Daftar isi
Jeruk Jepara atau yang juga dikenal dengan nama jeruk swing merupakan salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari tanah jawa.
Jeruk ini memiliki nama latin Limnocitrus Littoralis Swingle. Dilaporkan dalam World Conservation Monitoring Center bahwa Jeruk ini memiliki status terancam punah. [1]
Awal mulanya, ditemukan oleh Johannes Elias Tejismaan di pantai lasem, jepara. Jeruk Jepara ditemukan sekitar 150 tahun yang lalu.
Karena sang penemu merupakan direktur kebun raya bogor, buah ini kemudian didaftarakan sebagai tanaman endemik Indonesia asal jawa tengah.
Kemudian beberapa tahun kemudian sempat dinyatakan hilang ketika ada permintaan budidaya dari Hawaii.
Selang 10 tahun dinyatakan telah ditemukan kembali oleh seorang mahasiswa asal Jepara.
Jeruk ini ditemukan tumbuh liar di kota Jepara tanpa mengalami kerusakan.
Jeruk jepara memiliki daya tahan yang tinggi, mampu hidup liar tanpa perawatan khusus dan tumbuh di daerah berpasir dengan kadar garam tinggi.
Konon katanya, selaian di Jepara, Jeruk ini juga ditemukan pada provinsi kepulauan Riau dan negara tetangga Vietnam.
Sayangnya tetap terdapat perbedaan antara keduanya.
Pada umumnya, buah jeruk dikenal dengan kandungan gizi baik yang mana memiliki anti oksidan yang tinggi.
Berikut ini adalah kandungan gizi dalam 100 gram buah jeruk jepara yang bermanfaat bagi tubuh
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Jeruk, mentah, dengan kulitnya | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 63 | Kalori Dari Lemak: | 2.5 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 0.3 g | 0.46 % | |
Lemak Jenuh | 0 g | 0.17 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 2 mg | 0.08 % | |
Total Karbohidrat | 15.5 g | 5.17 % | |
Serat | 4.5 g | 18 % | |
Gula | 0 | ||
Protein | 1.3 g | 2.6 % | |
Vitamin A | 5 % | Vitamin c | 118.35 % |
Kalsium | 7 % | Zat besi | 4.44 % |
Src : Jeruk, mentah, dengan kulitnya *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Top 10 Gizi | |||
---|---|---|---|
Penyajian 100gr | %Kebutuhan Harian | ||
Vitamin C | 71 mg | 118 % | |
Serat makanan | 4.5 g | 18 % | |
Folat | 30 mcg | 8 % | |
Tiamin | 0.1 mg | 7 % | |
Kalsium | 70 mg | 7 % | |
Kalium | 196 mg | 6 % | |
Total Karbohidrat | 15.5 g | 5 % | |
Vitamin A | 250 IU | 5 % | |
Vitamin B6 | 0.1 mg | 5 % | |
Besi | 0.8 mg | 4 % | |
Dalam 100 gram jeruk jepara memiliki kandungan vitamin C yang sangat tinggi sekitar 71 mg, kemudian disusul oleh kandungan serat makanan sebanyak 4.5 g dan folat 30 mcg.
Selain kaya akan ketiga kandungan tersebut, jeruk jepara juga kaya akan kandungan Tiamin, Kalsium, Kalium, Karbohidrat, Vitamin A, Vitamin B6 dan Zat Besi.
Dengan kadar vitamin C yang tinggi, tentu jeruk jepara memiliki banyak manfaat baik bagi tubuh.
Inflamasi merupakan kata lain dari peradangan. Peradangan merupakan bentuk mekanisme tubuh secara alami melawan benda asing yang akan membahayakan tubuh.
Salah satu penyebab ketika peradangan tetap terjadi yang mana sistem imun tidak mampu menahan serangan benda asing yaitu terjadinya penyakit kronis. [2]
Kebiasaan manusia dengan gaya hidup yang tidak sehat, serta kurang olahraga dan kurang memahami akan bahaya makanan cepat saji merupakan awal mula terjadinya peradangan pada tubuh.
Secara umum, peradangan terbagi menjadi dua yaitu peradangan akut dan peradangan kronis. [3]
Menurut laporan World Health Organization, peradangan kronis merupakan salah satu penyebab tertinggi kematian di dunia. [3]
Penelitian mengatakan, 60% penyebab manusia di dunia meninggal karena mengalami penyakit peradangan kronis seperti penyakit stroke, penyakit pernapasan, penyakit jantung, penyakit kanker, dan obesitas. [4]
Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat anti inflamasi dapat membantu mengaktifkan senyawa bioaktif yang berkonsentrasi pada penikatan kesehatan tubuh. [5]
Dalam penelitian yang dilakukan pada daun jeruk jepara, melalui hidrodistlasi dan kromatografi gas ditemukan efek anti inflamasi pada minyak daun jeruk jepara yang mampu melawan generasi oksida nitrat. [6]
Maka dari itu dipercaya bahwa dengan menggunakan daun jeruk jepara dapat membantu mencegah terjadinya penyakit inflamasi kronis.
Kosmetik merupakan salah satu jenis zat yang berasal dari bahan kimia maupun bahan alami dengan tujuan untuk meningkatkan penampilan.
Namun tidak sedikit kosmetik yang memiliki kandungan zat aditif seperti pengawet, penstabil, pigmen mineral, serta pewarna. [7]
Hal ini tentunya berdampak tidak baik bagi kesehatan kulit manusia, seperti menimbulkan efek penuaan dini, alergi, iritasi hingga mengganggu kesehatan lainnya seperti kanker kulit. [7]
Dampak dari penggunaan kosmetik, tidak akan terasa dalam waktu yang singkat, namun dalam jangka waktu yag panjang dapat menyebabkan terjadinya reaksi alergi bagi kulit serta dermatitis kontak. [8]
Sehingga kini banyak perusahaan kosmetik yang memilih untuk menggunakan ekstrak bahan alami yang notaben tidak akan membahayakan kulit manusia.
Salah satu bahannya adalah ekstrak jeruk jepara uang memiliki efek soothing dan mampu mencegah penuaan dini. [9]
Parfum terkenal dengan penggunaan bahan kimia. Namun seiring berjalannya waktu, penggunaan bahan dasar kimia kita telah banyak diubah menggunakan ekstrak bahan alami.
Dalam penelitian yang dilakukan menggunakan bahan dasar minyak atsiri atau essential oil berbahan dasar daun jeruk jepara memiliki komponen kimia p-pinena dan p-mirsena. [12]
Jumlah komponen kimia p-pinema dan p-mirsena termasuk tinggi sehingga dipercaya dapat dijadikan bahan dasar untuk pembuatan parfum. [12]
Kulit merupakan organ tubuh yang memiliki peran sangat penting. Kulit berfungsi untuk melapisi sekaligus pelindung tubuh bagian luar.
Perannya juga untuk menjaga tubuh dari serangan luar seperti radikal bebas yang dapat mengganggu kesehatan tubuh.
Namun dengan mengkonsumsi vitamin C yang cukup maka akan mampu membantu kinerja kulit.
Hal ini karena vitamin C akan membantu kulit untuk membuat kolagen baru, membuang oksidan yang berbahaya, menghambat melanogenesis dan menangkal radikal bebas. [13]
Dengan demikian maka kulit akan terjaga dari kondisi keratosis maupun kanker kulit.
Sebagaimana diketahui bahwa buah jeruk jepara memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa ini akan berpengaruh pada kesehatan kulit.
Flu atau influenza merupakan salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan hidung, tenggorokan dan paru-paru.
Influenza disebabkan oleh penularan melalui airborne atau udara, respon tubuh akibat suhu atau cuaca yang ekstrim, serta kecapekan.
Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kandungan Vitamin C akan membantu tubuh menjadi lebih kuat dan mampu mengatasi penyakit seperti influenza.
Dalam penelitian, ditemukan bahwa vitamin C dapat mempersingkat durasi terjadinya influenza. [14]
Maka dari itu mengkonsumsi buah jeruk jepara juga dapat dijadikan alternatif bagi penderita flu atau influenza.
Kandungan vitamin C pada jenis-jenis jeruk sudah tidak diragukan lagi.
Hal ini menjadi jawaban mengapa jeruk pada umumnya memiliki rasa yang asam.
Vitamin C sendiri merupakan salah satu vitamin yang larut dalam air.
Vitamin C dalam tubuh manusia tidak dapat disintesis sebagaimana pada hewan. Sehingga mengapa vitamin C menjadi salah satu yang sangat baik bagi tubuh.
Vitamin C dikenal memiliki tingkat toksisitas rendah sehingga penggunaan berlebihan tidak terlalu berbahaya. [10]
Namun konsumsi vitamin C yang berlebihan dapat mengganggu kesehatan diantaranya adalah terjadinya mual, diare, kram perut serta gangguan gastrointestinal karena efek osmotik. [10]
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, penggunaan vitamin C pada dosis yang tinggi atau berlebihan dapat membahayakan tubuh melalui berbagai jenis penyakit.
Zat Besi merupakan salah satu jenis zat atau mineral yang memiliki peran penting bagi tubuh.
Zat Besi memiliki fungsi untuk membantu pembentukan hemoglobin atau sel dalam merah dalam tubuh.
Dalam mengkonsumsi jeruk jepara dengan jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan penyerapan zat besi yang berlebihan.
Hal ini disebabkan oleh jumlah vitamin C yang terkandung dalam jeruk jepara adalah sangat tinggi.
Sehingga bagi penderita hemochromatosis herediter, dapat menyebabkan terjadinya gangguan atau kerusakan jaringan pada tubuh. [10]
Penelitian menunjukan, kelebihan dosis vitamin C dapat bersifat pro oksidan yaitu dapat menyebabkan kerusakan kromosom dan DNA. [11]
Apabila terjadi kerusakan kromosom serta DNA, maka penderita akan mengalami kelainan.
Penyimpanan jeruk jepara kurang lebih sama dengan jeruk lainnya.
Apabila di simpan pada lemari pendingin maka akan memiliki daya tahan yang lebih lama dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu ruangan.
Caranya adalah dengan membersihkan terlebih dahulu, kemudian letakan pada wadah atau plastik tertutup dan simpan di lemari pendingin.
Sebagai catatan sebaiknya konsumsi jeruk secepatnya setelah dipetik, khususnya yang sudah matang.
Hal tersebut untuk menghindari terjadinya kebusukan pada buah jeruk.
Untuk mengkonsumsi jeruk jepara, dapat dilakukan layaknya jenis jeruk lainnya. Berikut diantaranya.
Buah jeruk pada umumnya memiliki cara konsumsi yang tidak jauh berbeda.
Jeruk jepara juga dapat dikonsumsi secara langsung dan dapat dijadikan bahan olahan.
Untuk mengkonsumsi langsung, pilihlah buah jeruk jepara yang sudah matang dengan warna kuning pada kulit.
Namun sebaiknya tidak semata-mata mengkonsumsi langsung, karena buah ini memiliki rasa yang asam dan sedikit asin sehingga tidak terlalu enak.
Akan lebih baik jika dipadukan dengan makanan lain.
Biasanya buah ini dijadikan oleh-oleh khas kota jepara untuk para wisatawan yang datang berkunjung.
Selain di konsumsi langsung, jeruk jepara juga dapat dijadikan sebagai bahan olahan seperti minuman.
Untuk membuat minuman jeruk adalah hal yang mudah.
Hanya dengan mengambil air perasan jeruk yang telah matang.
Kemudian tuangkan ke dalam gelas dan tambahkan pemanis (gula atau madu).
Lalu tambahkan air dan siap dikonsumsi.
Jeruk jepara juga dapat dijadikan sebagai pelengkap makanan.
Beberapa jenis makanan membutuhkan pelengkap seperti soto, sambal, sop dan siomay pada umumnya.
Untuk mengkonsumsi sebagai bahan pelengkap hanya butuh mengambil air dan mencampur pada makanan yang akan di konsumsi.
Namun karena memiliki kadar air yang sedikit, maka kemungkinan membutuhkan banyak buah jeruk jepara untuk dijadikan pelengkap.
Jeruk juga dapat dijadikan sebagai bahan marinasi olahan pangan.
Yang paling umum diketahui adalah ikan yang memiliki aroma amis tinggi.
Biasanya sebelum mengolah ikan, akan ditambahkan perasan jeruk jepara untuk menghilangkan bau dan rasa amis yang ada pada ikan.
Selain itu, olahan ayam juga dapat menggunakan buah jeruk untuk penambah rasa yang segar pada daging ayam.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memerah jeruk pada ayam yang telah dibersihkan lalu diamkan sejenak hingga meresap.
1) World Conservation Monitoring Center. 1998. The IUCN Red List. Limnocitrus Littoralis.
2) Barry Sears. 2015. J Am Coll Nut. Anti-Inflammatory Diets.
3) Roma Pahwa., Amandeep Goyal., Pankaj Bansal., Ishwarlal Jialal. 2020. StatPearls Treasure Island. Chronic Inflammation.
4) Tsai DH., Riediker M., Berchet A., Paccaud F., Waeber G., Vollenweider P., Bochud M. 2019. Environ Sci Pollut Res Int. Effects of short- and long-term exposures to particulate matter on inflammatory marker levels in the general population.
5) Bernhard Watzl. 2008. Int J Vitam Nutr Res. Anti-inflammatory effects of plant-based foods and of their constituents.
6) Tuan Quoc Doan., Duc Viet Ho., Nhan Trong Le ., Anh Tuan Le ., Kiem Van Phan ., Hoai Thi., Nguyen., Ain Raal. 2019. Nat Prod Res. Chemical composition and anti-inflammatory activity of the essential oil from the leaves of Limnocitrus littoralis (Miq.) Swingle from Vietnam.
7) Biljana Kaličanin., Dragan Velimirović. 2016. Biol Trace Elem Res. A Study of the Possible Harmful Effects of Cosmetic Beauty Products on Human Health.
8) A. Panico., F. Serio., F. Bagordo., T. Grassi., A. Idolo., M. De Giorgi., M. Guido., M. Congedo., A. De Donno. 2019. J Prev Med Hyg. Skin safety and health prevention: an overview of chemicals in cosmetic products.
9) Nancy Sauvan., Isabelle Renimel., Cecile Lamy., Delphine Dupont. 2006. LVMH Recherche. Cosmetic composition containing an extract of Limnocitrus littoralis.
10) Institute of Medicine. 2000. Washington, DC: National Academy Press. Food and Nutrition Board. Dietary Reference Intakes for Vitamin C, Vitamin E, Selenium, and Carotenoidsexternal link disclaimer.
11) Podmore ID., Griffiths HR., Herbert KE., Mistry N., Mistry P., Lunec J. 1998. PubMed. Vitamin C exhibits pro-oxidant properties.
12) Andria Agusta.,Yuliasri Jamal. 1999. Berita Biologi. Komposisi Minyak Atsiri dari Tiga Jenis Tumbuhan Rutaceae.
13) Juliet M. Pullar., Anitra C. Carr., dan Margreet C. M. Vissers. 2017. Multidisciplinary Digital Publishing Institute. The Role of Vitamin C in Skin Health.
14) Hemila H. 2007. Am Fam Physician. The Role of Vitamin C in The Treatment of The Common Cold.