan limfosit dan sel – sel imun dalam tubuh pasien[12].
Ini membuktikan bahwa ekstrak buah merah Papua dapat membantu pengobatan atau terapi dari pasien yang terkena penyakit HIV dan Aids.
Ekstrak buah merah Papua yang diberikan kepada tikus yang telah diinduksi dengan karbon tetraklorida yang dapat merusak hati.
Hasil menunjukkan bahwa ekstrak ini dapat mencegah masuknya karbon tetraklorida ke dalam hati dan mencegah kerusakan serta kematian sel dalam hati[13].
Minyak buah merah Papua juga dapat mencegah kerusakan hati dan mengurangi racun dari asap rokok dalam hati khususnya bagi pencandu rokok[16].
Ini menunjukkan bahwa buah merah Papua dapat melindungi hati dari kerusakan yang disebabkan oleh racun atau senyawa yang berbahaya bagi hati.
Selain itu, buah merah Papua juga telah digunakan sebagai pengobatan tradisional di Papua untuk mengatasi penyakit hepatitis[13].
Ekstrak buah merah Papua telah diuji pada tikus yang kekurangan yodium. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak ini dapat mengatasi gejala dari kekurangan yodium secara signifikan bila digabungkan dengan kalium iodat (KIO3) atau garam yang mengandung yodium.
Salah satu penyakit kekurangan yodium adalah gondok. Sehingga, buah merah Papua mampu mengatasi penyakit gondok[14].
Berdasarkan pengujian terhadap kelinci, minyak buah merah Papua yang diberikan sebanyak 10 ml/ 2 kg berat badan dapat menurunkan kadar asam urat. Ini menunjukkan bahwa buah merah Papua dapat mengatasi penyakit asam urat[15].
Ekstrak buah merah Papua memiliki sifat antioksidan yang tinggi sehingga mampu mencegah radikal bebas masuk ke dalam tubuh dan menghambat kerusakan sel dalam tubuh.
Selain itu, antioksidan dalam buah ini juga baik untuk menjaga kesehatan kulit dan mata, mencegah penuaan dini, serta meningkatkan kekebalan tubuh[16,17].
Berdasarkan pengujian, ekstrak buah merah papua memiliki sifat anti bakteri dan mampu menghambat pertumbuhan dari bakteri pada mulut yaitu S.Mutans, dan S.Sanguinis yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi seperti karies gigi[18].
Buah merah papua telah digunakan sebagai pengobatan tradisional di Papua untuk mencegah kerapuhan tulang atau penyakit osteoporosis dan meningkatkan fungsi otak[6].
Beberapa efek samping dari buah merah Papua adalah sebagai berikut:
Ekstrak buah merah Papua dapat menyebabkan kelainan tulang pada bayi tikus. Kelainan ini terjadi karena induk tikus hamil diberikan ekstrak buah merah Papua yang melebihi dosis 0.16 ml.
Untuk itu, ibu hamil tidak disarankan untuk mengkonsumsi buah merah Papua setiap hari[19].
Kandungan asam lemak dari buah merah Papua dapat menghambat proses penyerapan zat besi dalam tubuh. Apabila buah merah Papua dikonsumsi setiap hari, maka akan menghambat penyerapan zat besi dan menyebabkan anemia[3].
Pengujian toksisitas buah merah Papua dilakukan terhadap sekelompok tikus dan hasil yang diperoleh adalah terdapat satu tikus yang memberikan gejala keracunan yaitu diare. Keracunan terjadi karena dosis yang diberikan sebanyak 5000 mg/ kg setiap hari dalam 14 hari[20].
Buah merah Papua tidak disarankan untuk dikonsumsi setiap hari karena dapat menyebabkan keracunan.
Buah merah Papua mampu menurunkan kadar gula secara signifikan untuk tikus sehat dan tikus diabetes. Seseorang yang memiliki kadar gula rendah tidak disarankan untuk mengkonsumsi buah ini setiap hari karena dapat menyebabkan reaksi hipoglikemia[9].
Beberapa tips untuk mengkonsumsi buah merah Papua adalah sebagai berikut:
Beberapa cara menyimpan buah merah Papua adalah sebagai berikut:
Buah merah papua memiliki banyak manfaat yang baik bagi tubuh dan dapat dijadikan sebagai pengobatan tradisional. Namun, konsumsi yang berlebihan dapat memberikan efek samping.
1) Sendy Junedi & Sarmoko. Buah Merah/ Red fruit (Pandanus conoideus Lam). Indonesia : Cancer Chemoprevention Research Center Universitas Gajah Mada Farmasi. 2010.
2) Anonim. Data Komposisi Pangan Indonesia - Buah Merah. Indonesia : Panganku - Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses 2020.
3) Anasthasia Francis Mineche Ayomi. Buah Merah (Pandanus conoideus) terhadap Penyerapan Zat Besi (Fe) dalam Duodenum. Indonesia : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2015.
4) Christian Schirra, Ning Xia, Anja Schüffler, Astrid Heck, Solveig Hasselwander, Ulrich Förstermann & Huige Li. Phosphorylation and Activation of Endothelial Nitric Oxide Synthase by Red Fruit (Pandanus Conoideus Lam) Oil and Its Fractions. Germany : Elsevier. 2020.
5) I.W. Sugiritama, I.G.A. Dewi Ratnayanti, I.G.N. Sri Wiryawan, I.A Ika Wahyuniari, N.M. Linawati & I.G.K.N. Arijana. Effect of Red Fruit Oil (Pandanus Conoideus Lam) on Animal Model of Preeclampsia. Indonesian : International Journal of Science and Research. 2016.
6) Zeth Robeth Felle, Mahardika Agus Wijayanti & Supargiyono. The Effect of Pandanus conoideus Lamk Extract to the Serum Level of TNF-, IL-10 and Parasitemia of Plasmodium berghei Infected in Mice. Indonesian : Tropical Medicine Journal. 2013.
7) Oki Sandra Agnesa, Joko Waluyo, Jekti Prihatin & Sri Rahayu Lestari. Potensi Buah Merah (Pandanus Conoideus Lam.) Dalam Menurunkan Kadar LDL Darah Tikus Putih. Indonesia : Bioksperimen - Jurnal Penelitian Biologi. 2017.
8) Ninna Rohmawati & Emi Wuri Wuryaningsih. The Effect of Red Fruit Oil (Pandanus conoideus oil) Toward Total Cholesterol Content of Rat (Rattus novergicus strain wistar) with Aterogenic Diet). Indonesian : Jurnal Kesehatan Masyarakat Jember. 2009.
9) Yoni Astuti & Lisa La Rosma Dewi. Pengaruh Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus L.) terhadap Kadar Glukosa Darah. Indonesia : Jurnal Mutiara Medika. 2007.
10) Abdul Munim, Retnosari Andrajati & Heni Susilowati. Uji Hambatan Tumorigenesis Sari Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Tikus Putih Betina Yang Diinduksi 7,12 Dimetilbenz(a)Antrasen (DMBA). Indonesia : Pharmaceutical Sciences & Research (PSR). 2006.
11) Okid Parama Astirin, Marti Harini & Noor Soesanti Handajani. The Effect of Crude Extract of Pandanus conoideus Lamb. var. Yellow Fruit on Apoptotic Expression of the Breast Cancer Cell Line (T47D). Indonesia : Biodiversitas. 2009.
12) Titus Tambaip, Marni Br Karo, Mochammad Hatta, Ressy Dwiyanti, Rosdiana Natzir, Muh Nasrum Massi, Andi Asadul Islam & Khairuddin Djawad. Immunomodulatory Effect of Orally Red Fruit (Pandanus conoideus) Extract on the Expression of CC Chemokine Receptor 5 mRNA in HIV Patients with Antiretroviral Therapy. Indonesian : Research Journal of Immunology. 2018.
13) Ari Satia Nugraha, Ninisita Sri Hadi & Rr. Sri Untari Siwi. Efek Hepatoprotektif Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) pada Hati Mencit Jantan Galur Swiss induksi dengan CCl4. Indonesia : Jurnal Natur Indonesia. 2008.
14) Hastari Wuryastuty & Wasito. Kajian Sitotoksisitas Ekstrak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) sebagai Obat Herbal Anti-Gondok pada Tikus Putih Sprague Dawley. Indonesia : Jurnal Sain Veteriner. 2014.
15) Noela Natalia Mangape. Pengaruh Pemberian Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus L.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Kelinci Jantan (Oryctolagus cuniculus). Indonesia : Universitas Hasanuddin. 2011.
16) Albertina Dhiu Kio, Tyas Rini Saraswati & Enny Yusuf Wachidah Yuniwarti. The Effect of Red Fruit Oil (Pandanus conoideus) to the Histophysiology of Rat (Rattus norvegicus) Liver Exposed to Cigarette Smoke. Indonesian : Biosaintifika - Journal of Biology and Biology Education. 2018.
17) Abdul Rohman, S. Riyanto, N. Yuniarti & W.R. Saputra. Antioxidant activity, total phenolic, and total flavonoid of extracts and fractions of red fruit (Pandanus conoideus Lam). Indonesian: International Food Research Journal. 2010.
18) Lisda Damayanti, Ida Ayu Evaangelina, Avi Laviana, Yetty Herdiyati & Dikdik Kurnia. Antibacterial Activity of Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Against Bacterial Oral Pathogen of Streptococcus sanguinis ATCC10556, Streptococcus mutans ATCC 25175, and Enterococcus faecalis ATCC 29212: An in Vitro Study. Indonesia : The Open Dentistry Journal - Universitas Padjajaran. 2020.
19) Lintal Muna, Okid Parama Astirin & Sugiyarto. Teratogenic test of Pandanus conoideus var. yellow fruit extract to
development of rat embryo (Rattus norvegicus). Indonesia : Nusantara Bioscience. 2010.
20) Okta Wismandanu, Innes Maulidya, Susi Indariani & Irmanida Batubara. Acute toxicity of red fruits (Pandanus conoideus Lamk) oil and the hepatic enzyme level in rat. Indonesia : The Journal of Phytopharmacology. 2016.
21) Anonim. Health benefits of Red fruit (Buah Merah). Health Benefit Times. Diakses 2020.
22) Gloria Stefani Mozes, Kristiawan Prasetyo Agung Nugroho & Dhanang Puspita. Pemanfaatan Buah Merah (Pandanus conoideus) sebagai Bahan Baku dalam Pembuatan Saus dan Potensinya sebagai Bahan Tambahan Pangan. Indonesia : Universitas Kristen Satya Wacana. 2018.