Perut kembung yang juga berkaitan dengan susah buang air besar (BAB) sungguh merupakan pengalaman yang tak menyenangkan.
Ketidaknyamanan akan dirasakan selama beraktivitas karena perut pun dalam kondisi membesar karena terasa penuh gas.
Seringkali perut kembung adalah efek dari sembelit dan menyebabkan pula rasa sakit.
Hal ini sangat wajar terjadi, bahkan sekitar 30% orang dewasa diketahui mengalaminya yang terkadang diikuti nyeri punggung dan mual [1].
Bila gejala seperti ini terjadi, maka berikut adalah beberapa anjuran cara mengatasi perut kembung dan susah BAB.
Daftar isi
Jika mengunyah permen karet biasanya adalah hal yang paling perlu dihindari oleh penderita perut kembung karena aktivitas ini dapat menambah udara yang masuk ke dalam tubuh [2,3,4].
Namun untuk permen karet yang aman bebas gas, kunyah-kunyahlah permen karet bebas gula [2,4].
Mengunyah permen karet bergula hanya akan membuat bakteri semakin berkembang biak di dalam usus dan meningkatkan produksi gas [2,4].
Ketika perut tidak nyaman karena kembung akibat sulit BAB, coba untuk gerakkan tubuh secara lebih aktif [3,5].
Berjalan kaki atau melakukan peregangan akan setidaknya membantu pergerakan usus di dalam perut [3].
Hal ini setidaknya dapat mengurangi gas di dalam perut walaupun tidak langsung menghilangkannya sama sekali dari saluran pencernaan [3,5].
Rempah satu ini tidak hanya umum digunakan sebagai bumbu yang menyedapkan masakan.
Jahe adalah salah satu herbal alami yang juga baik bagi kesehatan dan sering dimanfaatkan sebagai obat masuk angin.
Ketika perut terasa tak nyaman karena kembung dan mengalami sembelit, mengonsumsi jahe dalam bentuk teh dapat membuat perut lebih tenang [2,6].
Bahkan ketika rasa kembung disertai mual, jahe akan meredakannya dengan cukup cepat [2,6].
Jahe juga berperan mempercepat gerakan makanan di dalam perut sehingga terhindar dari sulit BAB alias sembelit [2,6].
Jika diperlukan, penggunaan obat khusus meredakan gas di dalam perut bisa dilakukan, seperti halnya somethicone [2,3,7].
Perut kembung rata-rata dapat diatasi dengan simethicone meskipun tidak semua penderita perut kembung dan susah BAB cocok menggunakannya [2,3,7].
Laksatif ringan seperti polyethylen glycol 3350 adalah salah satu obat yang juga baik untuk mengatasi perut kembung dan susah BAB [3,8].
Laksatif seringkali bermanfaat dalam kelancaran buang air besar sekaligus meredakan ketidaknyamanan karena penumpukan gas di dalam perut [3].
Agar perut kembung dan sembelit teratasi, menggunakan suplemen serat atau pelunak feses sangat dianjurkan [3,9,10].
Suplemen serat pada dasarnya adalah alternatif dari konsumsi makanan berserat tinggi [3,9,10].
Hanya saja sebelum memutuskan untuk menggunakan suplemen, konsultasikan dengan dokter mengenai dosis, manfaat hingga efek sampingnya.
Perut tak nyaman dan kembung disertai sulit BAB dapat diatasi dengan perubahan pola diet.
Pola diet yang dimaksud misalnya seperti membatasi porsi makan sehingga perut tidak kekenyangan dan membuatnya tidak nyaman [2].
Atau, makan selalu secara perlahan karena makan terlalu cepat juga tidak akan nyaman bagi pencernaan [2].
Selain itu, kurangi makanan-makanan yang mengandung tinggi gula sekalipun gula alami, seperti [2] :
Meski makanan dan minuman di atas tergolong asupan bernutrisi dan menyehatkan, kandungan gula di dalamnya cukup tinggi [2].
Makanan dan minuman dengan kandungan gula alami tinggi kurang baik bagi penderita sindrom iritasi usus [2,4].
Proses pecahnya gula di usus halus tidak terlalu baik jika mengonsumsi makanan dan minuman tersebut [2].
Sedangkan ketika makanan dan minuman ini sudah sampai ke usus besar, justru menjadi pembawa “bahan bakar” bagi bakteri-bakteri di sana [2].
Karena bakteri “diberi makan” otomatis produksi gas dapat terpicu untuk meningkat [2].
Selain itu, meningkatkan asupan serat adalah yang terpenting agar perut tetap nyaman dan terhindar dari sembelit [2,3].
Serat adalah pelunak feses alami juga sehingga mampu mencegah susah BAB [2,3,10].
Ketika melakukan perubahan pola diet, pastikan untuk mengonsumsi air putih lebih banyak agar feses juga lebih lunak dan tidak lagi sembelit [3].
Air hangat pun jika dikonsumsi akan mengatasi perut kembung dan hindari asupan minuman soda [3].
Selain diet tinggi serat, rendah gula dan tinggi air, pastikan untuk berolahraga rutin [2,11].
Melakukan olahraga adalah salah satu cara untuk membuat BAB lebih lancar karena mendorong pergerakan makanan di dalam usus [2,11].
Hindari kebiasaan merokok karena gejala-gejala gangguan pencernaan dapat terjadi dari aktivitas tidak sehat satu ini, termasuk konstipasi atau sembelit [12].
Jika cara-cara penanganan mandiri di atas tidak terlalu efektif karena perut masih sering kembung serta sering sembelit, coba berkonsultasi dengan dokter [3].
Terdapat banyak faktor yang bisa menyebabkan gas di dalam perut menumpuk, seperti bakteri usus, sindrom iritasi usus, GERD (gastroesophageal reflux disease), intoleransi laktosa, hingga penyakit Celiac [3].
Untuk mengatasinya, maka perlu mengidentifikasi penyebabnya lebih dulu.
Ketika sembelit berulang kali terjadi, perut kembung dialami secara persisten, serta berat badan turun tanpa alasan yang jelas, segera ke dokter untuk mengonsultasikannya dan memeriksakan diri.
1. Amir Mari, Fadi Abu Backer, Mahmud Mahamid, Hana Amara, Dan Carter, Doron Boltin & Ram Dickman. Bloating and Abdominal Distension: Clinical Approach and Management. Advances in Therapy; 2019.
2. Stephanie Watson & Minesh Khatri, MD. Treating Bloating and Gas from Chronic Constipation. WebMD; 2021.
3. Cynthia Taylor Chavoustie, MPAS, PA-C & Rachel Nall, MSN, CRNA. Constipation Bloating: How to Treat and Prevent. Healthline; 2020.
4. Kauko K. Mäkinen. Gastrointestinal Disturbances Associated with the Consumption of Sugar Alcohols with Special Consideration of Xylitol: Scientific Review and Instructions for Dentists and Other Health-Care Professionals. International Journal of Dentistry; 2016.
5. Albert Villoria, Jordi Serra, Fernando Azpiroz, & Juan-R Malagelada. Physical activity and intestinal gas clearance in patients with bloating. American Journal of Gastroenterology; 2006.
6. Miranda A.L. Van Tilburg, PhD; Olafur S. Palsson, PsyD, Yehuda Ringel, MD, & William E Whitehead, PhD. Is ginger effective for the treatment of Irritable Bowel Syndrome? A double blind randomized controlled pilot trial. HHS Public Access; 2015.
7. Anna Foley, MBBS, FRACP, Rebecca Burgell, MBBS, FRACP, Jacqueline S. Barrett, MNutDiet, PhD, & Peter R. Gibson, MD, FRACP. Management Strategies for Abdominal Bloating and Distension. Gastroenterology & Hepatology; 2014.
8. Thomas McGraw. Polyethylene glycol 3350 in occasional constipation: A one-week, randomized, placebo-controlled, double-blind trial. World Journal of Gastrointestinal Pharmacology and Therapeutics; 2016.
9. Meredith Portalatin, M.D. & Nathaniel Winstead, M.D. Medical Management of Constipation. Clinics in Colon and Rectal Surgery; 2012.
10. Kellen V. Lambeau, DNP, APRN, FNP‐BC, (Family Nurse Practitioner) & Johnson W. McRorie, Jr., PhD, FACG, AGAF, FACN, (Clinical Scientist). Fiber supplements and clinically proven health benefits: How to recognize and recommend an effective fiber therapy. Journal of the American Association of Nurse Practitioners; 2017.
11. Brian E. Lacy, PhD, MD, Scott L. Gabbard, MD, & Michael D. Crowell, PhD, AGAF. Pathophysiology, Evaluation, and Treatment of Bloating. Gastroenterology & Hepatology; 2011.
12. Olof Lundström, Jonas Manjer & Bodil Ohlsson. Smoking is associated with several functional gastrointestinal symptoms. Scandinavian Journal of Gastroenterology; 2016.