Infertilitas dapat diartikan dengan ketidakmampuan seseorang atau pasangan untuk mempunyai keturunan walaupun sudah berhubungan intim tanpa pengaman selama setahun. [3,4]
Menurut statistik WHO yang terbaru, sekitar 50 sampai 80 juta orang di dunia berusaha dan berjuang dari infertilitasnya. Studi meta analisis terbaru menunjukan faktor pria pada kasus infertilitas mencapai 20-70%. [3]
Daftar isi
Gejala infertilitas pada pria antara lain [4] :
Perubahan hormon, faktor psikologi, ataupun masalah fisik dapat membuat seseorang untuk memulai atau bahkan mempertahankan ereksi.
Apabila hal tersebut menjadi kejadian yang biasa, hal ini akan mengganggu hubungan seksual atau menjadi tanda dari gangguan infertilitas pada pria.
Mempunyai masalah dalam mengetahui perubahaan sebelum dan saat ejakulasi, seperti penurunan volume, juga dapat menjadi tanda mendasar yang mengarah ke infertilitas pada pria.
Kesehatan testis adalah aspek penting dalam infertilitas pada pria. Testis yang kecil, keras, dan terasa kencang mungkin saja tanda lain dari gangguan hormonal.
Pada kejadian lain, testis yang bengkak, sakit, ataupun mengeras dapat menjadi tanda beberapa hal, salah satunya dalah infeksi yang juga dapat mempengaruhi kualitias sperma dan infertilitas.
Berbagai variasi dari ketidakseimbangan hormon dapat mempengaruhi infertilitas pada pria.
Testosteron adalah hormon kunci pada fertilitas pria. Apabila testis, yang mana memproduksi hormon ini, mengalami ganguan, maka dapat mengarah ke infertilitas.
Dua hormon pertanda lainnya pada testis untuk memproduksi sperma adalah luteinizing hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormone (FSH).
Glandula pituitari memproduksi hormon-hormon ini, maka apabila terdapat gangguan dengan glandula ini juga dapat mempengaruhi infertilitas.
Beberapa penyebab umum dari infertilitas pada pria adalah [6] :
Semen atau air mani adalah cairian kental berwarna putih susu yang keluar dari penis pria saat orgasme. Semen terdiri dari cairan dan sperma. Cairan tersebut datang dari glandula prostat, vesikula seminalis, dan glandula kelamin lainnya. Sperma di produksi oleh testis.
Saat pria ejakulasi dan melepas semen dari penis, cairan tersebut membantu sperma bergerak menghampiri sel telur.
Beberapa masalah yang mungkin terjadi adalah jumlah sperma yang rendah (dibawah 15 juta sperma), motilitas sperma yang rendah, dan juga bentuk sperma yang abnormal.
Jika sperma tidak memiliki bentuk yang benar, atau tidak bisa bergerak dengan cepat dan tepat menuju sel telur, pembuahan (konsepsi) akan menjadi susah.
Kualitas semen yang buruk juga tidak mampu membawa sperma dengan efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu (infeksi/kanker/pasca operasi), testis terlalu panas, masalah ejakulasi dan ketidakseimbangan hormon.
Seorang pria harusnya memiliki sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y. Jika seseorang memiliki jumlah lain, testis akan membuatnya abnormal dan kadar testosteron akan menurun disertai penurunan jumlah sperma.
Jika hal ini terjadi setelah pubertas, inflamasi pada testis dapat mempengaruhi produksi sperma.
Hipospadia adalah kondisi bawaan lahir dimana pembukaan uretra bukan diujung penis melainkan dibawah penis. Jika hal ini tidak diperbaiki melalui operasi maka dapat mengganggu transportasi sperma ke serviks wanita.
Fibrosis kistik adalah penyakit kronis yang menyerang glandula eksokrin, termasuk terhambatnya vas deferens. Vas deferens membawa sperma dari epididimis ke saluran ejakulasi dan uretra.
Terapi radiasi dapat mengganggu produksi sperma. Keparahan dari efek ini tergantung dari seberapa dekat testis dengan lokasi tujuan radiasi.
Beberapa obat dapat meningkatkan risiko infertilitas pada pria diantaranya sulfasalazine, steroid anabolik, kemoterapi, obat-obat terlarang, serta paparan zat-zat kimia tertentu (misalnya pestisida).
Beberapa kondisi yang berhubunga dengan penurunan fertilitas pria adalah anemia, sindrom cushing, diabetes dan penyakit tiroid.
Faktor resiko lain yang juga berkontribusi pada infertilitas adalah [5,6] :
Siapapun yang sudah mengalami gejala dari infertilitas dan sudah berusaha untuk memiliki keturunan lebih dari setahun (atau lebih dari 6 bulan apabila sudah berusia lebih dari 35 tahun) haruslah memeriksakan diri ke dokter untuk diagnosa lebih lanjut. [5]
Pada beberapa kasus, perubahan kecil pada gaya hidup dapat meningkatkan fertilitas. Namun pada kasus lainnya, terkadang membutuhkan penanganan tertentu. [5]
Dokter akan menanyakan kepada pria mengenai riwayat penyakit, pengobatan yang pernah dilakukan, dan kebiasan seksual disamping dari pemeriksaan fisik. [6]
Beberapa tes yang umumnya dilaksanakan [6] :
Beberapa komplikasi dapat terjadi akibat infertilitas dan penanganannya. Jika pembuahan tidak terjadi setelah beberapa bulan atau tahun mencoba, hal ini dapat membawa stress dan memungkinkan untuk depresi. [6]
Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan adalah [1,4] :
Pengobatan akan sangat bergantung pada banyak faktor, termasuk umur, lamanya kondisi infertil, preferensi pribadi, dan keadaan umum dari orang tersebut. [6]
Pengobatan infertilitas pada pria akan tergantung dengan penyebab yang mendasarinya, diantaranya [6] :
Pada pengobatan herbal, beberapa tanaman herbal dapat digunakan untuk mengatasi infertilitas pada pria. [2]
Cardiospermum halicacabum atau yang disebut paria gunung adalah salah satu contohnya. Ekstrak pada dosis 100-200mg/kg dapat meningkatkan jumlah sperma, motilitas sperma, dan kemungkinan pembuahan. [2]
Beberapa obat herbal cina juga dapat membantu, seperti [2] :
1. Cashmere Lashkari. Preventing Male Infertility. News Medical Life Science; 2019.
2. Dissanayake, D.M.I.H., Keerthirathna, W.L.R., L. Dinithi C. Peiris. Male Infertility Problem: A Contemporary Review on Present Status and Future Perspective. Journal of Sage; 2019.
3. Emad Babakhanzadeh, Majid Nazari, Sina Ghasemifar, Ali Khodadadian. Some of The Factors Involved in Male Infertility: A Prospective Review. International Journal of General Medicine; 2020.
4. Jill Seladi Schulman. Everything You Need to Know About Infertility. Healthline; 2019.
5. Jon Johnson. Signs and Symptoms of Infertility. Medical News Today; 2019.
6. Yvette Brazier. Infertility in Men and Women. Medical News Today; 2018.