Miconazole adalah obat antijamur yang digunakan untuk mengobati infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur. Miconazole bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan jamur. Selain infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur, miconazole juga dapat diperuntukkan infeksi ragi (infeksi jamur) pada vagina pada orang dewasa atau anak di atas 12 tahun. [1, 3, 4]
Daftar isi
Berikut informasi terkait Miconazole mulai dari indikasi hingga peringatannya. [1, 2, 3, 4]
Indikasi | Infeksi jamur |
Kategori | Obat Bebas Terbatas |
Konsumsi | Dewasa dan anak |
Kelas | Turunan Imidazole dan Triazole |
Bentuk | Tablet bukal, Salep, Krim, Bedak, Semprotan. |
Kontraindikasi | → Hipersensitif. → Bayi kurang dari 4 bulan atau dengan refleks menelan yang kurang berkembang. → Penggunaan bersamaan dengan obat yang memperpanjang interval QT (misalnya Astemizole, Cisapride, Dofetilide, Halofantrine, Mizolastine, Pizzidin, Quinidine, Sertindole, Terfenadine). |
Peringatan | Pasien dengan kondisi berikut, wajib berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Miconazole: → Gangguan hati. → Anak-anak. → Ibu hamil dan menyusui. → Pada pasien infeksi jamur vagina, Miconazole Vaginal dapat menurunkan efektivitas agen kontrasepsi lateks. |
Kategori Obat pada Kehamilan & Menyusui | Cara Pemberian Obat: ↔ Melalui Bukal/Topikal/Vaginal: Kategori C: Studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tetapi karena manfaat potensial mungkin beberapa ibu hamil memerlukan penggunaan obat ini. Konsultasikan kepada dokter Anda jika Anda sedang hamil atau berencana hamil saat konsumsi miconazole. |
Sebagai agen antijamur, Miconazole digunakan untuk mengobati infeksi kulit seperti: [1,2,3,4]
Pemberian dosis Miconazole disesuaikan dengan kondisi medis yang dialami pasien. Berikut pembagian dosis antara dewasa dan anak-anak. [3]
Kandidiasis Oropharyngeal Mulut/Tenggorokan (Gel Oral/Tablet Bukal): Sediaan Gel Oral: → Oleskan 2,5 mL langsung ke area yang terkena 4 kali sehari. Sediaan Tablet Bukal: → Dosis 50 mg satu kali sehari diterapkan ke daerah gusi atas. → Aplikasikan selama 1-2 minggu sesuai respon klinis. |
Kandidiasis Usus (Gel): → Dosis 20 mg/kg setiap hari diberikan dalam 4 dosis. → Dosis maksimum 1.000 mg (40 mL) per hari. |
Infeksi Jamur Kulit (Topikal): Sediaan krim atau bubuk 2%: →Oleskan pada area yang terkena selama 2-6 minggu. Sediaan 2% bubuk dengan krim 2%: → Oleskan kedua formulasi di atas daerah yang terkena satu kali sehari. → Aplikasikan selama 2 sampai 6 minggu. |
Tinea Pedis (Semprotan): → Oleskan pada area yang terkena hingga lesi hilang. |
Infeksi Jamur Kuku (Topikal): Sediaan krim 2%: → Oleskan pada daerah yang terkena 1sampai 2 kali per hari. |
Kandidiasis Vulvovaginal Vagina (Intravaginal): Sediaan krim 2% (sekitar 5 g): → Oleskan secara intravaginal pada waktu tidur satu kali sehari. →Aplikasikan setiap hari selama 10 hingga 14 hari. Sebagai alat pencegah kehamilan: → Dosis 100 mg satu kali sehari pada waktu tidur. → Aplikasikan selama 7 atau 14 hari. → Pilihan dosis 200 mg atau 400 mg setiap hari selama 3 hari. → Dosis 1.200 mg sebagai dosis tunggal. Sebagai penutup vagina: → Dosis 1.200 mg dimasukkan secara intravaginal pada waktu tidur sebagai dosis tunggal. |
Infeksi Jamur Kuku (Topikal): Sediaan krim 2%: → Oleskan pada daerah yang terkena 1sampai 2 kali per hari. |
Infeksi Jamur Kulit (Topikal): Sediaan krim atau bubuk 2%: → Oleskan pada area yang terkena selama 2-6 minggu. Sediaan 2% bubuk dengan krim 2%: → Oleskan kedua formulasi di atas daerah yang terkena satu kali sehari. → Aplikasikan selama 2 sampai 6 minggu. |
Kandidiasis Oropharyngeal Mulut/Tenggorokan (Gel Oral/Tablet Bukal): Usia 4 bulan-2 tahun: → Oleskan 1,25 mL langsung ke area yang terkena 4 kali sehari. → Pemberian dilakukan dalam dosis terbagi lebih kecil. Usia 2 tahun keatas (Gel Oral): → Oleskan 2,5 mL langsung ke area yang terkena 4 kali sehari. Usia 2 tahun keatas (Tablet Bukal): → Dosis 50 mg satu kali sehari diterapkan ke daerah gusi atas. → Aplikasikan selama 1-2 minggu sesuai respon klinis. → Lanjutkan pengobatan setidaknya 1 minggu setelah gejala sembuh. |
Seperti pengobatan lainnya, Miconazole juga memiliki efek samping. Berikut ini efek samping yang terjadi pada penggunaan Miconazole: [1,2,3,4]
Efek Samping Tenaga Medis:
Berikut ini informasi lebih rinci terkait cara kerja Miconazole hingga interaksi dengan obat lain. [1,2,3,4]
Penyimpanan | → Simpan pada suhu 20-25°C. → Lindungi dari cahaya dan kelembaban. → Jangan simpan obat di kamar mandi. → Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. |
Cara Kerja | Deskripsi: Miconazole adalah agen antijamur turunan Imidazole yang bekerja dengan cara menghambat biosintesis ergosterol pada jamur dan mengubah komposisi komponen lipid lain dalam membran. Hal ini mengakibatkan nekrosis pada sel jamur. Miconazole juga menghambat peroksidase dan katalase jamur tetapi tidak mempengaruhi aktivitas oksidasi NADH, yang mengarah pada peningkatan produksi spesies oksigen reaktif (ROS). Farmakokinetik Penyerapan: Diserap secara minimal dari saluran pencernaan. Bioavailabilitas sekitar 25-30% (oral) dan 1-2% (intravaginal). Waktu untuk konsentrasi memuncak sekitar 2 jam. Distribusi: Didistribusikan ke jaringan tubuh, sendi dan cairan (topikal). Ikatan protein dalam darah sekitar 88% terutama albumin dan 10% untuk RBC. Metabolisme: Dimetabolisme di hati menjadi metabolit yang tidak aktif. Ekskresi: Diekskresikan terutama melalui tinja. Sediaan oral 50% sebagai metabolit dan obat tidak berubah. Miconazole juga dieksresikan melalui urin (sediaan oral 1% sebagai obat tidak berubah). Waktu paruh eliminasi kira-kira 20-25 jam. |
Interaksi dengan obat lain | → Anisindione: Kombinasi Anisindione dengan Miconazole menyebabkan komplikasi perdarahan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh peningkatan kadar Anisindione dalam darah. → Dicumarol: Penggunaan bersamaan menyebabkan komplikasi perdarahan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh peningkatan kadar Dicumarol dalam darah. → Warfarin: Menggunakan Warfarin bersama dengan Miconazole menyebabkan komplikasi perdarahan. Perdarahan ini kemungkinan disebabkan oleh peningkatan kadar Warfarin dalam darah. → Fluconazole: Fluconazole dapat meningkatkan kadar dan efek Miconazole dalam darah. Penyesuaian dosis atau pengawasan lebih ketat mungkin diperlukan. → Avorvastatin: Penggunaan bersamaan secara signifikan dapat meningkatkan kadar Atorvastatin dalam darah. Hal ini dapat meningkatkan risiko efek samping seperti kerusakan hati dan kondisi langka namun serius yang disebut Rhabdomyolysis, melibatkan kerusakan jaringan otot rangka. Pada beberapa kasus, Rhabdomyolysis dapat menyebabkan kerusakan ginjal hingga kematian. Penyesuaian dosis atau pengawasan lebih ketat mungkin diperlukan. → Hydrocodone: Miconazole dapat meningkatkan kadar dan efek HYDROcodone dalam darah. Penyesuaian dosis atau pengawasan lebih ketat mungkin diperlukan dalam penggunaan obat secara bersamaan. → Alprazolam: Kombinasi kedua obat secara signifikan dapat meningkatkan kadar darah dan efek ALPRAZolam. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan rasa kantuk dan kesulitan bernapas. |
Overdosis | ⇔ Gejala: Muntah, Diare (tablet bukal, krim vagina atau pessary); Iritasi kulit (topikal); Penyumbatan impaksi saluran udara (semprot bubuk). ⇔ Cara Mengatasi: Pengobatan dilakukan simtomatik dan suportif. Jika tidak sengaja tertelan, metode pengosongan lambung yang tepat dapat dipertimbangkan. Khusus sediaan bubuk semprotan, bila pernapasan terganggu, intubasi endotrakeal, pengangkatan material yang terkena dampak dan bantuan pernapasan dapat dipertimbangkan. |
Kondisi medis apa yang diobati dengan Miconazole?
Miconazole digunakan untuk mengobati infeksi jamur pada mulut, kulit, maupun area selangkangan. [1,2,3,4]
Bagaimana saya menggunakan mengaplikasikan Miconazole?
Konsumsi Miconazole seperti arahan dokter. Obat ini tersedia dalam bentuk gel oral dan tablet bukal. Bersihkan dan keringkan tangan sebelum mengoleskan gel oral. Cuci tangan setelah mengoleskan obat. Untuk sediaan tablet bukal, tempatkan sisi bundar tablet pada gusi atas tepat di atas gigi depan. Jangan menelan atau menghancurkan tablet. Berikan sedikit tekanan pada bibir atas kurang lebih 30 detik. Jika tablet jatuh atau tidak sengaja tertelan dalam 6 jam pertama setelah aplikasi, segera ganti. Gunakan sisi lain gusi setiap aplikasi. [1,2]
Apa yang harus saya lakukan jika saya lupa minum obat ini?
Segera aplikasikan dosis yang terlewat begitu mengingatnya. Namun apabila sudah mendekati waktu untuk dosis berikutnya, lewati dosis sebelumnya. [1,2,3]
Apa yang harus diperhatikan sebelum menggunakan Miconazole?
Hipersensitif atau alergi terhadap Miconazole atau obat lain yang digunakan untuk infeksi jamur. Pasien dengan gangguan hati, anak-anak, ibu hamil dan menyusui juga wajib mengonsultasikan kondisinya dengan dokter. Hindari konsumsi Miconazole dengan obat-obatan yang digunakan untuk penyakit jantung, pilek, alergi, migrain, gangguan suasana hati, kecemasan, masalah perut, malaria, dan obat penurun kolesterol. [1,2,3,4]
Brand Merek Dagang |
Daktarin |
Daktazol |
Micoskin |
Moladerm |
Sporend |
Daktarin Oral Gel |
Fungares |
Micrem |
Mycozol Cream |
Zolagel |
1. Cerner Multum. Miconazole Topical. Drugs.com; 2019.
2. Anonim. Miconazole Buccal: Uses, Side Effects, Interactions, Pictures, Warnings & Dosing; Diakses 2020.
3. Anonim. Miconazole. Mims Indonesia; Diakses 2020.
4. Anonim. Miconazole Topical. MedlinePlus; 2018.