Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Kanker endometrium adalah penyakit dimana sel kanker terbentuk di dalam jaringan endometrium. Endometrium sendiri merupakan jaringan yang melapisi bagian dalam rahim. Walaupun penyebab pastinya tidak jelas,
Daftar isi
Kanker Endometrium merupakan penyakit di mana sel-sel kanker terbentuk di jaringan endometrium, yaitu lapisan rahim dan organ berongga berotot di panggul wanita [1].
Kanker Endometrium ini merupakan ginekologi paling umum dan menyumbang 6% dari semua kanker yang terjadi pada wanita di Amerika Serikat [2].
Kanker Endometrium ini seringkali terdeteksi pada stadium awal karena muncul gejala berupa adanya perdarahan vagina yang tidak normal [3].
Jika Kanker Endometrium didiagnosis lebih awal, maka penanganan yang tepat dapat segera diberikan untuk menyembuhkan kanker tersebut [3].
Gejala Kanker Endometrium yang paling umum antara lain [4]:
Penyebab Kanker Endometrium hingga kini masih belum diketahui, namun satu hal yang telah diketahui yaitu kondisi ini terjadi karena adanya kondisi tertentu di mana DNA sel di endometrium (lapisan rahim) mengalami perubahan atau mutasi [3].
Mutasi yang terjadi tersebut kemudian mengubah sel normal dan sehat menjadi sel abnormal. Ketika mutasi ini terjadi ada beberapa hal yang terjadi, termasuk [3]:
Berikut ini merupakan beberapa faktor-faktor yang meningkatkan risiko Kanker Endometrium [3]:
Fluktuasi keseimbangan hormon estrogen dan progesteron diketahui dapat menyebabkan perubahan pada endometrium.
Jumlah estrogen yang meningkat akibat penyakit atau kondisi tertentu seperti pola ovulasi tidak teratur, yang mungkin terjadi pada sindrom ovarium polikistik, obesitas, dan diabetes dapat meningkatkan risiko kanker endometrium.
Selain itu, konsumsi hormon setelah menopause yang mengandung estrogen tanpa progesteron juga dapat meningkatkan risiko kanker endometrium.
Memulai menstruasi pada usia dini (sebelum usia 12 tahun) atau semakin banyak menstruasi yang dialami diketahui dapat meningkatkan risiko kanker endometrium.
Mengingat, semakin banyak mengalami menstruasi maka akan semakin banyak endometrium terpapar dengan estrogen.
Kehamilan diketahui dapat mengurangi risiko mengembangkan kanker endometrium.
Sebaliknya, risiko mengembangkan Kanker Endometrium akan lebih tinggi pada wanita yang belum pernah hamil sekalipun.
Wanita dengan usia yang semakin tua akan semakin tinggi risikonya terkena Kanker Endometrium, khususnya ketika setelah mengalami menopause.
Obesitas diketahui merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko Kanker Endometrium karena kelebihan lemak tubuh mengubah keseimbangan hormon tubuh.
Konsumsi obat terapi hormon untuk pengobatan kanker payudara seperti tamoxifen diketahui dapat meningkatkan risiko terkena kanker endometrium.
Sindrom Lynch yang merupakan sindrom akibat mutasi gen yang diturunkan dari orang tua ke anak-anak diketahui dapat meningkatkan risiko kanker usus besar dan kanker lainnya, termasuk kanker endometrium.
Komplikasi yang dapat terjadi akibat Kanker Endometrium yaitu anemia yang merupakan suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah rendah [3].
Anemia ini dapat dikatakan sebagai satu satunya komplikasi yang mungkin terjadi akibat Kanker Endometrium. Adapun gejala atau tanda anemia terjadi antara lain [3]:
Jika mengalami gejala Kanker Endometrium khususnya pendarahan pada vagina yang tidak normal maka sangat disarankan untuk segera memeriksakan diri kedokter [5].
Gejala yang terjadi mungkin dapat menunjukkan suatu kondisi yang lain, namun jika benar itu tanda Kanker Endometrium maka semakin dini terdeteksi akan semakin cepat dapat ditangani [5].
Diagnosis Kanker Endometrium umumnya dilakukan dengan menggunakan tes dan prosedur yang meliputi [3]:
Metode pengobatan Kanker Endometrium umumnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, di mana rencana perawatan yang direkomendasikan dokter umumnya akan tergantung dari subtipe dan stadium kanker serta kondisi kesehatan secara keseluruhan [4].
Adapun beberapa metode pengobatan Kanker Endometrium secara umum antara lain [4]:
Kanker Endometrium umumnya sering diobati dengan jenis operasi pembedahan yang dikenal sebagai histerektomi, di mana ahli bedah mengangkat rahim.
Selain itu, operasi pembedahan mungkin juga termasuk mengangkat ovarium dan saluran tuba, dalam prosedur BSO bilateral. Mengingat, Histerektomi dan BSO biasanya dilakukan pada waktu operasi yang sama.
Penyebaran kanker dapat diketahui dengan mengangkat kelenjar getah bening di dekatnya atau disebut juga diseksi kelenjar getah bening atau limfadenektomi.
Jika kanker diketahui telah menyebar ke area lain di tubuh, maka ahli bedah mungkin akan merekomendasikan operasi tambahan untuk menganani kondisi tersebut.
Terapi radiasi dapat digunakan untuk membunuh sel Kanker Endometrium dengan menggunakan sinar berenergi tinggi.
Adapun terapi radiasi yang dapat digunakan untuk mengobati Kanker Endometrium ini diketahui terdiri dari dua jenis yaitu [4]:
Terapi radiasi ini umumnya akan direkomendasikan oleh dokter jika pasien memiliki kondisi medis lain yang mengakibatkannya tidak dapat menjalani operasi pembedahan.
Namun, terapi ini juga dapat dilakukan sebelum dan setelah melakukan operasi pembedahan.
Terapi radiasi sebelum operasi fungsinya untuk mengecilkan ukuran sel kanker, sehingga akan lebih mudah diangkat ketika operasi.
Terapi radiasi yang dilakukan setelah operasi umumnya akan membantu membunuh sel kanker yang mungkin tersisa setelah operasi.
Kemoterapi merupakan metode pengobatan yang menggunakan obat obatan tertentu baik satu jenis obat atau kombinasi beberapa obat untuk membunuh sel Kanker Endometrium.
Adapun kemoterapi ini umumnya akan direkomendasikan pada pasien yang mengalami Kanker Endometrium yang telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Selain itu, metode kemoterapi ini juga merupakan metode yang akan direkomendasikan dokter pada pasien yang mengalami Kanker Endometrium yang muncul kembali setelah pengobatan sebelumnya.
Terapi hormon yang menggunakan hormon atau obat penghambat hormon untuk mengubah kadar hormon tubuh diketahui dapat membantu memperlambat pertumbuhan sel Kanker Endometrium.
Terapi hormon ini umumnya akan direkomendasikan untuk Kanker Endometrium stadium III atau stadium IV.
Selain itu, metode terapi hormon ini juga akan direkomendasikan pada Kanker Endometrium yang muncul kembali setelah perawatan sebelumnya dan sering dikombinasikan dengan kemoterapi.
Bantuan emosional ketika mengalami Kanker Endometrium merupakan hal yang sangat membantu proses penyembuhan.
Bantuan emosional dapat diperoleh dengan berkomunikasi baik bersama sesama penderita atau dengan ahli kesehatan mental tertentu.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah atau menurunkan risiko terkena Kanker Endometrium [4]:
1. Anonim. Endometrial Cancer Treatment (PDQ®)–Patient Version. Cancer Gov; 2021.
2. Anonim. Endometrial Cancer Treatment (PDQ®). National Center for Biotechnology Information, US. National Library of Medicine, National Institutes of Health; 2021.
3. Anonim. Endometrial cancer. Mayo Clinic; 2021.
4. Heather Grey & Christina Chun, MPH. Everything You Need To Know About Endometrial (Uterine) Cancer. Healthline; 2019.
5. Lisa Fayed & Anita Sadaty, MD. Symptoms of Endometrial Cancer. Verywellhealth; 2021.