Daftar isi
Bergerak dan menjadi aktif memang bermanfaat bagi kesehatan, namun risiko cedera tidak bisa dilepaskan darinya, khususnya yang melibatkan lutut [1].
Cedera lutut ini mungkin lebih sering dikeluhkan oleh orang-orang dewasa, khususnya jika dikaitkan dengan keausan dari melakukan aktivitas hariannya [2].
Seseorang yang memiliki cedera lutut cenderung lebih berisiko jatuh, mengingat cedera lutut ini berkaitan dengan perubahan propriosepsi [3].
Berikut ini merupakan beberapa fakta yang mungkin menarik untuk diketahui terkait dengan cedera lutut [4]:
Cedera lutut secara umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis yang antara lain [4]:
Berikut ini merupakan beberapa gejala yang mungkin dialami oleh seseorang dengan cedera lutut [1]:
Gejala-gejala tersebut akan berbeda-beda untuk masing-masing orang, di mana hal ini juga akan bergantung pada penyebab yang mendasari cedera lutut itu sendiri [1].
Penyebab cedera lutut sendiri beragam, termasuk [5]:
Berikut ini merupakan beberapa cedera yang dapat menyebabkan cedera lutut [5]:
Beberapa masalah mekanis berikut ini dapat menyebabkan cedera lutut [5]:
Hingga kini diketahui bahwa, setidaknya ada lebih dari 100 jenis radang sendiri yang dapat menyebabkan cedera lutut, termasuk [5]:
Faktor-faktor berikut ini diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami cedera lutut [5]:
Obesitas atau berat badan berlebihan merupakan suatu kondisi yang dapat membuat sendi lutut mengalami tekanan yang lebih besar ketika melakukan aktivitas harian.
Selain itu, obesitas ini juga meningkatkan risiko osteoarthritis sehingga dapat mempercepat kerusakan sendi tulang rawan.
Oleh karena itu, orang-orang yang obesitas cenderung lebih berisiko mengalami cedera lutut dibandingkan dengna orang yang memiliki berat badan normal.
Risiko cedera lutut akan meningkat pada seseorang yang memiliki fleksibilitas atau kekuatan otot yang rendah. Mengingat, dengan otot yang kuat, persendian dapat lebih stabil dan terlindungi.
Aktivitas tertentu seperti olahraga atau pekerjaan yang berat dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami cedera lutut.
Mengingat, beberapa olahraga atau pekerjaan berat dapat memberikan tekanan yang lebih besar pada lutut. Adapun olahraga atau aktivitas yang dimaksud dapat meliputi [5]:
Cedera yang pernah di alami dapat meningkatkan risiko terjadinya cedera lutut kembali.
Cedera lutut mungkin akan hilang dalam rentang waktu tertentu. Namun, ada juga kemungkinan gejalanya tidak kunjung hilang dan bahkan menyebabkan komplikasi yang lebih serius [4].
Komplikasi yang dimaksud yaitu rasa sakitnya menjadi semakin parah dari waktu ke waktu, bahkan dapat mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan untuk berjalan [4].
Diagnosis terhadap cedera lutut mungkin akan mencakup beberapa tahapan, termasuk [5]:
Pada tahap pemeriksaan fisik, dokter mungkin akan [5]:
Tes pencitraan yang dilakukan oleh dokter dalam mendiagnosis cedera lutut dapat dilakukan dengan [5]:
Tes darah mungkin juga akan dilakukan jika dokter mencurigai adanya infeksi atau peradangan. Adapun tes darah mungkin akan dilakukan dengan prosedur yang disebut dengan artrosentesis.
Dalam pelaksanaannya, prosedur ini akan melibatkan sejumlah kecil cairan yang dikeluarkan dari sendi lutut untuk dianalisis di laboratorium.
Pengobatan cedera lutut ini akan berbeda-beda bergantung dengan penyebab yang mendasarinya. Adapun macam-macam metode pengobatan cedera lutut mungkin akan meliputi [5]:
Mengingat salah satu gejala cedera lutut ada rasa nyeri atau sakit pada lutut, maka penggunaan obat-obaan penghilang rasa sakit mungkin akan disarankan oleh dokter.
Jika cedera lutut disebabkan oleh rheumatoid arthritis, maka obat untuk rheumatoid arthritis mungkin akan diresepkan oleh dokter.
Terapi fisik seperti dengan melakukan gerakan pola olahraga tertentu dapat membantu memperkuat dan menstabilkan otot-otot di sekitar lutut.
Terapi fisik ini mungkin juga akan mencakup gerakan-gerakan yang dapat meningkatkan fleksibiitas otot.
Suntikan obat atau zat tertentu ke sendi mungkin akan diresepkan oleh dokter pada kasus tertentu. Adapun suntikan yang dapat diresepkan antara lain [5]:
Metode operasi pembedahan mungkin juga merupakan hal yang dapat menjadi pilihan untuk mengobati cedera lutut. Adapun metode operasi yang mungkin akan disarankan dokter dapat berupa [5]:
Berdasarkan metode pengobatan yang telah disebutkan diatas, pasien yang mengalami cedera lutut sebaiknya mempertimbangkan dengan bijak saran dokter sebelum memiliki metode pengobatan, baik itu metode non-bedah maupun metode bedah [5].
Cedera lutut ini umumnya menimbulkan nyeri yang dalam waktu singkat dapat menghilang dan sembuh. Namun, pada beberapa kasus, waktu penyembuhan cedera lutut ini mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama seperti dalam hitungan minggu atau bahkan bulan [4].
Hal ini kembali lagi pada penyebab yang mendasari cedera lutut itu sendiri. Jika disebabkan oleh kondisi kronis maka mungkin akan membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama dan membutuhkan perawatan yang lebih intens [4].
Perawatan atau evaluasi intens dengan dokter akan dapat membantu menghindari kerusakan lebih lanjut khususnya pada tulang rawan, tulang atau ligament [4].
Berikut ini merupakan hal yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko cedera lutut [6]:
1. Tyler Wheeler, MD. What to Expect During a Knee MRI. Web MD; 2021.
2. Anonim. Knee Pain and Problems. Hopkinsmedicine; 2021.
3. Jeffrey B. Driban, PhD, Grace H. Lo, MD, MSc, Charles B. Eaton, MD, MS, Lori Lyn Price, MAS, Bing Lu, MD, DrPH, & Timothy E. McAlindon, MD, MPH. Knee Pain and a Prior Injury Are Associated With Increased Risk of a New Knee Injury: Data from the Osteoarthritis Initiative. National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2015.
4. Jerry R. Balentine, DO, FACEP & William C. Shiel Jr., MD, FACP, FACR. Knee Pain. Medicinenet; 2021.
5. Tim Mayo Clinic. Knee pain. Mayo Clinic; 2021.
6. Jonathan Cluett, MD & Miho J. Tanaka, MD. Causes of Knee Pain and Treatment Options. Very Well Health; 2020.