Masalah pada kulit dapat disertai rasa tidak nyaman dan mengganggu. Kulit tangan termasuk salah satu bagian kulit yang berisiko tinggi mengalami masalah sebab sering terpapar zat yang berpotensi iritan.
Masalah kulit tangan dapat terjadi pada bagian telapak, punggung, jari, bahkan sela jari. Kulit pada sela jari tangan dapat terlihat putih, bersisik, atau mengelupas. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kulit kering, gangguan kulit tertentu, hingga infeksi[1, 2].
Bergantung penyebabnya sela jari tangan putih dapat disertai oleh gejala lain. Cara mengobati juga akan berbeda bergantung pada penyebab kondisi.
Daftar isi
Kulit yang kering dapat terlihat dan terasa kasar, gatal, dan bersisik. Kulit kering merupakan kondisi umum yang dapat dialami oleh semua usia[1].
Kulit kering dikenal juga sebagai xerosis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari cahaya matahari, cuaca kering, dan sabun yang kasar. Lokasi petak kulit kering dapat berbeda-bada pada setiap pasien[1].
Petak kulit kering juga dapat terbentuk pada bagian sela jari dan menyebabkan bercak putih. Warna putih pada sela jari yang disebabkan oleh kulit kering umumnya tidak disertai gejala lain dan tidak memerlukan perawatan medis[1].
Kulit kering biasanya bersifat sementara atau musiman, namun bisa juga berlangsung lebih lama dan memerlukan penanganan. Gejala dapat berbeda-beda pada setiap pasien, umumnya meliputi[1]:
Kulit kering terjadi karena hilangnya kandungan air dari lapisan kulit bagian luar. Hal ini dapat disebabkan oleh[1]:
Dishidrosis ialah suatu kondisi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan kecil berisi cairan pada bagian telapak tangan dan tepi jari. Terkadang kondisi ini juga mempengaruhi kaki[2].
Lepuhan pada dishidrosis umumnya berlangsung selama 3 minggu dan menimbulkan gatal-gatal intens. Setelah luka lepuh dishidrosis mengering, kulit akan terlihat bersisik. Luka lepuh biasanya akan kambuh lagi, terkadang luka lepuh tumbuh kembali sebelum kulit pulih sepenuhnya[2].
Dishidrosis dapat menyebabkan gejala yang kambuhan selama beberapa minggu atau bulan. Umumnya, gejala dishidrosis meliputi[2, 3]:
Pada kasus dishidrosis berat, luka lepuh kecil dapat menyatu dan membentuk luka lepuh berukuran besar. Kulit yang terdampak dapat terasa sangat gatal dan sakit. Luka lepuh akan mengering dan mengelupas sekitar 3 minggu[2].
Penyebab pasti dari dishidrosis tidak diketahui. Kondisi diduga terkait dengan gangguan kulit serupa yang disebut dermatitis atopik (eksim) serta kondisi alergik[2].
Dishidrosis dapat dialami oleh orang pada semua usia, namun paling umum terjadi pada orang dewasa antara usia 20 dan 40 tahun[3].
Beberapa faktor berikut berkaitan dengan peningkatan risiko mengalami dishidrosis[2, 3]:
Pada kebanyakan kasus, dishidrosis hanya mengakibatkan gatal-gatal yang tidak nyaman. Namun pada kasus berat, gatal dan rasa sakit akibat dishidrosis dapat membatasi penggunaan tangan atau kaki. Selain itu, orang yang sering menggaruk memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi pada kulit yang terdampak[2].
Eksim tangan (dermatitis tangan) merupakan kondisi yang sangat umum, terutama pada wanita dewasa muda. Eksim tangan mencakup 20-35% dari semua kasus dermatitis. Kondisi ini dapat dialami pada semua usia, termasuk anak-anak[4, 5].
Prevalensi pasti dari eksim tangan sulit untuk ditemukan karena biasanya tidak dilaporkan dan penderita biasanya tidak mencari perawatan medis. Diperkirakan 2-10% dari populasi pernah mengalami eksim kulit[5].
Eksim tangan kronis diperkirakan mempengaruhi 10-15% dari populasi[4].
Kebanyakan kasus eksim tangan memiliki disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut di antara faktor-faktor tersebut[4, 5]:
Eksim tangan umum dialami oleh orang yang pernah menderita dermatitis atopik. Selain itu, eksim tangan juga dapat disebabkan oleh, stress, hormon, dan xerosis[4, 5].
Eksim tangan dapat mempengaruhi bagian punggung tangan, telapak tangan, atau keduanya. Eksim tangan dapat terasa sangat gatal, biasanya disertai sensasi terbakar, dan terkadang terasa sakit. Kondisi ini memiliki fase akut, kambuhan dan kronis[4].
Eksim akut ditandai dengan gejala berikut[4]:
Pada kondisi kronis, eksim tangan dapat menimbulkan gejala[4]:
Vitiligo merupakan penyakit yang menyebabkan hilangnya warna kulit dalam petak-petak. Bagian kulit yang mengalami perubahan warna biasanya bertambah besar seiring waktu.
Kondisi ini dapat mempengaruhi kulit pada bagian tubuh mana pun, bahkan bagian dalam mulut dan rambut[6].
Warna pada rambut dan kulit ditentukan oleh melanin. Vitiligo terjadi ketika sel-sel yang memproduksi melanin mengalami kematian atau tidak berfungsi lagi[6].
Petak-petak putih akibat vitiligo dapat timbul pada berbagai bagian tubuh, atau area tertentu saja seperti wajah dan tangan. Kondisi ini tidak berbahaya dan tidak menular, tapi dapat menyebabkan penderita merasa tidak nyaman[6].
Vitiligo menimbulkan gejala seperti[6]:
Vitiligo terjadi ketika sel-sel yang melanosit (yang berfungsi memproduksi pigmen melanin) mati atau berhenti memproduksi. Akibatnya kulit pada bagian tanpa melanin terlihat lebih terang atau putih. Penyebab pasti kematian atau kegagalan fungsi sel melanosis masih tidak diketahui[6].
Panu atau pityriasis versicolor termasuk salah satu infeksi kulit paling umum pada daerah tropis dan subtropis.
Panu merupakan infeksi jamur di mana pertumbuhan jamur secara berlebihan menyebabkan terganggunya pigmentasi normal kulit. Akibatnya timbul petak-petak terang pada kulit tubuh[7].
Panu baru disadari ketika pasien menemukan bercak-bercak pada kulit, yang bisa berwarna lebih terang atau lebih gelap dari kulit di sekitarnya[7].
Panu umumnya mempengaruhi bagian batang tubuh dan bahu, tapi dapat timbul di bagian mana saja[7].
Gejala lain yang dapat menyertai ialah[7]:
Gejala dapat menghilang atau menurun saat cuaca dingin dan kembali lagi saat cuaca menjadi panas dan lembap[7].
Infeksi panu disebabkan oleh jamur Malassezia furfur. Jamur ini terdapat pada kulit secara alami[7].
Pertumbuhan jamur yang berlangsung dengan terlalu cepat menimbulkan bercak pada kulit yang menandakan panu. Pertumbuhan berlebih ini dapat dipicu oleh kombinasi dari faktor biologis dan lingkungan, meliputi[7]:
Pityriasis alba merupakan gangguan kulit umum dan jinak yang biasanya dialami oleh anak usia 6 hingga 12 tahun. Penyakit ini ditandai dengan petak-petak kulit yang berwarna lebih terang, bulat, dan menonjol. Petak-petak terutama muncul pada wajah, tapi dapat timbul pada bagian tubuh lain[8].
Pityriasis alba menyebabkan bercak-bercak berwarna terang pada permukaan kulit. Kondisi ini juga dapat disertai gejala lain, meliputi[8]:
Petak-petak yang terbentuk sering kali timbul lebih tinggi dari bagian sekitar dan bisa bersisik. Sisik lebih terlihat saat cuaca dengan udara kering[8].
Penyebab pasti pityriasis alba tidak diketahui, tapi diduga berkaitan dengan kondisi kulit lain. Misalnya petak putih pada kulit terbentuk setelah dermatitis sembuh[8].
Petak putih juga dapat terbentuk akibat penggunaan berlebih kortikosteroid topikal untuk mengobati eksim. Aplikasi berlebihan dapat menyebabkan ruam petak-petak yang warnanya memudar saat kondisi membaik[8].
Pada sebagian besar kasus, pityriasis alba akan sembuh dengan sendirinya dan tidak memerlukan pengobatan. Waktu pemulihan dapat berlangsung hingga beberapa bulan, bahkan dengan penanganan[8].
Pengobatan sela jari tangan putih bergantung pada faktor atau kondisi penyebabnya. Sela jari tangan putih yang disebabkan oleh kulit kering ringan dapat membaik dengan sendirinya tanpa pengobatan[9].
Untuk meringankan gejala dan mengatasi sela jari tangan putih akibat kulit tangan kering dapat diaplikasikan pelembap atau lotion, lebih dianjurkan memilih pelembap berbahan dasar petroleum. Pada kasus berat, dapat diatasi dengan krim hidrokortison atau obat topikal yang diresepkan dokter[9].
Pengobatan untuk dishidrosis bergantung pada tingkat keparahan gejala. Pada kasus ringan, gejala dapat diatasi dengan perawatan rumah seperti menghindari paparan air panas, merendam tangan pada air dingin, mengaplikasikan kompres dingin, dan mengaplikasikan pelembap[3, 10].
Sementara untuk dishidrosis berat pengobatan dapat meliputi krim kortikosteroid, obat topikal penekan sistem imun, injeksi botoks, dan fototerapi[10].
Jika penyebab sela jari tangan putih merupakan eksim, pengobatan dapat dilakukan dengan mengaplikasikan emollient (pelembap medis) yang dapat dibeli tanpa resep atau berdasarkan resep dokter. Steroid topikal juga dapat mengatasi eksim dengan mengurangi inflamasi[11].
Untuk sela jari putih akibat vitiligo, sampai saat ini belum terdapat obat untuk vitiligo. Perawatan medis dapat membantu menghentikan atau memperlambat proses hilangnya warna dan memulihkan sebagian warna kulit[6].
Sela jari tangan yang disebabkan oleh panu dapat diatasi dengan beberapa opsi pengobatan panu berikut[7]:
Pengobatan pityriasis alba dapat meliputi[8]:
Sela jari tangan putih tidak selalu dapat dicegah. Meski demikian, kita bisa menurunkan risiko dengan melakukan langkah berikut:
1. Anonim. Dry Skin. Mayo Clinic; 2022.
2. Anonim. Dyshidrosis. Mayo Clinic; 2021.
3. Anonim. Dyshidrosis. Cleveland Clinic; 2018.
4. Dr Amanda Oakley. Hand dermatitis. DermNet; 2018.
5. Uma Shankar Agarwal, Raj Kumar Besarwal, Rahul Gupta, Puneet Agarwal, and Sheetal Napalia. Hand Eczema. Indian Journal of Dermatology; 2014.
6. Anonim. Vitiligo. Mayo Clinic; 2020.
7. Jenna Fletcher reviewed by Suzanne Falck, M.D., FACP. Tinea versicolor: What is it. Medical News Today; 2017.
8. Alba Heather L. Brannon, MD, reviewed by Casey Gallagher, MD. An Overview of Pityriasis. Very Well Health; 2020.
9. Chaunie Brusie, reviewed by Deborah Weatherspoon, Ph.D., R.N., CRNA. How to Heal and Prevent Dry Hands. Healthline; 2019.
10. Anonim. Dyshidrosis. Mayo Clinic; 2021.
11. Anonim. Hand Eczema. National Eczema Society; 2021.