Tinjauan Medis : dr. Katya Saphira, M.Gizi
Kacang pinus mengandung beragam vitamin dan mineral. Vitamin K, tembaga, magnesium, mangan, dan vitamin serta mineral lainnya bermanfaat dalam proses penyembuhan luka, mencegah penyakit kronis, menjaga
Daftar isi
Kacang pinus berasal dari tumbuhan yang bernama pinus dan memiliki nama latin Casuarina equisetifolia. Di daerah Indonesia sendiri, tumbuhan pinus memiliki nama lain yang disebut dengan tusam.
Setiap pohon pinus memang menghasilkan buah atau biji yang tergantung di beberapa rantingnya, namun hanya terdapat beberapa pinus yang memang benar-benar dibudidayakan untuk dikonsumsi bijinya atau untuk menghasilkan kacang pinus.
Kacang pinus sering kali digunakan sebagai makanan ringan atau produk olahan sebagai tepung. Selain itu kacang pinus juga dapat diambil ekstrak minyaknya untuk memasak bahan makanan [1,2]
Kacang pinus memiliki beberapa karakteristik yang unik yang dapat membedakannya dengan jenis kacang lainnya. Kacang pinus diperoleh dari bunga pinus yang telah dibuahi. Bentuk bunganya seperti kelapa sawit namun ada yang bilang lebih mirip seperti sisik.
Bunga pinus yang menghasilkan kacang yang sudah matang akan berwarna oranye dan memiliki kulit yang sangat keras. Kacang pinus juga memiliki ukuran yang agak panjang dibandingkan dengan kacang tanah dan berwarna krem atau putih sedikit kekuning-kunigan.
Selain itu kacang pinus juga memiliki rasa unik, dimana rasa gurih dan sedikit pahit yang membuatnya menjadi nikmat untuk dijadikan sebagai cemilan ataupun campuran dalam masakan [1,2]
Diseluruh dunia terdapat berbagai macam jenis tumbuhan pinus, namun hanya beberapa jenis dari tumbuhan pinus yang dibudidayakan khusus untuk dikonsumsi bijinya.
Berikut ini beberapa macam jenis kacang pinus menurut wilayah persebarannya :
Kacang pinus asia merupakan salah satu jenis kacang pinus yang berasa dari tumbuhan pinus yang dibudidayakan di daerah Asia, seperti pinus korea, pinus chilgoza, pinus siberia dan pinus putih china.
Jenis kacang pinus asia ini memiliki karateristik dengan kulit yang lebih keras dan susah dikelupas. Selain itu, dari segi ukuran kacang pinus asia lebih pendek dibanding dengan jenis kacang pinus eropa [1,4]
Kacang pinus eropa merupakan kacang pinus yang berasal dari jenis tumbuhan pinus yang dibudidayakan di Eropa, seperti pinus pinea dan pinus swiss.
Kedua jenis tumbuhan pinus eropa tersebut menghasilkan kacang pinus dengan karektiristik ukuran yang lebih panjang dibandingkan dengan kacang pinus asia dan kulitnya walaupun keras juga lebih mudah dikupas [1,4].
Berikut ini kandungan gizi pada 100 g kacang pinus kering :
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Kacang, kacang pinus, kering | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 673 | Kalori Dari Lemak: | 572.2 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 68.4 g | 105.18 % | |
Lemak Jenuh | 4.9 g | 24.49 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 2 mg | 0.08 % | |
Total Karbohidrat | 13.1 g | 4.36 % | |
Serat | 3.7 g | 14.8 % | |
Gula | 3.6 g | ||
Protein | 13.7 g | 27.38 % | |
Vitamin A | 0.58 % | Vitamin c | 1.33 % |
Kalsium | 1.6 % | Zat besi | 30.72 % |
Src : Kacang, kacang pinus, kering *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Top 10 Gizi | |||
---|---|---|---|
Penyajian 100gr | %Kebutuhan Harian | ||
Mangan | 8.8 mg | 440 % | |
Lemak total | 68.4 g | 105 % | |
Vitamin K | 53.9 mcg | 67 % | |
Tembaga | 1.3 mg | 66 % | |
Magnesium | 251 mg | 63 % | |
Fosfor | 575 mg | 57 % | |
Vitamin E (Alpha Tokoferol) | 9.3 mg | 47 % | |
Seng | 6.4 mg | 43 % | |
Kalori | 673 | 34 % | |
Besi | 5.5 mg | 31 % | |
Kacang pinus memiliki berbagai macam kandungan gizi yang baik untuk kesehatan dan salah satu kandungan gizi tersebut adalah zat besi. Zat besi diketahui merupakan senyawa yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk sel darah merah yang berguna untuk transportasi oksigen kepada jaringan tubuh.
Kacang pinus memiliki beberapa macam kandungan senyawa di dalamnya yang apabila dikonsumsi oleh tubuh dapat menghasilkan manfaat baik bagi tubuh. Salah satu senyawa yang terdapat kacang pinus adalah protein.
Protein merupakan salah satu senyawa yang sangat penting bagi tubuh dan peranannya sangat kompleks. Peranan protein yang paling kompleks adalah mengganti jaringan yang rusak pada tubuh, seperti kolagen dan elastin yang merupakan komponen pada jaringan ikat pada kulit.
Selain itu protein juga berperan banyak dalam menunujang pertumbuhan dan perkembangan otot, jaringan, dan tulang pada tubuh [2,5].
Protein merupakan senyawa dengan peranan yang sangat kompleks untuk kesehatan tubuh.
Kacang pinus memiliki kandungan gizi yang cukup banyak, sehingga dapat memberikan manfaat kesehatan yang baik bagi tubuh. Berikut ini beberapa manfaat kacang pinus untuk kesehatan:
Apabila mengonsumsi kacang pinus dengan kadar dan cara yang tepat, kacang pinus dapat memberikan manfaat kesehatan untuk jantung. Hal ini dikarenakan kacang pinus dapat mengurangi kadar kolesterol di dalam tubuh yang dapat mengganggu kesehatan jantung.
Kacang pinus mengandung senyawa lemak baik atau HDL (High Density Lipoprotein) yang dapat berfungsi mengurangi kadar kolesterol dan menjaga kesehatan pembuluh darah agar tidak tersumbat.
Selain itu, kacang pinus juga mengandung senyawa magnesium yang merupakan salah satu senyawa yang dapat mencegah terjadinya penyakit atherosklerosis yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit jantung, seperti gagal jantung, stroke hingga serangan jantung [5,6]
Atherosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penumpukkan didalam pembuluh darah yang disebabkan oleh penumpukan kolesterol ataupun kalsium
Salah satu manfaat lain dari kacang pinus adalah dapat memperlambat proses penuaan pada kulit ataupun tulang. Hal ini dikarenakan kacang pinus memiliki senyawa yang dapat memproduksi kolagen dan elastin pada tubuh, senyawa tersebut adalah tembaga.
Senyawa tembaga diketahui merupakan komponen utama bagi tubuh untuk memproduksi kolagen dan elastin dimana kedua senyawa tersebut di butuhkan oleh tubun untuk memperbaiki jaringan ikat atau kolagen yang telah rusak [1,5,7]
Kolagen merupakan senyawa yang dapat meregenerasi sel-sel yang telah rusak di dalam tubuh.
Kacang pinus juga memiliki khasiat dalam mengurangi kadar gula yang ada di dalam tubuh seseorang. Hal ini dikarenakan terdapat senyawa, seperti riboflavin, magnesium dan juga mangan di dalam kacang pinus.
Riboflavin dan mangan merupakan dua senyawa yang berfungsi mengubah atau mencerna karbohidrat di dalam tubuh menjadi untuk dijadikan sebagai sebuah energi.
Kemudian, tugas dari magnesium sendiri berguna dalam proses regulasi gula, yaitu sebagai pengatur atau pencaga keseimbangan kadar gula dalam darah dengan cara merangsang prankeas untuk menghasilkan hormon insulin lebih banyak sehingga dapat mengurangi kadar gula darah pada tubuh [8,10].
Salah satu manfaat utama dalam mengonsumsi kacang pinus adalah menjaga kesehatan tulang pada tubuh. Sebut saja beberapa senyawa yang terdapat di dalam kacang pinus yang memiliki peranan dalam menjaga kesehatan tulang, seperti fosfor, magnesium, mangan, tembaga, vitamin K dan juga kalsium.
Senyawa fosfor dan kalsium merupakan senyawa yang dapat menjaga kadar osteocalcin yang berada di tulang agar tidak terkikis terlalu banyak yang diakibatkan oleh sel mati. Kemudian, kandungan seperti vitamin K berperan dalam mengantarkan kalsium pada tulang agar tidak menyebabkan penumpukan pada pembuluh darah.
Selain itu terdapat senyawa magnesium yang berfungsi untuk merangsang tubuh untuk lebih banyak menyerap senyawa kalsium lebih banyak. Dan yang terakhir terdapat kandungan mangan yang jika dikombinasikan dengan tembaga, seng, vitamin K dan juga kalsium dapat meningkatan kepadatan mineral yang terdapat pada tulang [5,9]
Kacang pinus juga diakui dapat membantu mempercepat penyembuhan luka apabila dikonsumsi secara tepat. Hal ini dikarenakan kacang pinus memiliki beberapa senyawa yang dapat mempercepat penyumbuhan luka, yaitu mangan dan vitamin K.
Mangan dan vitamin K dapat merangsang jaringan tubuh untuk berkontraksi, sehingga pori-pori yang terdapat pada luka tersebut dapat tertutup dan luka akan lebih cepat sembuh [10].
Kacang pinus merupakan salah satu dari kacang-kacangan yang dapat memberikan manfat yang luar biasa untuk kesehatan tubuh.
Selain memberikan manfaat kacang pinus juga dapat memberikan efek samping yang tentunya sangat buruk untuk kesehatan tubuh. Berikut ini beberapa efek samping kacang pinus:
Salah satu ciri khas dari keluarga kacang-kacangan adalah mempunyai senyawa yang dapat menimbulkan asam urat pada seseorang. Hal ini dikarenakan keluarga kacang-kacangan, seperti kacang pinus memiliki senyawa purin di dalamnya.
Senyawa purin merupakan senyawa alami yang terdapat di setiap tubuh mahluk hidup dan merupakan senyawa yang penting bagi tubuh. Namun, jika senyawa ini terlalu banyak di dalam tubuh dapat menimbulkan penumpukan pada bagian sendi dan otot tubuh.
Penumpukkan purin ini menyebabkan rasa nyeri yang sangat sakit dan sangat mengganggu [5].
Suku kacang-kacangan juga memiliki beberapa senyawa yang menyebabkan efek anti-gizi pada tubuh. Hal ini dikarenakan kacang pinus, yang merupakan suku kacang-kacangan memiliki senyawa tanin.
Tanin merupakan senyawa yang dapat berikatan dengan senyawa lain, seperti kalsium, seng, tembaga dan fosfor. Ketika senyawa-senyawa tersebut telah berikatan dengan senyawa tanin maka tubuh tidak dapat lagi menggunakan senyawa tersebut yang berakibat tubuh kekurangan gizi [11].
Salah satu kelemahan dari keluarga kacang-kacangan adalah memiliki kandungan senyawa yang dapat berdampak buruk untuk kesehatan tubuh.
Kacang pinus pada umumya seperti jenis kacang-kacang yang lainnya, dimana apabila tidak disimpan dengan benar dan tepat akan menyebabkan kacang menjadi tengik, busuk, ataupun jamuran.
Berikut ini beberapa tips dalam menyimpan kacang pinus :
Menyimpan kacang pinus di dalam freezer membuatnya menjadi beku dan mempertahankan lebih lama kondisi segarnya. Kacang pinus yang dalam keadaan beku dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya [2,3]
Dengan tips menyimpan seperti diatas diharapkan kacang pinus dapat disimpan dengan waktu yang sangat lama dan dapat menjaga kondisinya dalam keadaan segar
Kacang pinus memiliki rasa gurih dengan sedikit rasa pahit di dalamnya menjadikannya sebagai kacang yang nikmat untuk dikonsumsi secara langsung.
Berikut ini beberapa tips konsumsi kacang pinus :
Campuran Salad
Sebagai Minuman
Kacang pinus harus diolah dengan benar agar rasa pahit di dalamnya dapat dihilangkan atau setidaknya di netralisir dengan bahan-bahan yang lainnya
1. Vikas Kumar. Casuarina equisetifolia L.: A potential tree. Vol. 3, No. 9. International Journal of Agriculture and Biology; 2013.
2. Kayin xie, Elizabeth A. Miles, Philips C. Chalders. A Review Of The Potential Health Benefits Of Pine Nut Oil and Its Characteristic Fatty Acid Pinolenic Acid. Faculty of Medicine, University of Southampton; 2016.
3. Prof. Dr. Sezgin ÖZDEN. Pine Nuts Production And Current Problems In Turkey. Forest Economics Department Faculty of Forestry of Cankiri Karatekin University; 2019.
4. Hafiz Umair Masood Awan and Davide Pettenella. Pine Nuts: A Review of Recent Sanitary Conditions and Market Development. 8, 367. Forest; 2017.
5. O. O. Babicha, I. S. Milent'evaa, S. A. Ivanovaa,b, V. A. Pavskya,b, E. V. Kashirskikhb, and Y. Yang. The Potenstial Of Pine Nut As A Component Of Sport Nutrition. vol. 5, no. 2. Foods and raw materials; 2017.
6. Esin Eren, Necat Yilmaz and Ozgur Aydin. High Density Lipoprotein and it’s Dysfunction. 6, 78-93. The Open Biochemistry Journal; 2012.
7. Magdalena Araya, Manuel Olivares and Fernando Pizarro. Copper in human health. Vol. 1, No. 4. International Journal of Environment and Health; 2007.
8. Gerry K. Schwalfenberg and Stephen J. Genuis. The Importance of Magnesium in Clinical Healthcare. Hindawi Scientifica; 2017.
9. Piste Pravina, Didwagh Sayaji, Mokashi Avinash. Calcium and its Role in Human Body. Vol. 4 (2). International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical Sciences; 2013.
10. Daiana Silva Avila, Robson Luiz Puntel. Manganese in Health and Disease. 13:199-227. Metal ions in life sciences; 2013.
11. Karamali Khanbabaee, Teunis van Ree. Tannins: Classification and Definition. 18, 641–649. The Royal Society of Chemistry; 2001.