Penyakit & Kelainan

Gastroparesis: Gejala – Penyebab dan Cara Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Gastroparesis adalah penyakit dimana lambung tidak dapat mengosongkan diri dalam kecepatan yang normal. Pada kondisi normal, makanan yang ditelan akan masuk ke dalam saluran pencernaan, melewati lambung,

Apa Itu Gastroparesis?

Gastroparesis adalah gangguan pencernaan di mana proses pengosongan makanan pada lambung menuju usus kecil melambat atau bahkan berhenti [1, 3, 4, 5, 6, 7].

Lambung akan membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya untuk mengosongkan isinya [1, 3, 4, 5, 6, 7].

Kondisi ini akan mengarah pada rasa mual, muntah-muntah, masalah nutrisi, dan sebagainya [1].

Gastroparesis – img: Celeveland Clinic

Gejala Gastroparesis

Di bawah ini adalah beberapa tanda Anda mungkin mengidap gastroparesis: [1, 3, 4, 5, 6]

  • Merasa kenyang walau baru makan sedikit.
  • Mual dan muntah-muntah.
  • Pembengkakan dan rasa sakit pada perut.
  • Mengalami GERD (sensasi panas pada mulut akibat asam lambung yang naik ke esofagus).
  • Kehilangan selera makan.
  • Kehilangan berat badan.

Komplikasi Gastroparesis

Gastroparesis memengaruhi kualitas hidup sebagian penderitanya, sebab ketika kambuh, mereka tidak bisa melaksanakan aktivitas tertentu. Walau begitu, ada pula sebagian lainnya yang menghadapi komplikasi tertentu [7].

Berikut komplikasinya:

Muntah yang terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi; tubuh pun menjadi kesulitan menyerap nutrisi. Ditambah dengan gejala kurangnya selera makan, keadaan ini bisa mengarah kepada malnutrisi [1, 3, 4, 7].

  • Memperparah Diabetes

Gastroparesis tidak mengakibatkan diabetes, tapi ia membuat penyakit ini makin buruk [4, 7]. Melambatnya proses pengosongan lambung menyebabkan jumlah makanan yang lewat di usus kecil berubah-ubah [4]. Gula darah jatuh ketika makanan tertahan dan melonjak naik ketika melewati usus [7]. Gula darah yang tidak terprediksi ini bisa memperburuk diabetes [4].

  • Makanan yang Mengeras Tertahan di Lambung

Makanan yang tidak tercerna dapat mengeras membentuk massa padat yang dinamakan bezoar. Bezoar bisa menyebabkan mual, muntah-muntah, hingga pendarahan intestinal. Kondisi ini akan mengancam nyawa jika sampai menahan makanan menuju usus [1, 4].

Penyebab Gastroparesis

Dalam banyak kasus, sering ditemukan fenomena di mana gejala gastroparesis muncul tanpa adanya penyebab khusus. Keadaan ini dinamakan gastroparesis idiopatik [3].

Walau demikian, diabetes menjadi salah satu penyebab yang paling dikenal jika berbicara tentang gastroparesis [3, 5]. Ini terjadi ketika diabetes tipe 1 atau diabetes tipe 2 tidak terkontrol [1, 4, 6].

Ada pula faktor lain yang bisa meningkatkan resiko seseorang mengalami gangguan gastroparesis: [1, 3, 4, 5, 6]

  1. Operasi. Operasi pada esofagus, perut, atau duodenum bisa menyebabkan luka pada saraf vagus yang bertanggung jawab mengenai respon motorik dan sensorik pada usus. Operasi lain seperti Operasi Bariatrik (untuk menurunkan berat badan) dan Gastrektomi (pemotongan lambung) juga cukup beresiko.
  2. Efek samping obat-obatan. Obat tertentu memberikan efek samping yang menyebabkan lambatnya proses pengosongan makanan pada lambung. Misalnya beberapa jenis narkotik serta antidepresan.
  3. Gangguan makan serius. Orang-orang penderita anorexia dan bulimia bisa mengalami pelambatan proses pengosongan makanan. Keadaan ini dapat berlanjut dan makin parah ketika asupan makan dan jadwal makan kembali normal.
  4. Hipotiroid.
  5. Penyakit sistem saraf. Misalnya penyakit Parkinson[4]. Parkinson sendiri adalah keadaan di mana otak mengalami kerusakan bertahun-tahun .
  6. Penyakit autoimmune tertentu. Misalnya adalah penyakit scleroderma di mana kulit menjadi tebal dan keras.
  7. Kondisi psikologis tertentu.

Diagnosis Gastroparesis

Riwayat Kesehatan

Dokter awalnya akan bertanya mengenai gejala yang Anda rasakan serta riwayat medis Anda; masalah kesehatan sekarang dan masa lalu, seperti: diabetes, skleroderma, masalah sistem saraf, dan hipotiroid [3].

Dokter juga mungkin akan bertanya mengenai [3]:

  • Jenis obat yang pernah Anda minum baru-baru ini. Beri tahu semua resep obat yang dikonsumsi.
  • Kemungkinan Anda telah melakukan operasi pada esofagus, perut, atau usus kecil.
  • Kemungkinan Anda telah melakukan terapi radiasi.

Tes Fisik

Berikut adalah beberapa tindakan yang dokter akan lakukan saat tes fisik: [3]

  • Mengecek tekanan darah, suhu tubuh, dan detak jantung.
  • Mengecek tanda-tanda dehidrasi dan malnutrisi.
  • Mengecek perut jika ada suara tak biasa, nyeri, atau sakit.

Tes Laboratorium

  • Tes Darah

Bisa menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, inflamasi, infeksi, dan level gula darah (terlalu rendah atau inggi) [3].

  • Tes Urin

Bisa menunjukkan tanda-tanda diabetes, dehidrasi, infeksi, dan masalah ginjal [3]

  • Tes Pencitraan

Tes pencitraan (imaging test) adalah cara dokter melihat apa yang ada di dalam tubuhmu menggunakan energi seperti: sinar-x, gelombang suara, partikel radioaktif, dan sebagainya [8].

Berikut adalah beberapa tes pencintraan yang mungkin dilakukan dokter [3].

  1. Endoskopi Gastrointestinal Bagian Atas
    • Ini adalah prosedur yang dipakai dokter untuk memeriksa alat pencernaan seperti: esofagus, lambung, dan bagian awal usus dua belas jar. Dokter biasanya menggunakan sinar-x, fluoroscopy, dan barium [3, 9].
  2. Diagnosis Ultrasound (Sonografi)
    • Metode pencitraan menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menampilkan visual dari struktur di dalam tubuhmu [10].
  • Tes Pengukuran Kekosongan Lambung

Dokter kemudian akan mengecek seberapa cepat lambungmu mengosongkan isinya dengan scan pengosongan lambung. Anda akan diminta untuk mengonsumsi makanan tertentu yang berisi material radioaktif dalam jumlah minimal, misalnya telur [3].

Kamera di luar tubuhmu akan memindai perut untuk menunjukkan di mana material itu berada. Dari sana, dokter bisa mengetahui seberapa cepat proses di lambungmu itu. Tes biasanya berlangsung selama 4 jam [3].

Penanganan Gastroparesis

  • Mengubah Kebiasaan Makan

Dengan mengganti kebiasan makan, Anda bisa mengontrol jumlah nutrisi, kalori, dan cairan yang Anda konsumsi sehingga gastroparesis bisa lebih terkontrol pula [3].

Dokter mungkin akan menyarankan hal-hal di bawah ini [3]:

  1. Mengonsumsi makanan berserat dan rendah lemak.
  2. Mengonsumsi 5-6 makanan bernutrisi dengan porsi kecil daripada 3 makanan porsi besar.
  3. Mengunyah makanan dengan baik.
  4. Mengonsumsi makanan yang lembut dan dimasak dengan baik.
  5. Menghindari minuman berkarbonasi dan alkohol.
  6. Perbanyak mengonsumsi cairan mengandung elektrolit.
  7. Melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki.
  8. Tidak berbaring selama dua jam setelah makan.
  9. Mengonsumsi multivitamin setiap hari.
  • Mengontrol Level Gula Darah

Jika Anda memiliki gastroparesis sekaligus diabetes, pengontrolan level gula darah akan sangat diperlukan [3].

Dokter mungkin akan merekomendasikan hal-hal ini [3]:

  1. Mengonsumsi insulin lebih sering.
  2. Mengganti jenis insulin yang Anda gunakan.
  3. Mengonsumsi insulin setelah makan, bukannya sebelum.
  4. Mengecek level gula darah setelah makan.

Dokter Anda akan memberikan instruksi khusus sesuai kondisi dan kebutuhan Anda [3].

  • Obat-Obatan

Berikut adalah beberapa obat yang mungkin disarankan oleh dokter [6].

  1. Domperidone
    • Dikonsumsi sebelum makan untuk mengontraksikan otot perut dan membantu makanan bergerak.
  2. Erythromycin
    • Antibiotik yang juga membantu mengontraksi otot perut.
  3. Anti-Emetics
    • Obat yang membantu menghentikan perasaan mual dan muntah-muntah.

Bagaimanapun obat-obatan di atas bisa menyebabkan efek samping tertentu sehingga ikuti anjuran dokter dengan baik [6].

  • Selang Nasogastrik

Petugas medis akan memasangkan selang ke hidung atau mulutmu, melalui esofagus dan lambung, menuju usus kecil. Alat ini digunakan untuk memastikan Anda mendapatkan nutrisi yang sesuai [6].

  • Gastric Electrical Stimulation (GES)

Metode ini menggunakan alat kecil berdaya baterai yang mengirimkan pesan menuju saraf dan otot lambung bagian bawah. Alat ini diletakkan di bawah kulit pada perut bagian bawah [3].

Pada alat itu terdapat kabel-kabel mini yang ditempelkan di otot dinding lambung. Alat ini akan mengurasa rasa mula dan muntah-muntah jangka panjang [3].

Pencegahan Gastroparesis

Di bawah ini adalah beberapa tindakan yang dianjurkan untuk mencegah gastroparesis: [11, 12]

  • Jaga tubuhmu agar tetap terhidrasi dan cukup nutrisi dengan minum sesuai anjuran dan memakan makanan bergizi.
  • Milikilah pola makan yang sehat dan teratur.
  • Hindari makanan cepat saji dan minuman berkarbonasi.
  • Jika Anda punya diabetes, kontrollah level gula darah Anda.
  • Sebelum melakukan operasi, tanyakan ke dokter mengenai resiko dan kemungkinan jika ada alternatif lain.
  • Lakukanlah aktivitas fisik secara rutin.

Walau demikian, gastroparesis idiopatik (Gastroparesis yang tidak diketahui penyebabnya) mungkin akan sulit untuk dicegah sebab jenis tersebut bisa menyerang kapan saja [12].

1. Lori Smith & Saurabh Sethi. Gastroparesis: What you need to know. Medical News Today; 2018.
2. Carmella Wint & Judith Marcin. Overview of gastroparesis. Healthline; 2019.
3. Anonim. Symptoms & Causes of Gastroparesis. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases; 2018.
4. Anonim. Gastroparesis. Mayo Clinic; 2020.
5. Jean Fox & Amy Foxx-Orenstein. Gastroparesis. American College of Gastroenterology; 2012. good diagnosis
6. Anonim. Gastroparesis. NHS; 2019.
7. Valencia Higuera & Saurabh Sethi. Can You Die From Gastroparesis? And How to Treat It. Healthline; 2019.
8. Anonim. Imaging (Radiology) Tests for Cancer. American Cancer Society;2015.
9. Anonim. Upper GI Series Test. Web MD; 2020.
10. Anonim. Ultrasound. Mayo Clinic;2020.
11. Anonim. Prevention & Management Tips.
About Gastroparesis; 2016.
12. Sunita Chowdhary. Diagnosis, Treatment and Prevention of Gastroparesis. Med India; 2019.

Share