Tinjauan Medis : dr. Maria Arlene, Sp.Ak
Splenomegali adalah istilah yang berarti limpa (spleen) yang membesar. Banyak kondisi dapat menyebabkan hal ini, termasuk infeksi, penyakit hati, dan kanker. Splenomegali tidak selalu menimbulkan gejala,
Daftar isi
Limpa adalah bagian dari sistem limfatik di dalam tubuh. Organ ini berlokasi dibawah rusuk kiri tubuh. Limpa membantu sistem imun dengan menyimpan sel darah putih dan membantu membentuk antibodi. [2]
Pembesaran limpa atau splenomegali adalah kondisi yang terjadi saat limpa anda mengalami pembesaran, baik dalam ukuran ataupun berat. [1,2]
Dokter akan mendiagnosa splenomegali saat limpa berukuran 12 sampai 20 cm atau memiliki berat lebih dari 400 gram. Splenomegali dengan tingkat keparahan tinggi terjadi saat limpa berukuran lebih dari 20 cm atau memiliki berat lebih dari 1000 gram. [3]
Splenomegali adalah kondisi yang jarang terjadi, dengan estimasi kejadian 2% populasi penduduk Amerika. Pada orang dewasa, tidak ada hubungan yang terlaporkan antara splenomegali dengan etnis, jenis kelamin, atau usia. Di Asia dan Afrika, splenomegali tropikal sangat sering terjadi.
Pembesaran limpa tidak selalu menunjukkan gejala. Namun, ada beberapa tanda atau gejala yang mungkin terjadi, yaitu [3,4] :
Gejala pembesaran limpa sering terjadi bergantung pada masalah yang mendasarinya. Sebagai contoh, penderita pembesaran limpa yang berhubungan dengan kanker dapat mengalami [3]:
Penderita pembesaran limpa yang berhubungan dengan infeksi memiliki gejala yang berbeda dari kanker, yaitu [3] :
Penderita pembesaran limpa yang berhubungan dengan gangguan komponen darah dapat mengalami gejala [3] :
Kondisi seperti leukemia, limfoma, atau myeloproliferatif dapat menyebabkan sel kanker menyerang limpa dan berkembang dengan cepat. Selain itu, sindrom myelodisplastik (kerusakan sel pada sumsum tulang) dan thalassemia (produksi hemoglobin yang tidak normal) juga dapat menyebabkan gangguan pada limpa. [4]
Gangguan pada sel darah ini dapat membuat ukuran limpa menjadi lebih besar dari sebelumnya. Diestimasikan 64% kasus splenomegali raksasa disebabkan karena gangguan yang berhubungan dengan darah. [3]
Penyakit hati seperti sirosis, hepatitis, luka pada jaringan hati, sistik fibrosis, atau sclerosis kolengitis (inflamasi pada duktus empedu) dapat menyebabkan peningkatan tekanan dalam hati yang berdampak pada limpa.
Sebagai hasilnya, limpa mengalami pembesaran. Hepatosplenomegali terjadi saat pembengkakkan dan pembesaran terjadi pada hati (hepar) dan limpa. [3,4]
Limpa merupakan bagian dari sistem imun. Kondisi mononukleosis, tuberkulosis, endokarditis bakterial, malaria, histiositosis, abses, atau HIV dapat menyebabkan pembesaran limpa. [1,3]
Usia merupakan salah satu faktor risiko pembesaran limpa. Kapsul pembungkus limpa menjadi semakin tipis seiring bertambahnya usia. Kondisi ini meningkatkan risiko splenomegali. [3]
Olahraga dengan benturan atau kontak fisik yang tingi dapat meningkatkan risiko komplikasi pembesaran limpa, seperti ruptur limpa. [1]
Seseorang yang berpergian ke tempat-tempat endemik malaria dapat meningkatkan risiko splenomegali. [4]
Pembesaran limpa dapat mengarah kepada ruptur atau kehancuran limpa. Kondisi ini membutuhkan operasi dan transfusi darah untuk mengembalikan volume darah yang hilang. [3]
Jika seseorang telah melakukan operasi pengangkatan limpa, risiko terkena beberapa infeksi menjadi meningkat. Infeksi tersebut antara lain infeksi akibat Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis. [3]
Limpa membawa sel imun yang membantu melawan penyakit. Jika seseorang melakukan operasi limpa atau splenektomi, maka orang tersebut membutuhkan antibiotik yang lebih kuat untuk melawan infeksi daripada operasi-operasi lain. [3]
Jika anda mengalami gejala dari pembesaran limpa, anda harus membuat janji untuk bertemu dengan dokter. Jika anda merasakan nyeri dibagian kiri atas abdomen sangatlah berat, atau jika anda merasa nyeri saat bernapas, segeralah pergi ke dokter. [2]
Penderia splenomegali paling baik ditangani dengan tim dokter yang termasuk dokter spesialis kardiologi, internis, hematologis, onkologis, bedah, para perawat dan dokter subspesialis seperti rematologis dan gastroenterologis. [1]
Jika seseorang memiliki kondisi yang dapat mengarah kepada pembesaran limpa, mereka harus waspada terhadap gejala yang berpotensi untuk muncul. [3]
Karena kondisi medis lainnya dapat menyebabkan splenomegali, pengobatan akan dimulai dengan mengobati masalah yang mendasari. Sebagai contoh, penderita splenomegali yang berhubungan dengan anemia sel sabit akan membutuhkan transfusi darah. [3]
Dokter dapat juga meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteria, Terapi radiasi dapat efektif mengecilkan ukuran limpa pada kasus-kasus tertentu.[4]
Pada kasus lainnya, seperti ruptur atau kanker, dokter operasi dapat menghilangkan mengangkat limpa seseorang dengan prosedur yang dinamakan splenektomi. Seseorang bisa hidup tanpa beberapa organ seperti kantung empedu, apendiks, maupun limpa. [3]
Penderita pembesaran limpa yang menjalani prosedur splenektomi memiliki risiko infeksi sekunder terhadap beberapa organisme. Vaksinasi untuk mencegah infeksi sekunder sangat disarankan. [1]
Sembari masalah yang mendasari ditangani, seseorang harus berhati-hati untuk menghindari kemungkinan luka pada area abdomen. Trauma pada pembesaran limpa dapat dengan mudah menyebabkan ruptur limpa, dimana dapat mengarah kepada pendarahan yang mengancam nyawa. [3]
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadi pembesaran limpa di kemudian hari adalah [4] :
1. Jennifer Chapman, Pankaj Bansal, Amandeep Goyal, Alexandre M. Azevedo. Splenomegaly. Treasure Island. Stat Pearls; 2020.
2. Saurabh Sethi, MD. MPH & Carmella Wint. What You Should Know About an Enlarged Spleen. Healthline; 2019.
3. Saurabh Sethi, MD. MPH & Rachel Nall. Everything You Need to Know About Splenomegaly. Medical News Today; 2020.
4. Staff Medlife. Enlarged Spleen: Splenomegaly Causes, Symptoms, and Treatment. Medlife; 2020.