Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Diazoxide adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kondisi hipoglikemia, dimana kadar gula darah sangat rendah. Obat ini bekerja dengan mencegah pelepasan insulin dari pankreas, sehingga mencegah turunnya
Diazoxide digunakan untuk mengobati gula darah rendah (hipoglikemia) yang disebabkan oleh suatu kondisi yang membuat pankreas melepaskan terlalu banyak insulin.[1]
Daftar isi
Berikut info mengenai diazoxide, mulai dari indikasi hingga peringatan:[1][3][4]
Indikasi | Hipoglikemia (gula darah rendah) dan mencegah pelepasan insulin dari pankreas. |
Kategori | Resep dokter. |
Konsumsi | Dewasa dan anak-anak. |
Bentuk | Suspension, injeksi, tablet, bubuk racikan. |
Kontra indikasi | Hipersensitif terhadap diazoxide, tiazid lain, atau komponen formula lain, hipoglikemia fungsional. |
Peringatan | Fitur wajah tidak normal, pernah terjadi pada anak berusia > 4 tahun untuk hyperinsulinism hipoglikemia. Koma hiperosmolar yang dapat terjadi selama masa pengobatan, biasanya pada pasien yang mempunyai penyakit yang mirip dan diperlukan perawatan secepatnya. Sementara ini katarak dilaporkan mereda setelah koreksi hyperosmolarities. Ketoasidosis dapat terjadi selama pengobatan, biasanya pada penyakit yang mirip. |
Kategori Obat Pada Kehamilan & Menyusui | Diazoxide termasuk obat kategori C oleh FDA dan tidak boleh digunakan selama kehamilan. Diazoxide hanya boleh digunakan selama kehamilan ketika kebutuhan ditetapkan dengan jelas. Pada saat persalinan, diazoxide dapat menghentikan kontraksi uterus dan membutuhkan penggunaan oksitosin. Tidak ada data tentang diazoxide dalam ASI, tapi terdapat kemungkinan buruk jika seorang bayi meminum ASI dari ibu yang mengonsumsi diazoxide. |
Diazoxide digunakan untuk mengendalikan gejala hipoglikemia (gula darah rendah) yang disebabkan oleh suatu kondisi seperti kanker pankreas, pembedahan, atau yang lainnya. Diazoxide bekerja dengan mencegah pelepasan insulin dari pankreas.[1]
Pemberian dosis pada pengguna diazoxide dibagi menjadi dua, yaitu dewasa dan anak-anak.[1][2]
Intravena (IV) atau injeksi | Krisis Hipertensi 1–3 mg/kg dalam 30 detik (maksimal 150 mg), ulangi setelah 5-15 menit jika diperlukan. |
Diminum | Hipoglikemia Awalnya 3-5 mg/kg setiap hari dalam 2 atau 3 dosis yang dibagi. Selanjutnya: 3-8 mg/kg setiap hari, hingga 10-15 mg/kg setiap hari pada pasien dengan hipoglikemia refrakter atau insulinoma. |
Intravena (IV)/Injeksi | Krisis Hipertensi ≥ 1 bulan mempunyai dosis sama dengan orang dewasa. |
Diminum | Hipoglikemia Neonatus (bayi yang baru lahir): Awalnya diberikan dosis 5 mg/kg. Selanjutnya: diberikan dosis 1.5-3 mg/kg hingga 7 mg/kg mungkin diperlukan di beberapa kasus. Jika bayi ≥ 1 bulan: Awalnya: diberikan dosis 1.7 mg/kg. Selanjutnya: diberikan dosis 1.5-3 mg/kg hingga 5 mg/kg yang mungkin diperlukan di beberapa kasus. |
Saat mengonsumsi diazoxide selain mendapatkan manfaatnya juga terdapat beberapa efek samping di antaranya:[1]
Efek yang jarang terjadi:
Segera periksakan ke dokter jika terdapat tanda-tanda alergi seperti:
Periksakan ke dokter jika terdapat tanda berikut:
Efek samping yang sering terjadi yaitu:
Berdasarkan laporan dari pengguna diazoxide, reaksi yang paling umum dilaporkan setelah penggunaan diazoxide termasuk hipotensi (7%), mual dan muntah (4%), pusing dan merasa lemas (2%).[2]
Untuk memahami lebih detail tentang diazoxide, mulai dari tempat penyimpanan hingga interaksinya dengan obat lain dan makanan berikut datanya:[3]
Penyimpanan | Oral: Simpan di suhu 2°C – 30°C. Jauhkan dari cahaya, panas dan suhu yang terlalu dingin. Injeksi: Simpan di suhu 25°C. Jauhkan dari cahaya, panas yang berlebih dan suhu yang terlalu dingin. |
Cara Kerja | Deskripsi: Diazoxide meningkatkan konsentrasi glukosa dalam plasma dan menghambat sekresi insulin oleh sel-sel β pankreas, dan dapat meningkatkan pengeluaran glukosa hati. Ketika diberikan IV, menghasilkan TD dan menyebabkan vasodilatasi arteriol, sehingga mengurangi resistensi perifer. Diazoxide memiliki aksi antidiuretik dan menghasilkan retensi cairan dan elektrolit. Onset: Hiperglikemia dalam 1 jam (oral). Durasi: Hiperglikemi ≤ 8 jam (oral). Efek anti hipertensi: 3–12 jam (IV). Farmakokinetika: Penyerapan: Mudah diserap saluran GI. Distribusi: Melewati plasenta dan pelindung darah-otak. Ikatan protein plasms: > 90%. Metabolisme: sebagian dimetabolisme di hati melalui oksidasi dan konjugasi sulfat. Ekskresi: melalui urine jumlah obat tidak berubah (50%) dan metabolit, feses (dalam jumlah kecil). Waktu yang dibutuhkan plasma: kira-kira 20-45 jam. |
Interaksi Dengan Obat Lain | Efek hiperglikemia, hiperurisemia, atau hipotensi yang meningkatnya diuretik (bertambahnya kecepatan pembentukan urine). Peningkatan risiko hipotensi dengan obat anti hipertensi atau vasodilator lain. Peningkatan risiko hiperglikemi dengan fenitoin bersamaan, kortikosteroid, atau kombinasi estrogen-progestogen. Dapat menggantikan obat yang sangat terikat protein lainnya (misalnya kumarin dan turunannya) yang mengakibatkan kadar zat ini dalam darah tinggi. |
Overdosis | Gejala: Ditandai hiperglikemia dengan ketoasidosis, hipotensi berat. Penanganan: Obati hiperglikemi segera dengan insulin untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit. Jika perlu periksa hipotensi dengan simpatomimetik. |
Pengaruh Pada Hasil Lab. | Respon insulin negatif terhadap glukosa. |
Apakah ibu hamil dan menyusui boleh mengonsumsi diazoxide?
Obat ini termasuk obat kategori C dan tidak boleh dikonsumsi selama kehamilan. Penelitian pada hewan membuktikan penurunan pertumbuhan janin pada anak anjing, akan tetapi tidak ada data mengenai kehamilan manusia. Diazoxide hanya boleh digunakan selama kehamilan ketika kebutuhan ditetapkan dengan jelas. Pada ibu menyusui walaupun belum terdapat datanya kemungkinan dapat terjadi hal buruk. Oleh karena itu harus dipilih antara menghentikan proses menyusui atau mengonsumsi obat, dengan mempertimbangkan kesehatan dari sang ibu.[4]
Apa yang harus dilakukan sebelum mengonsumsi diazoxide?
Tidak boleh mengonsumsi diazoxide jika terdapat alergi pada diazoxide atau obat jantung atau tekanan darah tertentu seperti hydrochlorothiazide (HCTZ), HydroDiuril, Hyzaar, kompresor LCT, Vaseretic, Zestoretic, dan lain-lain.
Tidak boleh mengonsumsi diazoxide untuk mengobati gula darah rendah karena diet.
Beritahu dokter jika Anda memiliki riwayat: gagal jantung kongestif, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, encok, atau kadar kalium rendah.[1]
Apa yang terjadi jika melewatkan satu dosis?
Segera konsumsi dosis yang terlewatkan. Tapi jika waktu yang terlewat sudah mendekati jadwal dosis selanjutnya jangan mengonsumsi obat tambahan untuk mengganti dosis yang terlewatkan.[1]
Apa yang harus dilakukan jika mengalami overdosis?
Segera hubungi telepon darurat rumah sakit agar segera mendapatkan pertolongan.
Berikut contoh obat bermerek yang mengandung diazoxide:[1]
Contoh Obat Diazoxide |
Proglycem |
1. Anonim. Diakses 2020. Drugs com. Diazoxide.
2. Anonim. Diakses 2020. Drugs com. Diazoxide Side Effects.
3. Anonim. Diakses 2020. Mims Indonesia. Diazoxide
4. Anonim. Diakses 2020. Drugs com. Diazoxide Pregnancy and Breastfeeding Warning