Makanan, Minuman dan Herbal

7 Pantangan Makanan Penderita Liver

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Liver (hati) memiliki peran penting dalam metabolisme tubuh. Liver mengubah nutrisi yang kita dapatkan dari makanan menjadi substansi yang dapat digunakan oleh tubuh atau disimpan sebagai cadangan energi. Fungsi lain dari liver ialah untuk mengatasi zat beracun, baik dengan mengubahnya atau mengeluarkannya dari tubuh[1].

Kesehatan liver dipengaruhi secara signifikan oleh makanan yang kita konsumsi. Oleh karena itu bagi orang dengan penyakit liver sangat penting untuk memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi[1, 2].

Berikut beberapa makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita liver:

1. Makanan Berlemak

Makanan berlemak dapat disebut tidak memberi manfaat bagi liver. Tubuh kita mencerna lemak menggunakan bilus yang dihasilkan oleh liver. Saat liver mengalami gangguan akibat suatu penyakit, produksi dari bilus dapat terdampak, sehingga dapat menimbulkan gejala pencernaan[1, 3].

Makanan yang tinggi kandungan lemak jenuh atau minyak trans sulit untuk dicerna. Sehingga konsumsinya akan mengakibatkan liver perlu bekerja ekstra keras[4].

Konsumsi lemak jenuh dapat menyebabkan peningkatan peradangan (inflamasi) dalam jangka waktu lama. Peradangan dapat mengarah pada terbentuknya jaringan parut, suatu komplikasi yang disebut sirosis[1, 4].

Makanan berlemak juga cenderung tinggi kalori, yang mana dapat mengarah pada peningkatan berat badan. Berat badan berlebih termasuk salah satu faktor risiko dalam perkembangan penyakit liver[2].

Selain itu, konsumsi makanan berlemak juga dapat menyebabkan penumpukan lemak di dalam sel-sel hati, mengarah pada terjadinya penyakit hati berlemak[1].

Minyak jenuh juga dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL), sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke[4].

Sebaiknya orang dengan penyakit liver membatasi atau menghindari jenis makanan berlemak, seperti[1, 2, 4]:

  • Gorengan dan Makanan Cepat Saji

Kebanyakan gorengan mengandung minyak jenuh, demikian pula dengan makanan cepat saji. Contohnya burger yang mengandung sekitar 16 gr minyak jenuh, sementara daging olahan seperti peperoni mengandung 17,7 gr minyak jenuh dalam setiap 100 gr.

Bagi orang yang memiliki penyakit liver sebaiknya menghindari jenis makanan tersebut dan menggantinya dengan sayuran atau buah. Sayuran merupakan sumber serat yang baik dan memiliki kandungan lemak jenuh yang sangat sedikit atau bahkan tidak ada.

Sayuran seperti brokoli dan kubis secara alami mengandung indole, yaitu suatu senyawa yang dihubungkan mampu melawan penyakit hati berlemak.

Alih-alih memakan kentang goreng sebagai sumber karbohidrat, sebaiknya penderita liver mengkonsumsi buah. Buah juga dapat menjadi pilihan alternatif sebagai sumber serat. Buah blueberi dihubungkan dengan penurunan cedera kronis pada liver.

Selain buah, asupan karbohidrat dan serat dapat diperoleh dari produk gandum seperti oatmeal. Mengkonsumsi oatmeal diketahui dapat membalik dampak dari penyakit hati berlemak.

  • Krim Kocok

Krim kocok (whipped cream) banyak digemari karena rasanya yang manis dan enak. Namun dari segi kesehatan krim kocok hampir tidak membawa manfaat sama sekali bagi tubuh, terutama bagi penderita liver. Krim kocok memiliki kandungan tinggi kalori, gula, lemak, dan lemak jenuh (sekitar 23,2 gr per cangkir).

  • Mentega

Mentega memiliki kadar lemak jenuh tinggi. Sehingga konsumsi mentega dapat memperburuk penyakit liver. Penderita liver sebaiknya membatasi konsumsi mentega.

Kita bisa menggantikan penggunaannya dalam memasak dengan minyak zaitun, yang mana tinggi kandungan asam lemak omega 3. Minyak zaitun juga dapat membantu mempertahankan berat badan sehat.

  • Susu Full Cream

Dalam satu cangkir susu full cream mengandung sekitar 9,1 gr lemak jenuh. Oleh karena itu susu full cream tidak baik dikonsumsi penderita liver.

Meski demikian, konsumsi susu yang tinggi kandungan protein whey penting untuk mencegah kerusakan liver. Penderita liver sebaiknya memilih konsumsi susu rendah lemak atau susu skim.

Penderita liver dapat dianjurkan mengkonsumsi teh hijau, yang mana memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan. Konsumsi teh hijau secara rutin terbukti dapat membantu menjaga kesehatan liver.

  • Minyak

Beberapa dari kita sering menganggap bahwa minyak nabati merupakan minyak yang baik untuk kesehatan karena berbahan dasar dari tumbuhan. Namun beberapa minyak nabati sebenarnya tinggi kandungan lemak jenuh, meliputi minyak inti sawit, minyak kelapa, mentega kakao, dan lemak sapi.

Minyak nabati yang dianjurkan untuk penderita liver yaitu minyak alpukat. Studi menunjukkan senyawa tertentu di dalam alpukat dapat menyingkirkan dan memperlambat kerusakan hati potensial.

  • Keju Ricotta

Secara umum, konsumsi keju membawa dampak yang kurang baik bagi lliver. Terutama keju ricotta yang mengandung 10,3 gr lemak jenuh per cangkir. Konsumsi keju ricotta sebaiknya dihindari oleh orang dengan penyakit liver.

Sebagai cemilan alternatif penderita liver dapat memakan kacang-kacangan. Kacang-kacangan seperti almond dan walnut kaya kandungan vitamin E yang tinggi dan dapat melindungi tubuh melawan penyakit hati berlemak.

2. Alkohol

Liver bertanggung jawab untuk mengatasi zat beracun, termasuk alkohol. Akan tetapi reaksi kimia yang terjadi dalam proses pemecahan alkohol dapat merusak sel-sel liver. Kerusakan sel dapat mengarah pada terjadinya peradangan, kematian sel, dan fibrosis[1, 4].

Konsumsi alkohol dalam jangka waktu lama dapat menghambat absorpsi (penyerapan) nutrisi dan meningkatkan efek beracun pada liver. Orang yang mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam waktu lama berisiko mengalami sirosis hari, yaitu jaringan parut ireversibel pada hati. Penderita sirosis hati dapat mengalami komplikasi seperti muntah darah, penyakit kuning, akumulasi cairan tubuh berlebih, dan kanker hati[4].

Bagi penderita penyakit liver, konsumsi alkohol dianjurkan untuk segera dihentikan. Bahkan konsumsi alkohol dalam jumlah kecil dapat mengakibatkan lebih banyak kerusakan pada liver[3, 4].

Bagi pengguna alkohol berat, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menghentikan konsumsi. Penghentian konsumsi alkohol secara tiba-tiba dapat menyebabkan komplikasi serius, sehingga sebaiknya penghentian dilakukan secara bertahap[2].

Salah satu minuman yang dapat dijadikan alternatif yang lebih baik ialah kopi. Kopi mengandung kafein yang bersifat stimulan sehingga dapat membantu meningkatkan mood[1].

Berbeda dengan alkohol, mengkonsumsi kopi dapat menguntungkan bagi kesehatan liver. Studi menunjukkan bahwa orang yang mengkonsumsi dua cangkir kopi dalam satu hari memiliki 44% risiko lebih rendah mengalami sirosis hati. Dilaporkan bahwa konsumsi kopi harian dapat membalikkan kerusakan hati akibat alkohol[1].

Meski konsumsi kopi disebut menguntungkan, banyak ahli kesehatan menganjurkan pasien dengan sirosis hati untuk menghindari minuman berkafein, termasuk kopi, teh, dan minuman bersoda[3].

3. Roti

Roti, biskuit, kue, dan berbagai jenis makanan yang terbuat dari tepung putih lebih baik untuk dihindari oleh penderita liver. Jenis makanan ini memiliki kadar tinggi gula halus, kalori, dan lemak jenuh[2, 4].

Makanan dengan bahan utama tepung putih akan termasuk bahan yang sulit untuk diproses pada sistem pencernaan. Roti mengandung gula yang akan diubah menjadi cadangan lemak yang disimpan di liver. Hal ini dapat menjadi penyebab utama penyakit hati berlemak[4].

Produk sejenis roti biasanya tinggi kandungan gula dan dapat menyebabkan obesitas (berat badan berlebih). Selain itu, kandungan lemak jenuh produk roti dapat mengarah pada peningkatan kadar trigliserida dalam tubuh[4].

Meski demikian, tidak semua produk roti buruk untuk kesehatan hati. Penderita liver yang menyukai kue dan biskuit dapat memilih produk dengan kandungan rendah lemak dan rendah gula.

Pilihan lain meliputi roti gandum utuh, pasta, nasi merah, dan granola. Namun sebaiknya konsumsi tidak dilakukan secara berlebihan untuk menghindari kalori tinggi[2, 3].

4. Makanan Tinggi Kandungan Gula

Konsumsi gula berlebih dapat mengarah pada obesitas, yang mana termasuk salah satu faktor risiko penyakit liver. Makanan tinggi kandungan gula seperti cokelat dan es krim juga cenderung memiliki kadar lemak jenuh dan kalori tinggi. Konsumsi makanan ini dapat memperburuk kondisi sehingga konsumsinya sebaiknya dihindari oleh penderita liver[1, 2].

Untuk penderita liver yang sangat menyukai cokelat, dapat memilih mengkonsumsi dark chocolate (70% kokoa). Dark chocolate merupakan pilihan yang lebih baik karena mengandung lebih sedikit gula dan lemak jenuh dibandingkan jenis cokelat lain. Namun kandungan kalori dan lemak jenuh dark chocolate masih cukup tinggi, dianjurkan tidak mengkonsumsi secara berlebihan[2].

5. Minuman Bersoda

Minuman bersoda aman untuk dikonsumsi sesekali. Namun konsumsi yang dilakukan terlalu sering dapat mengakibatkan kerusakan liver dan dapat mengarah pada perkembangan berbagai komplikasi liver[4].

Selain itu, konsumsi minuman bersoda secara berlebihan termasuk penyebab utama peningkatan berat badan dan obesitas. Sementara obesitas dapat mempengaruhi liver karena menyebabkan peningkatan akumulasi lemak di dalam liver[4].

Soda juga mengandung gula dan karbohidrat olahan yang berdampak merugikan bagi kesehatan liver[4].

6. Daging atau Seafood Mentah

Daging atau seafood mentah atau dimasak setengah matang memang memiliki kandungan protein yang tinggi. Namun proses pencernaan atau pemecahan protein dapat menjadi tugas yang berat bagi liver, terlebih jika liver telah mengalami kerusakan akibat penyakit. Sehingga konsumsi daging atau seafood mentah dapat memperburuk kondisi liver[4].

Selain itu, sering mengkonsumsi daging atau seafood mentah dapat menimbulkan penumpukan protein berlebih di dalam liver, yang mana dapat mengarah pada penyakit hati berlemak[4].

Alasan lain pantangan makan daging atau seafood mentah ialah untuk menghindari infeksi. Daging atau seafood yang dimasak kurang matang atau dimakan mentah-mentah dapat mengandung berbagai bakteri dan virus yang berpotensi menyebabkan infeksi[3].

Penderita liver mengalami kerusakan pada sel-sel hati dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu. Sehingga tubuh dapat mengalami kesulitan untuk menghadapi infeksi dan mengarah pada kondisi yang lebih serius[3].

Asupan protein sebaiknya dipenuhi dengan mengkonsumsi sumber protein nabati, seperti kacang-kacangan, selai kacang, dan tahu[3].

7. Makanan Tinggi Kandungan Garam

Mengkonsumsi makanan dengan kandungan garam terlalu tinggi dapat mengarah pada fibrosis yang mana dapat menyebabkan jaringan parut hati. Konsumsi garam berlebihan juga mengarah pada kehilangan banyak cairan tubuh[1, 4].

Makanan tinggi kandungan garam seperti keripik, biskuit asin, snack kemasan, keju olahan, dan sebagainya juga tinggi kandungan lemak jenuh. Konsumsi berlebihan dapat mengarah pada penyakit hati berlemak dan obesitas[4].

Untuk penderita liver, makanan olahan dan sup kalengan juga sebaiknya dihindari karena tinggi kandungan garam natrium. Sebaiknya memilih untuk mengkonsumsi sup berbahan sayuran segar dan dengan sedikit garam[1].

1. Stefani Osmanski. The Worst Foods for Your Liver, According to Science. Eat This, Not That!; 2021.
2. Dr. Lauretta Ihonor, reviewed by Dr. Ann Nainan. Fatty Liver Diet: Which Foods are Good for Your Liver? Healthily; 2020.
3. Charles Daniel, reviewed by Priyanka Chugh, MD. What to Eat When You Have Cirrhosis. Very Well Health; 2021.
4. Anonim. Liver Health 101: Avoid These Foods for A Healthy Liver. Narayana Health; 2020.

Share