Clobetasone adalah obat yang termasuk dalam golongan kortikosteroid yang digunakan secara topikal (obat luar) dalam mengobati pasien dengan berbagai kondisi seperti eksim, psoriasis, berbagai jenis dermatitis, serta kondisi oftalmologi tertentu [1,2,3,4,5].
Daftar isi
Untuk mengetahui lebih jelas tentang indikasi clobetasone serta pengaruhnya terhadap kehamilan dan menyusui, berikut adalah data detailnya [3]:
Indikasi | Obat bengkak, gatal, atau iritasi |
Kategori | Obat Keras |
Konsumsi | Anak-anak dan dewasa |
Kelas | Kortikosteroid Topikal |
Bentuk | Krim atau salep |
Kontraindikasi | → Infeksi kulit yang tidak diobati. → Rosacea. → Jerawat. → Dermatitis perioral. → Pruritus tanpa inflamasi. |
Peringatan | Anak, kehamilan dan menyusui. |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Belum ada penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan obat ini terhadap ibu hamil dan menyusui. Selalu konsultasikan kepada dokter Anda mengenai kondisi Anda. |
Clobetasone memiliki banyak manfaat dalam mengatasi masalah kulit, seperti [1,2]:
Dosis clobetasone ditentukan berdasarkan kategori pasien, yaitu [3]:
Topikal/Kulit – Dermatosis yang responsif terhadap kortikosteroid → Sebagai salep atau krim 0,05%: Oleskan tipis merata pada area yang terkena satu kali sehari atau dua kali sehari, usap salep dengan lembut. sekitar 4 minggu. |
Topikal/Kulit – Dermatosis yang responsif terhadap kortikosteroid → Sebagai salep atau krim 0,05%: Oleskan tipis merata pada area yang terkena satu kali sehari atau dua kali sehari, usap salep dengan lembut di area yang terkena. Hentikan penggunaan secara bertahap setelah berangsur angsur membaik dengan durasi terapi maksimal 7 hari. |
Selama penggunaan clobetasone, sebagian pasien akan merasakan sensasi terbakar atau perih selama beberapa menit setelah krim atau salep dioleskan ke kulit. Hal ini terjadi karena clobetasone memiliki kandungan cetostearyl alcohol dan chlorocresol yang menyebabkan reaksi kulit lokal atau reaksi alergi. Efek samping yang serius kemungkinan terjadi pada 1 dari 10.000 orang yang menggunakan clobetasone. Berikut ini adalah efek samping yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan clobetasone [1,4,5]:
Efek yang membutuhkan penanganan medis segera:
Informasi lebih detail mengenai penyimpan, cara kerja, interaksi dengan obat, dan overdosis dari clobetasone tercantum dalam tabel berikut ini [3,4,5]:
Penyimpanan | Simpan diantara 15-25oC dan lindungi dari cahaya |
Cara Kerja | Deskripsi: Clobetasone adalah glukokortikoid dengan efek antiinflamasi, antipruritik, dan vasokonstriksi. Ini menginduksi protein penghambat fosfolipase A2 (lipokortin) dan berurutan menghambat pelepasan asam arakidonat, sehingga menekan pembentukan, pelepasan, dan aktivitas mediator kimia endogen peradangan seperti histamin atau kinin. Selain itu, clobetasone menurunkan kepadatan sel mast, kemotaksis, dan produksi sitokin. Farmakokinetik: Penyerapan: Diserap secara sistemik dari kulit utuh yang sehat Metabolisme: Dimetabolisme di hati Ekskresi: Melalui urin dan feses |
Interaksi dengan obat lain | → Peningkatan pajanan sistemik dengan penghambat enzim CYP3A4 seperti itrakonazol atau ritonavir → Mengurangi efek antineoplastik aldesleukin → Meningkatkan efek hiperglikemik dari ceritinib → Mengurangi efek terapeutik kortikorelin dan hyaluronidase → Meningkatkan efek merugikan atau toksis dari deferasirox |
Overdosis | Tidak ada indikasi overdosis selama penggunaan obat |
Siapa yang tidak bisa menggunakan clobetasone?
Clobetasone mungkin tidak cocok bagi sebagian orang. Namun, clobetasone sangat tidak disarankan penggunaannya bagi anak di bawah 12 tahun kecuali jika telah diresepkan oleh dokter [4].
Apakah clobetasone bisa digunakan bersamaan dengan obat lain?
Memang sangat tidak mungkin jika obat lain dapat mengganggu cara kerja clobetasone. Namun, dokter perlu mengetahui jika saat itu pasien sedang mengonsumsi ritonavir (infeksi HIV) atau itraconazole (infeksi jamur). Obat ini dapat menimbulkan efek samping pada tubuh pasien [5].
Mengapa tidak direkomendasikan digunakan pada wajah?
Penggunaan clobetasone membuat kulit wajah menjadi lebih tipis dan sulit untuk memperbaikinya. Apabila dokter meresepkan untuk digunakan pada wajah, maka gunakanlah hanya selama 5 haru atau kurang. Jangan mengaplikasikan clobetasone di dekat mata atau di kelopak mata. Masalah kulit yang bisa dihadapi saat digunakan pada wajah adalah impetigo, rosacea, dan jerawat [5].
Apakah aman digunakan pada waktu yang lama?
Jika clobetasone digunakan pada waktu lama, dokter biasanya akan menyarankan untuk mengurangi jumlahnya secara bertahap sebelum benar-benar berhenti sepenuhnya. Pengurangan jumlah ini bisa digunakan lebih sedikit setiap kali atau lebih jarang. Clobetasone yang digunakan terus menerus dalam waktu yang lama dapat masuk ke aliran darah, namun tidak mengakibatkan efek yang serius [2].
Bisakah saya minum alkohol selama penggunaan clobetasone?
Ya, alkohol bisa diminum selama penggunaan obat [4].
Adakah makanan atau minuman yang perlu saya hindari?
Tidak, pasien tetap bisa makan dan minum secara normal saat menggunakan clobetasone [4].
Berikut adalah obat merek di pasaran yang memiliki kandungan clobetasone didalamnya [1]:
Brand Merek Dagang |
Eumovate |
Trimovate [+ Nystatin, + Oxytetracycline] |
Clobeson |
Eumosone |
Sterisone G [+ Gentamicin] |
Cicloderm-C [+Gentamicin + Ciclopirox] |
Cloba |
1. Anonim. Clobetasone. Drugs; 2020
2. Anonim. Clobetasone. WebMD; 2020
3. Anonim. Clobetasone. Mims Indonesia; 2020
4. Anonim. Clobetasone. Drugbank; 2020
5. Anonim. Clobetasone Butyrate Cream. Patient.info; 2020