Memiliki tubuh yang sehat adalah impian bagi setiap orang. Bagi perempuan, kesehatan rahim menjadi hal yang krusial. Hal ini karena rahim merupakan organ reproduksi perempuan yang bertanggung jawab atas banyak fungsi dalam proses implantasi, menstruasi, kehamilan, dan persalinan [1].
Rahim memiliki banyak risiko terjadi beberapa kelainan seperti fibroid rahim, pendarahan menstruasi yang tidak teratur, adenomiosis, kanker rahim, dan kelainan lainnya [2]. Akan tetapi, banyak perempuan yang tidak menyadari bagaimana ciri-ciri rahim bermasalah, sehingga terlambat melakukan penanganan.
Nah, berikut ini ulasan mengenai ciri rahim bermasalah [5] dan kapan waktu yang tepat untuk berkonsultasi dengan dokter.
Nyeri panggul dapat menjadi tanda adanya masalah dengan salah satu organ reproduksi di daerah panggul wanita, seperti rahim, ovarium, saluran tuba, leher rahim, dan vagina [3].
Kondisi ini dapat diikuti oleh gejala lainnya seperti kram menstruasi, pendarahan vagina, rasa sakit saat berhubungan badan, sulit buang air kecil, dan perut kembung [3].
Siklus menstruasi dapat dikatakan tidak teratur apabila siklusnya lebih pendek dari 24 hari dan lebih lama dari 38 hari, atau siklusnya bervariasi dari bulan ke bulan [4].
Ada banyak penyebab yang menimbulkan tidak teraturnya siklus menstruasi perempuan, diantaranya adalah perubahan hormonal, stress, kehamilan, atau penyakit endometriosis. Endometriosis ini merupakan kondisi dimana sel yang seharusnya tumbuh di dalam rahim tumbuh di luar lahir [4].
Pendarahan vagina dianggap tidak normal apabila terjadi bukan di periode menstruasi, aliran menstruasi tidak lancar atau terlalu sedikit/banyak, saat sebelum berusia 9 tahun, saat hamil, atau setelah menopause [6].
Ada beberapa faktor penyebab dari pendarahan vagina yang tidak normal, diantaranya adalah terdapat benda di dalam vagina, pelecehan seksual, stres emosional, kanker serviks, kanker rahim, dan fibroid rahim. Fibroid rahim menjadi penyebab umum terjadinya menstruasi berat/ pendarahan vagina yang banyak [6].
Keputihan merupakan kondisi yang normal bagi perempuan. Akan tetapi, ada kondisi yang tidak normal pada beberapa jenis keputuhan yang dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Keputihan yang tidak normal dapat ditandai dengan keputihan yang berwarna kuning atau hijau, konsistensinya kental, dan berbau busuk [7].
Penyebab keputihan cukup beragam seperti stres, olahraga, penggunaan pil KB, meningkatnya gairah seksual, bahkan infeksi. Keputihan dapat menjadi tanda rahim bermasalah apabila diikuti gejala lainnya seperti sakit di perut, kelelahan, demam, peningkatan buang air kecil, dan penurunan berat badan [7].
Kram menstruasi terjadi akibat kontraksi rahim yang terjadi tepat sebelum atu selama awal mensruasi. Kondisi ini terjadi sekitar satu atau dua hari sebelum menstruasi, atau memuncak sehari setelah menstruasi dimulai. Biasanya dapat berlangsung selama dua sampai tiga hari [8].
Kondisi ini dapat menjadi gejala menstruasi yang normal, akan tetapi kondisi ini juga dapat menjadi gejala bagi penyakit serius apabila terjadi cukup parah dan diikuti oleh gejala lainnya.
Beberapa penyakit yang menjadi penyebab kram menstruasi parah adalah fibroid rahim, Polycystic ovary syndrom (PCOS), endometriosis, stenosis serviks, penebalan rahim (adenomyosis), dan lain sebagainya [8].
Nyeri yang berulang di area genital atau di panggul selama berhubungan seksual dikenal juga dengan Dispareunia. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria [9].
Dispareunia cukup bervariasi, seperti di vagina, uretra, atau kandung kemih selama penetrasi, di dalam panggul saat berhubungan intim, rasa gatal, sakit, dan menusuk mirip kram menstruasi [9].
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya dispareunia, mulai dari kekeringan vagina, gangguan kulit, infeksi, endometriosis, sistitis, penyakit radang panggul (PID), fibroid rahim, atau sindrom iritasi usus besar (IBS) [9].
Banyak perempuan yang mengalami pendarahan vagina setelah berhubungan seksual sekali hingga beberapa kali. Terdapat 63 persen perempuan pasca menopause yang mengalami kekeringan pada vagina dan pendarahan saat berhubungan seksual [10].
Pendarahan ringan sesekali memang tidak perlu dikhawatirkan. Namun hal ini dapat menjadi gejala dari penyakit yang serius apabila diikuti oleh gejala serius lainnya dan apabila telah mengalami masa menopause [10].
Beberapa sumber pendarahan postcoital atau pendarahan setelah berhubungan seks adalah serviks, rahim, labia, dan uretra. Sementara dari segi penyebab, kanker serviks dapat menjadi penyebab utama terjadinya pendarahan postcoital [10].
Durasi dan tingkat pendarahaan menstruasi sangat bervariasi dari satu perempuan dengan perempuan lainnya. Apabila periode menstruasi terlalu lama, berat, dan tidak teratur dikenal dengan menoragia [11].
Menoragia memiliki gejala seperti periode menstruasi berlangsung lebih dari tujuh hari, pendarahan sangat banyak hingga perlu mengganti pembalut sekali per jam [11].
Faktor yang menyebabkan terjadinya menoragia adalah ketidakstabilan hormon, efek samping alat kontrasepsi, penyakit radang panggul (PID), endometriosis, kanker rahim, tumor rahim, penebalan rahim, atau kehamilan ektopik [11].
Kebanyakan orang buang air kecil 6-7 kali per hari. Seseorang dapat dikatakan sering buang air kecil apabila buang air kecil lebih dari 7 kali dalam 24 jam dengan telah mengonsumsi sekitar 2 liter cairan sepanjang hari [12].
Meskipun semua orang buang air kecil setiap hari, namun frekuensi buang air kecil juga dapat menjadi gejala dari suatu penyakit. Beberapa faktor yang menyebabkannya adalah infeksi saluran kemih, masalah neurologis, tumor di daerah panggul, kehamilan, uretritis, dan masalah rahim lainnya [12].
Beberapa gejala di atas dapat menjadi gejala yang berbahaya apabila diikuti lebih dari satu gejala. Saat itu terjadi sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan langkah penyembuhannya.
1. Adi Gasner & Aatasha P A. Physiology, Uterus. NCBI; 2021.
2. Anonim. 7 Ways to promote a healthy uterus to increase fertility. The Ferlitity Institute; 2020.
3. Anonim. Pelvic Pain. Cleveland Clinic; 2014.
4. Zawn Vilines & Stacy A. Heningsman, DO. What to know about irregular periods. Medical News Today; 2021.
5. Anonim. Uterine Problems. Apolo Clinic; 2022.
6. William H. Bland Jr. MD, FACEP & Adam Husney MD. Abnormal Vaginal Bleeding. University of Michigan Health; 2020.
7. Mary Ellen Ellis & Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N. IBCLC, AHN-BC, CHT. Everything you need to know about vaginal discharge. Healthline; 2019.
8. Adrienne Santos-Longhurst & Deborah Wearherspoo, Ph.D., R.N., CRNA. How to handle severe menstrual cramps. Healthline; 2019.
9. Anna Giorgi & Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N., CNE, COI. What you need to know about dyspareunia (painful intercourse). Healthline; 2020.
10. Susan York Morris & Carolyn Kay, M.D. What causes bleeding after sex?. Healthline; 2020.
11. Ann Pietrangelo & Debra Sullivan, Ph.D., MSN, R.N., CNE, COI. What Causes Menstrual Irregularity?. Healthline; 2019.
12. Catharine Paddock, Ph.D. & Erica Ramirez, PA-C. Why do I have to pee all the time?. Medical News Today; 2021.