Sayuran memang baik bagi kesehatan. Meski melengkapi kebutuhan gizi, tidak semua orang suka mengonsumsinya, termasuk anak-anak. Berbagai cara mengatasi anak yang tidak sayuran perlu orang tua coba agar kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi.
Ada berbagai penyebab anak tidak suka makan sayur. Salah satunya yakni timbulnya neofobia atau penolakan terhadap makanan yang belum dikenal, terutama anak usia dua bulan hingga enam tahun. Sifat anak-anak yang cenderung menyukai rasa manis pada makanan juga menganggap beberapa atau seluruh jenis sayuran tidak enak.[1]
Padahal, peran sayuran cukup penting bagi tumbuh kembang anak. Sayur mayur kaya akan energi, vitamin, anti oksidan, serat, dan air. Anak-anak memerlukan kandungan nutrisi tersebut sebagai perlindungan penyakit kronis seperti diabetes, stroke, jantung, hingga beragam jenis kanker yang mungkin saja terjadi di masa mendatang.[2]
Anda bisa terus membaca untuk mengetahui lebih banyak manfaat sayur untuk anak, di antaranya:
Seperti kita tahu, usia anak-anak merupakan masa emas. Pemenuhan kebutuhan nutrisi sangat diperlukan untuk menunjang tumbuh kembang anak. Kandungan vitamin dan mineral pada sayur-sayuran dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kesehatan si buah hati.[3]
Sebagai contoh wortel dengan kandungan vitamin A yang membantu menjaga kesehatan mata, bayam kaya akan zat besi dan mineral yang menghindarkan tubuh dari anemia.[3]
Membiasakan buah hati mengonsumsi sayuran pada piring makannya akan sangat berdampak pada kesehatan di masa tua. Sayuran merupakan bahan makanan tinggi serat dan rendah kalori serta lemak. Komposisi tersebut sangat cocok untuk menjaga keseimbangan berat badan.[3]
Sayuran utuh memiliki kandungan serat tinggi, baik serat larut maupun serat tak larut. Keduanya sangat dibutuhkan organ pencernaan agar dapat memproses asupan makanan secara maksimal dan menjaganya tetap sehat.[4]
Serat berperan penting dalam menjaga motilitas atau kemampuan usus halus. Dampak baiknya, si kecil dapat buang air besar secara teratur dan terhindar dari kemungkinan sembelit.[5] Serat pada sayuran juga dapat difermentasi menjadi prebiotik yang baik untuk kesehatan usus. Hasilnya, nutrisi makanan dapat terserap secara lebih optimal.[6]
Kesehatan usus sangat berpengaruh pada kemampuan tubuh melawan bakteri dan virus. Sehatnya mikrobiota usus turut serta meningkatkan kualitas kesehatan secara umum dengan menjaga sistem kekebalan tubuh.[7]
Tersedianya vitamin, mineral, serta senyawa bioaktif penting lainnya pada sayuran juga ikut membantu menjaga imunitas. Kombinasi kandungan penting tersebut membentuk antibodi dan kekebalan tubuh anak.[8][9]
Sekilas tidak ada kaitannya, tetapi studi epidemiologis menunjukkan adanya hubungan kesehatan tulang dengan konsumsi rutin sayur yang dibarengi buah dalam jumlah banyak.[10] Hal ini merupakan peran sayuran yang membantu meningkatkan penyerapan kalium pada tubuh.[11]
Kandungan vitamin, mineral, dan antioksidan penting pada sayuran juga berperan dalam menjaga kesehatan tulang.
Kangkung, sawi, dan aneka sayuran hijau lain mungkin tidak menarik di mata si kecil. Namun, tahukah Anda bahwa jenis sayur-sayuran ini membantu meningkatkan fungsi otak? Sebut saja brokoli, kubis, dan sayuran berdaun gelap lain yang bermanfaat meningkatkan daya ingat.[12]
Kemampuan sayuran hijau dalam membantu tumbuh kembang kognitif berasal dari adanya kandungan mikronutrien seperti vitamin K, lutein, folat, dan betakaroten. Zat tersebut berperan dalam membantu memperlambat penurunan kinerja kognitif yang tentunya sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang anak. [13]
Anak bisa saja kesulitan untuk mulai menambahnkan sayuran hijau pada piring makanannya. Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengenalkan sayuran sejak dini dan membentuk kebiasaan makan sayur pada anak-anak. Diperlukan strategi agar kebutuhan asupan sayuran anak tercukupi mengingat peran sayuran yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Beberapa metode berikut ini dapat menjadi referensi cara mengatasi anak yang tidak suka sayuran.
Tidak bisa dipungkiri, orang tua merupakan role model awal bagi anak. Agar anak mau mengonsumsi sayuran, perlu adanya keterlibatan orang tua juga seluruh anggota keluarga untuk membentuk kebiasaan sehat. Anak bisa saja tertarik melihat kakak atau anggota keluarga lain yang menikmati sayuran di piringnya.[14]
Pada fase ini, penolakan bisa saja terjadi. Untuk itu coba perlahan agar anak tidak merasa terpaksa dan berikan pujian ketika anak mau mengonsumsi sayuran.
Jadikan belanja menjadi momen pengenalan sayuran pada buah hati. Ajak si kecil untuk memilih sendiri sayuran yang ia suka atau ingin ia coba. Dengan demikian, anak Anda akan lebih tertarik untuk memakan sayuran pilihannya.
Pun pada saat pengolahan, berikan opsi bagaimana si kecil ingin memakan sayur pilihannya. Libatkan pula anak dalam proses memasak, berikan ia tugas ringan yang tidak membahayakan seperti mencabut daun sayuran, dan sebagainya.[14]
Si kecil mungkin bosan dengan satu jeni sayuran. Untuk menyiasatinya, Anda bisa menyajikan variasi sayuran dengan berbagai tekstur, bentuk, serta warna. Semakin banyak variasinya, semakin besar kemungkinan anak Anda akan menemukan jenis sayuran favorit untuk ia makan.
Rasa dan tampilan merupakan faktor penting saat si kecil makan. Agar anak tetap tertarik untuk mencoba, Anda bisa mengolah sayuran menjadi makanan yang akrab dikonsumsi. Seperti memanggang sayuran dengan rempah segar dan jus lemon atau menggunakan brokoli yang diiris halus dalam tumisan atau menjadi topping pizza.[15]
Jika Anda biasa menyediakan chips atau jajanan manis lain sebagai camilan atau makanan penutup, kini Anda bisa menggantinya dengan stik sayuran. Perkenalkan pada buah hati tentang jajanan sehat berbahan dasar sayur. Pastikan untuk melakukannya secara perlahan agar si kecil tidak protes dan terhindar dari risiko mogok makan.[15]
Sebagai catatan, pastikan untuk mencuci terlebih dahulu sebelum menyajikan sayuran pada si kecil agar mengurangi kemungkinan kontaminasi mikroba.
Saat berada pada fase bosan atau enggan memakan sayuran, si kecil bisa saja memaksa berhenti mengonsumsi segala tampilan sayur. Jika sudah demikian, Anda perlu menyiasatinya dengan menyelipkan sayuran dalam makanan kesukaan buah hati.[15]
Anda bisa mencampurkanya dengan menghaluskannya, sehingga tidak terlihat bentuk fisik sayuran yang mungkin tidak disukai si kecil.
1. Ong Jia Xin. “Food for Children: Why Fruits and Vegetables are Important”. Healthxchange.sg; 2021.
2. Anonim. “Vegetables: Tips to encourage your child to eat more”. Raisingchildren.net.au; 2021
3. Jan Sheehan. “What Are the Benefits of Fruits & Vegetables for Kids?”. SFGate; 2018.
4. Swati Patwal, M.Sc., MBA., Charmaine Dominguez, RDN. “Fruits And Vegetables For Kids: Health Benefits And Fun Facts”. Mom Junction; 2021.
5. Mark L. Dreher. “Whole Fruits and Fruit Fiber Emerging Health Effects”. Dec; 10(12): 1833. Nutriens; 2018.
6. Jiefen Cui,Yunhe Lian,Chengying Zhao,Hengjun Du,Yanhui Han,Wei Gao,Hang Xiao,Jinkai Zheng. “Dietary Fibers from Fruits and Vegetables and Their Health Benefits via Modulation of Gut Microbiota”. Volume 18, Issue 5. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety; 2019.
7. Victoria Bell, Jorge Ferrão, Lígia Pimentel, Manuela Pintado, and Tito Fernandes. “One Health, Fermented Foods, and Gut Microbiota”. Dec; 7(12): 195. Foods; 2018.
8. Rui Hai Liu. “Health-Promoting Components of Fruits and Vegetables in the Diet”. May; 4(3). Advances in Nutritions; an International Review Journal; 2013
9. Rui Hai Liu. “Dietary bioactive compounds and their health implications”. Jun;78. Journal of Food Science; 2013.
10. Rui Qiu, Wen-ting Cao, Hui-yuan Tian, Juan He, Geng-dong Chen, and Yu-ming Chen. “Greater Intake of Fruit and Vegetables Is Associated with Greater Bone Mineral Density and Lower Osteoporosis Risk in Middle-Aged and Elderly Adults”. Jan 3 12(1). PLoS One; 2017.
11. Susan A New. “Intake of fruit and vegetables: implications for bone health”. Nov;62(4):889-99. The Proceeding of The Nutrition Society; 2003.
12. Marisa Moore, MBA, RDN, LD and Sarah Klemm, RDN, CD, LDN. “4 Types of Foods to Support Memory”. Eatright; 2021.
13. Anonim. Foods linked to better brainpower. Harvard Health Publishing; 2021.
14. Mary L. Gavin, MD. "My Toddler Hates Vegetables. What Can I Do?". Nemours Kids Health; 2018.
15. Alisha Grogran, MOT., OTR/L. "How to Get Your Child to Eat Vegetables without a Battle or Tricking Them". Your Kids Table; 2021.
16. Sally. "Your Kid Hates Vegetables. Now What?". Real Mom Nutrition; 2021.