Lobster adalah salah satu jenis krustasea dari kelompok filum arthropoda. Yang termasuk jenis krustasea ini adalah kepiting, udang, teritip dan lain-lain yang diperkirakan mencakup 52.000 spesies. Sama halnya udang, lobster merupakan salah satu hidangan favorit para pecinta seafood di seluruh dunia. [6]
Daftar isi
Sebagaimana disebutkan di atas, lobster adalah krustasea laut dari Arhtrophoda. Hewan ini memiliki berbagai ukuran mulai dari beberapa sentimeter hingga lebih dari 1 meter. [4]
Lobster memiliki tubuh silinder atau pipih dengan ekor yang menonjol. Perut lobster terdiri dari 6 segmen bergerak serta sepasang antena panjang dan silindris. Tidak semua losbter memiliki cakar. [6,4]
Ada dua jenis lobster: lobster cakar dan lobster berduri. Lobster cakar umumnya ditemukan di perairan laut yang dingin dan menjadi lobster paling populer yang disajikan di restoran seafood di seluruh dunia, terutama di New England dan Amerika Serikat. [4]
Sedangkan lobster berduri tidak memiliki cakar. Namun, lobster ini memiliki antena yang panjang dan kuat. Lobster berduri umumnya ditemukan perairan seperti Karibia dan Mediterania. Tak kalah dengan lobster cakar, lobster berduri juga banyak tersedia di restoran-restoran seafood di seluruh dunia. [4]
Terlepas dari reputasinya yang meningkat saat ini, lobster tidak selalu dikenal sebagai makanan yang mahal. Pada abad ke 17 orang-orang di sepanjang pantai utara-timur Amerika Serikat atau khususnya para penjajah di Massachusetts beranggapan bahwa lobster adalah makanan orang-orang miskin dan lebih pantas untuk dikonsumsi oleh para budak pada masa itu. [5]
Walau demikian, untuk saat ini lobster merupakan salah satu hewan yang sangat diminta oleh orang banyak. Hewan laut dan air tawar yang satu ini walaupun dibandrol dengan harga yang tak murah, namun harga tersebut tidak menyurutkan niat para “pemburu” seafood.
Berikut ini beberapa fakta menarik tentang lobster; [2,4,5]
Simak tabel berikut untuk mengetahui daftar nilai gizi tertinggi dari lobster serta persentasenya dalam memenuhi kebutuhan harian tubuh per 100 Gram.
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Crustacea, lobster berduri, spesies campuran, dimasak, panas lembab | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 143 | Kalori Dari Lemak: | 17.5 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 1.9 g | 2.98 % | |
Lemak Jenuh | 0.3 g | 1.51 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 90 mg | 30 % | |
Sodium | 227 mg | 9.46 % | |
Total Karbohidrat | 3.1 g | 1.04 % | |
Serat | 0 g | 0 % | |
Gula | 0 | ||
Protein | 26.4 g | 52.82 % | |
Vitamin A | 0.4 % | Vitamin c | 3.5 % |
Kalsium | 6.3 % | Zat besi | 7.83 % |
Src : Crustacea, lobster berduri, spesies campuran, dimasak, panas lembab *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Top 10 Gizi | |||
---|---|---|---|
Penyajian 100gr | %Kebutuhan Harian | ||
Selenium | 59.2 mcg | 85 % | |
Vitamin B12 | 4 mcg | 67 % | |
Protein | 26.4 g | 53 % | |
Seng | 7.3 mg | 48 % | |
Kolesterol | 90 mg | 30 % | |
Niasin | 4.9 mg | 24 % | |
Fosfor | 229 mg | 23 % | |
Tembaga | 0.4 mg | 21 % | |
Magnesium | 51 mg | 13 % | |
Sodium | 227 mg | 9 % | |
Src : Crustacea, lobster berduri, spesies campuran, dimasak, panas lembab |
Banyak penelitian mengemukakan bahwa mengonsumsi lebih banyak makanan laut seperti ikan, udang, lobster dapat menurunkan risiko terjadinya obesitas, diabetes, penyakit jantung dan sekaligus meningkatkan kadar kolesterol yang sehat. [5]
Dalam hal ini ikan maupun lobster sangat penting dikonsumsi karena makanan-makanan laut tersebut memiliki asam lemak omega-3 yang sangat penting bagi tubuh namun tidak diproduksi oleh tubuh dan sangat minim ditemukan dalam makanan. [5]
Berikut ini beberapa manfaat dari konsumsi lobster
Hampir semua bagian tubuh membutuhkan protein untuk menjamin perkembangan sel termasuk pengembangan otot. Untuk meningkatkan protein dalam tubuh, maka mengonsumsi lobster adalah pilihan yang tepat. [4]
Lobster dipercaya sebagai salah satu makanan laut yang kaya akan protein. Per 100 gram, lobster menyediakan 19 gram protein. Per 100 kalori, lobster mengandung 21,5 gram protein. Lobster yang berukuran sedang saja biasanya menawarkan sekitar 56 gram protein. [2,4]
Lobster diyakini mengandung kalsium, magnesium, fosfor, kalium, seng (zinc) selenium, kolin, dan vitamin E. Diperkirakan bahwa cukup mengonsumsi satu porsi lobster sudah bisa mendapatkan 705 miligram natrium. [4,5]
Sebagaimana disebutkan di atas, lobster diketahui sarat dengan mineral dan salah satunya adalah Zinc atau seng. Zinc merupakan salah satu mineral jejak (trace mineral). [2]
Fungsi mineral ini dalam tubuh adalah untuk meningkatkan sistem imun atau sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak mudah diserang pilek atau flu, menjaga kesehatan mata, kulit dan berbagai manfaat penting lainnya. [2]
Satu porsi lobster (dalam mangkok) diyakini mengandung hampir 6 miligram zinc dan hal ini cukup memenuhi 67% kebutuhan harian untuk wanita dan 56% untuk pria. [2]
Lobster memiliki kandungan omega 3 dan vitamin B12. Dan seperti yang kita ketahui, kedua kandungan nutrisi tersebut merupakan elemen terpenting yang berperan merawat muscle memory atau myelin, yakni saraf yang tugasnya melindungi sistem saraf otak. [2,5]
Diperkirakan bahwa kandungan vitamin B12 pada lobster sebanyak 88 persen dari total angka kebutuhan vitamin B12 harian. Oleh karena itu, rutin mengkonsumsi lobster akan membantu untuk meningkatkan kesehatan otak Anda. [3]
Salah satu penyebab utama anemia adalah kekurangan tembaga dalam tubuh. Kekurangan ini mengakibatkan sel darah merah tidak berfungsi dengan baik sehingga terjadilah anemia. Untuk mengurangi risiko kekurangan tembaga dalam tubuh, makanan yang patut dikonsumsi adalah lobster. [2]
Diyakini bahwa lobster memiliki salah satu kandungan tembaga tertinggi dari semua makanan laut sehingga menjadi sumber tembaga yang sangat baik. Lobster menyediakan 178 persen RDI dalam porsi 3 ons (85 gram). [2,5]
Salah satu unsur penting dalam mata yang memberikan ketajaman penglihatan untuk melihat objek dengan jelas adalah makula. Gangguan pada makula dinamakan degenerasi makula dengan penyebab utama adalah kebutaan. Mengonsumsi lobster yang mengandung DHA dan EPA, dapat mengurangi risiko degenerasi makula terutama pada orang yang lebih tua atau lansia. [2]
Mirip dengan jenis kerang krustasea lainnya seperti udang dan kepiting, cangkang lobster memiliki rona merah. Mengonsumsi lobster tidak cukup hanya pada dagingnya saja, melainkan cakangnya juga karena warna merah pada cakang itu berasal dari sejumlah besar astaxanthin. [3]
Astaxanthin adalah salah satu pigmen karotenoid yang memiliki aktivitas antioksidan sangat tinggi. Penelitian menunjukan bahwa cakang lobtser menyimpan kandungan astaxanthin yang sangat kaya sehingga mengonsumsi lobster secara rutin maka tubuh akan mendapatkan kekuatan antioksidan yang berfungsi melindungi tubuh dari radikal bebas yang dapat merusak tubuh. [3]
Lobster memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi. Mengonsumsi lobster sering dikaitakan dengan kesehatan prostat karena tingginya kandungan asam lemak omega-3: EPA dan DHA pada lobster diyakini dapat melindungi kesehatan prostat. [2]
Lobster memiliki sumber kolin yang luar biasa. Studi pada manusia menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi kolin yang cukup selama kehamilan akan memberikan manfaat jangka panjang untuk fungsi memori pada anak. Selama trimester kedua kehamilan, 450 miligram dianggap sebagai asupan kolin yang cukup dan 1 cangkir lobster menyediakan 26% dari jumlah tersebut. [2,3]
Terlepas dari banyaknya manfaat dan kandungan nutrisi yang sangat potensial pada tubuh, ada beberapa kerugian atau efek samping yang harus dipertimbangkan ketika mengonsumsi lobster.
Reaksi alergi adalah hal yang lumrah terjadi ketika mengonsumsi semua makanan laut termasuk lobster. Reaksi alergi terhadap kerang akan berbeda dengan ikan. Tidak semua yang mengalami alergi ikan lalu akan alergi juga dengan kerang, begitupun sebaliknya. [2]
Reaksi alergi pada lobster umumnya dikenal dengan istilah alergi shellfish (shellfish allergy), yakni alergi kerang yang terjadi karena mengonsumsi makanan-makanan laut seperti udang, kepiting, lobster, cumi-cumi, tiram, kerang dan lain-lain. [9]
Gejala alergi kerang yang mungkin timbul seperti diare, muntah, batuk berulang, gatal-gatal, atau pembengkakan pada bibir dan lidah. Segera hubungi dokter bila gejala tersebut terus berlanjut dan mengganggu Anda. [9]
Selain menyebabkan alergi, lobster yang dibudidayakan atau yang ditangkap di daerah-daerah yang kemungkinan memiliki tingkat pencemaran lingkungan, barangkali bisa berpengaruh pada kualitas lobster. [2]
Apabila terpapar pada lingkungan yang tidak sehat, lobster barangkali akan terkontaminasi dengan zat seperti metil merkuri yang beracun dan berbahaya bagi sistem saraf dan perkembangan otak. Dan bila dikonsumsi oleh ibu hamil, maka bisa mengakibatkan hal tak terduga pada janin. [5]
Dan yang paling umum pada lobster adalah kandungan kolestrol yang tinggi sehingga mengonsumsinya secara berlebihan bisa meningkatkan kadar kolestrol dalam tubuh Anda dan hal itu kemungkinan dapat memicu penyakit jantung dan stroke. [1]
Hingga hari ini, lobster tetap menjadi salah satu makanan paling mahal di restoran-restoran. Hal yang menjadikan lobster dibandrol dengan harga yang fantastis, bukan hanya karena kandungan gizi yang terkandung di dalamnya, melainkan juga karena sajiannya yang memikat rasa.
Berikut ini beberapa tips yang perlu Anda terapkan bila ingin memasak lobster di rumah; [8]
Pertama-tama, Anda perlu menyiapkan lobster yang masih segar yang bisa didapatkan di supermarket atau pasar-pasar seafood terdekat. Apabila lobster masih dalam keadaan beku, janganlah memasaknya dalam keadaan beku, karena hal itu bisa menghilangkan rasa lobster. [7,8]
Sebelum memasak, Anda perlu memisahkan kepala lobster dari badan dan ekornya dengan cara memutar bagian kepala. Lalu, ekstrak daging pada badan lobster dengan cara menggunting cangkang bagian perut. Selanjutnya, patahkan capit lobster dan pecahkan dengan palu atau gunting dapur. [7,8]
Salah satu metode memasak lobster adalah dengan cara merebus. Anda cukup menyediakan panci yang telah terisi air secukupnya (sesuai jumlah lobster yang Anda masak) lalu masukkan lobster dan setelah itu tutuplah pancinya. [8]
Daging lobster punya cita rasa manis dan gurih. Jadi jangan menutupinya dengan bumbu yang berlebihan. Tambahan garam saat merebus lobster segar cukup untuk meningkatkan kualitas rasanya. [8]
Anda butuh temperatur yang tepat. Temperatur sangat penting dalam memasak aneka seafood, termasuk lobster–untuk memastikan masakan itu benar-benar matang dan tidak terlalu matang. [8]
Selain rebus, Anda juga bisa mengelolah lobster dengan cara memanggang. Anda perlu menyiapakan alat panggang, dan memanaskannya sampai mencapai panas sedang ke tinggi. [8]
Setelah itu, potonglah ekor lobster yang telah tersedia itu dan masukan tusuk besi di bagian daging ekor lobsternya. [8]
Lalu panggalah lobster tersebut selama paling cepat lima menit, kemudian baliklah panggangan lobster dan jangan lupa menambahkan bawang putih, garam, merica, serta mentega atau bumbu favorit lainnya.
Panggang lagi sisi satunya selama lima menit atau sampai dagingnya tidak lagi tembus pandang. Setelah itu, lobster panggang siap disajikan. [8]
Siapa yang tidak suka mengonsumsi lobster yang telah dihidangkan dengan bumbu-bumbu yang lezat dan memikat rasa?
Namun mengonsumsi lobster tidak semudah mengonsumsi seafood lainnya–apalagi dihidankan secara utuh dengan cakar, ekor, kaki dan lain-lain.
Berikut ini beberapa trik mengonsumsi losbter:
Apabila Anda mengonsumsi lobster di restoran, umumnya pelayan restoran akan menanyakan kepada Anda untuk memilih antara lobster dengan cangkang keras, cakangannya lunak atau tanpa cakangan. Perlu diketahui bahwa lobster dengan cangkang yang keras memiliki daging yang padat dan beraroma namun cakangannya sangat susah dipatahkan apalagi sudah matang. [7,8]
Anda juga boleh memilih antara lobster jantan dan betina. Apabila Anda tertarik untuk mengonsumsi daging lobster yang ada di bagian ekornya, pilihlah lobster betina karena ekor lobster betina lebih besar untuk menampung pengangkutan telur. [7]
Pada saat hendak mengonsumsi lobster yang telah disediakan, harap supaya bebaskan kedua tangan Anda dari berbagai “beban” yang menghalangi Anda untuk mengambil lobster. Mengonsumsi lobster tanpa kedua tangan akan sedikit menyusahkan Anda. [7,8]
Setelah itu Anda boleh mengonsumsi lobster dengan cara melepaskan terlebih dahulu seluruh cakangannya atau bisa juga mengonsumsinya perbagian-bagian.
Berikut ini tips yang perlu Anda terapkan pada saat menyimpan lobster Anda; [2,8,10]
1. Sally Wadyka. Is Lobster Good for You?. Cunsumer Report. 2018.
2. Barbie Cervoni MS, RD, CDCES, CDN. Lobster Nutrition Facts and Health Benefits. verywellfit. 2020.
3. Michael Joseph. Lobster 101: Nutrition Facts, Benefits, Concerns. Nutritions Advance. 2020.
4. Jennifer Kennedy. 10 Facts About Lobsters; Crustaceans are popular creatures for a variety of reasons. thoughtco. 2019.
5. Megan Ware, RDN, L.D. Direview oleh Natalie Olsen, R.D., L.D., Everything you need to know about lobster. Medical News Today. 2018.
6. Anonim. Lobster: crustacean. britannica. 2020.
7. Anonim. How to Eat Lobster. wikiHow. 2020.
8. Anonim. How to Cook a Lobster. wikiHow. 2020.
9. Anonim. Shellfish allergy. Mayo Clinic. 2020.
10. Anonim. Storing Live Lobster. Maine Lobster. 2020.