Keputihan atau disebut juga dengan leukorea adalah cairan dari vagina yang tidak berbau dan berwarna seperti susu. Keputihan saat hamil merupakan kondisi yang normal.[2]
Keputihan yang sehat biasanya berwarna keputihan, encer, bening dan hanya memiliki bau yang ringan dan tidak menyengat. [3, 4, 5]
Keputihan paling banyak terjadi pada minggu-minggu terakhir kehamilan. Volume keputihan meningkat selama kehamilan untuk mengurangi risiko infeksi vagina dan rahim. [3]
Tinjauan Keputihan adalah cairan dari vagina yang tidak berbau dan berwarna seperti susu, biasanya paling banyak terjadi pada minggu-minggu terakhir kehamilan.
Daftar isi
Selama kehamilan, keputihan dapat menjadi lebih sering dari biasanya. Keputihan umumnya meningkat karena penambahan aliran darah ke daerah panggul dan peningkatan hormon kehamilan, seperti estrogen. Peningkatan aliran darah dan hormon kehamilan merangsang selaput lendir pada vagina, sehingga menyebabkan meningkatnya keputihan. [2, 4]
Keputihan ekstra pada kehamilan ini membantu menghilangkan sel-sel mati dari dinding vagina, melindungi saluran lahir dari infeksi, dan menjaga keseimbangan bakteri “baik” yang sehat di dalam vagina. Pada dasarnya, keputihan berfungsi untuk menjaga vagina tetap bersih dan bebas infeksi, dimana hal ini sangat penting selama kehamilan. [2]
Keputihan saat kehamilan tidak berbahaya, dan bukan merupakan tanda adanya masalah dengan kehamilan Anda. Anda dapat memiliki keputihan selama kehamilan atau keputihan mungkin sedikit meningkat saat minggu-minggu terakhir kehamilan. Biasanya, setelah periode postpartum, leukorrhea akan kembali ke tingkat pra-kehamilan nya. [2, 3]
Pada minggu terakhir kehamilan, keputihan dapat mengandung garis-garis lendir merah muda yang lengket seperti jeli. [3, 5]
Keputihan yang tidak normal dapat disebabkan oleh: [6, 7]
Vaginosis bakterial adalah infeksi bakteri yang umum yang dapat menyebabkan keputihan tidak normal. Infeksi ini menyebabkan peningkatan keputihan yang memiliki bau yang kuat, busuk, dan terkadang amis, meskipun dalam beberapa kasus tidak menimbulkan gejala.
Trikomoniasis adalah infeksi yang disebabkan oleh protozoa, atau organisme bersel tunggal. Infeksi biasanya menyebar melalui kontak seksual, tetapi juga dapat ditularkan dengan dari handuk atau pakaian renang.
Infeksi ini menyebabkan keputihan berwarna kuning atau hijau dan berbau busuk. Nyeri, peradangan, dan gatal-gatal juga merupakan gejala umum dari infeksi ini, meskipun beberapa orang tidak mengalami gejala apa pun.
Infeksi jamur adalah infeksi jamur yang dapat menyebabkan keputihan berwarna putih seperti keju cottage serta adanya sensasi terbakar dan gatal. Anda dapat terkena infeksi jamur jika Anda menggunakan antibiotik, sedang hamil, menderita diabetes.
Gonore dan klamidia adalah infeksi menular seksual (IMS) yang dapat menimbulkan keputihan yang tidak normal. Biasanya berwarna kuning, kehijauan, atau keruh.
Human papillomavirus atau HPV adalah infeksi yang menyebar melalui kontak seksual. Hal ini dapat menyebabkan kanker serviks.
Meskipun kondisi ini dapat tidak menimbulkan gejala, jenis kanker ini dapat menyebabkan keputihan disertai darah, coklat, atau berair dengan bau yang tidak sedap.
Penting untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan Anda apabila memiliki keputihan yang tidak normal, karena kondisi tersebut bisa mengindikasikan adanya infeksi atau masalah dengan kehamilan Anda. Berikut beberapa tanda keputihan yang tidak normal: [1, 2]
Keputihan yang tidak normal dapat mengindikasikan tanda infeksi atau masalah lain. Infeksi jamur sering terjadi selama kehamilan. Jika Anda mengalami infeksi jamur selama kehamilan, dokter Anda mungkin merekomendasikan krim vagina atau supositoria. [1]
Keputihan yang tidak normal juga dapat menandakan komplikasi pada kehamilan Anda. Hubungi penyedia layanan kesehatan Anda segera jika Anda memiliki keputihan berwarna merah terang yang melebihi satu ons. Kondisi ini bisa menjadi tanda plasenta previa atau solusio plasenta. [1]
Keputihan yang tidak normal dapat memerlukan pengobatan. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur vagina biasanya diobati dengan obat yang Anda masukkan ke dalam vagina Anda. Infeksi ragi juga dapat diobati dengan obat oral. [7]
Keputihan tidak normal yang disebabkan oleh vaginosis bakterial biasanya diobati dengan obat pil antibiotik. Sementara jika penyebabnya adalah trikomoniasis biasanya diobati dengan antibiotik oral. [7]
Keputihan yang tidak normal dapat diobati. Namun, hal itu dapat terjadi kembali. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk menentukan pengobatan yang tepat untuk Anda. [7]
Peningkatan volume keputihan yang berbau ringan selama kehamilan adalah normal, tetapi warna dan bau yang tidak biasa dapat mengindikasikan infeksi. [3] Dokter Anda dapat meresepkan obat antibiotik atau obat lain untuk mengobati infeksi. [3]
Wanita biasanya dapat menjaga kesehatan vagina selama kehamilan dengan melakukan hal sebagai berikut: [3, 4]
1) Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT dan Juliann Schaeffer. Vaginal Discharge During Pregnancy: What’s Normal?. Healthline; 2019.
2) Robin Elise Weiss, PhD, MPH dan Andrea Chisholm, MD. What Is Leukorrhea in Pregnancy?. Very well family: 2020.
3) Shilpa Amin, MD, CAQ, FAAFP dan Jayne Leonard. What do different colors of discharge mean in pregnancy?. Medical News Today: 2020.
4) Colleen de Bellefonds dan Eric Surrey, M.D. Vaginal Discharge During Pregnancy (Leukorrhea). What to expect: 2020.
5) Anonim. Vaginal discharge in pregnancy. NHS: 2021.
6) Debra Rose Wilson, Ph.D., MSN, R.N., IBCLC, AHN-BC, CHT dan Mary Ellen Ellis. Everything You Need to Know About Vaginal Discharge. Health line: 2019.
7) Anonim. Vaginal discharge. American Academy of Family Physicians: 2021.