Penyakit & Kelainan

Ketahui, 9 Gejala Penyakit Polip Rahim

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Polip Rahim atau secara medis dapat dikenal sebagai polip endometrial. Polip Rahim ini merupakan pertumbuhan yang berlebih atau abnormal dari kelenjar dan stroma endometrium pada rongga Rahim. Ukuran dari polip endometrium ini bervariatif mulai dari ukuran milimeter hingga ukuran sentimeter[1].

Penyakit polip Rahim atau polip endometrium ini dapat menyerang berbagai usia terutama pada usia 40 hingga 49 tahun. Memang, penyakit polip Rahim ini termasuk jinak tetapi jika tidak ditangani dengan segera bisa  berubah menjadi ganas[1].

Penyebab polip Rahim ini belum diketahui secara pasti, kemungkinan bisa terjadi karena perubahan kadar hormon esterogen. Hormone esterogen ini setiap bulan nya mengalami kenaikan dan penurunan,yang mempengaruhi penebalan dinding Rahim[2].

Selain, itu  Polip Rahim ini dapat disebabkan oleh beberapa macam hal seperti obesitas, mengkonsumsi obat anti esterogen, atau bisa dipengaruhi oleh adanya penyakit bawaan lain seperti kanker[3]. Berikut beberapa gejala penyakit polip Rahim :

1. Menstruasi tidak teratur

Menstruasi dikatakan tidak teratur jika Panjang siklus menstruasi terus berubah, terkadang menstruasi datang lebih awal atau datang terlambat dari siklus menstruasi biasanya. Siklus menstruasi rata-rata berlangsung selama 28 hari.[4]

Penyebab dari menstruasi tidak teratur ini bisa dikarenakan mengalami pubertas, awal masa menepouse yang biasanya dialami pada usia 45 hingga 50 tahun, sedang mengandung atau hamil, mengkonsumsi obat – obatan kontrasepsi seperti pil KB, penurunan atau kenaikan berat badan yang ekstrim, dan kondisi medis tertentu seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) atau adanya masalah dengan tiroid[4].

2. Siklus menstruasi yang terasa berat

Periode menstruasi yang berat dalam dunia medis disebut dengan Menorrhagia. Siklus menstruasi yang berat ini dapat ditandai dengan keluarnya darah menstruasi secara tidak normal. Dan juga mengalami kram yang sangat parah hingga tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa. Bahkan bisa jadi karena darah menstrausi yang keluar terlalu banyak, sehingga untuk pergantian pembalut bisa dilakukan dalam satu jam sekali[5].  

3. Pendarahan pada saat menstruasi

Pada saat menstruasi dapat juga mengalami pendarahan atau terdapat bercak darah tetapi hal tersebut merupakan hal yang perlu dikhawatirkan. Ada berbagai macam hal yang menjadi penyebab penderahan saat menstruasi diantaranya dipengaruhi oleh hormone kontrasepsi, Beberapa infeksi menular seksual (IMS) seperti[6] :

  • Klamidia
  • Adanya infeksi pada lapisan Rahim
  • Terdapat gangguan pembekuan darah,
  • Hipotiroidisme
  • Penyakit hati, atau penyakit ginjal kronis
  • Fibroid atau polip
  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  • Kanker sistem reproduksi
  • Perimenopause

4. Pendarahan pada wanita menopause

Menopause biasanya terjadi pada usia 45 hingga 50 tahun. Manepouse ini berarti berkurangnya siklus menstruasi yang akan dialami. Siklus menstruasi pada masa manepouse biasanya terjadi hanya satu tahun sekali.[7]

Pendarahan pasca manepouse ini terjadi disebabkan oleh Polip, atrofi endometrium, hyperplasia endometrium, atrofi vagina, kanker, Penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore, dan obat-obatan tertentu, seperti terapi hormon, tamoxifen, dan pengencer darah[7].

5. Pendarahan setelah berhubungan intim

Pendarahan setelah berhubungan intim banyak terjadi dan belum diketahui secara jika belum melakukan pemeriksaan lanjutan. Pendarahan setelah berhubungan intim secara medis daapt disebut dengan pendarahan postcoital. Penyebab dari pendarahan setelah berhubungan intim dapat dikarenakan terdapat infeksi menular seksual, kerusakan vagina, polip Rahim, dan peradangan serviks[9].

6. Pendarahan sebelum menstruasi

Penadarahan sebelum siklus menstruasi dapat terjadi dikarenakan majunya siklus menjadi lebih cepat atau dikarenakan penyebab lain yang memicu tejadinya pendarahan sebelum menstruasi . pendarahan sebelum menstruasi dapat diakibatkan oleh hormone kontrasespsi, pendarahan pada vagina, bisa juga disebabkan oleh diare, dan adanya penyakit polip rahim[10].

7. Rahim yang mengalami prolaps

Rahim biasanya terdapat di dalam panggul dengan berbagai macam otot, jaringan, dan ligamen. Karena kehamilan dan persalinan pada wanita kemudian otot-otot yang berada di dalam pangguk ini melemah[11].

Bisa juga dikarenakan seiring bertambahnya usia seorang wanita dan dengan hilangnya hormon estrogen secara alami maka rahim tersebut dapat turun ke saluran vagina sehingga menyebabkan kondisi yang awam disebut dengan rahim yang prolaps[11].

8. Keputihan yang berlebihan

Keputihan memiliki fungsi penting dalam sistem reproduksi wanita. Cairan yang dibuat oleh kelenjar di dalam vagina dan leher rahim ini membawa sel-sel mati dan bakteri. Maka dari itu cairan ini berguna untuk menjaga vagina tetap bersih dan membantu mencegah infeksi. Sebagian besar waktu, keputihan sangat normal[12].

Cairan vagina ini memiliki bau dan warna yang dapat berkisar dari bening hingga putih susu tergantung pada jangka waktu siklus menstruasi . Misalnya, akan terdapat lebih banyak cairan pada saat tubuh sedang berovulasi, menyusui, atau terangsang[12].

Baunya mungkin berbeda saat hamil atau kebersihan organ intim menurun. Jika warna, bau, atau konsistensi tampak sangat berbeda dari biasanya, terutama jika mengalami gatal atau terbakar pada vagina, bisa saja organ intim mengalami infeksi atau masalah Kesehatan lain[12].

9. Infertilitas

Infertilitas adalah ketika pasangan tidak bisa hamil meskipun melakukan hubungan seks tanpa alat kontrasepsi secara teratur. Sekitar 16% pasangan mungkin akan mengalami kesulitan untuk hamil. Sekitar 84% pasangan akan hamil secara alami dalam waktu satu tahun jika mereka melakukan hubungan seks tanpa alat kontrasepsi secara teratur.

Penyebab dari infertilitas dapat dikarenakan kurangnya ovulasi teratur (pelepasan sel telur bulanan), sel sperma memiliki kualitas yang kurang baik, saluran tuba palupi yang tersumbat atau terganggu, endometriosis di mana jaringan yang berperilaku seperti lapisan rahim (endometrium) ditemukan di luar rahim.

1) Trina Mansour. Yuvraj S. Chowdhury. ncbi.nlm.nih.gov. Endometrial Polyps. 2021
2) Laura J. Martin. webmd.com. Uterine Polyps. 2020
3) Nancy Larson. verywellhealth.com. The symptoms of Uterine Polyps. 2020
4) Anonim. nhs.uk. Irregular Periods. 2021
5) Neha Phatak. Webmd.com. Menorrhagia(Heavy Peroid). 2020
6) Neha Pathak. Web.com. spotting between peroids. 2021
7) Traci C. Johnson. Webmd. Postmenopausal Bleeding. 2022
8) Anonym. Nhs.uk. infertility. 2020
9) Anonym. Nhs.uk. Bleed after sex. 2021
10) Anonym. Nhs.uk. what causes bleeding between periods?. 2019
11) Brunilda Nazario. Webmd. Prolapsed uterus. 2020
12) Traci C. johnson. Webmd. Vaginal discharge : what’s abnormal?. 2020

Share