Pir adalah salah satu tanaman tertua yang dibudidayakan oleh manusia. Kurang lebih ada 3000 varietas pir di seluruh dunia [2], namun hanya sekitar 100 varietas yang ditanam secara komersial [1].
Pir digunakan sebagai obat tradisional karena memiliki aktivitas anti-inflamasi, antihiperglikemik, dan diuretik [1, 4].
Penggunaan lainnya antara lain sebagai obat untuk mabuk alkohol, untuk meredakan batuk, dan sembelit [1].
Daftar isi
Pir (Pyrus sp) tergolong dalam buah beriklim sedang yang penting setelah pisang, jeruk, apel, dan anggur [18].
Buah pir memiliki ribuan varietas. Tiga varietas buah pir yang paling popular adalah jenis Bartlett, Bosc, dan D’Anjou [1, 17].
Pada umumnya bentuk buah pir menyerupai lonceng. Namun beberapa varietas, seperti pir asia, berbentuk menyerupai buah apel [1].
Buah pir segar biasa dikonsumsi secara langsung atau dibuat produk olahan seperti minuman, permen, awetan buah, dan selai [1].
Buah pir memiliki kandungan nutrisi yang bervariasi tergantung dari jenis buah, cara penyimpanan, dan pematangannya[18].
Kandungan nutrisi 100 gram buah pir asia, mentah dengan kebutuhan harian sebesar 2000 kalori sebagai berikut.
IDNmedis.com Info Gizi (Per 100 Gram) Pir, Asia, mentah | |||
---|---|---|---|
Kalori: | 42 | Kalori Dari Lemak: | 1.9 |
%Kebutuhan Harian | |||
Total Lemak | 0.2 g | 0.35 % | |
Lemak Jenuh | 0 g | 0.06 % | |
Lemak Trans | 0 | 0 % | |
Kolesterol | 0 mg | 0 % | |
Sodium | 0 mg | 0 % | |
Total Karbohidrat | 10.6 g | 3.55 % | |
Serat | 3.6 g | 14.4 % | |
Gula | 7 g | ||
Protein | 0.5 g | 1 % | |
Vitamin A | 0 % | Vitamin c | 6.33 % |
Kalsium | 0.4 % | Zat besi | 0 % |
Src : Pir, Asia, mentah *Kebutuhan harian berdasarkan diet 2,000 kalori. Kebutuhan anda bisa lebih besar/kecil. |
Top 10 Gizi | |||
---|---|---|---|
Penyajian 100gr | %Kebutuhan Harian | ||
Serat makanan | 3.6 g | 14 % | |
Vitamin C | 3.8 mg | 6 % | |
Vitamin K | 4.5 mcg | 6 % | |
Total Karbohidrat | 10.6 g | 4 % | |
Kalium | 121 mg | 3 % | |
Kalori | 42 | 2 % | |
Folat | 8 mcg | 2 % | |
Magnesium | 8 mg | 2 % | |
Tembaga | 0.1 mg | 3 % | |
Mangan | 0.1 mg | 3 % | |
Src : Pir, Asia, mentah |
Nilai Plus dari Gizi Pir
Dari tabel kandungan gizi, buah pir memiliki kelebihan nilai gizi berikut:
Selain itu, buah pir memiliki kandungan senyawa seperti:
Sebagian besar negara memiliki rekomendasi diet yang mencakup buah dan sayuran [5, 7]. Konsumsi buah yang tinggi antioksidan seperti pir dan apel sangat dianjurkan [1].
Manfaat buah pir bagi kesehatan telah banyak diuji, baik melalui studi ex vivo, in vitro, studi klinis, maupun epidemiologis [1]. Berikut manfaat buah pir bagi kesehatan:
Studi in vitro pada tahun 2007 menunjukkan buah pir berpotensi menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu [7].
Pengikatan asam empedu menyebabkan tubuh menggunakan kolesterol dalam darah untuk membuat asam empedu baru.
Kemampuan buah pir dalam mengikat asam empedu terkait dengan kandungan fitonutrien, antioksidan, dan flavonoid [6, 7].
Potensi pengikatan asam empedu pada buah pir sama dengan buah anggur, sedikit lebih tinggi dibandingkan buah aprikot dan nektarin.
Konsumsi buah pir secara rutin menurunkan resiko hipertensi, penyebab penyakit jantung yang paling utama [8].
Berdasarkan riset Cancer Prevention Study II, asupan makanan kaya flavonoid seperti buah pir dalam dosis tinggi dapat menurunkan resiko kematian akibat kardiovaskular sebesar 18% [25].
Penelitian selama 10 tahun terhadap 20.000 orang menemukan bahwa setiap 25 gram buah pir yang dimakan setiap hari dapat menurunkan resiko terkena stroke sebesar 9% [15].
Penelitian yang melibatkan 122.685 orang di Shanghai, Cina membuktikan bahwa setiap penambahan asupan buah pir sebanyak 80 gram per hari dapat menurunkan resiko terkena penyakit jantung koroner sebanyak 6% [29]
Buah pir mengandung antosianin, senyawa yang berperan dalam menurunkan resiko penyakit diabetes melitus tipe 2 [1].
Penelitian tahun 2017 menunjukan konsumsi pir dapat mengurangi resiko terkena penyakit diabetes melitus tipe 2 sebanyak 18% [9].
Selain itu, konsumsi satu buah pir per minggu dapat mengurangi resiko penyakit diabetes melitus tipe 2 [9].
Studi yang dilakukan pada lebih dari 200.000 orang, konsumsi 5 atau lebih buah kaya antosianin seperti pir dapat menurunkan resiko diabetes sebesar 23% [14].
Penelitian di tahun 2008 menunjukan penambahan buah pir dalam diet berpengaruh dalam penurunan berat badan [10].
Penambahan buah pir dalam diet terbukti dapat menurunkan berat badan hingga 0,84 kg dalam 10 minggu [10].
Penelitian dalam PLoS Medicine menunjukan penambahan konsumsi buah pir sebanyak 3 kali sehari selama 12 minggu menurunkan berat badan sebanyak 1,18 kg [11].
Sembelit adalah keluhan umum yang sering diakibatkan oleh pola makan dan gaya hidup.
Makanan dengan serat yang tinggi seperti buah pir secara signifikan meringankan gejala sembelit [13].
Buah pir mengandung serat, sorbitol, dan fruktosa yang berperan dalam menjaga kesehatan saluran cerna [1, 3, 12].
Penelitian tahun 2016 menunjukan kebiasaan diet dengan makanan serat tinggi seperti pir dapat menurunkan kemungkinan sembelit pada orang usia lanjut [13].
Buah pir telah digunakan sebagai obat tradisional karena memiliki sifat anti-inflamasi [1, 4, 17].
Kandungan antioksidan dalam buah pir dapat melawan inflamasi dan mengurangi resiko penyakit yang berhubungan dengan inflamasi seperti penyakit jantung dan diabetes [17].
Studi selama tahun 1992-2000 melibatkan 478,590 orang menunjukan resiko terkena kanker paru-paru berkurang dengan konsumsi buah pir [26].
Studi kasus menunjukan orang yang menkonsumsi buah seperti buah pir secara rutin memiliki resiko terkena kanker esofagus 40%-50% lebih rendah dibandingkan yang tidak menkonsumsi sama sekali [27].
Buah pir juga mengandung polifenol, yaitu asam fenolat, yang bersifat protektif dan dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumor.
Sekitar 80%-89% dari buah pir adalah air [29]. Buah pir cocok digunakan untuk mencegah dehidrasi dan memberi efek mengenyangkan pada tubuh.
Konsumsi buah pir yang tinggi kandungan air dapat menurunkan resiko berbagai penyakit kronis, seperti urolitiasis, bronkitis, dan asma [29]
Buah pir telah digunakan sejak dulu sebagai obat tradisional untuk meredakan mabuk [1].
Penelitian secara in vitro dan in vivo telah membuktikan bahwa ekstrak buah pir dapat mengurangi konsentrasi alkohol dalam darah [30].
Ekstrak buah pir juga menstimulasi dua enzim penting dalam metabolisme alkohol, yang berpotensi dapat menjadi cara mendetoksi alkohol dari tubuh [30].
Penelitian terbaru menemukan bahwa campuran ekstrak buah pir (65%), jeruk (25%), dan air kelapa (10%) dapat menjadi minuman pereda mabuk yang efektif [31].
Campuran ekstrak buah pir, jeruk dan air kelapa dapat meningkatkan kerja enzim alkohol dehidrogenase dan aldehid dehidrogenase sebesar 23,3% dan 70,02% [31].
Meskipun konsumsi buah pir sangat dianjurkan dalam diet, namun ada beberapa resiko yang mungkin terjadi apabila mengkonsumsi pir.
Buah pir mengandung serat, fruktosa dan sorbitol yang baik bagi pencernaan [1, 12].
Namun asupan sorbitol dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kembung, perut kembung, kram, sakit perut, dan diare pada orang dewasa dan pada anak-anak [1, 12, 19].
Penelitian klinis pemberian jus buah pir pada anak berusia 5 bulan menunjukan adanya gejala malabsorpsi karbohidrat [20].
Hasil penelitian menerangkan bahwa pemberian jus buah pir kurang optimal apabila diberikan pada anak usia 5 bulan.
Sama halnya dengan buah apel dan persik, pir termasuk dalam buah yang memiliki residu pestisida tinggi.
Penelitian selama dua tahun pada 310 sampel pir asia menunjukan 93,2% sampel buah terdeteksi mengandung 43 jenis pestisida [21].
Hasil penelitian menunjukan tidak ada gangguan kesehatan yang fatal pada konsumsi buah pir mentah dalam jangka panjang.
Meskipun demikian perlu penelitian lebih lanjut untuk menilai efeknya terhadap golongan rentan seperti anak-anak, wanita hamil, dan manula.
Buah pir dapat digunakan untuk meredakan alergi, namun kasus alergi buah pir juga mungkin terjadi [22].
Alergi buah pir dapat terjadi pada 6-8% anak-anak dan 3% orang dewasa di seluruh dunia.
Penderita dengan alergi buah pir dapat menunjukan gejala seperti :
Pada kasus alergi akut, alergi juga dapat menimbulkan anapilaksis yang dapat membahayakan.
Penderita asma juga perlu berhati-hati ketika mengkonsumsi buah pir yang dikeringkan dan disulfur. Jika Anda sensitif terhadap sulfur, baca label kemasan untuk menghindari reaksi alergi [24].
Menyimpan buah pir dengan benar dapat menjaga kondisi buah tetap segar saat dikonsumsi. Buah pir dapat disimpan dengan cara berikut [23].
Berikut beberapa tips dalam menkonsumsi buah pir.
1. Reiland, H., & Slavin, J. Systematic Review of Pears and Health. Nutrition today; 2015
2. Anonim. Pear Varieties. USA Pears; 2014
3. Taylor, N, Natalie O, RD, LD, ACSM EP-C. What’s the Difference Between Soluble and Insoluble Fiber?. Healthline; 2018
4. Slavin, J. L., & Lloyd, B. Health benefits of fruits and vegetables. Advances in nutrition; 2012.
5. Ulaszewska, M., Vázquez-Manjarrez, N., Garcia-Aloy, M., Llorach, R., Mattivi, F., Dragsted, L. O., Praticò, G., & Manach, C. Food intake biomarkers for apple, pear, and stone fruit. Genes & nutrition; 2018.
6. T. S. Kahlon, & G. E. Smith. In vitro binding of bile acids by bananas, peaches, pineapple, grapes, pears, apricots and nectarines. Food Chemistry; 2007
7. Gayer, B. A., Avendano, E. E., Edelson, E., Nirmala, N., Johnson, E. J., & Raman, G. Effects of Intake of Apples, Pears, or Their Products on Cardiometabolic Risk Factors and Clinical Outcomes: A Systematic Review and Meta-Analysis. Current developments in nutrition; 2019.
8. Zhao, C. N., Meng, X., Li, Y., Li, S., Liu, Q., Tang, G. Y., & Li, H. B. Fruits for Prevention and Treatment of Cardiovascular Diseases. Nutrients; 2017.
9. Guo XF, Yang B, Tang J, Jiang JJ, Li D. Apple and pear consumption and type 2 diabetes mellitus risk: a meta-analysis of prospective cohort studies. Food Funct; 2017
10. de Oliveira MC, Sichieri R, Venturim Mozzer R. A low-energy-dense diet adding fruit reduces weight and energy intake in women. Appetite; 2008
11. Bertoia, M. L., Mukamal, K. J., Cahill, L. E., Hou, T., Ludwig, D. S., Mozaffarian, D., Willett, W. C., Hu, F. B., & Rimm, E. B. Changes in Intake of Fruits and Vegetables and Weight Change in United States Men and Women Followed for Up to 24 Years: Analysis from Three Prospective Cohort Studies. PLoS medicine; 2015.
12. Jennifer, H., Natalie, O. Which foods are good for constipation?. Medical News Today; 2020
13. Yang, X. J., Zhang, M., Zhu, H. M., Tang, Z., Zhao, D. D., Li, B. Y., & Gabriel, A. Epidemiological study: Correlation between diet habits and constipation among elderly in Beijing region. World journal of gastroenterology; 2016.
14. Wedick, N. M., Pan, A., Cassidy, A., Rimm, E. B., Sampson, L., Rosner, B., Willett, W., Hu, F. B., Sun, Q., & van Dam, R. M. Dietary flavonoid intakes and risk of type 2 diabetes in US men and women. The American journal of clinical nutrition; 2012.
15. Oude Griep LM, Verschuren WM, Kromhout D, Ocké MC, Geleijnse JM. Colors of fruit and vegetables and 10-year incidence of stroke. Stroke; 2011
16. Megan Ware, RDN, L.D. & Natalie Butler, R.D., L.D. What to know about pears. Medical News Health; 2019
17. Lisa Wartenberg, MFA, RD, LD. 9 Health and Nutrition Benefits of Pears. Healthline; 2019
18. Xia, L., Xuejiao, L., Tingting, W., & Wenyuan, G. Nutritional Composition of Pear Cultivars (Pyrus spp.). Nutritional Composition of Fruit Cultivars; 2016.
19. Islam, M. S., & Sakaguchi, E. Sorbitol-based osmotic diarrhea: possible causes and mechanism of prevention investigated in rats. World journal of gastroenterology; 2006.
20. Cole CR, Rising R, Lifshitz F. Consequences of incomplete carbohydrate absorption from fruit juice consumption in infants. Arch Pediatr Adolesc Med; 1999.
21. LI, Z.X., NIE, J.Y., Zhen, Y.A.N., XU, G.F., LI, H.F., KUANG, L.X., PAN, L.G., XIE, H.Z., Cheng, W.A.N.G., LIU, C.D. and ZHAO, X.B., Risk assessment and ranking of pesticide residues in Chinese pears. Journal of Integrative Agriculture; 2015.
22. Asthon, C. Do You Have a Pear Allergy?. Heathline; 2018
23. anonim. How to Store Pears. WikiHow; 2019
24. Leslie, B. Frozen, Canned, Dried: Do you need Fresh fruit for healthy diet?. The Global and Mail; 2015
25. McCullough, M. L., Peterson, J. J., Patel, R., Jacques, P. F., Shah, R., & Dwyer, J. T. Flavonoid intake and cardiovascular disease mortality in a prospective cohort of US adults. The American journal of clinical nutrition; 2012.
26. Linseisen J, Rohrmann S, Miller AB, et al. Fruit and vegetable consumption and lung cancer risk: updated information from the European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC). Int J Cancer; 2007
27. Key T. J. Fruit and vegetables and cancer risk. British journal of cancer; 2011
28. Popkin, B. M., D'Anci, K. E., & Rosenberg, I. H. Water, hydration, and health. Nutrition reviews; 2010
29. Yu, D., Zhang, X., Gao, Y. T., Li, H., Yang, G., Huang, J., Zheng, W., Xiang, Y. B., & Shu, X. O. Fruit and vegetable intake and risk of CHD: results from prospective cohort studies of Chinese adults in Shanghai. The British journal of nutrition; 2014
30. Lee HS, Isse T, Kawamoto T, et al. Effects and action mechanisms of Korean pear (Pyrus pyrifolia cv. Shingo) on alcohol detoxification. Phytother Res; 2012
31.Shraddha, S., Kriti, K. D., & Rekha, S. S. Influence of food commodities on hangover based on alcohol dehydrogenase and aldehyde dehydrogenase activities. Current research in food science; 2019