Penyakit & Kelainan

Demam Saat Menstruasi – Penyebab dan Cara Mengatasi

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Beberapa wanita dapat merasakan gejala premenstrual syndrome (PMS) yang dapat beruapa gejala fisik dan mental yang terasa seperti flu. Gejalanya antara lain mual, pusing, nyeri otot, konstipasi, nyeri

Menstruasi adalah sebuah proses alami yang pasti dialami oleh para perempuan selama 3-5 hari di mana darah keluar dari vagina setiap bulan sebagai tanda kesiapan tubuh wanita terhadap kehamilan [1].

Dalam proses menstruasi sendiri, dinding rahim yang menebal (berisi pembuluh darah dan cairan lendir) akan meluruh [1].

Ketika tidak ada pembuahan pada sel telur, maka fase menstruasi pasti terjadi pada wanita tanda bahwa tidak terjadi kehamilan [1].

Banyak wanita akan mengalami ketidaknyamanan saat siklus menstruasi akan terjadi, mulai dari nyeri pada perut, nyeri pada payudara dan bahkan perubahan emosi [2].

Namun, bagaimana dengan demam saat menstruasi?

Menstruasi biasanya tidak menyebabkan peningkatan suhu tubuh; hanya saja jika demam dialami wanita ketika haid, beberapa faktor berikut ini dapat menjadi penyebabnya.

1. Sindrom Pramenstruasi (Premenstrual Syndrome)

Pada beberapa wanita, masa pramenstruasi atau yang kerap dikenal dengan istilah PMS (premenstrual syndrome) menjadi masa-masa tak nyaman dan tak menyenangkan [2].

PMS sendiri adalah masa timbulnya gejala sebelum siklus menstruasi dimulai [2].

Gejala fisik ini dapat dirasakan oleh para wanita 1-2 minggu sebelum darah benar-benar keluar pada masa menstruasi [2].

Umumnya, PMS akan menimbulkan rasa nyeri di payudara, perubahan suasana hati (mood swing), sakit kepala, dan perut begah [2].

Demam merupakan gejala yang cukup jarang dialami pada saat PMS, namun bukan berarti tidak dapat terjadi karena beberapa wanita mengalaminya sebagai efek dari perubahan kadar hormon serotonin maupun hormon seks [3].

Perubahan hormon yang dimaksud adalah ketidakseimbangan kadar hormon progesteron dan estrogen di dalam tubuh [3].

Ketika hormon-hormon ini meningkat, maka sebagai efeknya wanita akan lebih mudah marah, mengalami rasa cemas, hingga demam [3].

Selain demam, beberapa gejala lain yang dapat dialami ketika seorang wanita mengalami menstruasi adalah konstipasi atau justru diare, pegal-pegal, cepat lelah, hingga mual serta pusing [3,4].

3. Infeksi Virus atau Bakteri

Selain karena faktor PMS, ada kemungkinan lain mengapa seorang wanita menjadi lebih mudah mengalami demam saat menstruasi.

Tanpa disadari, risiko demam terjadi karena infeksi menyerang, baik itu infeksi virus atau bakteri [5,6].

Demam terjadi ketika seseorang mengalami infeksi sebagai tanda perlawanan oleh tubuh dalam membunuh virus atau bakteri yang menjadi penyebab utama infeksi tersebut [5,6].

Ketika suhu tubuh dalam kondisi normal, maka virus dan bakteri umumnya dapat bertahan dan tetap bekerja memengaruhi tubuh penderita [5,6].

Namun saat suhu tubuh meningkat, hal ini menjadikan virus maupun bakteri sulit bertahan sehingga dapat dilawan [5,6].

4. Kurang Istirahat

Faktor lainnya yang dapat menjadi penyebab demam saat menstruasi adalah kurangnya istirahat [7].

Terbiasa kurang tidur mampu menurunkan atau melemahkan sistem kekebalan tubuh [7].

Padahal, sistem imun berfungsi utama melawan virus; maka ketika sistem imun ini melemah, tubuh lebih rentan untuk sakit dan demam bisa saja terjadi di kala menstruasi [7,8].

Selain itu, kurang istirahat bisa saja disebabkan oleh stres, terutama stres emosional [9].

Saat menstruasi, wanita dapat mengalami demam psikogenik atau demam ringan karena kelelahan kronis, stres berlebihan hingga fibromyalgia [9].

Wanita dengan aktivitas atau kesibukan penuh sepanjang hari lebih berisiko mengalami stres dan demam psikogenik, tak terkecuali di saat menstruasi [9].

5. Common Cold

Common cold adalah salah satu bentuk infeksi virus di mana infeksi ini menyerang saluran nafas bagian atas [10].

Common cold dapat menyebabkan demam sebagai salah satu gejalanya, namun biasanya demam ini bersifat ringan [10].

Wanita dengan tingkat kesibukan dan stres yang tinggi berpeluang lebih besar mengalami common cold dan bahkan demam di kala menstruasi.

Apabila demam disertai dengan hidung berair atau hidung tersumbat, malaise (tidak enak badan), bersin-bersin, tubuh pegal, sakit kepala ringan, dan batuk, maka kemungkinan demam saat menstruasi disebabkan oleh common cold [10].

Segera periksakan diri ke dokter ketika sesak nafas terjadi disertai dengan suhu tubuh yang meningkat semakin tinggi.

6. Radang Tenggorokan

Menstruasi disertai dengan demam mungkin berkaitan dengan penyakit lain, seperti misalnya radang tenggorokan [11].

Para wanita dengan gejala serupa dapat mencoba merasakan kembali apakah sedang mengalami tidak enak badan [11].

Radang tenggorokan sendiri dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya common cold; namun, infeksi Covid-19, HIV, herpes, dan penyakit lainnya pun mampu menjadi penyebabnya.

Radang tenggorokan biasanya akan mereda setelah seminggu, namun jika justru memburuk, maka sudah saatnya untuk memeriksakan diri ke dokter.

Segera temui dokter apabila demam juga tak kunjung turun, khususnya ditambah dengan pembengkakan kelenjar getah bening, sesak nafas, sakit telinga, ruam pada kulit, nyeri sendi, batuk berdahak berdarah, sulit menelan hingga sulit membuka mulut [11].

Cara Mengatasi Demam Saat Menstruasi

Demam ketika menstruasi belum tentu menandakan suatu kondisi yang serius terjadi pada tubuh, namun hal ini juga tak sebaiknya disepelekan. Beberapa langkah di bawah ini dapat menjadi upaya perawatan yang dilakukan [3] :

  • Kompres dingin, seperti ketika menangani demam pada umumnya agar suhu tubuh lebih cepat turun.
  • Obat penurun panas, seperti paracetamol atau juga ibuprofen sebagai pereda gejala lainnya seperti kram, sakit kepala, pegal-pegal di seluruh tubuh dan nyeri di payudara.
  • Air putih, konsumsilah lebih banyak air putih ketika berada di masa PMS; selain mengatasi demam, tubuh akan tetap terhidrasi dan sakit kepala pun akan mereda.
  • Tidur cukup, sebab demam dapat diatasi ketika tubuh mendapat istirahat cukup.
  • Berolahraga, karena dengan tubuh lebih aktif biasanya mampu menjadi pereda sejumlah gejala PMS mengganggu.
  • Temui dokter apabila penanganan mandiri seperti yang telah disebutkan tak kunjung memberikan efek signifikan.

Demam saat menstruasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, kenali faktor apa saja yang memungkinkan terjadi dan segera periksakan diri apabila memang diperlukan.

1. Dhanalakshmi K. Thiyagarajan; Hajira Basit; & Rebecca Jeanmonod. Physiology, Menstrual Cycle. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Pratyusha R. Gudipally & Gyanendra K. Sharma. Premenstrual Syndrome. National Center for Biotechnology Information; 2020.
3. Alexis Jones. ‘Period Flu’ Might Be Why You Feel So Crappy Right Before Your Period. Women's Health; 2019.
4. Matthew T Bernstein, Lesley A Graff, Lisa Avery, Carrie Palatnick, Katie Parnerowski, & Laura E Targownik. Gastrointestinal symptoms before and during menses in healthy women. BioMed Central Women's Health; 2014.
5. A. Sahib El-Radhi. Fever in Common Infectious Diseases. Nature Public Health Emergency Collection; 2019.
6. Juan José González Plaza, Nataša Hulak, Zhaxybay Zhumadilov, & Ainur Akilzhanova. Fever as an important resource for infectious diseases research. Intractable & Rare Diseases Research; 2016.
7. Anonim. Can Lack of Sleep Cause Flu-Like Symptoms? Koala Center for Sleep & TMJ Disorders; 2021.
8. Elizabeth G. Ibarra-Coronado, Ana Ma. Pantaleón-Martínez, Javier Velazquéz-Moctezuma, Oscar Prospéro-García, Mónica Méndez-Díaz, Mayra Pérez-Tapia, Lenin Pavón, & Jorge Morales-Montor. The Bidirectional Relationship between Sleep and Immunity against Infections. Journal of Immunology Research; 2015.
9. Anonim. Low-Grade Fever: A Mild Rise in Body Temperature Could Be A Sign Of Underlying Health Conditions. NetMeds; 2021.
10. Diane E. Pappas. The Common Cold. Elsevier Public Health Emergency Collection; 2018.
11. Robert W. Wolford; Amandeep Goyal; Shehla Yasin Belgam Syed; & Timothy J. Schaefer. Pharyngitis. National Center for Biotechnology Information; 2020.

Share