Daftar isi
Osteosarcoma merupakan kondisi medis yang berkaitan dengan tumor tulang pediatrik primer, yang berasal dari sel mesenkim pembentuk tulang primitif (penghasil osteoid) [1].
Osteosarcoma ini termasuk tumor tulang yang dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu primer dan sekunder. Untuk Osteosarcoma primer umumnya tidak memiliki patologi tulang yang mendasari, sedangkan Osteosarcoma sekunder terdapat patologi dasar yang telah mengalami degenerasi atau konversi ganas [1].
Jenis Osteosarcoma sendiri dapat dibagi menjadi beberapa subtipe berdasarkan tingkat diferensiasi, lokasi di dalam tulang dan variasi histologis [1].
Adapun berdasarkan variasi histologisnya, Osteosarcoma dapat dibedakan menjadi sebagai berikut [2]:
Osteosarcoma central umumnya dapat dibagi menjadi beberapa subtipe lainnya sebagai berikut [2]:
Osteosarcoma konvensional diketahui sebagai Osteosarcoma yang paling umum terjadi dari semua kasus Osteosarcoma. OSTEOSARCOMA konvensional ini umumnya menyerang orang-orang dalam usia dekade pertama hingga kedua kehidupannya.
Osteosarcoma konvensional ini dapat juga dibagi menjadi beberapa kelompok lagi seperti [2]:
Osteosarcoma jenis ini lebih banyak terletak di metafisis tulang panjang, tetapi juga dapat muncul di diafisis tulang panjang serta kerangka aksial.
Osteosarcoma Telangiectatic secara histologis merupakan pelebaran rongga berisi darah dan sel sarkoma derajat tinggi pada septa dan tepi perifer. Osteosarcoma jenis ini, secara metafisis berupa pola gerografis kerusakan tulang dna zona transisi yang luas.
Osteosarcoma sel kecil (SOS) secara histologis menunjukkan sel-sel yang kecil, dan memiliki inti hipokromatik bulat dengan polimorfisme nuklir kecil, mirip dengan sarkoma Ewing.
Osteosarcoma derajat rendah (LOS) umumnya mempengaruhi orang-orang di dekade ketiga atau keempat kehidupan. Osteosarcoma jenis ini diketahui mirip dengan osteosarcoma parosteal, displasia fibrosa, atau fibroma desmoplastic
Osteosarcoma tipe surface dapat dibagi menjadi beberapa subtipe meliputi [2]:
Osteosarcoma parosteal (PAOS) merupakan osteosarcoma derajat rendah yang berasal dari periosteum yang mempengaruhi aspek posterior femur distal.Secara histologis, Osteosarcoma jenis ini menunjukkan aliran trabekula tulang yang menunjukkan orientasi paralel derajat tinggi, mirip dengan apa yang mungkin terlihat pada reaksi tulang baru periosteal.
Osteosarcoma periosteal (PIOS) memiliki komponen matriks berupa kartilaginosa dan lebih jarang daripada parosteal. Osteosarcoma jenis ini umumnya muncul di antara korteks dan lapisan kambium periosteum.
High-Grade Surface Osteosarcoma (HGSOS) merupakan lesi permukaan tingkat tinggi dengan potensi keganasan yang sama dengan tipe konvensional.
Lesi permukaan dengan mineralisasi parsial, dan tumor pada Osteosarcoma ini diketahui dapat meluas ke jaringan lunak sekitarnya.
Gejala Osteosarcoma bervariasi tergantung pada lokasi tumornya sendiri. Namun, secara umum gejala berikut ini mungkin dialami oleh orang yang menderita Osteosarcoma [3]:
Rasa nyeri yang dialami mungkin juga akan bervariasi. Jika terjadi pada anak kecil, nyerinya mungkin akan membuat anak merasakan sakit yang tumpul hingga membuatnya terjaga di malah hari [3].
Perlu juga diketahui bahwa, orang-orang yang menderita Osteosarcoma mungkin akan memiliki otot-otot di kaki atau lengan yang lebih kecil dibandingkan dengan otot-otot di ekstrimitas yang berlawanan [3].
Pada anak-anak, gejala nyeri tulang pada Osteosarcoma mungkin akan menyerupai nyeri kaki akibat proses pertumbuha tulang yang normal terjadi. Namun, nyeri pertumbuhan tulang umumnya akan berhenti ketika memasuki usia remaja [3].
Oleh karena itu, orang tua harus mewaspadai nyeri tulang yang terjadi setelah proses pertumbuhan tulang berhenti, khususnya jika terjadi nyeri tulang kronis atau pembengkakan [3].
Hingga kini masih belum jelas apa yang menyebabkan Osteosarcoma. Namun, sejauh ini Dokter mengetahui bahwa tumor ini dapat terjadi ketika salah satu sel yang bertanggung jawab membuat tulang baru mengalami kelainan [4].
Mengingat, Osteosarcoma ini dapat dimulai ketika sel tulang sehat mengambangkan perubahan DNA hingga terbentuklah tulang baru bahkan ketika tidak dibutuhkan [4].
Sel-sel tulang yang tidak terbentuk dengan baik kemudian dapat menyerang dan merusak jaringan tubuh yang sehat. Bahkan, sel dapat pecah dan menyebar atau bermanifestasi ke seluruh tubuh [4].
Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko Osteosarcoma [4, 5]:
Osteosarcoma baik penyakit maupun pengobatannya mungkin dapat menimbulkan komplikasi tertentu seperti [4]:
Osteosarcoma mungkin dapat menyebar atau bermatastasis ke area lain hingga membuat pengobatan maupun proses pemulihan menjadi lebih sulit lagi. Adapun Osteosarcoma ini umumnya paling sering menyebar ke area paru-paru maupun area tulang lainnya..
Amputasi atau proses pengangkatan tumor dengan mengangkat bagian tubuh tertentu yang terkana mungkin juga dapat menjadi salah satu komplikasi Osteosarcoma.
Hal ini tentu dilakukan jika memang amputasi dibutuhkan untuk menyelamatkan anggota tubuh lain dari penyebaran Osteosarcoma yang mungkin terjadi.
Adapun setelah dilakukan amputasi pada bagian tubuh tertentu, seseorang juga harus mengalami perubahan dalam cara hidup. Penyesuaian cara hidup mungkin salah satunya akan seperti penggunaan kaki palsu yang butuh latihan dan kesabaran yang tidak sedikit.
Waktu untuk beradaptasi dengan hal baru inilah yang mungkin juga akan menjadi bentuk komplikasi lain pengobatan Osteosarcoma.
Pengobatan Osteosarcoma mungkin juga akan menimbulkan efek jangka panjang, di mana seperti kemoterapi agresif untuk mengendalikan Osteosarcoma.
Untuk itu, jika seseorang sedang menjalani perawatan seperti kemoterapi agresif, Dokter juga akan membarikan cara untuk mengelola efek samping yang terjadi selama perawatan.
Bahkan, Dokter mungkin akan memberikan beberapa kemungkinan efek samping yang harus diperhatikan pada tahun-tahun setelah perawatan.
Dalam melakukan diagnosis terhadap Osteosarcoma, Dokter mungkin akan melakukan beberapa hal, termasuk [5]:
Pemeriksaan fisik untuk mencari benjolan yang tidak biasa di sekitar tulang akan dilakukan oleh Dokter. Selain itu, Dokter mungkin juga akan menanyakan terkait riwayat kesehatan pasien maupun keluarganya.
Tes pencitraan mungkin dapat membantu menunjukkan adanya perubahan pada tulang yang mungkin berkaitan dengan Osteosarcoma. Adapun tes pencitraan yang dapat dilakukan mungkin meliputi [4]:
Dengan melakukan tes pencitraan, area tumor yang telah menyebar mungkin akan dapat juga terlihat.
Proses biopsi dengan pengambilan sampel kecil bagian tulang maupun jaringan di area yang terasa nyeri atau bengkak mungkin juga akan dilakukan oleh Dokter dalam mendiagnosis Osteosarcoma.
Biopsi bedah terbuka dengan membuat luka kecil di kulit mungkin akan dilakukan. Setelah sampel diperoleh, sampel tersebut akan dianalisis menggunakan mikroskop. Jika ada sel kanker pada sampel maka penyebaran sel kanker mungkin dapat dilihat juga areanya.
Jika seseorang didiagnosis menderita Osteosarcoma, maka Dokter akan memberikan bantuan dalam mengembangkan perawatan yang sesuai agar peluang bertahan hidup menjadil lebih optimal [6].
Adapun, metode perawatan untuk Osteosarcoma sendiri akan bergantung pada ukuran tumor dan penyebaran yang telah terjadi. Metode perawatan Osteosarcoma mungkin akan meliputi [6]:
Operasi pembedahan adalah salah satu metode pengobatan untuk Osteosarcoma, di mana pelaksanannya membutuhkan ahli bedah khusus untuk mengangkat semua kanker.
Operasi pembedahan Osteosarcoma ini mungkin juga akan mengangkat tumor dan beberapa bagian jaringan di sekitar area yang diserang.
Namun, jika tumor berukuran sangat besar maupun sudah mengalami penyebaran yang luas hingga ke saraf atau pembuluh darah, maka amputasi mungkin akan dilakukan.
Kemoterapi, berupa konsumsi obat baik melalui oral maupun suntikan ke pembuluh darah ini bertujuan untuk membunuh sel kanker di seluruh tubuh.
Obat kemoterapi ini terkadang juga digunakan sebelum melakukan operasi pembedahan untuk mengurangi ukuran dari tumor Osteosarcoma, sehingga operasi akan berjalan lebih mudah.
Selain itu, obat kemoterapi juga dapat digunakan untuk mengurangi risiko kembalinya kanker setelah operasi.
Terapi radiasi umumnya menggunakan sinar berenergi tinggi yang dimaksudkan untuk membunuh sel kanker Osteosarcoma. Namun, terapi radiasi jarang digunakan untuk pengobatan Osteosarcoma karena sel tumor Osteosarcoma tidak mudah dibunuh dengan radiasi.
Obat terapi yang ditargetkan atau disebut juga dengan obat non-kemo ini dapat membantu menghalangi sel tumor tumbuh. Namun, hingga kini belum ada persetujuan untuk penggunaan obat terapi yang ditargetkan pada penderita Osteosarcoma. Penelitian masih dilakukan hingga sekarang, khususnya untuk mengatasi jika obat kemoterapi sudah tidak berfungsi lagi nanti.
Pencegahan Osteosarcoma mungkin dapat dilakukan dengan mengurangi risikonya, termasuk dengan mengubah gaya hidup seperti [7]:
Untuk pencegahan yang benar-benar mencegah Osteosarcoma hingga kini belum diketahui. Mengingat, selain gaya hidup dan terapi radiasi, penyebab Osteosarcoma sendiri tidak diketahui secara pasti [7].
Untuk itu, pencegahan terhadap Osteosarcoma hingga kini masih susah untuk dilakukan [7].
1. Stephanie Prater & Brett McKeon. Osteosarcoma. National Center for Biotechnology Information, Natiional Institutes of Health; 2021.
2. Amirhossein Misaghi, Amanda Goldin, Moayd Awad & Anna A Kulidjian. Osteosarcoma: a comprehensive review. National Center for Biotechnology Information, Natiional Institutes of Health; 2018.
3. Valencia Higuera & William Morrison, M.D. Osteosarcoma. Healthline; 2017.
4. Tim Mayo Clinic. Osteosarcoma. Mayo Clinic; 2021.
5. Susan Bernstein, Teresa Dumain & Melinda Ratini. Osteosarcoma. WebMD; 2020.
6. Yvelette Stines & Douglas A. Nelson, MD. What Is Osteosarcoma?. Very Well Health; 2021.
7. Anonim. Osteosarcoma. Cancer; 2021.