Makanan, Minuman dan Herbal

Daun Seledri : Manfaat – Efek Samping dan Tips Konsumsi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Katya Saphira, M.Gizi
Daun seledri memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin A, C, magnesium dan senyawa antioksidan seperti flavonoid dan senyawa antioksidan lainnya. Daun ini dapat bermanfaat pada kesuburan dan beberapa

Daun seledri merupakan daun dari tanaman seledri atau Apium graveolens berasal dari dataran rendah Italia kemudian menyebar ke Swedia, Mesir, Aljazair dan Ethiopia, serta Asia (India) [1].

Seledri banyak digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional di Tiongkok, Afrika, India, dan Arab [2].

Karakteristik Daun Seledri

Daun seledri merupakan daun dari tanaman herbal tahunan yang dapat tumbuh setinggi 60 hingga 90 cm. Memiliki akar pendek dan menebal di bagian tengah, batang bercabang, berair, dan bergerigi [1]. Daunnya menyirip dan berbentuk bulat telur. Ukuran bunganya kecil dan berwarna putih atau putih-kehijauan [2].

Kandungan Gizi Daun Seledri

Berikut adalah kandungan per 100 gram daun seledri mentah:

IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram)
Seledri, mentah
Kalori: 16 Kalori Dari Lemak: 1.5
%Kebutuhan Harian
Total Lemak0.2      g 0.26 %
Lemak Jenuh0        g 0.21 %
Lemak Trans0        0    %
Kolesterol 0        mg 0   %
Sodium80       mg 3.33 %
Total Karbohidrat3.4      g 1.14 %
Serat1.6      g 6.4  %
Gula1.8      g
Protein0.7      g 1.38 %
Vitamin A8.98 %Vitamin c5.17 %
Kalsium4 %Zat besi1.11 %
© IDNmedis.com

Src : Seledri, mentah

*Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil.

Vitamin
Penyajian 100gr% kebutuhan Harian
Vitamin A449   IU8.98 %
Vitamin C3.1   mg5.17 %
Vitamin D0     0 %
Vitamin E (Alpha Tokoferol)0.3   mg1.35 %
Vitamin K29.3  mcg36.62 %
Tiamin0     mg1.4 %
Riboflavin0.1   mg3.35 %
Niasin0.3   mg1.6 %
Vitamin B60.1   mg3.7 %
Folat36    mcg9 %
Vitamin B120     mcg0 %
Asam Pantotenat0.2   mg2.46 %
Kolin6.1   mg0 %
Betaine0.1   mg0 %
© IDNmedis.com

Daun seledri merupakan sayuran yang kaya akan manfaat dalam hal pengobatan. Selama ribuan tahun tumbuhan yang satu ini menjadi salah satu obat yang mujarab dan semua bagian dari tumbuhan seledri, mulai dari batang, daun, akar dan biji dapat digunakan.

Hal ini tak luput dari banyaknya senyawa yang memiliki manfaat yang sangat berguna di dunia medis.

Salah satu kandungan daun seledri yang terkenal adalah flavonoid apiin dan apigenin. Dua senyawa flavonoid ini berperan penting dalam mengatasi masalah radikal bebas dan juga hipertensi.

Selain flavonoid, daun seledri memiliki kandungan magnesium dan zat klorofil yang berguna untuk merelaksasi otot dan pembuluh darah pada tubuh sehingga dapat lebih efektif dalam menurunkan tekanan darah

Kemudian, kandungan utama yang lain pada daun seledri adalah zat luteolin yang dikenal sebagai zat anti kanker. Zat luteolin dapat membantu mencegah penyebaran sel kanker dengan cara merusak sel-sel kanker.

Namun, zat luteolin tidak sendiri dalam mengatasi kanker setidaknya terdapat 3 senyawa lagi yang membantu, yaitu coumarin fitokimia yang berfungsi menambah sel darah putih, acetylenics dan asam fenolat yang berfungsi mencegah perkembangan sel kanker. [5]

Kandungan flavonoid pada seledri dapat mengatasi berbagai penyakit fatal, namun flavonoid juga di tunjang oleh kandungan gizi yang lain pada daun seledri untuk mencegah atau mengobati penyakit fatal.

Manfaat Daun Seledri

Daun seledri memiliki berbagai macam kandungan gizi yang sangat banyak yang tentunya memiliki beberapa khasiat untuk mengobati atau mencegah beberapa macam penyakit. Berikut ini berbagai macam penyakit yang dapat diobati atau dicegah menggunakan daun seledri :

1. Fertilitas

Daun seledri memiliki efek perlindungan terhadap zat-zat seperti natrium valproat, propilen glikol, dan dietil ftalat yang menyebabkan kerusakan pada struktur testis dan spermatogenesis.

Dalam hal ini, dosis yang digunakan dan waktu perawatan saat menggunakan tanaman ini harus diselidiki secara akurat.

Karena mengandung senyawa seperti apigenin, daun seledri dapat menyebabkan efek penghambatan pada kesuburan dalam kasus penggunaan dalam jangka waktu lama atau konsentrasi tinggi [5].

2. Parkinson

Prevalensi penyakit Parkinson meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan mempengaruhi sekitar 1% dari populasi berusia lebih dari 60 tahun di seluruh dunia dan 4-5% usia 85 tahun.

Parkinson adalah kelainan neurodegeneratif progresif kronis yang ditandai dengan kehilangan neuron dopaminergik yang parah pada substantia nigra pars compacta (SNc), yang menyebabkan deprivasi dopamin di dalam proyeksinya ke striatum dan ke neuron lain di batang otak, diikuti oleh penurunan neuron di otak korteks serebral yang bertanggung jawab untuk proses motorik.

Berdasarkan penelitian terhadap tikus yang diinduksi parkinson kemudian melalui beberapa tes perilaku, termasuk alat rotarod, tes balok sempit, uji tarik, tes jalan, tes berenang, dan evaluasi tremor.

Diketahui bahwa seledri (A. graveolens) memperbaiki performa perilaku dengan memperantarai perlindungan saraf melalui efek antioksidan, jalur neurotransmitter terkait dan peningkatan jumlah neuron dopaminergik [8].

3. Hipertensi

Daun seledri sangat ampuh dalam mengobati hipertensi karena kandungan flavonoid apiin dan apigenin yang terdapat di dalamnya. Kedua zat ini beperan penting dalam mencegah kalsium untuk masuk ke dalam sel, sehingga mengurangi kontraksi otot yang melingkari pembuluh darah.

Akibat dari pengurangan kontraksi otot tersebut, pembuluh darah menjadi lebar dan darah dapat mengalir lancar serta mengurangi tekanan darah atau hipertensi. [5]

4. Kanker

Kandungan luteolin yang terdapat pada Daun seledri dapat merusak sel kanker yang terdapat di dalam tubuh. Selain itu, kandungan coumarin fitokimia berfungsi merangsang produksi sel darah putih di dalam tubuh untuk melawan sel-sel kanker.

Kedua senyawa ini juga dibantu oleh cetylenics dan asam fenolat yang berfungsi mencegah berkembangnya sel kanker.

Semua senyawa pelawan kanker ini terdapat pada daun seledri dan efektif dalam menghambat pertumbuhan sel kanker seperti usus kecil, lambung, pankreas, paru-paru dan payudara

Daun seledri terbukti memiliki berbagai macam manfaat untuk mencegah ataupun mengobati penyakit-penyakit fatal dan sudah sejak lama digunakan sebagai obat alami oleh ahli pengobatan china dan arab.

Efek Samping Daun Seledri

Tanaman ini dapat menyebabkan dermatitis pada orang yang sensitif apabila terinfeksi jamur Sclerotinia sclerotiorum.

Beberapa orang yang alergi mungkin juga mengalami anafilaksis. Orang hamil sebaiknya menghindari mengkonsumsi seledri karena dapat menstimulasi uterus [2].

Risiko Pestisida Pada Daun Seledri

Tanaman seledri merupakan tanaman yang dapat dipanen secara berulang-ulang hingga dinyatakan tidak produktif lagi.

Masa tanam seledri hingga siap panen mencapai 3 bulan lamanya sehingga membuat petani menggunakan pestisida untuk membasmi hama pada seledri.

Tanaman seledri yang siap panen dapat dipanen 2 minggu sekali tergantung cepat atau tidak pertumbuhan anakan seledri dan selama masa panen berulang itu, lagi-lagi para petani seledri menggunakan pestisida untuk membasmi dan hal ini tentunya menambah risiko terbawanya residu pestisida pada seledri.

Tanaman seledri yang disemprot berulang-ulang menggunakan pestisida pastinya lebih berisiko dalam membawa residu pestisida yang dapat membahayakan konsumen dalam memakannya.

Residu pestisida jika tercampur pada makanan yang panas dan berkuah akan sangat berbahaya dan menyebabkan penyakit-penyakit fatal, seperti kanker, kerusakan organ, gangguan pada janin dll.

Sebelum diolah atau dikonsumsi, ada baiknya daun seledri dibersihkan terlebih dahulu dengan air yang dicampurkan dengan cuka, baking soda, bubuk kunyit, atau garam. Dengan demikian daun seledri dapat terbebas dari residu pestisida.

Daun Seledri termasuk produk pertanian yang banyak menggunakan pestisida dalam budidayanya. Oleh karena itu, daun seledri perlu dibersihkan dengan cara pembersihan yang tepat. 

Jenis – Jenis Seledri

Selama ini masyarakat atau sebagian orang indonesia hanya mengenal satu macam jenis seledri, yaitu seledri yang digunakan sebagai campuran sayur sop yang umum digunakan. Namun, siapa sangka jika tumbuhan seledri juga memiliki berbagai macam jenis. Setidaknya ada 3 jenis tanaman seledri yang ada.

Berikut ini macam-macam jenis tanaman seledri :

Seledri Daun

Seledri daun

Seledri daun atau Apium graveolens L. varian secalinum alef adalah seledri yang digunakan atau ketika musim panen hanya diambil daun atau batangnya saja tanpa mengambil bagian akarnya. Seledri jenis ini lebih suka dengan tanah yang agak kering dan jenis yang satu ini paling banyak ditanam di indonesia.

Seledri Tangkai atau Potong

Seledri potong

Seledri potong atau Apium graveolens L. varian sylvestre alef adalah seledri yang hanya diambil batang atau daunnya saja ketika masa panen tiba. Jenis yang satu ini memiliki ciri khas pada daunnya yang besar dan ber-aroma segar. Seledri potong cocok ditanam pada tanah yang memiliki komponen kerikil yang banyak namun basah. Seledri ini biasa dihidangkan dalam bentuk salad.

Seledri Umbi

Seledri umbi

Seledri umbi atau Apium graveolens L. varian rapaceum alef adalah seledri yang hanya diambil daunnya saja dikarenakan batang pada seledri yang satu ini membengkak dan menjadi umbi yang muncul pada permukaan tanah. Seledri ini biasa dihidangkan dalam bentuk soup.

Cara Menyimpan Daun Seledri

Tanaman seledri dikenal sebagai tanaman yang cepat layu, sehingga untuk menjaga tanaman seledri tetap segar dan tidak layu terutama pada bagian daunnya.

Akan lebih baik jika kita mengetahui cara penyimpanan tanaman seledri ini. Seledri yang masih segar dapat dikemas ke dalam kantong plastik.

Namun jika kalian takut bagian daun seledri nanti akan membusuk ketika disimpan di dalam plastik, maka kalian dapat menggantinya dengan kertas makanan atau kertas koran.

Seledri yang telah dikemas di dalam plastik atau kertas makan, selanjutnya di taruh di dalam lemari es atau kulkas. Seledri yang disimpan di dalam lemari es dapat bertahan selama berminggu-minggu. [6]

Penyimpanan seledri menjadi hal yang sangat penting, karena jika salah dalam penyimpanannya akan berdampak buruk bagi kandungan gizi yang ada pada seledri atau bahkan seledri bisa membusuk.

Cara Konsumsi Daun Seledri

Cara mengonsumsi atau mengolah daun seledri sangat menentukan apakah daun seledri masih mempunyai manfaat atau tidak.

Hal itu karena pada umumnya sayuran apapun tidak bagus diolah terlalu lama karena dapat menghilangkan kandungan gizi di dalamnya.

Begitu pula pada daun seledri, daun seledri hanya perlu diolah sebentar saja atau bahkan disajikan mentah.

Daun seledri dapat dimakan mentah atau dimasak. Sayuran mentah biasanya mengandung lebih banyak nutrisi daripada yang dimasak. Daun seledri yang mentah biasanya cocok diolah menjadi jus atau campuran salad.

Mengukus seledri selama 10 menit mungkin tidak mempengaruhi kandungan antioksidan secara signifikan, lain halnya jika merebusnya.

Seledri cocok dengan keju atau selai kacang. Atau bisa juga mengkombinasikan seledri dengan mentimun, apel, bayam, dan lemon menjadi smoothie yang lezat dan menyehatkan. Cara lainnya yaitu dengan menambahkan seledri atau biji seledri ke salad, sup, atau risotto [7].

Umumnya pengolahan sayuran tidak membutuhkan waktu yang lama agar kandungan pada sayur tidak berkurang atau bahkan hilang. Adakalanya juga sayuran seperti daun seledri lebih baik dimakan mentah atau dibuat jus daun seledri

[1] Syed Sufiyan Fazal, Rajeev K Singla. 2012. Indo Global Journal of Pharmaceutical Sciences, 2012; 2(1): 36-42. Review on the Pharmacognostical & Pharmacological
Characterization of Apium Graveolens Linn.
[2] Abdulrahman Khazim Al-Asmari, Md. Tanwir Athar, and Saeed G. Kadasah. 2017. Pharmacogn Rev. 2017 Jan-Jun; 11(21): 13–18. An Updated Phytopharmacological Review on Medicinal Plant of Arab Region: Apium graveolens Linn.
[3] Anonim. 2019. U.S. DEPARTMENT OF AGRICULTURE. Celery, raw.
[4] Cheryl A Lans. 2006. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine, 2:45. Ethnomedicines used in Trinidad and Tobago for urinary problems and diabetes mellitus.
[5[ Wesam Kooti, Maryam Moradi, Khadijeh Peyro, Maedeh Sharghi, Fatima Alamiri, Milad Azami, Mohammad Firoozbakht, and Mehri Ghafourian. 2017. Journal of Complementary and Integrative Medicine. 2017; 20160141. The effect of celery (Apium graveolens L.) on fertility: A systematic review.
[6] Catherine Boeckmann. The Old Farmer's Almanac. GROWING CELERY: PLANTING, GROWING, AND HARVESTING CELERY.
[7] Anonim. Medical News Today. Health benefits and risks of celery.
[8] Pennapa Chonpathompikunlert, Phetcharat Boonruamkaew, Wanida Sukketsiri, Pilaiwanwadee Hutamekalin, and Morakot Sroyraya. 2018. BMC Complementary and Alternative Medicine (2018) 18:103 The antioxidant and neurochemical activity of Apium graveolens L. and its ameliorative effect on MPTP-induced Parkinson-like symptoms in mice.

Share