Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Hidrosefalus adalah menumpuknya cairan di ruang ventrikel di otak. Cairan yang berlebih ini menekan jaringan di sekitarnya sehingga meningkatkan tekanan di dalam otak. Normalnya cairan di otak akan mengalir
Daftar isi
Hidrosefalus adalah keadaan di mana otak dipenuhi oleh cairan bernama serebrospinal yang menyebabkan tekanan pada otak [1]. Dalam keadaan normal, cairan serebrospinal akan mengalir melalui ventrikel kemudian terserap menuju aliran darah [7].
Jika alirannya terhalang, cairan tadi akan terkumpul di otak. Jumlah cairan yang banyak ini akan memberikan tekanan yang besar pula pada otak sehingga otak tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik [7].
Jika dibiarkan, tekanan ini bisa menyebabkan kerusakan otak atau bahkan kematian [7].
Beberapa kasus hidrosefalus terjadi sejak lahir, namun ada pula yang muncul ketika kanak-kanak atau dewasa. Keadaan ini bisa muncul karena faktor genetik ataupun karena dampak dari tumor otak, luka kepala, dan sebagainya [5].
Untuk penderita yang mengalaminya sejak lahir, penyebabnya bisa berupa faktor genetik serta faktor lingkungan ketika dalam kandungan. Hidrosefalus kongenital bisa didiagosis sebelum bayi lahir menggunakan alat ultrasonik [4].
Ini bisa terjadi ketika hidrosefalus ada sejak lahir dan sudah diobati saat massa kanak-kanak, tetapi kondisinya masih tetap bertahan selama bertahun-tahun tanpa memperlihatkan gejala [4].
Keadaan ini terjadi setelah lahir sebagai hasil dari kondisi neurologis seperti trauma kepala, tumor otak, kista, atau pendarahan intraventikuler yang terjadi di sistem saraf pusat. Hidrofelus jenis ini bisa dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa [6]
Keadaan ini terjadi pada orang lanjut usia di mana ventrikel otak mengalami pembesaran tetapi tidak atau sedikit menyebabkan peningkatan tekanan di dalam ventrikel. Terkadang penyebabnya idiopatik, atau tidak diketahui [4].
Gejala hidrosefalus diketahui bervariasi tergantung usia penderitanya. Berikut rinciannya: [1, 2, 3, 6, 7]
1. Bayi
Perubahan Kepala:
Tanda-Tanda Fisik:
2. Batita (Bayi Di Bawah Tiga Tahun) & Anak-Anak
Tanda-Tanda Fisik:
Perubahan Kognitif dan Perilaku
3. Remaja dan Orang Dewasa
Berikut tanda-tandanya:
4. Lansia
Berikut adalah gejala hidrosefalus pada orang-orang yang berumur 60-an atau lebih.
Segera cari pertolongan medis bila bayi atau batita Anda mengalami gejala di bawah ini: [1]
1. Hidrosefalus Sejak Lahir
JIka seseorang menderita hidrosefalus sejak lahir, itu bisa disebabkan oleh kecacatan di otak yang menyebabkan tertahannya cairan serebrospinal. Ini biasanya terjadi karena kondisi medis tertentu [6].
Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab hidrosefalus sejak lahir: [6]
2. Hidrosefalus pada Anak-Anak dan Orang Dewasa
Hidrosefalus yang dialami golongan ini biasanya disebabkan oleh cedera atau penyakit [6].
Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab hidrosefalus [6].
3. Hidrosefalus pada Lansia
Orang lanjut usia biasanya mengalami Hidrosefalus Tekanan Normal (Normal Pressure Hydrocephalus) akibat cedera, pendarahan otak, atau infeksi otak. Walau demikian, kebanyakan kasus Hidrosefalus jenis ini tidak diketahui alasannya (idiopatik) [6].
Dokter akan melakukan diagnosis dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu [1]:
Jenis pengujian neurologis tergantung usia penderitanya [1]. Dalam pengujian tersebut, akan dicek [7]:
Berikut ini adalah beberapa jenis tes pencitraan otak: [1, 6]
Pencitraan ultrasonik menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar. Cara ini sering dipakai untuk bayi karena prosesnya sederhana dan resikonya rendah.
Caranya adalah dengan meletakkan alat ultrasonik pada titik lembut (fontanel) di bagian atas kepala bayi.
Cara ini menggunakan gelombang radio dan area magnetik untuk menghasilkan gambaran 3D detail atau tampilan penampang otak. Tesnya tidak sakit tetapi berisik dan Anda harus tiduran.
Pindaian MRI bisa memperlihatkan pembesaran ventrikel otak akibat cairan serebrospinal yang berlebih. Pemindaian MRI juga memungkinkan dipakai untuk mengidentifikasi penyebab hidrosefalus atau kondisi lain yang berkontribusi.
Cara ini menggunakan teknologi sinar-x yang terspesialisasi untuk menghasilkan tampilan penampang otak. Pemindaiannya tidak sakit dan cepat. Tetapi pasiennya perlu tiduran, sehingga anak-anak biasanya diberi obat penenang ringan.
Hidrosefalus bisa dsembuhkan dengan melakukan operasi. Para penderitanya memerlukan perawatan secepatnya untuk menghindari tekanan pada otak mereka. Jika tidak diobati, tekanan tersebut bisa menyebabkan cedera otak [6].
Berikut adalah beberapa tindakan pengobatan untuk penderita hidrosefalus [6].
Selama operasi, tenaga medis akan menanamkan sebuah tabung kecil bernama shunt ke dalam otak. Kelebihan cairan serebospinal di otak akan mengalir melalui shunt ke area lain dalam tubuh, biasanya perut. Dari sini, cairan tersebut akan terserap ke dalam darah. Anda bisa merasakan keberadannya sebagai benjolan di bawah kulit pada kepalamu.
Operasi shubt dilakukan oleh spesialis operasi otak dan sistem saraf. Biasanya berlangsung selama 1 hingga 2 jam di bawah pengaruh bius total.
Jika shunt ternyata memblok atau menginfeksi otak, operasi perbaikan shunt perlu dilakukan.
ETV adalah prosedur alternatif operasi shunt. Alih-alih memasukkan shunt, tenaga medis nantinya akan membuat sebuah lubang di otak agar cairan serebrospinal yang terjebak bisa keluar menuju permukaan otak.
Beberapa orang mungkin tidak cocok dengan prosedur ini. Tetapi itu bisa menjadi pilihan bila cairan serebrospinal terjebak karena adanya penghalang. Cairan akan terkuras oleh keberadaan lubang.
Pasien akan dibius total. Operasi mungkin akan berlangsung sekitar 1 jam.
Seperti shunt, ETV juga bisa memberikan resiko jangka panjang. Beberapa bulan atau tahun setelah operasi, ia bisa membentuk semacam penghalang yang menyebabkan kambuhnya gejala.
Hidrosefalus jenis ini terkadang bisa diobati dengan operasi shunt. Tetapi tidak semua penderitanya bisa disebuhkan dengan metodetersebut.
Karena operasi shunt beresiko komplikasi, Anda perlu melakukan tes untuk memastikan apakah tes ini aman.
1. Komplikasi pada Shunt
Shunt (alat berbentuk tabung kecil) bisa mengalami malfungsi. Dari sebuah data, 4 dari 10 alat shunt akan malfungsi pada satu tahun setelah operasi [6].
Terkadang shunt tidak berada di tempat yang semestinya ketika dipindai, sehingga perlu dilakukan operasi ulang untuk mengubah posisi [6].
Berikut adalah beberapa komplikasi yang terjadi akibat shunt: [6]
Keadaan ini cukup serius dan bisa berakibat pada penimbunan cairan di otak. Hal ini bisa menyebabkan cedera otak dan mendatangkan kembali gejala hidrosefalus.
Kondisi merupakan komplikasi yang biasa terjadi setelah operasi. 1 dari 5 anak mengalami hal ini. Orang dewasa memiliki resiko yang lebih rendah. Infeksi terjadi pada bulan-bulan pertama setelah operasi.
Gejalanya berupa:
2. Komplikasi Endoscopic Third Ventriculostomy (ETV)
ETV adalah prosedur menciptakan lubang kecil pada lantai otak agar cairan di otak bisa surut. Berikut adalah beberapa kemungkinan komplikasi yang terjadi setelah operasi ETV [6].
Jika ada masalah pada lubang, Anda bisa mengulangi prosedur atau mencoba menggunakan shunt [6].
Resiko lain bisa berupa [6]:
Berikut adalah beberapa cara-cara untuk mengurangi resiko terkena hidrosefalus: [3]
1. Anonim. Hydrocephalus. Mayo Clinic; 2019.
2. Tim Newman. Urinary incontinence: What you need to know. Medical News Today; 2017.
3. Amanda Delgado. Hydrocephalus (Water on the Brain). Healthline; 2017.
4. Anonim. Hydrocephalus. Hydrocephalus Association.
5. Lawrence M. Shuer & Rut Thakkar. Hydrocephalus. American Association of Neurological Surgeons.
6. Anonim. Hydrocephalus. NHS; 2020.
7. Anonim. Hydrocephalus Fact Sheet. National Institute of Neurological Disorders and Stroke; 2020.