Cocor bebek merupakan tanaman herbal yang telah digunakan untuk mengobati penyakit dan menyembuhkan luka. Tanaman ini digunakan dalam Ayurveda dan dikenal sebagai Parnabeeja. Selain sebagai herbal, tanaman ini juga banyak digunakan sebagai ornamen hias. [1]
Daftar isi
Cocor bebek merupakan tanaman dari suku sedum – Crassculaceae dan memiliki nama ilmiah Bryophyllum pinnatum (Lam.) Oken. Sinonim dari tanaman ini adalah Bryophyllum calycinum Salisb., Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers., Cotyledone pinnata Lam., dan Sedum madagascarium Clus. [3]
Cocor bebek merupakan tanaman herba yang berasal dari Madagaskar dan tersebar di darah tropis seperti Australia, Selandia Baru, India Barat, Afrika, Hawaii, Amerika, China dan Indonesia. [3]
Di beberapa daerah di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama didingin banen (Aceh), daun sejuk, sepohori (Palembang), buntiris, ceker itik (Sunda), suru bebek, sosor bebek (Jawa), cocor bibhik (Madura), kayu temor (Kangean), Mamala (Maluku) dan kabi-kabi (Tidore). [7]
Berikut merupakan beberapa karakteristik dari tanaman cocor bebek [6,7]:
Tangkai daun cocor bebek bersayap dan dapat dikembangbiakkan menjadi tanaman atau bibit baru. Cocor bebek tumbuh pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. [7]
Tanaman cocor bebek memiliki tinggi sekitar 1 meter. Tanaman cocor bebek merupakan tanaman sukulen yang dapat ditemukan di pinggir jalan, di pekarangan rumah, di kebun, di tanah berbatu, di daerah panas dan kering. [7]
Karbohidrat menjadi kandungan tertinggi dari daun cocor bebek sementara kalium dan kalsium menjadi kandungan mineral terbesar dalam tanaman ini. [2,3]
Komponen | Jumlah | Satuan |
Asam askorbat (Vitamin C) | 26,42 – 44,03 | mg/100g |
Riboflavin (Vitamin B2) | 0,20 – 0,42 | mg/100g |
Thiamine (Vitamin B1 | 0,11 – 0,18 | mg/100g |
Niacin | 0,02 – 0,09 | mg/100g |
Kalium Maleate | 3,49 | % |
Kalsium | 4,99 | % |
Protein | 1,61 | % |
Serat | 0,95 | % |
Lemak | 1,15 | % |
Karbohidrat | 4,46 | % |
Abu | 0,8 | % |
Kelembapan | 91,03 | % |
Mineral dan vitamin lain yang terdapat dalam cocor bebek yaitu fosfor, natrium, magnesium dan logam esensial (zat besi dan zinc), casein hydrlylsate dan nicotinamide. [2,3]
Kandungan Senyawa Cocor Bebek
Cocor bebek mengandung sejumlah komponen sebagai berikut [2,3]:
Kandungan utama cocor bebek yang memiliki aktivitas biologis yaitu [3]:
Bagian dari tanaman cocor bebek yang sering digunakan sebagai herbal adalah daunnya. Daun cocor bebek mengandung banyak senyawa bermanfaat bagi tubuh.
Cocor bebek telah dikenal karena sejumlah manfaatnya untuk kesehatan. Berikut merupakan beberapa manfaat yang dimiliki oleh cocor bebek[1,3, 13]:
Ekstrak metanol dari cocor bebek dapat menghambat beberapa bakteri patogen seperti S. aureus, Klebsiella pneumonia, Bacillus subtilis dan Pseudomonas.
Aktivitas antibakteri ini dikarenakan kandungan flavonoid yang terkandung di dalamnya. Selain itu, ekstrak daun cocor bebek juga memiliki aktivitas antifungi dan menghambat pertumbuhan beberapa jamur seperti Candidia albicans dan Aspergillus niger.
Oleh karena kemampuannya sebagai antimikroba, tanaman ini juga dapat digunakan sebagai pengawet alami pada sediaan sirup herbal. [13]
Ekstrak dari cocor bebek mempunyai sifat sitotoksik terhadap sel kanker sehingga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker prostat dan kanker serviks.
Kandungan flavonoid dalam cocor bebek dapat menghambat transkripsi virus peenyebab kanker serviks, HPV-18 (Human papilloma virus). Sifat sitotoksik dari cocor bebek ini bergantung dari dosisnya.
Ekstrak daun cocor bebek telah dilaporkan memiliki efek hipotensif sehingga dapat menurunkan tekanan darah arteri dan menormalkan denyut jantung. Aktivitas ini bergantung pada dosis yang digunakan.
Peneliti menemukan bahwa ekstrak dari daun cocor bebek memiliki efek antidiabetik sehingga mampu menurunkan level gula darah secara signifikan.
Ekstrak daun cocor bebek pada dosis 400mg/kg yang dikonsumsi secara oral memiliki kemampuan untuk menyembuhkan luka dan mengembalikan kembali jaringan yang terluka.
Ekstrak air dari cocor bebek yang diaplikasikan secara topikal juga dapat mempercepat penyembuhan luka.
Daun segar dari cocor bebek memiliki efek anti-lithogenik pada batu ginjal. Pengujian dilakukan pada pasien batu ginjal yang mengkonsumsi ekstrak daun segar cocor bebek selama 30 hari.
Dosis yang digunakan adalah 10ml/hari, dikonsumsi setiap pagi hari dengan kondisi perut kosong. hasil menunjukkan bahwa dua puluh pasien sembuh dari batu ginjal dan tiga lainnya mengalami penurunan ukuran batu ginjal.
Ekstrak daun ini juga mampu menurunkan kandungan oksalat dan fosfat pada urin dan meningkatkan eksreksi sitrat. Oleh karena itu, cocor bebek efektif digunakan untuk terapi pada penderita batu ginjal.
Esktrak etanol dari cocor bebek memiliki kemampuan untuk melindungi dan mencegah kerusakan sel pada hati dari efek toksik obat-obatan hepatotoksik.
Daun cocor bebek mengandung flavonoid, fenol, asam fenolat dan anhidrida alkaloid yang berfungsi sebagai anti-inflamasi. Esktrak metanol dari daun cocor bebek dapat menghambat terjadinya edema (pembengkakan).
Daun cocor bebek dapat menurunkan terjadinya ulserasi pada lambung yang diakibatkan oleh stress, alkohol atau obat-obatan seperti aspirin, indometachin, serotonin dan reserpine.
Histamin merupakan senyawa yang dapat menginduksi pengeluaran asam lambung. Cocor bebek juga bekerja dengan cara memodifikasi aktivitas histamin sehingga dapat berfungsi sebagai anti-ulcers.
Senyawa antioksidan dalam daun cocor bebek membuatnya memiliki kemampuan dalam melindungi ginjal dari nefrotoksik yang diakibatkan oleh obat seperti gentamicin.
Esktrak dari cocor bebek dapat menjadi insektisida, ekstraknya menurunkan resiko penyakit infeksi pada tanaman.
Cocor bebek kaya akan asam askorbat, riboflavin, thiamin dan niacin. Asam askorbat alami dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mendukung pembentukan senyawa interselular tubuh seperti kolagen, matriks tulang dan gigi.
Asam askorbat (Vitamin C) dalam tanaman ini juga dapat mempercepat penyembuhan luka. Tanaman ini digunakan sebagai tonik herbal untuk memperbaiki pernafasan dan menghilangkan racun.
Kandungan tanin, flavonoid, saponin dan steroid (triterpen) pada ekstrak daun cocor bebek dapat mencegah glomerulonefritis dan proteinuria pada penderita lupus. [4]
Esktrak daun cocor bebek memiliki efek imunosupresan dengan cara melakukan penghambatan respon imun humoral dan respon imul yang diinduksi oleh sel. Dengan demikian, ekstrak daun cocor bebek dapat digunakan untuk pengobatan penyakit autoimun. [4]
Kandungan antioksidan seperti asam askorbat (Vitamin C) dan α-tokoferol pada cocor bebek dapat menurunkan prostaglandin melalui penghambatan peroksidasi pada fosfolipid sehingga dapat memperbaiki gejala diare. [5]
Cocor bebek telah digunakan sebagai obat herbal untuk meningkatkan kualitas tidur selama kehamilan dan pada penderita kanker yang mengalami gangguan tidur. [10]
Alkaloid dan flavonoid dalam cocor bebek memberikan efek analgesik. Alkaloid bekerja pada reseptor opioid yang ada di sistem saraf pusat sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. [11]
Flavonoid memiliki efek analgesik dengan cara menghambat enzim siklooksigenase (COX) sehingga prostaglandin tidak terbentuk. Semakin besar dosis cocor bebek yang digunakan maka semakin besar pula efek analgesik yang ditimbulkan. [11]
Kandungan flavonoid dalam cocor bebek mampu menghambat enzim COX sehingga prostaglandin yang merupakan mediator demam tidak dirilis. Oleh karena itu, cocor bebek digunakan sebagai obat demam. [12]
Cocor bebek telah banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati disentri, konstipasi, sakit pada telinga, sebagai diuretik, sakit perut, menutrisi rambut dan merawat rambut beruban, jaundice (penyakit kuning) dan gangguan pada pencernaan. [1,3]
Hingga saat ini belum dilaporkan adanya efek samping yang serius dari penggunaan cocor bebek.
Tanaman herbal ini populer karena manfaat dari senyawa alaminya dan termasuk aman untuk dikonsumsi. Meski begitu, sebaiknya tetap untuk tidak mengkonsumsi cocor bebek secara berlebihn dan berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu jika ingin menggunakannya sebagai terapi penyakit kronis.
Beberapa cara penggunaan dari cocor bebek adalah sebagai berikut [3,11, 13]:
Daun cocor bebek segar diiris kecil kecil. Kemudian dimasukkan ke dalam panci rebusan dan dipanaskan selama 30 menit pada suhu 90°C sambil diaduk. Serkai dengan kain flannel dan kemudian diperas. Jika jumlahnya masih sedikit, dapat ditambahkan air panas secukupnya pada ampas yang tersisa.
Serbuk dari daun cocor bebek dimasukkan ke dalam wadah maserasi dan ditambahkan pelarut hingga serbuk terendam. Kemudian didiamkan selama 3 hari. Setelah itu, dilakukan penyaringan untuk mendapatkan esktrak daun cocor bebek.
Jika ingin mendapatkan ekstrak kental, maka esktrak tersebut bisa dipekatkan dengan alat rotavapor kemudian diuapkan dengan cara diangin-anginkan
Juice dari cocor bebek didapatkan dengan menekan daunnya. Jus tersebut dapat disimpan di lemari es pada suhu -12°C sebelum digunakan. Jus ini dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada telinga dan perut.
Cocor bebek ditumbuk hingga halus dan dicampurkan sedikit air. Pasta cocor bebek kemudian ditempelkan pada lokasi luka untuk mempercepat penyembuhannya.
Serbuk simplisia cocor bebek dicampurkan dalam 100 ml air, kemudian dipanaskan selama 15 menit setelah suhu mencapai 90°C. Setelah itu, larutan infusa diambil dan diserkai dengan kain flannel selagi panas hingga mencapai volume infusa sebanyak 100 ml.
Cara penyimpanan untuk cocor bebek[14]. :
Cocor bebek merupakan tanaman herbal kaya manfaat dan termasuk aman untuk dikonsumsi. Memiliki sejumlah senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan seperti flavonoid, alkaloid, tanin, terpenoid, vitamin dan mineral.
1. Nagaratna A & Prakash L Hedge. A Comprehensive Review on Parna beeja [Bryophyllum pinnatum (lam.) Oken]. 3 (5) 166-171. Journal of Medicinal Plants Studies; 2015.
2. B. U. Nwali, A. N. C Okaka, C. E. Offor, P. M. Aja & U. E. Nwachi. Proximate and Mineral Compositions of Bryophyllum pinnatum Leaves. American Journal of Phytomedicine and Clinical Theraupetics; 2014.
3. Pasha Khooshbu & Imtiyaz Ansari. A Pharmacognostical and Pharmacological review on Bryophyllum pinnatum (Panphuti). 12 (1). Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research; 2019.
4. Niken Indriyanti & Afrillia Nuryanti Garmana. Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata) untuk Terapi Preventif Lupus pada Mencit yang Diinduksi dengan 2,6,10,14,Tetramethylpentadecane.
5. Samuel O. Onoja, Ginika Q. Ihejirika, Oluchi N Nwankudu, Yusuf N. Omeh & Maxwell I. Ezeja. Antidiarrheal and Antioxidant Activities of Methanol Extract of Bryophyllum pinnatum Leaf Harvested from South-Eastern Nigeria in Mice.
6. T Gembong. Taksonomi Tumbuhan. UGM Press; Yogyakarta.
7. dr. Setiawan Dalimartha. Atlas Tumbuhan Indonesia: Jilid 1. PT. Pustaka Pembangunan Swadaya; 2008.
8. Nurdiana, Tri Wahyudi Iman Dantara, Mokhamad Fahmi Rizki Syaban, Siti Asyifa Mustafa, Hanifah Ikhsani, Febrinda Esti Syafitri, Novi Kurnia Hapsari & Auliya Khoirunnisa. Efficacy and side effects studies of Bryophyllum pinnatum leaves ethanol extract in pristane-induced SLE BALB/c mice model. AIP; 2018.
9. Jorge Hosomi, Ricardo ghelman & Marisa Pascale Quintino. Effects of Chronic Bryophyllum pinnatum Administration on Wistar Rat Pregnancy. 21 (3) 184. Forschende Komplementarmedizin; 2014.
10. Simoes-Wust AP, Hassani TA, Muller-Hubenthal B, Pittl S,Kuck A, Meden H, Eberhard J, Decker M, Furer K, Von Mandach U, Byrophyllum Collaborative Group. Sleep Quality Improves During Treatments With Bryophyllum pinnatum: An Observational Study on Cancer Patients. Europe PMC; 2015
11. S. A. Igwe & D. N. Akunyili. Analgesic Effects of Aqueous Extracts of the Leaves of Bryophyllum Pinnatum. 43 (8). Pharmaceutical Biology; 2005.
12. Heni Purwitasari & Ihwan Yuliet. Antipyretic Effect Of Extract Combination Of Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata L.) Leavesand Tembelekan (Lantana camara L.) Pers. Leaveson Guinea Pigs (Cavia porcellus) With Peptone Induced fever. 3 (1): 43-48. Galenika Journal Of Pharmacy; 2017.
13. Elis Yuliya Sandi, Retno Wahyuningrum, Binar Asrining Dhiani. Ekstrak Daun Cocor Bebek (Bryophyllum Pinnatum) Sebagai Pengawet Alami Pada Sediaan Sirup Herbal Tomat (Solanum Lycopersicum). 10 (02). Jurnal Pharmacy; 2013.
14. Gregoria Novalia Ambarani. Optimasi gelling agent CMC Na dan Humektan Propilen Glikol dalam Sediaan Gel Anti-Inflamasi Ekstrak Daun Cocor Bebek (Bryophyllum pinnatum (Lam.)) dengan Aplikasi Desain Faktorial. Universitas Sanatha Dharma; 2015.