Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Protein merupakan nutrien yang sangat penting bagi tubuh. Protein berperan sebagai zat pembangun otot, kulit, enzim, hormo, dan memiliki peran esensial bagi seluruh jaringan tubuh. Sebagian besar makanan
Protein merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tetap sehat. Protein berfungsi dalam membantu pembentukan otot tubuh. Protein biasanya ditemukan pada produk makanan yang berasal dari hewan tetapi juga dapat ditemukan pada tumbuhan seperti kacang – kacangan dan legumes. [1]
Kebutuhan protein pada tubuh perlu dipenuhi agar tidak menghambat pertumbuhan tubuh dan tidak mengganggu kesehatan.
Daftar isi
Tubuh yang kekurangan protein akan memberi dampak negatif pada kesehatan, maka perlu diketahui apa saja gejala yang ditunjukkan oleh seseorang yang kekurangan protein agar dapat segera diberikan solusi untuk mengatasinya.
Protein merupakan komponen dari hemoglobin dimana ketika tubuh kekurangan protein tentu akan memberikan dampak pada sel darah merah dan transportasi oksigen di dalam tubuh. Hal ini akan membuat tubuh menjadi lebih mudah lelah, lemah atau napas yang menjadi lebih pendek. [2]
Seperti yang kita ketahui bahwa protein memiliki fungsi dalam pembentukan otot. Seseorang yang kekurangan protein dapat mengakibatkan massa otot menjadi berkurang. Selain itu, apabila hal ini terjadi pada orang tua akan mengakibatkan pengecilan otot. [3]
Pada sebuah studi ditemukan bahwa pada orang tua yang mengonsumsi protein dalam jumlah yang sedikit menunjukkan pengecilan otot yang lebih banyak dibandingkan yang mengonsumsi lebih banyak. [4]
Protein yang berada di dalam darah (albumin) memiliki fungsi untuk membantu menjaga kadar cairan di dalam jaringan. Kekurangan protein dapat terlihat dengan gejala bengkak pada bagian tubuh terutama pada perut, bagian kaki dan tangan. [5]
Gejala ini biasa terjadi dan ada banyak penyebabnya, untuk memastikan bengkak pada tubuh disebabkan oleh kekurangan protein, ada baiknya untuk melakukan konsultasi dengan dokter.
Kekurangan protein juga ditunjukkan dengan gejala mood yang berubah-ubah. Protein atau asam amino merupakan pembentuk neurotransmitters yang mana neurotransmitter ini berfungsi dalam mengirimkan informasi antara sel pada otak.
Hal ini dapat membuat dopamine dan serotonin berkurang dan dapat menyebabkan seseorang menjadi merasa depresi atau agresif. [5]
Protein berperan besar dalam jaringan di kulit, rambut dan kuku. Namun, gejala ini akan terlihat lebih jelas ketika kekurangan protein telah mencapai tahap yang berat. [3]
Pada kasus kekurangan protein yang masih ringan, tubuh akan menunjukkan nafsu makan yang lebih. Gejala ini hanya ditunjukkan oleh beberapa orang yang mengalami kekurangan protein.
Keinginan untuk mengonsumsi makanan yang gurih meningkat karena biasanya makanan ini mengandung protein yang tinggi. [3]
Karena pentingnya protein pada tubuh manusia, kita perlu memperhatikan jumlah asupan protein pada tubuh agar mencukupi kebutuhan tubuh sehari – hari.
Beberapa akibat yang disebabkan karena kekurangan protein seperti:
Seperti yang ditulis sebelumnya, kekurangan protein menunjukkan gejala peningkatan nafsu makan, dimana banyak makanan yang dikonsumsi mengandung lebih banyak kalorinya dibandingkan protein. Selain itu, kekurangan protein juga mengakibatkan transportasi zat gizi menjadi tidak baik dan dapat mengakibatkan obesitas. [3]
Stunting adalah ketika pertumbuhan anak tidak sama untuk anak seusianya. WHO menyatakan seorang anak dikatatakan stunting bila tingginya anak pada umur tertentu lebih pendek daripada standard pertumbuhan anak yang telah ditetapkan WHO. [10]
Protein sangat penting terutama pada masa pertumbuhan anak, dimana protein membantu dalam pembentukan massa otot dan tulang. Kekurangan protein pada anak akan sangat berakibat buruk dan menyebabkan stunting pada anak. [3]
Protein memiliki fungsi untuk membantu menjaga kekuatan dan kepadatan tulang. Kekurangan protein tentu akan mempengaruhi hal ini dan akan mengakibatkan tulang mejadi lebih rapuh dan meningkatkan resiko patah. [3]
Lalu, berapa banyak asupan protein yang dibutuhkan tubuh dalam satu hari agar tidak kekurangan protein dan tidak pula berlebihan dalam mengonsumsi protein.
Kebutuhan protein berbeda pada tiap orang dan berbeda tiap usia. Selain itu, seseorang yang memiliki aktivitas yang banyak, hamil atau sedang meningkatkan massa otot membutuhkan jumlah protein yang lebih banyak dari rekomendasi seharusnya. [6]
Berdasarkan himbauan dari Kemenkes RI, kebutuhan protein dibedakan dengan golongan umur. Anak – anak dengan usia 7 – 9 tahun membutuhkan 45 gram protein. Anak umur 10 – 12 tahun membutuhkan 50 gram protein. [7]
Remaja laki – laki membutuhkan hingga 52 gram per hari dan remaja perempuan membutuhkan 46 gram dalam sehari. Laki – laki dewasa membutuhkan sekitar 56 gram per hari dan perempuan dewasa membutuhkan 46 gram per hari. Khusus untuk perempuan yang menyusui dan sedang hamil membutuhkan 71 gram per hari. [11]
Setidaknya dalam sehari 10% dari konsumsi kalori sehari – hari adalah protein. [6]
Protein dapat dibedakan oleh protein hewani dan protein nabati tergantung darimana asal protein tersebut. Protein hewani merupakan protein yang didapatkan dari konsumsi makanan yang bersumber dari hewan. Sedangkan protein nabati didapatkan dengan mengonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan.
Protein yang didapatkan ketika mengonsumsi makanan dari daging hewan seperti daging merah (daging kambing dan daging sapi), daging ayam dan ikan disebut protein hewani.
Beberapa sumber protein yang berasal dari hewan seperti : [8]
Protein nabati diperoleh dari tumbuhan, protein nabati ini dapat menjadi alternatif sumber protein untuk vegetarian/vegan untuk memenuhi kebutuhan protein dalam tubuh.
Beberapa makanan dari tumbuhan yang mengandung protein dan baik untuk tubuh : [9]
1. Jessie Szalay. What is Protein. Livescience; 2015.
2. Maria Masters. 5 Signs You're Not Eating enough Protein. Health; 2020.
3. Atli Arnarson BSc, PhD. 8 Signs and Symptoms of Protein Deficiency. healthline; 2017.
4. Campbell WW et al. Dietary Protein Adeuacy and Lower Body Versus Whole Body Resistive Training in Older Humas. Journal Physiol Vol 452(pt 2); 2002.
5. Anonim. Signs You're Not Getting Enough Protein. Webmd; 2020.
6. Jennifer Berry, Kevin Martines, M.D.What to Know about Hypoproteinemia. Medicalnewstoday; 2019.
7. P2PTM Kemenkes RI. Tabel Angka Kecukupan Gizi Rata - rata yang Dianjurkan (per Orang per Hari) untuk Anak Umur 7 - 12 Tahun. Kemenkes; 2018.
8. Kris Gunnars, BSc, Atli Arnarson BSc, PhD. 20 Delicious High Protein Foods. Healthline; 2020.
9. Zawn Villines, Natalie Olsen, R.D., L.D., ACSM EP-C. Top 15 Sources of Plant-Based Protein. Medicalnewstoday; 2018.
10. Anonim. Stunting in Nutshell. WHO; 2015.
11. Kathleen M. Zelman, MPH, RD, LD. Protein; Are You Getting Enough? Webmd; 2020.