Penyakit & Kelainan

Kanker Pankreas : Penyebab – Gejala dan Pengobatan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Pankreas adalah organ di dalam perut yang berfungsi dalam pencernaan. Seringkali kanker pankreas tidak bergejala sampai kerusakan pankreas semakin parah. Gejala yang ditunjukkan dapat berupa mata kuning,

Apa Itu Kanker Pankreas?

Kanker pankreas adalah sebuah kondisi di mana tumor tumbuh di dalam pankreas [1,2,3,6,7,8,9,10].

Pankreas sendiri merupakan salah satu organ penting bagian dari sistem pencernaan.

Pankreas dengan panjang 15 cm berfungsi sebagai penghasil enzim pencernaan [14].

Enzim pencernaan yang dihasilkan pankreas berperan sebagai pengurai makanan supaya tubuh dapat menyerapnya lebih mudah.

Pankreas juga merupakan bagian sistem pencernaan penghasil hormon insulin [14].

Insulin adalah salah satu hormon produksi pankreas yang akan membuat kadar gula darah stabil.

Namun sayangnya, kondisi tumor pankreas sulit terdeteksi sejak dini, padahal deteksi dini memperbesar peluang kesembuhan penderita.

Tinjauan
Kanker pankreas adalah suatu kondisi tumbuhnya kanker atau tumor di dalam pankreas.

Fakta Tentang Kanker Pankreas

  1. Di Amerika Serikat, kanker pankreas berada di urutan ke-4 penyakit kanker yang mengakibatkan kematian dengan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun 5-15% [1].
  2. Hanya 6% pasien kanker pankreas dengan peluang bertahan hidup di Amerika Serikat dengan tindakan operasi menjadi satu-satunya opsi perawatan yang diketahui berpeluang lebih besar dalam menyembuhkan [1].
  3. Menurut laporan GLOBOCAN tahun 2012, lebih dari 331.000 orang meninggal setiap tahunnya karena kanker pankreas sehingga menjadikan kanker ini penyebab utama ke-7 kematian karena kanker pada laki-laki maupun perempuan [1].
  4. Risiko kanker pankreas sama tingginya untuk laki-laki dan perempuan di Eropa Barat, Australia, dan Amerika Utara, sedangkan risiko di Asia Tengah-Selatan dan Afrika Tengah tergolong rendah [1].
  5. Sementara itu, pria-pria Jepang, Hungaria, Slovakia, Armenia, Lituania dan Republik Ceko, risiko terkena kanker pankreas lebih tinggi. Risiko untuk pria di Guinea dan Pakistan cenderung paling rendah [1].
  6. Wanita-wanita di Australia, Eropa Utara, Eropa Barat dan Amerika Utara memiliki risiko paling tinggi terkena kanker pankreas, sementara wanita di Polinesia dan Afrika Tengah memiliki risiko paling rendah [1].
  7. Di Indonesia, menurut data laporan GLOBOCAN tahun 2012, terdapat 5.829 kasus karsinoma pankreas dan 5.642 kasus kematian karena kanker pankreas [2].
  8. Sementara itu, diketahui bahwa insiden karsinoma kaput pankreas di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo tahun 2012-2015 berjumlah 73 kasus [2].

Jenis Kanker Pankreas

Kanker pankreas terdiri dari dua jenis kondisi, yaitu adekarsinoma pankreas dan tumor neuroendokrin pankreas.

Adenokarsinoma Pankreas

Adenokarsinoma pankreas adalah jenis kanker pankreas dengan kasus terbanyak, yaitu sekitar 95% dari keseluruhan kasus [1,4].

Adenokarsinoma pankreas adalah jenis kanker pankreas yang berkembang pada sel-sel eksokrin pada pankreas.

Sebagian besar pankreas terdiri dari sel-sel eksokrin tersebut yang menghasilkan enzim pankreas dan membentuk saluran pankreas.

Tumor Neuroendokrin Pankreas

Jenis kanker pankreas yang berkembang pada sel-sel endokrin pankreas ini jauh lebih jarang dijumpai [1,5].

Sel-sel endokrin tersebut bertanggung jawab untuk menghasilkan hormon pengendali kadar gula darah dalam tubuh.

Penyebab Kanker Pankreas

Penyebab kanker pankreas hingga kini belum diketahui secara pasti, namun memahami lebih dulu pankreas di dalam tubuh jauh lebih baik.

Pankreas memiliki ukuran sepanjang 15 cm dengan bentuk menyerupai buah pir.

Pankreas dapat menjadi lokasi tumbuhnya tumor atau kanker ketika sel-sel pada pankreas mengalami mutasi atau perubahan pada DNA [1,2,3,4,5].

DNA pada sel memiliki instruksi yang akan memberi tahu sebuah sel apa yang harus dilakukan.

Jika terjadi mutasi, maka mutasi ini akan memberi tahu sel-sel untuk tumbuh secara tak terkontrol.

Sel-sel ini disebut juga dengan sel-sel abnormal yang akan terus ada bahkan ketika sel-sel normal telah mati.

Dari semakin banyaknya sel-sel abnormal yang tumbuh tak terkendali, terbentuklah tumor.

Sel-sel kanker pankreas akan menjadi semakin besar dan menyebar lebih jauh ke organ-organ tubuh lain.

Bukan tidak mungkin pembuluh darah dan organ tubuh yang jauh dari lokasi pertama tumbuhnya tumor terkena pengaruhnya.

Faktor Risiko Kanker Pankreas

Seperti telah disebutkan sebelumnya, penyebab pasti kanker pankreas masih belum diketahui.

Tidak terdapat penjelasan rinci mengapa mutasi dapat terjadi pada DNA sel pankreas.

Namun, beberapa faktor di bawah ini perlu diperhatikan karena mampu menjadi pemicu kanker pankreas [1,2,3,4,5] :

  • Penyakit diabetes
  • Kebiasaan merokok
  • Faktor usia (lansia 65 tahun ke atas memiliki risiko lebih besar mengalami kanker pankreas)
  • Obesitas
  • Riwayat anggota keluarga menderita kanker pankreas
  • Riwayat anggota keluarga dengan sindrom genetik yang mampu meningkatkan risiko kanker seperti mutasi gen BRCA2, sindrom FAMMM (familial atypical mole-malignant melanoma) dan sindrom Lynch.
  • Pankreatitis atau peradangan kronis pada pankreas
  • Diet tidak sehat.
  • Infeksi lambung oleh bakteri Helicobacter pylori.
  • Jarang melakukan aktivitas fisik atau jarang bergerak.

Kombinasi antara kebiasaan merokok, diet tak sehat, dan kadar gula darah tinggi (diabetes) sangat memperbesar peluang seseorang mengalami kanker pankreas.

Tinjauan
- Mutasi atau perubahan pada DNA menjadi dugaan kuat alasan penyebab tumbuh dan berkembangnya sel-sel abnormal di dalam pankreas.
- Namun, terdapat sejumlah faktor risiko yang juga perlu diwaspadai seperti penyakit infeksi, diabetes, pankreatitis, riwayat kesehatan keluarga, usia, dan pola hidup tak sehat.

Gejala Kanker Pankreas

Kanker pankreas tidak mudah terdeteksi sejak dini sehingga seringkali kanker terdiagnosa justru setelah memasuki stadium lanjut.

Berikut ini adalah deretan gejala yang umumnya dialami penderita kanker pankreas stadium lanjut [1,2,4,5] :

  • Penurunan nafsu makan.
  • Berat badan turun (yang diakibatkan turunnya nafsu makan).
  • Nyeri pada perut yang menyebar hingga ke bagian punggung.
  • Saat buang air kecil urine berwarna gelap.
  • Saat buang air besar feses berwarna terang.
  • Jaundice (menguningnya bagian putih bola mata dan juga bagian kulit).
  • Tubuh merasa lebih cepat lelah.
  • Penggumpalan darah.
  • Diabetes yang sudah dialami oleh pasien semakin parah dan kadar gula darah berlebih menjadi semakin sulit dikendalikan.
  • Kulit gatal.

Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?

Segera periksakan diri ke dokter apabila gejala-gejala yang telah disebutkan mulai dirasakan.

Bila terdapat gejala yang tampak tak wajar dan mencurigakan, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebabnya.

Pemeriksaan Kanker Pankreas

Ketika memeriksakan diri ke dokter pada kondisi kanker pankreas stadium awal, biasanya kondisi ini sulit dideteksi [2].

Tidak adanya gejala di awal kondisi membuat kanker pankreas sulit terdiagnosa secara dini, ditambah dengan lokasi pankreas sendiri yang tersembunyi.

Ketika gejala mulai timbul, beberapa metode diagnosa yang dapat ditempuh oleh penderita antara lain :

  • Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Riwayat Kesehatan

Pemeriksaan pasien diawali dengan pengecekan kondisi fisik pasien, salah satunya melihat dari perubahan warna kulit pasien dan kondisi kulit [1,6].

Dokter juga berkemungkinan besar menanyakan riwayat gejala pada pasien, sekaligus riwayat medis dan riwayat pengobatan yang dijalani bila ada [1,2].

Dokter pun perlu mengetahui riwayat kesehatan keluarga pasien sebagai salah satu pertimbangan dalam penegakan diagnosa.

  • Tes Pemindaian

Tes pemindaian berupa MRI scan, CT scan dan PET scan adalah rangkaian tes penunjang yang membantu dokter mendeteksi kanker pankreas secara lebih jelas [1,2,3,4,5].

Selain itu, EUS atau endoluminal ultrasonography kemungkinan dianjurkan oleh dokter apabila hasil MRI maupun CT scan kurang begitu jelas [7].

Pada prosedur EUS, dokter akan memasukkan endoskop melalui mulut menuju lambung dan mengambil gambar kondisi pankreas untuk dianalisa.

  • Tes Darah

Tes penunjang lainnya yang diperlukan adalah tes darah, yaitu untuk mengidentifikasi protein tertentu yang dihancurkan oleh sel-sel kanker pankreas.

Meski demikian, tes darah ini jarang digunakan karena beberapa pasien kanker pankreas diketahui tak memiliki peningkatan kadar CA19-9 [2,4].

  • ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangipancreatography)

Prosedur diagnosa ERCP pada dasarnya mirip dengan EUS karena dokter perlu memasukkan endoskop melalui mulut pasien untuk diarahkan ke lambung [1,3,4].

Namun yang membedakan dari EUS, penggunaan endoskop pada ERCP adalah sebagai penyuntik pewarna khusus menuju saluran pankreas serta empedu supaya mampu mengidentifikasi keberadaan tumor.

Dokter merekomendasikan tes ini biasanya untuk pasien kanker pankreas yang memiliki penyakit kuning.

Laparoskopi merupakan prosedur pemeriksaan di mana dokter akan membedah area perut pasien lebih dulu [8].

Kemudian, laparoskop atau alat mikroskop kecil dimasukkan melalui area perut pasien yang sudah dibedah.

Tujuan utama pemeriksaan ini adalah supaya mampu mendeteksi keabnormalan pada organ-organ dalam rongga perut dan panggul pasien.

  • Biopsi

Biopsi atau pengambilan sampel jaringan digunakan dokter untuk mengambil sampel sel yang dicurigai sebagai tumor [1,3,4,5].

Sampel ini kemudian dokter bawa ke laboratorium agar mampu menganalisanya lebih rinci.

Biopsi dapat dilakukan pada prosedur EUS, ERCP maupun laparoskopi menggunakan alat kecil yang tertempel pada endoskop.

Tinjauan
Serangkaian metode diagnosa yang umumnya digunakan oleh dokter dalam memastikan kanker pankreas pada pasien adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan riwayat kesehatan, tes darah, tes pemindaian, ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangipancreatography), laparoskopi, dan biopsi.

Stadium Kanker Pankreas

Terdapat 4 tahap dan jenis perkembangan kondisi kanker pankreas yang disebut dengan istilah stadium.

Berdasarkan dari hasil pemeriksaan, dokter baru akan dapat menentukan stadium kanker pasien [1,4].

  • Stadium I : Pada tahap ini, kanker baru sebatas tumbuh di pankreas dan penyebaran belum terjadi.
  • Stadium II : Pada tahap ini, penyebaran kanker biasanya sudah terjadi ke organ dan jaringan tubuh terdekat dengan pankreas, termasuk kelenjar getah bening.
  • Stadium III : Pada tahap ini, kanker semakin besar dan menyebar hingga pembuluh darah besar dekat pankreas. Ada kemungkinan nodus limfa pun telah terpengaruh oleh penyebaran kanker ini.
  • Stadium IV : Pada tahap ini, artinya penyebaran kanker sudah semakin luas yang bahkan telah mencapai organ hati, paru-paru dan juga peritoneum.

Pada stadium IV kanker pankreas, kemungkinan untuk sembuh semakin kecil karena belum ada metode pengobatan yang mampu menyembuhkan kanker pankreas stadium akhir ini.

Pengobatan yang diberikan oleh dokter hanya bertujuan sebagai pereda gejala dan penurun risiko komplikasi saja.

Pengobatan Kanker Pankreas

Dokter akan menentukan jenis perawatan sesuai dengan kondisi pasien.

Biasanya, beberapa hal akan menjadi pertimbangan, seperti usia pasien, bagian pankreas yang terkena kanker, keseluruhan kondisi kesehatan pasien, serta stadium kanker pasien.

Dokter pun hanya memberikan rekomendasi, selebihnya keputusan ada di tangan pasien untuk menempuh prosedur perawatan yang mana.

Berikut ini adalah beberapa metode perawatan untuk kanker pankreas yang paling umum.

1. Prosedur Operasi

Tindakan bedah atau operasi menjadi prosedur utama yang direkomendasikan oleh dokter.

Meski pada beberapa kasus, terdapat pasien yang tak bisa menempuh operasi, namun itu pun sangat jarang.

Tingkat keberhasilan operasi pengangkatan tumor pankreas ditentukan oleh beberapa faktor.

Jika penyebaran tumor belum sampai ke organ dan jaringan tubuh lainnya, biasanya tingkat keberhasilan operasi sangat tinggi.

Kondisi kesehatan menyeluruh pada pasien serta tumor yang tumbuh tidak pada area pembuluh darah juga akan meningkatkan peluang keberhasilan operasi.

Di bawah ini adalah jenis-jenis operasi yang umumnya dokter anjurkan kepada pasien :

  • Pankreatektomi Total

Operasi ini bertujuan utama mengangkat pankreas secara menyeluruh, sekaligus saluran empedu dan organ limpa [3,4,8,10].

Operasi ini juga dapat digunakan untuk mengangkat sebagian lambung, kelenjar getah bening yang ada di dekat pankreas, dan sebagian usus kecil kantong empedu bila memang diperlukan.

Usai menempuh operasi ini, dokter akan menganjurkan pasien untuk konsumsi enzim agar proses pencernaan makanan dapat terbantu [10].

  • Pankreatektomi Distal

Operasi ini biasanya diterapkan dengan tujuan mengangkat bagian tubuh dan ekor pankreas pasien [3,4,8,10].

Sementara itu, bagian kepala pankreas akan tetap dibiarkan.

Jika dokter merasa perlu, operasi ini juga dapat diterapkan untuk pengangkatan sebagian usus besar, sebagian lambung, kelenjar adrenal bagian kiri, ginjal sebelah kiri, hingga diafragma sisi kiri.

  • Operasi Whipple

Operasi ini lebih umum dibandingkan pankreatektomi total dan distal.

Tujuan prosedur operasi Whipple adalah untuk mengangkat kepala pankreas begitu juga kantong empedu, bagian pertama usus kecil, sebagian lambung, maupun bagian saluran empedu bila diperlukan [1,2,3,4,5,8].

Namun sebagian pasien usai operasi ini perlu menggunakan obat enzim untuk kelancaran proses pencernaan [10].

Dibandingkan pankreatektomi total, pemulihan operasi Whipple tergolong lebih cepat.

2. Radioterapi

Radioterapi merupakan prosedur terapi radiasi yang berguna membuat ukuran tumor mengecil [1,2,3,4,8,9].

Radioterapi adalah tindakan medis yang dapat ditempuh oleh para pasien kanker pankreas yang tak bisa menempuh operasi.

Selain memperkecil tumor, tujuan radioterapi adalah agar rasa sakit yang dirasakan pasien dapat berkurang.

Namun, konsultasikan secara rinci mengenai efek samping dari radioterapi ini.

Beberapa kondisi yang dapat terjadi karena radioterapi adalah rasa mual, muntah, penurunan nafsu makan, ruam pada kulit, diare, dan tubuh yang cepat lelah [11].

Efek samping akan hilang ketika pasien telah berhenti menempuh radioterapi.

3. Kemoterapi

Selain radioterapi, kemoterapi adalah prosedur medis yang dapat dijalani pasien kanker pankreas [1,2,3,4,8,9].

Tujuan kemoterapi adalah untuk membunuh sel-sel kanker ganas dan mencegah tumbuh kembalinya sel-sel tersebut.

Prosedur ini meliputi pemberian obat-obat anti-kanker kepada pasien yang bisa dilakukan baik sebelum maupun usai operasi.

Namun pada kasus pasien kanker pankreas yang tak bisa menempuh operasi, biasanya dokter merekomendasikan kemoterapi yang dikombinasi bersama radioterapi.

Proses pemberian obat dapat melalui infus maupun konsumsi langsung, tergantung dari kondisi menyeluruh pasien [12].

Sebagai efek samping, tindakan kemoterapi mampu menyerang sel-sel normal dan sehat.

Beberapa kondisi seperti mual, tubuh letih, sariawan, disertai muntah-muntah dapat terjadi sebagai efek samping [15].

Hanya saja, sifat efek samping ini adalah sementara karena setelah pasien berhenti melakukan kemoterapi maka efeknya pun akan hilang.

Tinjauan
Metode pengobatan yang digunakan untuk mengatasi kanker pankreas umumnya meliputi prosedur operasi (paling banyak ditempuh oleh pasien kanker pankreas), kemoterapi, dan radioterapi.

Prognosis Kanker Pankreas

Kanker pankreas pada dasarnya dapat disembuhkan, namun jika kondisi ini terdeteksi secara dini, yaitu pada stadium I atau II.

Prosedur operasi seperti pankreatektomi merupakan salah satu cara mengangkat sebagian atau seluruh bagian pankreas untuk menghilangkan tumor yang masih awal [3,4,8,10].

Sayangnya, sangat jarang kasus kanker pankreas yang terdeteksi sejak dini sehingga pada akhirnya pasien tak dapat sembuh karena penyebaran kanker semakin meluas.

Peluang penderita kanker pankreas untuk bertahan hidup mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terutama selama 10 tahun terakhir [9].

Peluang hidup pada pasien kanker pankreas meningkat karena berkaitan dengan perkembangan teknologi medis untuk pengobatannya.

Meski demikian, penyakit ini tetap sulit untuk disembuhkan sepenuhnya, terutama jika gejala sudah memasuki stadium lanjut [1].

Kanker pankreas pun sebenarnya termasuk dalam daftar jenis kanker yang paling mematikan.

Banyak pasien kanker pankreas tak dapat diselamatkan karena kondisi terlambat terdiagnosa dan terlambat ditangani.

Diketahui hanya sekitar 9% tingkat kelangsungan hidup 5 tahun untuk penderita seluruh stadium kanker pankreas [9].

Peluang bertahan hidup semakin besar dengan pasien mengikuti pengobatan dokter secara benar, seperti penggunaan obat-obatan, suplemen enzim pankreas dan pengecekan kondisi berkala ke dokter meski usai menjalani operasi pengangkatan kanker [10].

Tinjauan
Semakin dini kanker pankreas tedeteksi, peluang pasien untuk sembuh semakin besar. Namun jika kanker pankreas terdeteksi sudah pada tahap lanjut, pengobatan hanya membantu mengurangi gejala, menghambat perkembangan kanker, dan mencegah risiko komplikasi.

Komplikasi Kanker Pankreas

Ketika kanker pankreas tak juga mendapat penanganan, perburukan gejala dapat berujung pada sejumlah komplikasi berbahaya, seperti :

  • Penurunan Berat Badan Drastis

Kanker pankreas dapat “memakan” energi tubuh tanpa disadari oleh penderitanya [1,4,5,6,9].

Hal ini mampu berdampak pada turunnya berat badan secara drastis.

Mual dan muntah juga dapat terjadi sebagai efek samping dari pengobatan kanker yang berpengaruh pada berat badan.

Penyebaran kanker hingga ke organ dan jaringan tubuh lain menjadi komplikasi yang dapat berakibat fatal [1,2,3,4,5,6,7,8,9,10].

Bila tak segera mendapatkan perawatan, kanker pankreas dapat memengaruhi paru, otak dan tulang pasien [13].

Terlambatnya penanganan akan memperkecil peluang kesembuhan pasien.

  • Perdarahan dan Infeksi

Komplikasi yang terjadi karena prosedur perawatan kanker pankreas juga dapat terjadi, seperti infeksi dan perdarahan [1].

Meski demikian, kasus perdarahan dan infeksi cukup jarang terjadi dan sekalipun memungkinkan terjadi dokter akan segera menanganinya.

Tinjauan
Penurunan berat badan dan metastasis adalah risiko komplikasi ketika kanker pankreas tak segera diatasi. Sementara itu, perdarahan dan infeksi menjadi risiko komplikasi dari prosedur operasi pengangkatan tumor.

Pencegahan Kanker Pankreas

Belum diketahui secara pasti bagaimana cara mencegah kanker pankreas karena penyebab mutasi DNA sendiri belum jelas.

Namun, sejumlah perubahan gaya hidup sebagai berikut dapat dilakukan sebagai upaya meminimalisir risiko kanker pankreas.

Tinjauan
Menjaga gaya hidup tetap sehat dan seimbang merupakan salah satu upaya penting untuk menghindari kanker, termasuk kanker pankreas.

1. Yana Puckett & Karen Garfield. Pancreatic Cancer. National Center for Biotechnology Information; 2020.
2. Irmayanti, Uleng Bahrun, A.M. Luthfi Parewangi, & Ibrahim Abd. Samad. Penanda Tumor untuk Diagnosis Karsinoma
Kaput Pankreas. Cermin Dunia Kedokteran; 2018.
3. Andrew McGuigan, Paul Kelly, Richard C Turkington, Claire Jones, Helen G Coleman, & R Stephen McCain. Pancreatic cancer: A review of clinical diagnosis, epidemiology, treatment and outcomes. World Journal of Gastroenterology; 2018.
4. Zaheer S. Kanji, MD & Steven Gallinger, MD MSc. Diagnosis and management of pancreatic cancer. Canadian Medical Association Journal; 2013.
5. Cynthia Ro, Wanxing Chai, Victoria E. Yu, & Run Yu. Pancreatic neuroendocrine tumors: biology, diagnosis, and treatment. Chinese Journal of Cancer; 2013.
6. Qiang Nai, Hongxiu Luo, Ping Zhang, Mohammed Amzad Hossain, Ping Gu,b Ibrahim W. Sidhom, Teena Mathew, Mohammed Islam, Abdalla M. Yousif, & Shuvendu Sen. How Early Can Pancreatic Cancer Be Recognized? A Case Report and Review of the Literature. Case Reports in Oncology; 2015.
7. Manoop S. Bhutani, Pramoda Koduru, Virendra Joshi, Payal Saxena, Rei Suzuki, Atsushi Irisawa, & Kenji Yamao. The role of endoscopic ultrasound in pancreatic cancer screening. Endoscopic Ultrasound; 2016.
8. Thiruvengadam Muniraj, MD PhD MRCP (UK) & Pranav Barve. Laparoscopic Staging and Surgical Treatment of Pancreatic Cancer. North American Journal of Medical Sciences; 2013.
9. Prashanth Rawla, Tagore Sunkara, & Vinaya Gaduputi. Epidemiology of Pancreatic Cancer: Global Trends, Etiology and Risk Factors. World Journal of Oncology; 2019.
10. Raffaele Pezzilli, Riccardo Caccialanza, Gabriele Capurso, Oronzo Brunetti, Michele Milella, & Massimo Falcon. Pancreatic Enzyme Replacement Therapy in Pancreatic Cancer. Cancers (Basel); 2020.
11. Hafsa Majeed & Vikas Gupta. Adverse Effects Of Radiation Therapy. National Center for Biotechnology Information; 2020.
12. Anonim. How does chemotherapy work? National Center for Biotechnology Information; 2019.
13. Mitesh J. Borad, Hamid Saadati, Arun Lakshmipathy, Elizabeth Campbell, Patricia Hopper, Gayle Jameson, Daniel D. Von Hoff, & M. Wasif Saif. Skeletal Metastases in Pancreatic Cancer: A Retrospective Study and Review of the Literature. Yale Journal of Biology and Medicine; 2009.
14. Anonim. Pancreas. Health Direct; 2020.
15. D.G. Warr, MD. Chemotherapy- and cancer-related nausea and vomiting. Current Oncology; 2008.

Share