Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Gastroparesis adalah penyakit dimana lambung tidak dapat mengosongkan diri dalam kecepatan yang normal. Pada kondisi normal, makanan yang ditelan akan masuk ke dalam saluran pencernaan, melewati lambung,
Daftar isi
Gastroparesis adalah gangguan pencernaan di mana proses pengosongan makanan pada lambung menuju usus kecil melambat atau bahkan berhenti [1, 3, 4, 5, 6, 7].
Lambung akan membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya untuk mengosongkan isinya [1, 3, 4, 5, 6, 7].
Kondisi ini akan mengarah pada rasa mual, muntah-muntah, masalah nutrisi, dan sebagainya [1].
Di bawah ini adalah beberapa tanda Anda mungkin mengidap gastroparesis: [1, 3, 4, 5, 6]
Gastroparesis memengaruhi kualitas hidup sebagian penderitanya, sebab ketika kambuh, mereka tidak bisa melaksanakan aktivitas tertentu. Walau begitu, ada pula sebagian lainnya yang menghadapi komplikasi tertentu [7].
Berikut komplikasinya:
Muntah yang terus-menerus dapat mengakibatkan dehidrasi; tubuh pun menjadi kesulitan menyerap nutrisi. Ditambah dengan gejala kurangnya selera makan, keadaan ini bisa mengarah kepada malnutrisi [1, 3, 4, 7].
Gastroparesis tidak mengakibatkan diabetes, tapi ia membuat penyakit ini makin buruk [4, 7]. Melambatnya proses pengosongan lambung menyebabkan jumlah makanan yang lewat di usus kecil berubah-ubah [4]. Gula darah jatuh ketika makanan tertahan dan melonjak naik ketika melewati usus [7]. Gula darah yang tidak terprediksi ini bisa memperburuk diabetes [4].
Makanan yang tidak tercerna dapat mengeras membentuk massa padat yang dinamakan bezoar. Bezoar bisa menyebabkan mual, muntah-muntah, hingga pendarahan intestinal. Kondisi ini akan mengancam nyawa jika sampai menahan makanan menuju usus [1, 4].
Dalam banyak kasus, sering ditemukan fenomena di mana gejala gastroparesis muncul tanpa adanya penyebab khusus. Keadaan ini dinamakan gastroparesis idiopatik [3].
Walau demikian, diabetes menjadi salah satu penyebab yang paling dikenal jika berbicara tentang gastroparesis [3, 5]. Ini terjadi ketika diabetes tipe 1 atau diabetes tipe 2 tidak terkontrol [1, 4, 6].
Ada pula faktor lain yang bisa meningkatkan resiko seseorang mengalami gangguan gastroparesis: [1, 3, 4, 5, 6]
Dokter awalnya akan bertanya mengenai gejala yang Anda rasakan serta riwayat medis Anda; masalah kesehatan sekarang dan masa lalu, seperti: diabetes, skleroderma, masalah sistem saraf, dan hipotiroid [3].
Dokter juga mungkin akan bertanya mengenai [3]:
Berikut adalah beberapa tindakan yang dokter akan lakukan saat tes fisik: [3]
Bisa menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, inflamasi, infeksi, dan level gula darah (terlalu rendah atau inggi) [3].
Bisa menunjukkan tanda-tanda diabetes, dehidrasi, infeksi, dan masalah ginjal [3]
Tes pencitraan (imaging test) adalah cara dokter melihat apa yang ada di dalam tubuhmu menggunakan energi seperti: sinar-x, gelombang suara, partikel radioaktif, dan sebagainya [8].
Berikut adalah beberapa tes pencintraan yang mungkin dilakukan dokter [3].
Dokter kemudian akan mengecek seberapa cepat lambungmu mengosongkan isinya dengan scan pengosongan lambung. Anda akan diminta untuk mengonsumsi makanan tertentu yang berisi material radioaktif dalam jumlah minimal, misalnya telur [3].
Kamera di luar tubuhmu akan memindai perut untuk menunjukkan di mana material itu berada. Dari sana, dokter bisa mengetahui seberapa cepat proses di lambungmu itu. Tes biasanya berlangsung selama 4 jam [3].
Dengan mengganti kebiasan makan, Anda bisa mengontrol jumlah nutrisi, kalori, dan cairan yang Anda konsumsi sehingga gastroparesis bisa lebih terkontrol pula [3].
Dokter mungkin akan menyarankan hal-hal di bawah ini [3]:
Jika Anda memiliki gastroparesis sekaligus diabetes, pengontrolan level gula darah akan sangat diperlukan [3].
Dokter mungkin akan merekomendasikan hal-hal ini [3]:
Dokter Anda akan memberikan instruksi khusus sesuai kondisi dan kebutuhan Anda [3].
Berikut adalah beberapa obat yang mungkin disarankan oleh dokter [6].
Bagaimanapun obat-obatan di atas bisa menyebabkan efek samping tertentu sehingga ikuti anjuran dokter dengan baik [6].
Petugas medis akan memasangkan selang ke hidung atau mulutmu, melalui esofagus dan lambung, menuju usus kecil. Alat ini digunakan untuk memastikan Anda mendapatkan nutrisi yang sesuai [6].
Metode ini menggunakan alat kecil berdaya baterai yang mengirimkan pesan menuju saraf dan otot lambung bagian bawah. Alat ini diletakkan di bawah kulit pada perut bagian bawah [3].
Pada alat itu terdapat kabel-kabel mini yang ditempelkan di otot dinding lambung. Alat ini akan mengurasa rasa mula dan muntah-muntah jangka panjang [3].
Di bawah ini adalah beberapa tindakan yang dianjurkan untuk mencegah gastroparesis: [11, 12]
Walau demikian, gastroparesis idiopatik (Gastroparesis yang tidak diketahui penyebabnya) mungkin akan sulit untuk dicegah sebab jenis tersebut bisa menyerang kapan saja [12].
1. Lori Smith & Saurabh Sethi. Gastroparesis: What you need to know. Medical News Today; 2018.
2. Carmella Wint & Judith Marcin. Overview of gastroparesis. Healthline; 2019.
3. Anonim. Symptoms & Causes of Gastroparesis. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases; 2018.
4. Anonim. Gastroparesis. Mayo Clinic; 2020.
5. Jean Fox & Amy Foxx-Orenstein. Gastroparesis. American College of Gastroenterology; 2012. good diagnosis
6. Anonim. Gastroparesis. NHS; 2019.
7. Valencia Higuera & Saurabh Sethi. Can You Die From Gastroparesis? And How to Treat It. Healthline; 2019.
8. Anonim. Imaging (Radiology) Tests for Cancer. American Cancer Society;2015.
9. Anonim. Upper GI Series Test. Web MD; 2020.
10. Anonim. Ultrasound. Mayo Clinic;2020.
11. Anonim. Prevention & Management Tips.
About Gastroparesis; 2016.
12. Sunita Chowdhary. Diagnosis, Treatment and Prevention of Gastroparesis. Med India; 2019.