Penyakit & Kelainan

9 Penyebab Gusi Hitam

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tak hanya gigi, kesehatan gusi pun perlu dijaga dengan baik agar sehat dan berwarna merah muda segar.

Hanya saja, beberapa orang memiliki kesehatan mulut dan gusi yang kurang baik sehingga tanpa disadari gusi pun terkadang dapat berwarna hitam.

Berikut ini adalah sejumlah penyebab gusi hitam yang dapat diwaspadai dan segera diatasi.

1. Sindrom Peutz-Jeghers

Sindrom Peutz-Jeghers mungkin jarang terdengar atau bahkan terdengar asing sama sekali.

Namun, kondisi ini merupakan sebuah kelainan genetik yang meningkatkan risiko kanker atau timbulnya polip [1].

Walau sindrom ini ditandai dengan kemunculan freckles berwarna cokelat atau biru gelap pada permukaan kulit, terutama jari kaki dan jari tangan [1].

Namun hal tersebut juga rupanya dapat terjadi pada area bagian dalam mulut, termasuk gusi [1].

Sindrom Peutz-Jeghers ini baru terdeteksi ketika seseorang memeriksakan diri dan menempuh tes genetik [1].

Biasanya, sindrom ini dialami oleh anak-anak dan gejala akan menghilang seiring bertambahnya usia anak [1].

Namun jika gejala sudah pada tahap perdarahan dan sumbatan di area pencernaan, segera menemui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat [1].

2. Noda dari Amalgam

Gusi berwarna gelap cenderung hitam dapat disebabkan oleh penumpukan amalgam sehingga menjadi bercak kehitaman pada gusi [2].

Pada tambalan gigi, umumnya amalgam ini adalah partikel yang terkandung di dalamnya [2].

Maka ketika seseorang menambalkan giginya, ada kalanya partikel amalgam justru terjebak pada area gigi yang ditambal dan menyebabkan noda di jaringan lunak gusi yang berakibat pada menghitamnya gusi [2].

Noda dari amalgam walau tidak berbahaya maupun mengancam jiwa, sayangnya tidak mudah untuk dihilangkan sehingga akan berpengaruh pada penampilan [2].

3. Kista Erupsi (Eruption Hematoma)

Kista erupsi atau juga dikenal dengan sebutan eruption hematoma merupakan sebuah kondisi di mana terdapat kista atau benjolan berupa cairan (terkadang dapat bercampur dengan darah) pada awal gigi hendak tumbuh [3].

Bila tercampur dengan darah, maka benjolan berisi cairan ini akan menyebabkan penampakan gusi lebih gelap, cenderung ungu gelap atau kehitaman [3].

Kondisi kista erupsi biasanya disebabkan oleh benturan yang sangat umum terjadi pada anak-anak atau balita sebelum gigi permanen timbul [3].

Jadi ketika gigi sudah tumbuh dengan baik, maka kehitaman pada gusi tadi akan hilang dengan sendirinya [3].

Namun bila yang terjadi sebaliknya dan terdapat masalah pada pertumbuhan gigi karena keberadaan kista, dokter perlu melakukan pengangkatan kista.

4. Memar

Gusi bisa cedera, terutama bila area mulut mengalami benturan yang cukup keras [4].

Bahkan ketika mengonsumsi makanan bertekstur keras dengan ujung makanan yang cukup tajam, ini pun mampu menimbulkan memar dan warna kehitaman di gusi [4].

Selain warna hitam gusi bisa saja berwarna cokelat gelap, ungu atau kemerahan [4].

Ketika memar ini kemudian tak kunjung hilang dan justru memar bertambah banyak, segera periksakan diri karena hal ini bisa saja menandakan terjadinya trombositopenia [5].

5. Penyakit Addison

Penyakit Addison merupakan sebuah kondisi ketika kelenjar adrenal mengalami kerusakan sehingga hormon adrenal tidak terproduksi secara maksimal [8].

Padahal, kelenjar adrenal berperan besar dalam terproduksinya hormon-hormon lain yang tubuh butuhkan untuk berfungsi dengan baik [8].

Gusi menjadi berwarna kehitaman dapat pula disebabkan oleh penyakit ini karena penyakit Addison turut memengaruhi kondisi gusi dan bibir [7,8].

Kulit tubuh pun berpotensi memiliki beberapa bercak hitam, terutama pada garis tangan, buku-buku jari hingga bagian lutut [7,8].

Jenis penyakit autoimun ini juga menyebabkan gejala-gejala lain, seperti otot yang melemah, nafsu makan hilang, rasa haus yang lebih dari biasanya, mudah lelah, dan berat badan turun tanpa alasan [8].

6. Gingivitis Ulseratif Nekrotikans Akut

Gingivitis ulseratif nekrotikans akut adalah jenis infeksi gusi yang akan menimbulkan bau mulut, nyeri gusi, hingga demam pada penderitanya [9].

Selain itu, gusi juga dapat berubah warna menjadi kehitaman atau keabuan karena adanya akumulasi kematian jaringan lunak di gusi [9].

Infeksi ini disebabkan oleh bakteri yang berkumpul di dalam mulut (terutama gusi) karena stres, kurang tidur, program diet tak sehat, dan buruknya kebersihan mulut [9].

Seringkali, infeksi gusi ini dapat menimbulkan juga perdarahan pada gusi serta tumbuhnya ulkus yang merupakan tanda bahwa gusi perlu segera diperiksa dan diobati [9].

7. Efek Obat Tertentu

Penggunaan obat tertentu dapat menyebabkan gusi menghitam, seperti minocycline [10].

Obat yang dapat mengatasi klamidia dan jerawat ini rupanya dapat mengakibatkan efek samping berubah diskolorasi atau pigmentasi di bagian mulut dalam [10].

8. Merokok

Kebiasaan merokok dapat menjadi salah satu penyebab gusi hitam di mana kondisi ini disebut juga dengan istilah melanosis perokok [7].

Nikotin yang terkandung di dalam tembakau akan menyebabkan produksi melanin yang lebih banyak dari normalnya oleh melanosit [7].

Sebagai hasilnya, gusi akan tampak lebih hitam atau kecoklatan yang bisa timbul hanya pada sebagian area dalam mulut atau bahkan seluruhnya [7].

9. Melanin

Semakin tinggi kadar melanin yang tubuh produksi, maka semakin gelap warna mata, rambut dan kulit, maka hal ini pun turut memengaruhi warna gusi [7,11].

Meski hal ini merupakan hal normal karena kadar tingginya melanin dalam tubuh, segera ke dokter memeriksakan diri bila bercak hitam cukup mengkhawatirkan [7,11].

Cara Mengatasi Gusi Hitam

Gusi hitam umumnya tidak membutuhkan penanganan medis khusus, terutama pada kasus ringan (seperti amalgam) dengan penyebab yang juga sebenarnya terjadi secara alami [2].

Namun jika terlampau mengganggu, berikut ini adalah sejumlah upaya penanganan yang juga dapat disesuaikan dengan penyebabnya [1,3,4,6,8,9] :

  • Pemeriksaan fisik dan endoskopi dapat ditempuh oleh penderita gejala sindrom Peutz-Jeghers.
  • Operasi dapat ditempuh untuk mengangkat kista erupsi.
  • Transfusi trombosit dapat ditempuh oleh penderita trombositopenia (jika memar terus berkembang semakin parah karena kondisi ini).
  • Resusitasi cairan, dekstrosa, mineralokortikoid dan glukokortikoid merupakan penanganan dan obat yang diberikan pada penderita penyakit Addison.
  • Prosedur pembersihan bagian dalam mulut sepenuhnya serta antibiotik akan diberikan oleh dokter kepada penderita gingivitis ulseratif nekrotikans akut.
  • Berhenti merokok dan berhenti dari penggunaan obat tertentu penyebab gusi hitam (diskusikan dengan dokter obat alternatif apa yang paling baik).

Perhatikan selalu kesehatan mulut, terutama bila warna gusi berubah tidak normal; segera periksakan diri apabila warna gusi yang menghitam tidak kembali seperti semula dalam waktu singkat.

1. E F Georgescu, Ligia Stănescu, Cristiana Simionescu, Iuliana Georgescu, Reanina Ionescu, & G Florescu. Peutz-Jeghers syndrome: case report and literature review. Romanian Journal of Morphology and Embryology; 2008.
2. A Buchner. Amalgam tattoo (amalgam pigmentation) of the oral mucosa: clinical manifestations, diagnosis and treatment. Refuat Hapeh Vehashinayim; 1993.
3. Preeti Dhawan, Gulsheen Kaur Kochhar, Sanjay Chachra, & Shweta Advani. Eruption cysts: A series of two cases. Dental Research Journal; 2012.
4. Texas Premier Dental. How to Get Rid of Bruise on Gums. Texas Premier Dental; 2021.
5. Tarinee Rungjirajittranon & Weerapat Owattanapanich. A serious thrombotic event in a patient with immune thrombocytopenia requiring intravenous immunoglobulin: a case report. Journal of Medical Case Reports; 2019.
6. Sruthi Jinna & Paras B. Khandhar. Thrombocytopenia. National Center for Biotechnology Information; 2020.
7. Colgate. What Causes Black Gums? Colgate; 2021.
8. Sadaf Munir; Bryan S. Quintanilla Rodriguez; & Muhammad Waseem. Addison Disease. National Center for Biotechnology Information; 2021.
9. Jessie Hu, Paul Kent, Joshua M Lennon, & Latania K Logan. Acute necrotising ulcerative gingivitis in an immunocompromised young adult. BMJ Case Reports; 2015.
10. Tiffany Y. Loh, MD, Matthew S. Goldberg, MD, Ryan R. Falsey, MD, Jennifer K. Barton, PhD, Paul Sagerman, MD, & Gerald N. Goldberg, MD. Insight into the mechanisms of type III minocycline-induced pigmentation removal: A case of repeated immediate pigment clearing with the Q-switched 755-nm alexandrite laser over a 13-year period. Elsevier; 2019.
11. C. Sreeja, K. Ramakrishnan, D. Vijayalakshmi, M. Devi, I. Aesha, & B. Vijayabanu. Oral pigmentation: A review. Journal of Pharmacy & BioAllied Sciences; 2015.

Share