Penyakit & Kelainan

Diabetes Insipidus A-Z – Penyebab – Gejala – Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Diabetes insipidus tidak berkaitan dengan diabetes mellitus, sebab kondisi ini tergolong langka di mana tubuh penderitanya mengalami ketidakmampuan mengontrol kadar cairan.

Karena kadar cairan tidak terkontrol, hal ini kemudian menimbulkan rasa haus yang terus-menerus, bahkan ketika sudah minum.

Rasa haus terus dirasakan penderita, urine yang dikeluarkan saat buang air kecil pun berlebihan dan sayangnya tak ada pengobatan untuk menyembuhkan total kondisi ini.

Fakta Tentang Diabetes Insipidus

  1. Diabetes insipidus dapat dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa.
  2. Diabetes insipidus dan diabetes mellitus memiliki kesamaan gejala, terutama pada urine berlebih pada waktu buang air kecil maupun haus berlebihan.
  3. Walau gejala nampak serupa, diabetes insipidus dan diabetes mellitus adalah kondisi yang berbeda dan bahkan tidak berkaitan sama sekali.
  4. Diabetes insipidus sentral umumnya dapat disebabkan oleh cedera atau tumor otak.
  5. Kadar ADH atau antidiuretic hormone terlalu rendah dalam tubuh menyebabkan buang air kecil lebih sering sekaligus rasa haus yang ekstrem.
  6. Belum ditemukan pengobatan untuk menyembuhkan diabetes insipidus, namun gejala-gejalanya dapat dikendalikan.

Jenis Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus terdiri dari beberapa jenis yang perlu diketahui lebih dulu oleh dokter. Setelah dokter menentukan jenisnya, barulah dapat memutuskan perawatan yang sesuai.

1. Diabetes Insipidus Sentral

Jenis diabetes insipidus sentral adalah yang paling umum, yaitu sebuah kondisi yang timbul ketika kelenjar hipofisis atau hipotalamus mengalami kerusakan.

Karena kelenjar tersebut rusak, hal ini kemudian berpengaruh pada penyimpanan serta pelepasan ADH yang terganggu.

Kerusakan kelenjar dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti pasca bedah saraf, cedera kepala, tumor otak atau kelainan genetik.

2. Diabetes Insipidus Nefrogenik

Diabetes jenis ini disebabkan oleh ketidakmampuan ginjal dalam merespon ADH. Gangguan pada ginjal ini umumnya disebabkan oleh penggunaan obat jenis lithium.

Masalah kesehatan kronis seperti gagal ginjal penyakit sel sabit, penyakit ginjal polikistik, kelainan genetik bawaan, serta sumbatan pada ureter mampu menyebabkan gangguan pada kemampuan ginjal dalam merespon ADH.

Meski begitu, gangguan pada ginjal tersebut terkadang tidak diketahui secara jelas apa faktor yang menyebabkannya.

3. Diabetes Insipidus Gestasional

Diabetes jenis ini pada umumnya diderita oleh banyak wanita hamil. Ketika ADH pada sang ibu hamil hancur oleh enzim yang dibentuk oleh plasenta, diabetes ini kemudian muncul.

Plasenta sendiri merupakan sistem pembuluh darah maupun sistem jaringan lain dalam tubuh sang ibu yang perkembangannya berjalan bersama janin.

Plasenta ini jugalah yang menjadi pengatur proses tukar-menukar nutrisi antara ibu dan janin, begitu juga produk limbahnya.

4. Diabetes Insipidus Dipsogenik

Diabetes jenis ini dapat terjadi ketika mekanisme pengaturan kadar cairan (osmoregulasi) dalam tubuh mengalami kerusakan atau kelainan.

Kondisi inilah yang mengawali timbulnya rasa haus berlebihan yang abnormal. Tak hanya itu, gangguan pada mekanisme rasa haus juga menyebabkan asupan cairan secara tak wajar.

Karena kedua hal tersebut, efeknya sekresi ADH memperoleh tekanan dan jumlah urine yang keluar saat buang air kecil meningkat drastis.

Penyebab Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus merupakan suatu kondisi yang dapat dialami seseorang ketika tubuhnya kehilangan kemampuan dalam menyeimbangkan kadar cairan tubuh.

Pada kondisi normal dan sehat, sistem pengaturan cairan dibantu oleh ginjal dalam menyeimbangkan kadar cairan tubuh dengan membuang cairan dari aliran darah.

Kandung kemih adalah lokasi tempat penyimpanan limbah cairan sementara. Cairan tersebut disebut dengan istilah urine. Pada waktunya buang air kecil, barulah urine dikeluarkan.

ADH atau anti-diuretic hormone yang juga dikenal dengan sebutan vasopresin adalah hormon yang berperan dalam cepat lambatnya proses ekskresi cairan.

Pembentukan ADH adalah pada bagian otak yang disebut hipotalamus, sementara penyimpanannya ada di kelenjar pituitari (kelenjar yang ada pada pangkal otak).

Menurut jenisnya, inilah penyebab diabetes insipidus yang perlu dikenali :

  • Diabetes Insipidus Sentral : Kondisi ini disebabkan oleh kadar ADH yang menurun atau telah hilang sama sekali baik itu karena gangguan kesehatan bawaan atau penyakit tertentu.
  • Diabetes Insipidus Nefrogenik : Kondisi ini biasanya adalah kondisi yang diturunkan atau disebabkan oleh faktor genetik. Namun beberapa masalah kesehatan berkaitan dengan ginjal dapat pula menjadi penyebabnya.
  • Diabetes Insipidus Gestasional : Gangguan ADH dapat terjadi pada masa kehamilan sehingga diabetes jenis ini terjadi. Enzim yang dihasilkan oleh plasentalah yang mengganggu ADH pada tubuh ibu hamil.
  • Diabetes Insipidus Dipsogenik : Kondisi ini dapat terjadi karena mekanisme haus dalam tubuh mengalami gangguan.

Untuk diabetes insipidus nefrogenik, pria lebih berisiko tinggi mengalaminya sehingga kemampuan ginjal mengalami perubahan permanen dalam memroses urine.

Gejala Diabetes Insipidus

Diabetes insipidus menimbulkan beberapa kondisi gejala yang umum pada penderitanya, yaitu antara lain adalah:

  • Rasa haus berlebihan dan terus-menerus walau sudah minum.
  • Buang air kecil jadi lebih sering dari biasanya, apalagi jika saatnya istirahat di malam hari
  • Jumlah urine yang dikeluarkan sangat banyak saat buang air kecil.
  • Punya keinginan untuk minum minuman dingin.
  • Jumlah urine yang keluar bisa sampai 19 liter dalam sehari ketika minum banyak cairan; hal ini rentan terjadi pada kondisi yang sudah serius.

Perlu diketahui bahwa normalnya dalam sehari, orang dewasa yang sehat mengeluarkan urine sebanyak 1-2 liter, maka jika lebih dari itu, perlu dicurigai sebagai kondisi yang tak normal.

Balita atau anak-anak pun dapat menderita diabetes insipidus dengan ciri sebagai berikut :

  • Gangguan tidur
  • Mengompol
  • Popok basah dan berat tanda buang air kecil dalam jumlah lebih banyak dari normalnya.
  • Konstipasi atau sembelit
  • Muntah
  • Demam
  • Penurunan berat badan
  • Pertumbuhan yang terlambat

Penting untuk segera ke dokter saat merasakan adanya gejala utama berupa rasa haus ekstrem disertai dengan urine berlebih setiap buang air kecil.

Pada waktu memeriksakan diri ke dokter, umumnya dokter akan melakukan beberapa tindakan ini :

  • Pemeriksaan Fisik : Dokter umumnya akan memeriksa fisik pasien lebih dulu, seperti kondisi kulit dan mencari tanda-tanda dehidrasi.
  • Pemeriksaan Riwayat Kesehatan Keluarga : Dokter akan menanyakan kepada pasien mengenai riwayat kesehatan anggota keluarga, seperti apakah ada yang mengidap diabetes insipidus. Hal ini memudahkan dokter untuk mendiagnosa diabetes insipidus.
  • Tes Deprivasi Air : Tujuannya adalah untuk mengukur perubahan berat badan, konsentrasi darah dan urine, serta keluarnya urine. Tes ini juga dapat mengukur kadar ADH dalam tubuh pasien.
  • Skrining Genetik : Bila dari riwayat kesehatan keluarga ada anggota keluarga yang memiliki kondisi produksi urine berlebih, barulah tes ini dokter rekomendasikan.
  • MRI Scan : Tes ini berguna dalam mengecek kejanggalan atau masalah pada area kelenjar pituitari.
  • Tes Urine : Tujuan tes ini adalah untuk mengecek kesehatan pasien melalui urine. Biasanya beberapa penyakit dapat terdeteksi juga melalui pemeriksaan ini.
  • Tes Darah : Tujuan tes ini adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan menyeluruh pasien dan mendeteksi adanya penyakit yang mendasari diabetes insipidus.

Pengobatan Diabetes Insipidus

Dokter dapat menentukan pengobatan seperti apa yang perlu diberikan ketika sudah mengetahui jenis diabetes insipidus mana yang diderita pasien.

  • Diabetes Insipidus Sentral

Dalam mengobati diabetes insipidus jenis ini, pasien perlu mengasup lebih banyak air putih. Namun jika dokter menemukan keabnormalan pada kelenjar hipotalamus atau pituitari, dokter akan menanganinya lebih dulu.

Pemberian obat-obatan juga dilakukan oleh dokter dalam bentuk desmopressin yang akan meredakan jumlah urine yang keluar secara berlebihan.

Biasanya, desmopressin ini datang dalam bentuk tablet untuk diminum, injeksi, atau nasal spray. Indomethacin mungkin juga akan diberikan bersama chlorpropamide sebagai peningkat kadar ADH.

  • Diabetes Insipidus Nefrogenik

Dalam mengobati diabetes insipidus jenis ini di mana ginjal tak merespon ADH dengan maksimal, dokter umumnya meresepkan diet rendah garam.

Tujuan diet tersebut adalah untuk mengurangi jumlah urine yang menumpuk di organ ginjal. Dokter juga akan meminta pasien lebih banyak minum untuk menghindari dehidrasi.

  • Diabetes Insipidus Gestasional

Dalam mengobati jenis diabetes insipidus ini, dokter biasanya akan meresepkan desmopressin hormon sintetis.

  • Diabetes Insipidus Dipsogenik

Dalam mengobati jenis diabetes insipidus ini, pasien dengan gejala sering buang air kecil di malam hari dapat menggunakan desmopressin sebelum tidur dalam dosis kecil.

Selain itu, dokter biasanya akan mengecek lebih dulu kadar sodium/natrium dalam darah pasien, lalu memberikan resep diet rendah garam untuk mencegah hipernatremia.

Komplikasi Diabetes Insipidus

Pada penderita diabetes insipidus, kemampuan tubuh dalam menahan air berkurang sehingga mau tak mau penderita harus minum lebih banyak cairan terus dan terus.

Ketika rasa haus dan seringnya buang air kecil tidak diimbangi dengan asupan air putih ekstra, berikut ini adalah komplikasi yang umum terjadi :

Ketidakseimbangan Elektrolit

Elektrolit dalam tubuh adalah uraian zat larut yang berbentuk ion dan kemudian menjadi konduktor elektrik.

Saat tubuh kekurangan dan tak mendapat cukup air, otomatis konsentrasi elektrolit meningkat dan berpengaruh pada fungsi otot.

Sebagai efeknya, penderita akan mengalami gejala dari komplikasi ini, yaitu berupa:

  • Nyeri otot
  • Selalu merasa kecapekan
  • Sakit kepala
  • Mudah tersinggung dan marah

Dehidrasi

Tubuh yang terus-menerus mengeluarkan urine, mengalami rasa haus, tapi tidak diimbangi dengan asupan cairan yang sama banyaknya, dehidrasi bisa terjasi.

Gejala-gejala komplikasi dehidrasi yang dapat diwaspadai antara lain adalah :

  • Kepala terasa ringan
  • Sakit kepala
  • Linglung atau bingung karena tak fokus
  • Mudah marah dan tersinggung
  • Mulut kering
  • Mata mencekung

Tanpa bantuan perawatan medis, beberapa kondisi komplikasi lain dapat terjadi, seperti misalnya :

  • Suhu tubuh meningkat (demam), kemudian bila tubuh sudah masuk dalam kondisi syok akibat kadar cairan terlalu rendah, suhu tubuh akan menurun drastis
  • Sakit kepala berulang dan terlalu sering
  • Kerusakan otak
  • Kerusakan ginjal
  • Hipotensi atau tekanan darah rendah
  • Berat badan turun drastis
  • Peningkatan detak jantung

Pencegahan Diabetes Insipidus

Hampir tak mungkin untuk mencegah diabetes insipidus karena kondisi ini terkait dengan masalah genetik.

Namun, gejala yang mulai timbul dapat coba dikelola dengan baik dan tepat. Segera ke dokter bila merasakan gejala yang tak wajar, seperti rasa haus berlebihan dan buang air kecil terlalu sering dengan kadar urine tinggi.

Bila minum banyak air putih setiap hari tak mampu melegakan rasa haus yang dirasakan, bahkan buang air kecil masih terlalu sering, periksakan diri secepatnya.

Pendeteksian dan penanganan yang lebih cepat akan lebih baik dalam mencegah supaya kondisi diabetes insipidus tidak berujung pada komplikasi berbahaya.

Adam Felman. 2018. Medical News Today. What's to know about diabetes insipidus?
Anonim. 2019. NHS. Diabetes insipidus.
Anonim. BetterHealth State Government of Victoria, Australia. Diabetes insipidus.
Anonim. GB HealthWatch. Diabetes Insipidus.
Bessie Young, M.D., M.P.H., & Dr. Joseph Verbalis, M.D. 2015. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diabetes Insipidus.
Mayo Clinic Staff. 2019. Mayo Clinic org. Diabetes insipidus.
The Manual's Editorial Staff. MSD Manual. 2019. Central Diabetes Insipidus.

Share