Daftar isi
Intoleransi makanan adalah terminologi luas untuk mendeskripsikan berbagai macam reaksi balik dari makanan yang menyebabkan gejala tertentu setelah mengonsumsi sebuah makanan. [1]
Intoleransi makanan juga dapat diartikan sebagai ketidakmampuan untuk mencerna makanan tertentu dan mengalami reaksi fisik yang tidak diinginkan terhadap makanan tersebut. [2]
Kondisi intoleransi makanan sering sekali terjadi. Menurut beberapa estimasi, intoleransi makanan menyerang sekitat 15 hingga 20% penduduk dunia. [3]
Jumlah penderita intoleransi makanan telah meningkat drastis dalam beberapa tahun belakangan, namun sulit untuk diketahui apakah penderita tersebut benar-benar mengalami intoleransi atau tidak. Banyak orang yang percaya mereka mengalami intoleransi makanan karena mereka mengalami gejala-gejala yang tidak diinginkan. [2]
Jika dibandingkan dengan alergi makanan, kondisi intoleransi makanan hanya menyebabkan gejala saluran cerna saja. Alergi makanan akan menghasilkan reaksi sistem imun dan kondisi ini tidak terjadi pada intoleransi makanan. [2]
Jenis intoleransi makanan dapat dikategorikan sebagai berikut [1] :
Kondisi metabolik dapat meliputi intoleransi laktosa (defisiensi enzim) dan malabsorpsi karbohidrat (termasuk fruktosa, poliol, dan sukrosa). [1]
Reaksi farmakologi merupakan reaksi alergi terhadap senyawa makanan tertentu seperti kafein, monosodium glutamat (MSG), atau senyawa kimia alami lainnya dalam makanan (salisilat dan golongan amina). [1]
Reaksi toksik dapat meliputi keracunan makanan dan toksin ikan tertentu. [1]
Reaksi ini dapat meliputi intoleransi terhadap sulfit (biasa digunakan pada buah kering), dan benzoat (biasa digunakan pada minuman bersoda). Bahan tambahan ini juga terlaporkan dapat menyebabkan asma dan anafilaksis. [1]
Seorang penderita intoleransi makanan akan merasakan ketidaknyamanan pada tubuh setelah mengonsumsi makanan tertentu. Gejala yang dialami dapat bervariasi dan umumnya terjadi pada saluran cerna. [3]
Beberapa gejala intoleransi makanan yang sering terjadi adalah [1,3] :
Pada penderita intoleransi makanan, jumlah makanan yang dikonsumsi orang tersebut menentukan keparahan dari gejala yang muncul. [3]
Gejala intoleransi makanan terjadi beberapa saat setelah penderita mengonsumsi makanan tertentu dan dapat berlanjut hingga menyebabkan kondisi gawat darurat. Lama waktu tersebut dapat berlangsung selama beberapa jam dan gejala dapat bertahan selama beberapa jam hingga hari. [3]
Penyebab intoleransi makanan terkadang tidak jelas penyebabnya. Jika gejala muncul setelah anda mengonsumsi susu dan produk olahannya, anda mungkin mengalami intoleransi laktosa. Hal ini menandakan bahwa tubuh anda tidak dapat mencerna laktosa, sebuah gula alami dalam susu dan produk olahannya. [2]
Beberapa orang mengalami kesulitan untuk mencerna gandum dan mengalami kembung, masuk angin, diare, lemas, dan sakir perut setelah mengonsumsi roti. [2]
Beberapa hal lain yang dapat menyebabkan intoleransi adalah bahan tambahan makanan atau senyawa lain dalam makanan tersebut, seperti [2] :
Anda dapat pergi ke dokter jika anda merasa membutuhkan tes tambahan untuk mempertegas diagnosis. Anda atau anak anda dapat ke dokter jika mengalami gejala pencernaan (seperti nyeri perut dan diare) dan [2] :
Intoleransi dan alergi makanan dapat memiliki gejala yang serupa. Kondisi ini dapat menyulitkan dokter untuk mendiagnosis. Diagnosis akan menjadi semakin sulit apabila orang tersebut memiliki beberapa jenis intoleransi makanan. [3]
Gejala dari intolerasi makanan dapat juga menjadi mimik dari gejala kondisi pencernaan kronis seperti IBS. Walaupun demikian, beberapa pola gejala dapat membantu dokter untuk mengeliminasi diferensial diagnosis. [3]
Anda dapat mencatat riwayat makanan yang telah dikonsumsi, gejala yang muncul, dan waktunya. Data ini dapat membantu anda dan dokter untuk menentukan makanan atau senyawa apa yang menjadi penyebab utama. [3]
Disamping intoleransi laktosa dan penyakit celiac, tidak ada tes yang akurat dan dapat dipercaya penuh untuk mengidentifikasi intoleransi laktosa. Alat diagnostik terbaik adalah untuk mengevaluasi makanan, atau juga dapat disebut dengan tes eliminasi atau tes diagnostik. [3]
Dokter juga dapat merekomendasikan tes alergi kulit atau tes darah untuk mengetahui apakah anda mengalami alergi makanan atau tidak. [3]
Untuk tes alergi tusuk kulit, dokter akan menaruh sedikit makanan pada punggung atau lengan seseorang dan menusuk kulit orang tersebut dengan jarum. Jika terjadi reaksi kulit pada tusukan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami alergi. [3]
Tes darah juga dapat dilakukan untuk mengukur kadar antibodi imunoglobulin E (IgE). Kadar IgE yang tinggi dapat mengindikasi bahwa orang tersebut mengalami alergi. [3]
Tidak ada penyembuhan untuk mengobati intolerasni makanan. Cara terbaik untuk menghindari gejala intoleransi makanan adalah dengan menghindari makanan tertentu atau mengonsumsinya dalam jumlah yang lebih kecil. Seseorang juga dapat mengonsumsi suplemen untuk mengatasi masalah pencernaan. [3]
Anda juga dapat mengonsultasikan dengan dokter jika anda mengalami intoleransi makanan tertentu sebelum mengeliminasinya dari jenis makanan anda. Misalnya, jika anda mengalami intoleransi laktosa, anda dapat bertanya dengan dokter mengenai sumber nutrisi pengganti yang serupa dengan susu sapi. [2]
Jika seseorang mengalami intolerasi atau alergi makanan, mereka harus menghindari makanan yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Mereka juga dapat memeriksa bahan makanan dari produk tersebut sebelum mengonsumsinya. [4]
Sejak tahun 2004, The Food Allergy Labeling and Consumer Protection Act (FALCPA) mengatakan bahwa semua makanan yang di kemas oleh pabrik di Amerika Serikat harus memberikan informasi mengenai 8 alergen utama yaitu susu, telur, gandum, kedelai, kacang tanah, kacang polong, ikan, dan seafood. [4]
1. Anonim. Food Intolerance. ASCIA; 2019.
2. Anonim. Food Intolerance. NHS; 2019.
3. Marc Meth, MD, FACAAI, FAAAI & Yvette Brazier. What is a Food Intolerance?. Medical News Today; 2020.
4. J. Keith Fisher, M.D. & Yvette Brazier. Is It a Food Allergy or an Intolerance?. Medical News Today; 2019.